Anda di halaman 1dari 15

UJI KUALITAS AIR PADA SUNGAI BRANTAS, SUNGAI CILIWUNG, DAN SUNGAI

PETE

Makalah Praktikum Lapangan


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan
yang dibina oleh Dr. Sueb, M.Kes

Oleh
Kelompok 7 Offering L 2018

Hilda Dwi Anjani (170342615583)


Mochammad Abdul Hafidh (160342606252)
Zela Lia Qomaria (170342615571)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ALAM
JURUSAN BOLOGI
September 2019
PENGUJIAN KUALITAS AIR PADA SUNGAI BRANTAS, SUNGAI CILIWUNG, DAN
SUNGAI PETE

Sueb, Hilda D. Anjani, M. Abdul Hafidh, Zela Lia


Department of Bology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 05 Malang 65145, Indonesia
sueb. fmipa@um.ac.id

ABSTRAK.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air Sungai Brantas, Sungai Ciliwung,
dan Sungai Pete yang merupakan salah satu sungai yang tercemar yang diakibatkan oleh limbah
baik limbah organik maupun anorganik di Kota Mojokerto, Kota Jakarta, dan Kota Bekasi. Salah
satu pendekatan tingkat kualitas air dapat ditentukan melalui pendekatan biologi dengan
menganalisis sifat fisik dan kimianya. Metode penelitian yang digunakan yaitu mengambil
sampel air dan di ukur pH, suhu, diamati warna dan bau air sungai tersebut. Dari hasil
pengamatan, ketiga sungai merupakan sungai bersih kategori III berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.

Kata Kunci : Kualitas air Sungai Brantas, Pengendalian pencemaran air

ABSTRACT
This study analyzes the water quality of the Brantas River, Ciliwung River, and Pete
River which are polluted rivers caused by waste both organic and inorganic waste in Mojokerto,
Jakarta, and Bekasi cities. One approach to the level of water quality can be determined through
a biological approach with its physical and chemical properties. The research method used was
taking water samples and measuring pH, temperature, and observed the color and smell of the
river water. From the observations, the three rivers are category III clean rivers based on the
Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 82 of 2001 concerning Water
Quality Management and Water Pollution Control.

Keywords : water quality of Brantas River, water pollution control


PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air sungai mempunyai peranan yang sangat strategis dalam kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Sungai memiliki sifat dinamis, maka dalam pemanfaatannya dapat
berpotensi mengurangi nilai manfaat dari sungai itu sendiri dan dampak lainnya dapat
membahayakan lingkungan secara luas. Berdasarakan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, Pasal 1 butir (1) menyatakan :“Sungai adalah alur atau
wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai
dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Berdasarkan
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang dimaksud wilayah
sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran
sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km2. Salah
satu sungai di Jawa yang berperan penting untuk pemasok bahan baku air adalah Sungai Brantas
memiliki panjang 320 km (Yetti, dkk. 2011), Sungai Pete di Bekasi Timur 115 km memiliki
peranan penting untuk mengurangi luapan air hujan yang mengalir dari Bogor dan sungai yang
berperan untuk mengurangi potensi banjir di Jakarta adalah Sungai Ciliwung dengan panjang
119 km mengalir ke teluk Jakarta (Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistika DKI Jakarta,
2017).
Lingkungan perairan sungai terdiri dari komponen abiotik dan biotik yang saling
berinteraksi melalui arus energi dan daur hara. Bila interaksi keduanya terganggu maka akan
terjadi perubahan yang menyebabkan ekosistem perairan itu menjadi tidak seimbang
(Dharmawibawa, dkk. 2010). Kulitas air merupakan sifat air yang mencirikan keadaan air yang
masih dapat dimanfaatkan dengan ketentuan baku mutu air. Effendi dan Hefni (2003)
menjelaskan kualitas air, yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen lain di dalam air. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan
kegiatan pembangunan ekonomi di Indonesia khususnya Jawa, banyaknya kegiatan industri
yang menyebabkan peningkatan buangan limbah. Selama ini sungai dijadikan tempat
pembuangan limbah diperkirakan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas air di
sepanjang sungai di Jawa, sehingga tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan. Sumber bahan
pencemaran yang masuk ke perairan dapat berasal dari buangan yang diklasifikasikan:
1. Point Source discharges (sumber titik), yaitu sumber titik atau sumber
pencemar yang dapat diketahui secara pasti dapat berupa suatu lokasi seperti air
limbah industri maupun domestik serta saluran drainase. Air limbah adalah sisa
dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair
2. Non Point Source (sebaran menyebar), berasal dari sumber yang tidak diketahui
secara pasti. Pencemar masuk ke-perairan melalui limpasan (run off) dari wilayah
pertanian, pemukiman dan perkotaan (Emma dkk. 2014)
Terdapat suatu indikator dimana sungai tersebut masih layak atau tidak layak digunakan
melalui parameter fisik perairan yang diamati meliputi suhu, bau an kekeruhan, faktor kimia air
(dissolved oxygen (DO) dan pH. (Aminah, 2014)

2. Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan kualitas air Sungai Brantas, Sungai Ciliwung, dan Sungai Pete
berdasarkan pH, suhu, bau dan tingkat kekeruhan?

3. Tujuan
Untuk mengetahui perbandingan kualitas air Sungai Brantas, Sugai Ciliwung, dan Sungai
Pete berdasarkan pH, suhu, bau dan tingkat kekeruhan.

4. Manfaat
a. Bagi Penulis
a. Diharapkan mampu manggunakan alat ukur abiotik untuk mengetahui kualitas air
b. Diharapkan mampu memetakan kualitas air di Sungai Brantas, Sungai Ciliwung dan
Sungai Pete
b. Bagi Pembaca
a. Diharapkan mengetahui kualitas air Sungai Brantas, Ciliwung dan Pete yang meliputi
pH, suhu, bau dan kekeruhan
b. Diharapkan mengetahui pemetaan kualitas Sungai Brantas, Ciliwung dan Pete yang
diambil di stasiun tertentu
METODE

1. Desain Penelitian : Metode survey dengan sifat deskriptif kuantitatif


2. Waktu dan Tempat
Waktu : Sabtu, 5 September 2020
Tempat : Sungai Brantas, Kota Mojokerto; Sungai Ciliwung, Jakarta;
Sungai Pete, Kota Bekasi.
3. Populasi dan Sampel
Populasi : Air sungai
Sampel : Air sungai yang terdapat di Brantas Kota Mojokerto, Ciliwung
Jakarta, dan Pete Kota Bekasi.

4. Alat dan Bahan


Alat :
1. Termometer
2. Kertas Indikator
3. Roll meter
4. Aplikasi GPS
Bahan :
1. Air Sungai Brantas Kota Mojokerto
2. Air Sungai Ciliwung Jakarta
3. Air Sungai Pete Kota Bekasi
4. Plastik
5. Kertas label
5. Prosedur
1. Didatangi lokasi sungai terdekat domisili. Sungai Brantas Kota Mojokerto (Stasiun 1),
Sungai Ciliwung Kota Jakarta (Stasiun 2), Sungai Pete Kota Bekasi (Stasiun 3),
2. Ditentukan 9 titik pada setiap stasiun dengan jarak antar titik yaitu 10 meter. Namun
karena sungainya lebar maka sampling dilakukan hanya pada tepi sungai saja
3. Diukur 10 meter tiap titik ketitik lainnya di tepi sungai tersebut dengan roll meter.
4. Diukur sifat fisik (suhu, warna, bau) dan kimia (ph) serta difoto pada setiap titik yang
diukur. Dibandingkan rerata antar sungai.
5. Dibandingkan rerata suhu, pH, bau, dan warna sungai tersebut dengan Peraturan
Pemerintah terkait air sungai dan peraturan WHO yang masihberlaku (WHO
Guideline).
6. Didokumentasi juga meliputi foto diri di sekitar lokasi observasi dan papan nama
sungai (jika ada).
HASIL DAN ANALISIS

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut.


Tabel 1. Data Pengamatan Kualitas Air Sungai Brantas, Ciliwung, dan Pete berdasarkan
Indikator Fisika dan Kimia.
No Nama Sungai Suhu pH Warna Bau
o
( C)
1. Brantas 31,3 9 Coklat (Agak keruh) Tidak berbau
2. Brantas 32,2 9 Coklat (Agak keruh) Tidak berbau
3. Brantas 31,5 9 Coklat (Agak keruh) Tidak berbau
4. Brantas 32,1 8 Bening Bau amis
5. Brantas 32,2 8 Bening Bau amis
6. Brantas 32,2 8 Bening Bau amis
7. Brantas 34,2 8 Coklat (Sangat Keruh) Bau busuk
8. Brantas 34,4 8 Coklat (Sangat Keruh) Bau busuk
9. Brantas 34,5 8 Coklat (Sangat Keruh) Bau busuk
10. Ciliwung 35,2 9 Coklat (Keruh) Bau busuk
11. Ciliwung 34,2 8 Coklat (Keruh) Bau busuk
12. Ciliwung 33,1 8 Coklat (Keruh) Bau busuk
13. Ciliwung 34,2 9 Coklat (Keruh) Bau busuk
14. Ciliwung 35,6 8 Coklat (Keruh) Bau busuk
15. Ciliwung 33,6 9 Coklat (Keruh) Bau busuk
16. Ciliwung 34,2 9 Coklat (Keruh) Bau busuk
17. Ciliwung 34,9 8 Coklat (Keruh) Bau busuk
18. Ciliwung 35,1 8 Coklat (Keruh) Bau busuk
19. Pete 33 7 Agak keruh Berbau agak
busuk
20. Pete 33 7 Agak keruh Berbau agak
busuk
21.Pete 31 7 Agak keruh Berbau agak
busuk
22. Pete 31 6 Agak keruh Berbau agak
busuk
23. Pete 31 7 Agak keruh Berbau agak
busuk
24. Pete 31 7 Agak keruh Berbau agak
busuk
25. Pete 32 8 Agak keruh Berbau agak
busuk
26. Pete 31 8 Agak keruh Berbau agak
busuk
27. Pete 31 7 Agak keruh Berbau agak
busuk
Kriteria dari PP No. Deviasi 3 6-9 Tidak berwarna Tidak berbau
82 Tahun 2001
Tabel 2. Rerata Data Pengamatan Kualitas Air Sungai Brantas, Ciliwung, dan Pete berdasarkan
Indikator Fisika dan Kimia.
No. Nama Sungai Rerata
Suhu pH Warna Bau
o
( C)
1. Brantas 32,733 8,333 Coklat (Keruh) Bau amis dan
busuk
2. Ciliwung 34,456 8,444 Coklat (Keruh) Bau busuk
3. Pete 31,556 7,333 Coklat (Agak Berbauk agak
keruh) busuk
Total 98,745 24,11 Coklat (Keruh) Bau busuk

Berdasarkan tabel 2. rerata data suhu air pada Sungai Brantas Kota Mojokerto sebesar
32,733 oC tersebut melebihi baku mutu kualitas air berdasarkan kriteria PP No. 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hal tersebut karena baku
mutu air kelas III standar suhunya sebesar 30 oC. Rerata data pH yang didapat pada Sungai
Brantas Kota Mojokerto sebesar 8,333 tidak melebihi baku mutu kualitas air kelas III karena
masuk dalam rentang 6-9. Sedangkan warna dan bau dari Sungai Brantas melebihi standar baku
mutu karena berwarna coklat keruh dan memiliki bau. Hal tersebut menunjukan bahwa Sungai
Brantas Kota Mojokerto tercemar.

Rerata data suhu air pada Sungai Ciliwung Kota Jakarta sebesar 34,456 oC tersebut melebihi
baku mutu kualitas air berdasarkan kriteria PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hal tersebut karena baku mutu air kelas III standar
suhunya sebesar 30 oC. Rerata data pH yang didapat pada Sungai Ciliwung Kota Jakarta sebesar
8, 444 tidak melebihi baku mutu kualitas air kelas III karena masuk dalam rentang 6-9.
Sedangkan warna dan bau dari Sungai Ciliwung melebihi standar baku mutu karena berwarna
coklat keruh dan memiliki bau busuk. Hal tersebut menunjukan bahwa Sungai Ciliwung Kota
Jakarta tercemar.

Rerata data suhu air pada Sungai Pete Kota Bekasi sebesar 31,556 oC tersebut melebihi
baku mutu kualitas air berdasarkan kriteria PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hal tersebut karena baku mutu air kelas III standar
suhunya sebesar 30 oC. Rerata data pH yang didapat pada Sungai Pete Kota Bekasi sebesar 7,333
tidak melebihi baku mutu kualitas air kelas III karena masuk dalam rentang 6-9. Sedangkan
warna dan bau dari Sungai Pete melebihi standar baku mutu karena berwarna coklat agak keruh
dan memiliki bau agak busuk. Hal tersebut menunjukan bahwa Sungai Pete Kota Bekasi
tercemar. Berdasarkan rerata nilai suhu dari ketiga sungai tersebut menunjukan nilai sebesar
32,915 oC dengan pH sebesar 8,037. Hal ini menunjukan bahwa nilai suhu melebihi baku mutu
kualitas air sedangkan nilai ph tidak. Namun berdasarkan warna dan bau dari keseluruhan sungai
tersebut maka termasuk tercemar. Rerata nilai suhu tertinggi dan Ph tertinggi yaitu pada sungai
ciliwung Jakarta.
PEMBAHASAN

1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian


Lokasi pengambilan sampel dilakukan di 3 sungai, yaitu Sungai Brantas, Sungai
Ciliwung, dan Sungai Pete. Masing-masing sungai diambil 9 sampel air di 9 titik berbeda
dalam jarak 10 meter. Pengambilan sampel dilakukan pada sungai yang berbeda untuk
mengetahui perbandingan kualitas airnya.
Pengambilan sampel 1-9 dilakukan di Sungai Brantas, Kota Mojokerto. Berdasarkan
kondisi saat pengambilan sampel dilakukan terdapat banyak limbah pada Sungai Brantas
tersebut. Seperti halnya limbah plastik, limbah rumah tangga, dan daun-daun kering. Hal
tersebut dapat disebabkan karena

Gambar 1. Kondisi Sungai Brantas, Mojokerto

Pengambilan sampel 10 – 18 dilakukan di Sungai Ciliwung, Jakarta Selatan. Berdasarkan


kondisi saat pengambilan sampel dilakukan, tidak seperti Sungai Brantas yang terdapat banyak
limbah. Pada Sungai Ciliwung ini hanya terdapat sedikit sampah dedaunan kering dan tidak
terdapat limbah rumah tangga.

Gambar 2. Kondisi Sungai Ciliwung, Jakarta Selatan


Pengambilan sampel 19 – 27 dilakukan di Sungai Pete, Kota Bekasi. Berdasarkan kondisi
saat pengambilan sampel dilakukan, sungai sedang surut dan terdapat banyak limbah plastik,
sampah dedaunan kering, dan air yang sudah tercampur limbah rumah tangga. Untuk warna air
pada Sungai Pete juga lebih keruh dibandingkan dengan Sungai Brantas dan Sungai Ciliwung.

Gambar 3. Kondisi Sungai Pete, Kota Bekasi

Perbedaan kondisi dari ketiga sungai tersebut dapat disebabkan oleh luas sungai yang
berbeda-beda, lintasan sungai, dan kebiasaan buruk masyarakat sekitar seperti buang sampah di
sungai yang juga menjadi salah satu penyebab tercemarnya sungai – sungai tersebut.

2. Kondisi Faktor Fisik dan Kimia

Berdasarkan hasil pengukuran pH dari ke-9 titik, didapatkan hasil rerata data pH yang
didapat pada Sungai Brantas Kota Mojokerto sebesar 8,333 tidak melebihi baku mutu kualitas air
kelas III karena masih masuk dalam rentang 6-9. Sedangkan untuk rerata data suhu air pada
Sungai Brantas Kota Mojokerto sebesar 32,733 oC tersebut melebihi baku mutu kualitas air
berdasarkan kriteria PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air. Hal tersebut karena baku mutu air kelas III standar suhunya sebesar 30 oC.

Pada Sungai Ciliwung, Jakarta Selatan didapatkan hasil rerata data pH sebesar 8, 444
tidak melebihi baku mutu kualitas air kelas III karena masuk dalam rentang 6-9. Sedangkan
untuk rerata data suhu air sebesar 34,456 oC tersebut melebihi baku mutu kualitas air
berdasarkan kriteria PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air. Hal tersebut karena baku mutu air kelas III standar suhunya sebesar 30 oC.

Pada Sungai Pete, Kota Bekasi didapatkan hasil rerata data pH sebesar 7,333 tidak
melebihi baku mutu kualitas air kelas III karena masuk dalam rentang 6-9. Sedangkan untuk
rerata data suhu air sebesar 31,556 oC tersebut melebihi baku mutu kualitas air berdasarkan
kriteria PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air. Hal tersebut karena baku mutu air kelas III standar suhunya sebesar 30 oC.

Perbedaan suhu pada Sungai Brantas, Sungai Ciliwung, dan Sungai Pete dapat
disebabkan salah satunya karena waktu pengambilan sampel yang berbeda-beda. Menurut Odum
(1998) suhu perairan dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, ketinggian geografis, dan
faktor penutupan pepohonan (kanopi) dari vegetasi yang tumbuh disekitarnya.Menurut
Suriadarma (2011) perbedaan lainnya disebabkan karena adanya perbedaan waktu pengukuran,
juga diduga disebabkan karena adanya perbedaan kandungan nutrient atau ion-ion garam yang
secara fisik dapat meningkatkan daya hantar panas. Selain itu, Barus (2004) menyatakan pola
suhu perairan dapat dipengaruhi oleh faktor anthropogen (yang disebabkan oleh aktivitas
manusia) seperti limbah panas, yang berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan hutan yang
menyebabkan hilangnya perlindungan badan air.

Untuk kejernihan dari ketiga sungai tersebut berdasarkan hasil pengamatan hamper
semua sampel air dari Sungai Brantas, Sungai Ciliwung, maupun Sungai Pete berwarna keruh
dan tidak jernih. Selain itu, semua sampel dari ketiga sungai juga berbau busuk. Hal tersebut
dapat dikarenakan tercemarnya air sungai oleh limbah rumah tangga yang tercampur dengan
sampah dedaunan kering.
PENUTUP

Simpulan

Kualitas air di ketiga sungai meliputi Sungai Brantas, Sungai Ciliwung dan Sungai Pete
berdasarkan hasil pengambilan data yang sudah dilakukan memiliki kualitas yang sama, yaitu
masuk ke dalam sungai bersih Kategori III. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, 3 sungai Brantas, Ciliwung dan Sungai Pete dapat digolongkan sebagai sungai
yang bersih dengan kategori Kelas III sehigga dapat digunakan untuk pembudidayaan,
peternakan, perkebunan dan pengairan lahan pertanian, karena memenuhi standar pH, suhu,
oksigen terlarut dalam air, jumlah residu tersuspensi dan jumlah residu terlarut masih dalam
standar maksimum kualitas air dari segi fisik dan kimia.

Saran

1. Sebelum praktikum lapangan, kita harus bisa menentukan alat apa yang akan digunakan dan
melihat kondisi pada hari tersebut.
2. Untuk mendapatkan data yang akurat dapat melihat rona lingkungan sekitar seperti tanaman
sekitar dan hewan yang ada pada sungai hingga kedalam.
3. Sebaiknya setelah pengunaan setiap titik alat selalu dikalibrasi agar tidak terjadi human
error.
DAFTAR PUSTAKA

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi. Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press.165
hal.
Dharmawibawa, I. D., Hunaepi., & Fitriani, H. 2011. Analisis Kualitas Air Sungai Ancar dalam
upaya Bioremediasi Perairan. Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan
IPA “PRISMA SAINS”. 2(2):101-120.
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov DKI Jakarta. 2017. Ciliwung, Sungai.
(Online). Diakses 6 September 2020 (http://jakarta.go.id).
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Online).
Suriadarma, Ade. 2011. Dampak Beberapa Parameter Faktor Fisik Kimia Terhadap Kualitas
Lingkungan Perairan Pesisir Karawang, Jawa Barat. Riset Geologi dan Pertambangan
Vol. 21 No. 1 (2011), hal : 19-33.
Yetti, E., Soedharma, D., &Haryadi, S. 2011. Evaluasi Kualitas Air Sungai-Sungai di Kawasan
DAS Brantas Hulu Malang dalam Kaitannya dengan Tata Guna Lahan dan Aktivitas
Masyarakat di Sekitarnya. JPSL. 1: (10-15).
LAMPIRAN

Keadaan Sungai Ciliwung

Keadaan Sungai Brantas

Keadaan Sungai Pete

Anda mungkin juga menyukai