Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SEMINAR KIMIA

DISUSUN OLEH

NAMA : Muhammad Khaerul


Anam
NIM : E1M017040
KELAS : VII/B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM
2020
PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG
SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA DENGAN MODEL
KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya
kualitas pendidikan, baik dilihat dari proses pendidikan maupun produk hasil
pendidikan. Rendahnya kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran
kualitas proses penyelenggaraan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur,
namun proses belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikan yang harus
diperhitungkan karena pada kegiatan pembelajaran inilah transformasi berbagai
konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.
Salah satu alternatif yang digunakan oleh siswa agar memperoleh hasil belajar
yang baik adalah dengan bimbingan belajar. Alternatif keikutsertaan bimbingan
belajar merupakan salah satu persiapan yang bisa dilakukan oleh siswa untuk
mengurangi kecemasan dalam menghadapi ujian-ujian ataupun ulangan-ulangan yang
dilakukan di sekolah. Dalam sistem pendidikan, peserta didik juga dituntut untuk
belajar secara mandiri. Belajar mandiri tidak berartibelajar sendiri. Belajar mandiri
bukan merupakan usaha untuk mengasingkan peserta didik dari teman belajarnya dan
dari guru/instrukturnya. Hal terpenting dalam proses belajar mandiri adalah
peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam proses belajar tanpa
bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya peserta didik tidak bergantung pada
pendidik/guru, pembimbing, teman atau orang lain dalam belajar (Anna, 2013:46).
Sungguhpun belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri, dan dalam belajar mandiri
peserta didik boleh bertanya, berdiskusi atau meminta penjelasan dari orang lain.

Teknologi dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas


maupun di luar kelas, penggunaan media e-learning berbasis weblog dapat membantu
siswa untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik. E-leraning merupakan suatu
jenis sistem pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa
dengan menggunakan internet, atau media komputer lain (Dewi, 2020: 48) . Media
pembelajaran yang memanfaatkan blog ini dapat diakses kapan saja dengan biaya
yang relatif murah, disamping itu juga dapat mengurangi pemborosan penggunaan
kertas. Blog dapat menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya ilmu
pengetahuan sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Bukan
berarti blog menggantikan model pembelajaran konvensional di kelas tetapi blog
sebagai media pembelajaran dapat memperkuat model belajar tersebut melalui
pengayaaan dan pengembangan teknologi pendidikan khususnya teknologi internet
serta dapat membantu siswa dalam belajar mandiri.

Sekarang ini sudah banyak blog baik pribadi maupun komersil yang berisikan
materi-materi pembelajaran kimia yang dapat membantu siswa dalam belajar. Akan
tetapi, kebanyakan blog hanya berisikan materi dan jarang yang menyertakan soal
beserta pembahasannya. Kalaupun ada hanya sebatas jawaban tanpa adanya
penjelasan yang lebih rinci. Selain blog, sekarang ini juga sudah ada aplikasi
pembelajaran berbasis web yaitu e-learning yang berkembang di Indonesia, misalnya
saja Duolingo, Quipper School, Lagemas dan Edmodo. Penerapan e-learning berbasis
weblog sebagai media pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran dan soal-
soal beserta pembahasannya yang dibuat secara online melalui sebuah website
dengan harapan siswa dapat mengakses soal-soal ujian yang mungkin akan keluar
dalam Ujian serta dapat menggantikan bimbingan belajar. Dalam proses
pembelajaran digunakan model pembelajaran kooperaif tipe jigsaw. Pembelajaran
kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara kerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu
siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan mahasiswa
lain untuk mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi
satuan informasi yang besar menjadi komponen yang lebih kecil. Sehingga proses
pembelajaran dapat membantu siswa dalam belajar mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Anna, dkk, 2013.” Pengaruh Media E-Learning Berbasis Weblog Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Pokok
Bahasan Termokimia”. Jurnal Penelitian Bidang Penidikan. 19(1) : 44-51.

annatu, Nur, dkk, 2015.” Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan E-


Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia. 9(01) : 1566-1574.

Dewi, W. A. 2020. “ DAMPAK COVID-19 TERHADAP IMPLEMENTASI


PEMBELAJARAN DARING”. Jurnal Ilmu Pendidikan. 2(1): 56.
KURANGNYA KETERKAITAN MATERI KIMIA DENGAN KEHIDUPAN
SEHARI-HARI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah berupa lemahnya proses


pendidikan saat ini, dimana siswa tidak didorong untuk mengembangkan kemampuan
berpikir. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran hanya diarahkan kepada
kemampuan dalam menghafal mengingat dan menimbun informasi, tanpa dituntut untuk
memahami informasi tersebut serta menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, yang
berakibatkan lulusan sekolah akan pintar secara teoritis, tetapi menjadi miskin aplikasi. Hal
ini bertentangan dengan amanat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa
pendidikan bertujuan agar pesertadidik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.Salah satu
komponen pendidikanadalah kurikulum, yang merupakan acuan didalam melaksanakan
proses belajar mengajar di sekolah.
Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar
yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahami. Sebagian besar siswa
tidak mampu menghubungkan antara yang mereka pelajari dengan pemanfaatan
pengetahuan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik karena mereka
diajrkan dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah.Dewasa ini
kecenderungan untuk kembali pada pemikiran bahwa siswa belajar lebih baik jika siswa
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan hanya sekedar mengetahuinya. Pembelajaran yang
berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka
pendek, tetapi gagal dalam membekali siswa memcahkan persoalan dalam kehidupan jangka
panjang (http://pakguruonline.pendidikan.net).
Ilmu kimia umumnya bersifat abstrak dan kuantitatif menyebabkan sulit dipelajari
dan kurang diminati siswa di antara pelajaran IPA lainnya. Untuk itu guru sebagai pengelola
kelas secara langsung berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan
dan minat siswa. Sehingga guru dituntut menguasai bahan yang diajarkan dan trampil dalam
cara mengajarkannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
khususnya mata pelajaran kimia yaitu pemilihan strategi pembelajarn yang tepat, efektif dan
efisien serta lebih menekankan pada aktivitas belajar siswa dan bukan pada aktifitas
mengajar guru. Sehingga diharapkan penguasaan materi menjadi lebih baik.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memiliki keinginan belajar yang lebih
besar dan secara maksimal mengeluarkan kemampuannya untuk mencapai suatu hasil yang
positif. Sedangkan siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar akan merasa malas
untuk belajar dan cenderung tidak memikirkan hasil akhir yang akan ia peroleh. Menurut
Hamdu(2011), motivasi belajar peserta didik dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain : 1.
Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, 2. Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-
tugas belajarnya, 3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, 4.
Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru, 5. Rasa senang
dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Salah satu konsep belajar pada kurikulum 2013 adalah metode pembelajaran
kontekstual, yang beranggapan bahwa anak akan belajar menjadi lebih baik jika lingkungan
belajarnya diciptakan secara ilmiah. Suatu proses belajar akan lebih bermakna jika siswa
“bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, dan bukan sekedar
“mengetahuinya”. Pada metode kontekstual pembelajaran tidak sekedar berupa kegiatan
mentransfer pengetahuan tetapi lebih kepada kegiatan bagaimana siswa mampu memaknai
apa yang dipelajarinya. Metode pembelajaran kontekstual muncul sebagai reaksi terhadap
dominasi dari teori behavioristik, dimana pembelajaran kontekstual atau contextual
teachingand learning (CTL) merupakan pendekatan baru dan belum banyak diterapakan
disekolah.
Menurut Rusman (2013) Pembelajaran CTL yang sering disingkat dengan CTL
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan dan
mensukseskan pendidikan karakter di sekolah dengan kata lain CTL dikembangkan menjadi
salah satu model pembelajaran berkarakter, karena dalam pelaksanaan lebih menekankan
pada keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan pesertadidik secara
nyata.Pengajaran dan pembelajaran CTL merupakan suatu strategi pembelajaran yang
membantu guru mengkaitkan pelajaran dengan dunia nyata sehingga dapat termotivasi suatu
pembelajaran pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehingga siswa lebih
mudah memahami dalam proses pembelajaran.
Pengajaran dan pembelajaran CTL merupakan suatu konsepsi yangmembantu guru
mengkaitkan pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupanmereka sebagai angota keluarga,
warga negara dan tenaga kerja.PendekatanCTL merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengkaitkan antara materiyang diajarkannya, dengan situasi dunia nyata sehingga
dapat mendorong siswaantara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupanmereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.Jadi, pembelajaran CTL dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran CTLmerupakan konsep pembelajaran yang membantu
guru menghubungkan antaramareri pelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
sehingga mendorongsiswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata yang
dikaitkan dengankonteks kehidupan sehari-hari siswa, hingga merangsang otak siswa
untukmenyusun pola-pola yang mewujudkan makna dengan dunianyata.

DAFTAR PUSTAKA
Fitri Filyanti. 2016. “Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching
andLearning(CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ikatan
kimiaDi kelas X SMA Negeri 1 Trumon Timur Aceh Selatan”. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.
Dyah Puspitasari. 2009. “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan
Hidrokarbon Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Berbasis
Web siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Semarang. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pebri Tri Andiko, Salastri Rohiat dan Elvinawati. 2019. Hubungan Impelemtasi Contextual
Teaching and Learning (CTL) dengan Hasil Belajar Ssiwa Mata Pelajaran Kimia
Dikelas X MIA SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. “Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Kimia”.3(1):70-75.
http://pakguruonline.pendidikan.net)
Pengaruh Sistem Pembelajaran Daring Terhadap Minat Dan Hasil Belajar
Mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Mataram

Sejak merebaknya pandemi yang disebabkan oleh virus Corona di Indonesia,


banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebarannya. Salah
satunya adalah melalui surat edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi No 1 tahun 2020 tentang pencegahan
penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di perguruan tinggi. Melalui surat
edaran tersebut pihak Kemendikbud memberikan instruksi kepada perguruan tinggi
untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan menyarankan mahasiswa untuk
belajar dari rumah masing-masing. Sistem pembelajaran jarak jauh dilakukan secara
daring dengan mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun beberapa
macam aplikasi yang digunakan selama pembelajaran daring di masa pandemi Covid-
19 diantaranya adalah google classroom, whatsapp, meet, zoom, schoology, dan lain
sebagainya. Dengan adanya aplikasi tersebut dapat memudahkan dosen dan
mahasiswa dalam melakukan sistem pembelajaran daring. Namun pembelajaran
daring ini masih memiliki banyak kendala seperti gangguan sinyal, kuota internet
yang kurang memadai, dan lain sebagainya.

Di masa Pandemi Covid-19 telah terjadi perubahan mendasar dalam


pelaksanaan pembelajaran kimia. Perkuliahan tatap muka dan praktek di laboratorium
untuk mengakomodasi keterhubungan tiga level representasi tidak lagi dapat
dilaksanakan. Pembelajaran digantikan secara penuh melalui pembelajaran online
atau daring (dalam jaringan) Mahasiswa sebagai generasi Z berupaya mengadaptasi
konsidi tersebut dengan menempuh berbagai mode pembelajaran. Tingkat partisipasi
dan semangat mahasiswa untuk menguasai konten pembelajaran, mengerjakan tugas-
tugas dan ujian online cukup tinggi. Ditinjau dari segi pemahaman, belum semua
mahasiswa dapat beradaptasi untuk mengakses konten pembelajaran kimia dengan
baik. Kesulitan pada konten yang berkaitan dengan perhitungan, reaksi-reaksi dan
aspek submikroskopik. Faktor-faktor yang menghambat ketersediaan jaringan
internet,platform E-learning yang eror dan media pembelajaran mengakomodasi gaya
belajar dan lingkungan tempat belajar yang kurang kondusif. Pembelajaran jarak jauh
juga masih kurang efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka.

Bukan hanya kesulitan dalam memahami konsep, tetapi juga mahasiswa yang
seharusnya melakukan praktikum justru menjadi terhambat. Namun beberapa
perguruan tinggi ada yang menerapkan praktikum secara online melalui aplikasi atau
website yang tersedia. Ada juga yang menerapkan dengan menganalisis video-video
yang terdapat di internet. Hal tersebut tentu saja masih kurang maksimal, karena tidak
dapat mempraktikkan secara langsung. Disamping hal itu, pembelajaran jarak jauh
masih menimbulkan masalah yang terjadi pada mahasiswa. Pada kenyataannya
mahasiswa mengeluhkan materi yang belum dijelaskan sampai selesai dan justru
diberikan tugas yang lebih banyak. Bahkan untuk mahasiswa yang berada di
pedesaan terkadang mengalami gangguan sinyal sehingga ketika dosen menjelaskan
materi melalui video call tidak terdengar dengan jelas. Begitu juga ketika melakukan
ujian online, masih banyak mahasiswa yang mengalami kendala sinyal. Hal ini
mengakibatkan hasil nilai ujian tidak maksimal. Adanya pembelajaran online juga
berdampak pada kuota internet yang digunakan semakin banyak. Subsidi kuota yang
diberikan oleh masing-masing perguruan tinggi juga tidak mendukung untuk aplikasi
yang digunakan oleh dosen.

DAFTAR PUSTAKA

Darmayanti, Setiani , dkk. 2017.“E-LEARNING PADA PENDIDIKAN JARAK


JAUH: KONSEP YANG MENGUBAH METODE PEMBELAJARAN DI
PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak
Jauh. 8(02) : 99-113.

Farida, Sunarya, dkk. 2020. Pembelajaran Kimia Sistem Daring Di Masa Pandimik
Covid-19 Bagi Generasi Z. Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 2(01): 11.

Firman, & Rahman, S. R. 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-


19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2): 81.

Anda mungkin juga menyukai