ronitajayantipurba@gmail.com
Abstrak
Adanya hubungan yang baik dengan semua pihak yang berperan dalam pemberian pelayanan
kesehatan membuat kemudahan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kepuasan dan
kesembuhan pasien. Interaksi yang dilakukan perawat kepada pasien sangat diperlukan dalam
pemberian asuhan keperawatan demi tercapainya unsur kerekatan dan kekeluargaan. Adanya
hukum antara pasien dan perawat dimulai dari keperdataan. Untuk mengetahui kedudukan
hubungan perawat dan pasien dalam landasan hukum, dapat dilihat pada pasal 1367 KUH
Perdata. Secara prinsip, kewenangan perawat dalam melakukan tuags dan profesinya diatur
dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat. Hal ini dilakukan karena perawat dalam menjalankan tuagsnya tidak akan
terlepas dari kewenangannya.
Dalam Buku Standar Kode Etik Ketiga, pelanggaran berat yang meliputi
Keperawatan, dijelaskan beberapa jenis melakukan tindakan keperawatan tanpa
pelanggaran etik keperawatan. Pertama, mengikuti prosedur sehingga
pelanggaran ringan yang meliputi penderitaan pasien bertambah parah
melalaikan tugas, berperilaku tidak bahkan meninggal, salah memberikan
menyenangkan kepada pasien atau obat sehingga berakibat fatal bagi
keluarga, tidak bersikap sopan saat pasien, membiarkan pasien dalam
berada dalam ruang perawatan, tidak keadaan sakit parah atau sakratul maut
berpenampilan rapi, menjawab telepon tanpa memberikan pertolongan, berjudi
tanpa menyebutkan identitas, serta atau meminum minuman beralkohol
berbicara kasar dan mendiskreditkan sampai mabuk diruangan perawatan,
teman sejawat dihadapan umum. menodai kehormatan pasien, memukul
atau berbuat kekerasan pada pasien
dengan sengaja sampai terjadi cacat
fisik, menyalahgunakan obat pasien tertentumemerlukan kewenangan untuk
untuk kepentingan pribadi atau melakukan upaya kesehatan".
kelompok, dan menjelekkan atau
Pada Pasal 15 Kepmenkes RI No. 1293/
membuat cerita hoax mengenai profesi
Menkes/SK/XI/2001 menjelaskan
keperawatan pada profesi lain dalam
bahwa terdapat batasan kewenangan
forum, media cetak, maupun media
yaitu pertama, melaksanakan asuhan
online yang mengakibatkan adanya
keperawatan yang meliputi pengkajian,
tuntutan hukum.
penetapan diagnosa keperawatan,
perencanaan, melaksanakan tindakan
PEMBAHASAN
keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Dalam hal tanggung jawab perawat Kedua, tindakan perawat sebagaimana
sebagai tenaga kesehatan dijelaskan dimaksud pada butir a meliputi
antara lain Pasal 1 angka 2 Undang- intervensi keperawatan, observasi
Undang No. 36 Tahun 2009 disebutkan keperawatan, pendidikan, dan konseling
bahwa "Sumber daya di bidang kesehatan. Ketiga, dalam melaksanakan
kesehatan adalah segala bentuk dana, asuhan keperawatan sebagaimana
tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan dimaksud huruf (a) dan (b) harus sesuai
farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas dengan standar asuhan keperawatan
pelayanan kesehatan dan teknologi yang yang ditetapkan oleh organisasi profesi.
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan Keempat, pelayanan tindakan medis
upaya kesehatan yang dilakukan oleh hanya dapat dilakukan berdasarkan
Pemerintah, pemerintah daerah, perintah tertulis dari dokter.
dan/atau masyarakat". Kemudian Pasal
Pada Undang-Undang No. 38 Tahun
1 ayat (6) Undang-Undang No. 36
2014 tentang Keperawatan dijelaskan
Tahun 2009 tentang Kesehatan
bahwa perawat adalah seseorang yang
menyatakan bahwa "Tenaga kesehatan
sudah menyelesaikan program
adalah setiap orang yang mengabdikan
pendidikan keperawatan, memiliki
diri dalam bidang kesehatan serta
wewenang di Negara yang bersangkutan
memiliki pengetahuan dan/atau
dalam memberi pelayanan dan
keterampilan melalui pendidikan di
bertanggung jawab untuk meningkatkan
bidang kesehatan yang untuk jenis
kesehatan, mencegah penyakit kepada
pasien. Dengan penjelasan tersebut, Jakarta. Penerbit Toko
perawat harus menjalankan praktik Gunung Agung.
mandiri yang berkewajiban memimiliki Ali, Achmad. 2009. Menguak Teori
Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Hukum (Legal Theory) dan
Izin Praktik Perawat (SIPP). Teori Peradilan (Judicial
Prudence) Termasuk
PENUTUP
Interpretasi Undang-
Jadi dapat disimpulkan, adanya Undang (Legisprudence).
perencanaan, pengadaan, Jakarta. Kencana Prenada
pendayagunaan, pembinaan dan Media Group.
pengawasan mutu tenaga kesehatan C.F.G. Sunaryati Hartono. 1991. Politik
dimaksudkan untuk seluruh tenaga Hukum Menuju Satu Sistem
kesehatan dalam pelaksanaan upaya Hukum Nasional. Bandung.
kesehatan. Secara prinsip, kewenangan Alumni.
perawat dalam melakukan tuags dan Harmien Hadiati Koeswadji. 2003.
profesinya diatur dalam Keputusan Hukum dan Masalah Medik.
Menteri Kesehatan RI No. Bagian Pertama. Surabaya.
1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang Airlangga University Press.
Registrasi dan Praktik Perawat. Hal ini Ismani, Mila. 2001. Etika Keperawatan.
dilakukan karena perawat dalam 2001. Jakarta. Widya
menjalankan tuagsnya tidak akan Medika.
terlepas dari kewenangannya. Kozier, B. Fundamental Of Nursing
Concept and Procedures.
REFERENSI 2004. California. Wesley