Anda di halaman 1dari 6

JIPFRI, Vol. 3 No.

1 JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah)


Halaman: 9-14
https://doi.org/10.30599/jipfri.v3i1.358
Mei 2019

Efektivitas Penggunaan Media Peraga Ikonik Jangka Sorong dan


Mikrometer Sekrup Terhadap Pemahaman Konsep Pengukuran
Siswa

Nurhasan Ropi`i
Prodi Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang
Jl Kelud Utara III, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia - 50237
E-mail : nurhasanropii@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran pada konsep pengukuran menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup yang
dilaksanakan di kelas, umumnya terkendala oleh jumlah alat ukur yang terbatas dan skala alat ukur yang relatif
kecil, sehingga pemahaman siswa pada konsep pengukuran belum tercapai secara maksimal. Oleh karena itu,
diperlukan media peraga ikonik jangka sorong dan mikrometer sekrup dalam pembelajaran sebagai media
alternatif bantu yang lebih fleksibel untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep pengukuran.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada konsep pengukuran setelah
digunakan media peraga ikonik jangka sorong dan mikrometer sekrup. Penelitian menggunakan metode
eksperimen dengan desain Pretest-Postest Control Group Design. Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP
Negeri 1 Banjarharjo dengan kelas VII A sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII B sebagai kelompok
kontrol. Data pemahaman konsep pengukuran diambil dari hasil tes awal dan tes akhir kedua kelompok. Hasil
analisis data menunjukkan rata-rata skor pemahaman kelompok eksperimen saat tes awal 38,13 dan tes akhir
69,58 dengan ketuntasan individual 69,44% serta faktor gain 0,51, sedangkan rata-rata skor pemahaman
kelompok kontrol saat tes awal 26,15 dan tes akhir 59,72 dengan ketuntasan individual 41,67% serta faktor
gain 0,45. Penggunaan media peraga ikonik jangka sorong dan mikrometer sekrup efektif meningkatkan
pemahaman siswa pada konsep pengukuran.

Kata kunci: efektivitas, media peraga ikonik, pemahaman konsep pengukuran

Abstract
The limited number of measuring devices generally becomes an obstacle of learning on measurement using
Vernier caliper and micrometer screw in class. This situation causes students’ achievement on measurement
have not been maximum. Iconic vernier calipers and micrometer screw are needed in the learning as more
flexible alternative auxiliary media to increase students’ understanding on measurement concepts. The
objective of this research is to determine the increase of students' understanding on the measurement concept
after using the vernier calipers and micrometer screw iconic media. The research method used was an
experimental method with the design of Pretest-Postest Control Group Design. The research was conducted in
class VII of a junior high school in Banjarharjo. The experimental group was class VII A, while the control group
is class VII B. The data of students’ understanding on the concept of measurement was taken from the results
of the posttest of both groups. The analysis results shows average score of experimental group understanding
is 69.58 with 69,44% of individual completeness and 0.51 gain factor. Meanwhile, the average score of control
group understanding is 59.72, with 41.67% individual completeness and 0.45 gain factor score. This study
indicates that the use of vernier calipers and micrometer screw iconic media is effective in increasing the
students’ understanding on measurement concept of students.

Keywords: effectiveness, iconic media, the understanding on measurement concept

21 yang cepat, memacu sekolah untuk


PENDAHULUAN menerapkan pola pendidikan yang bersifat
dinamis dan berkesinambungan pada
Perkembangan dunia pendidikan abad berbagai bidang. Salah satu upaya yang

p-ISSN 2549-905X|e-ISSN 2549-9076 STKIP Nurul Huda


10 JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah), Vol. 3 No. 1, Mei 2019

dilakukan dengan memanfaatkan diukur. Pengukuran besaran panjang dapat


perkembangan media dalam kegiatan dilakukan menggunakan alat ukur antara lain:
pembelajaran. Pemanfaatan media dapat mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
mendukung berlangsungnya pembelajaran Hasil observasi dengan rekan sejawat
yang interaktif antara siswa dan guru. Media guru IPA di SMP Negeri 1 Banjarharjo
pembelajaran dapat meningkatkan hasil kabupaten Brebes menunjukkan bahwa rata-
belajar siswa (Fajriah dan Churiyah, 2016). rata pemahaman siswa pada konsep
Media pembelajaran dapat berupa pengukuran masih rendah. Hal ini ditunjukkan
media peraga enaktif maupun media peraga dengan banyaknya siswa yang keliru dalam
ikonik. Media peraga enaktif merupakan media melakukan pengukuran dan menuliskan hasil
peraga sebenarnya yang digunakan dalam serta satuan pengukuran. Hasil rata-rata tes
pembelajaran dan biasanya berbentuk tiga materi pengukuran siswa kelas VII A sampai
dimensi. Media peraga ikonik merupakan kelas VII I tahun 2017/2018 masih dibawah
media peraga dalam bentuk ikon atau gambar kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan
visual bergerak ataupun tidak bergerak sesuai yakni 70. Persentase ketuntasan siswa kelas
dengan bentuk alat peraga sebenarnya. VII mencapai 16,67%. Guru mengalami
Penggunaan media atau alat peraga dalam kesulitan dalam menjelaskan konsep
proses pembelajaran tidak hanya sebagai alat pengukuran kepada siswa karena terkendala
bantu mengajar, tetapi sebagai bagian integral oleh skala alat ukur yang relatif kecil dan
dalam proses pembelajaran (Firdaus, 2018). jumlah alat ukur yang terbatas. Alat ukur
Penggunaan media peraga dalam jangka sorong dan mikrometer sekrup yang
pembelajaran dapat meningkatkan minat dan relatif kecil menyebabkan siswa mengalami
perhatian siswa untuk belajar karena adanya kesulitan dalam mengamati skala alat ukur
unsur keaktifan dan unsur keterlibatan siswa saat melakukan pengukuran sehingga siswa
dalam pembelajaran. kurang maksimal dalam memahami konsep
Penggunaan media peraga dalam pengukuran. Solusi yang dapat digunakan
pembelajaran sangat membantu efektivitas untuk menjelaskan konsep pengukuran
dan efisiensi penyampaian pesan dan isi kepada siswa adalah dengan menggunakan
pelajaran. Media peraga berguna agar bahan media peraga jangka sorong dan mikrometer
pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah sekrup ikonik dalam pembelajaran yang
dipahami siswa serta memberikan pengertian bertujuan agar pemahaman siswa pada
konsep yang sebenarnya secara realistis. konsep pengukuran tercapai.
Penggunaan media alat peraga dapat Media peraga ikonik yang digunakan
meningkatkan pemahaman konsep dan hasil menggunakan bentuk gambar visual interaktif
belajar fisika siswa (Riyanti, Sutikno dan melalui software pembelajaran. Alat peraga
Masturi, 2015). Penelitian yang dilakukan jangka sorong dan mikrometer sekrup
Mu`min (2015) melalui penerapan model divisualkan sedemikian rupa dari bentuk,
pendekatan kontekstual berbantuan media bagian alat peraga, fungsi dan langkah-
peraga ikonik berupa simulasi virtual terbukti langkah penggunaan alat peraga. Visualisasi
efektif meningkatkan pemahaman konsep media peraga ikonik yang ditampilkan dalam
siswa pokok bahasan gerak melingkar Software pembelajaran dapat digunakan
beraturan. Salah satu konsep fisika yang secara interaktif oleh siswa dengan harapan
berkaitan dengan penggunaan media alat pemahaman siswa terhadap konsep
peraga adalah konsep pengukuran. pengukuran tercapai maksimal.
Pengukuran dalam fisika berkaitan dengan
kegiatan mengukur yaitu membandingkan
suatu besaran dengan besaran sejenis yang METODE/EKSPERIMEN
dipakai sebagai satuan (Widodo, W. dkk,
2016). Pengukuran dilakukan menggunakan Penelitian dilaksanakan dengan metode
alat ukur sesuai dengan besaran yang akan eksperimen. Populasi penelitian yang
digunakan adalah seluruh siswa kelas VII

https://doi.org/10.30599/jipfri.v3i1.358
Efektivitas Media Peraga Ikonik Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup ... 11
Nurhasan Ropi`i

semester 1 SMP Negeri 1 Banjarharjo tahun Hasil tes pemahaman awal dan akhir
2018/2019 yang terdiri dari 9 kelas. Sampel Pembelajaran pada kelompok
penelitian yang digunakan adalah kelas VII A eksperimen, siswa dan guru melaksanakan
sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII B pembelajaran secara interaktif menggunakan
sebagai kelompok kontrol. Pembelajaran media peraga ikonik melalui software
Kelompok eksperimen dilakukan dengan pembelajaran. Tampilan media ikonik jangka
pemberian perlakuan pembelajaran sorong dan micrometer sekrup dibuat mirip
menggunakan media peraga ikonik jangka sebagai representasi dari alat peraga yang
sorong dan mikrometer sekrup dalam bentuk sebenarnya. Kemudian siswa diberi
software pembelajaran sedangkan kesempatan berinteraksi langsung dalam
pembelajaran pada kelompok kontrol kelompok dengan alat peraga sebenarnya
dilakukan secara konvensional. Penelitian setelah belajar melalui media peraga ikonik.
menggunakan desain eksperimen tes awal Kemudian siswa yang terbagi dalam beberapa
dan tes akhir (Pretest-Postest Control Group kelompok melanjutkan kegiatan pengukuran
Design) yang disajikan pada Tabel 1 menggunakan alat ukur jangka sorong dan
(Sugiyono, 2016). mikrometer sekrup sesuai dengan panduan
LKS. Pembelajaran pada kelompok kontrol,
Tabel 1. Bagan Desain Penelitian Tes Awal siswa diajar oleh guru mata pelajaran
dan Tes Akhir menggunakan alat peraga jangka sorong dan
mikrometer sekrup sebenarnya tanpa bantuan
Kondisi Kondisi
Sampel Perlakuan media peraga ikonik dalam pembelajaran.
Awal Akhir
Data hasil tes pemahaman awal dan akhir
K.eksperimen O1 X O2
antara kelompok eksperimen dan kelompok
K.kontrol O3 O4 kontrol disajikan pada Tabel 2.

Pengumpulan data menggunakan Tabel 2. Rekapitulasi hasil tes pemahaman


awal dan akhir penelitian antara kelompok
metode dokumentasi dan metode tes. Metode
eksperimen dan kelompok kontrol.
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
daftar nama siswa, dan daftar skor tes awal
Kelompok Kelompok
siswa saat dilakukan penelitian. Metode tes Eksperimen Kontrol
digunakan untuk mengukur pemahaman No Kriteria
Tes Tes Tes Tes
siswa tentang materi pengukuran. Tes yang Awal Akhir Awal Akhir
digunakan adalah tes objektif bentuk pilihan 1 Rata-rata 38,13 69,58 26,15 59,72
ganda dengan 4 pilihan jawaban. Skor
2 70 100 50 75
Data yang terkumpul dianalisis melalui tertinggi
Skor
dua tahap. Analisis tahap awal dilakukan 3
terendah
20 35 10 40
untuk mengetahui apakah kedua kelompok Hasil uji thitung 3,33 > ttabel 1,99
4
mempunyai keadaan awal yang sama atau hipotesis Berbeda secara signifikan
tidak. Uji yang dilakukan adalah uji kesamaan
dua varian dan uji normalitas menggunakan Penggunaan bantuan media peraga
data skor tes awal materi pengukuran. ikonik jangka sorong dan mikrometer sekrup
Analisis tahap akhir dilakukan menggunakan dalam pembelajaran memberikan pengaruh
data skor tes akhir materi pengukuran. terhadap pemahaman siswa pada pokok
Tahapan analisis meliputi: uji normalitas, uji bahasan pengukuran. Hasil uji t menunjukkan
kesamaan dua varian, uji hipotesis, uji bahwa terdapat perbedaan rata-rata
ketuntasan hasil belajar dan uji normal gain pemahaman antara kelompok eksperimen dan
(Wiyanto, 2008). kelompok kontrol. Kesimpulan ini
menunjukkan bahwa penggunaan media
HASIL DAN PEMBAHASAN peraga ikonik jangka sorong dan mikrometer
sekrup dalam pembelajaran memberikan efek

https://doi.org/10.30599/jipfri.v3i1.358
12 JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah), Vol. 3 No. 1, Mei 2019

terhadap peningkatan pemahaman siswa pada peraga lebih efektif dibandingkan


konsep pengukuran. pembelajaran pada kelompok kontrol. Hal ini
Hasil ketuntasan belajar siswa sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Pembelajaran dikatakan efektif jika Misbah, dkk (2017) menggunakan media
memenuhi syarat ketuntasan belajar. Seorang power point model pop up yang menyatakan
siswa dipandang tuntas belajar apabila siswa skor rata-rata hasil belajar siswa yang diajar
tersebut mampu menyelesaikan, menguasai menggunakan bantuan media peraga lebih
kompetensi dan tujuan pembelajaran minimal tinggi dari skor rata-rata hasil belajar siswa
70% dari seluruh tujuan pembelajaran atau yang jarang diajar guru menggunakan media
telah mencapai nilai standar yaitu telah peraga.
mencapai daya serap lebih dari atau sama
dengan 70. Ketuntasan klasikal dicapai jika Hasil faktor gain peningkatan rata-rata
jumlah siswa yang mampu menyelesaikan pemahaman siswa
atau mencapai minimal 70%, sekurang- Untuk mengetahui rata-rata peningkatan
kurangnya 85% dari jumlah peserta didik di skor pemahaman konsep pengukukran antara
dalam kelas tersebut (Mulyasa, 2002). Data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
ketuntasan belajar antara kelompok digunakan uji normal gain yang hasilnya
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan disajikan pada Gambar 2.
pada Gambar 1.

Gambar 2. Grafik rata-rata peningkatan


Gambar 1. Grafik ketuntasan belajar antara pemahaman konsep pengukuran antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Gambar 1 menunjukkan bahwa Gambar 2 menunjukkan bahwa rata-rata


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol peningkatan pemahaman kelompok
belum mencapai ketuntasan belajar secara eksperimen secara signifikan dapat dilihat dari
klasikal (keberhasilan kelas) karena rata-rata skor tes awal dan tes akhir yang
ketuntasan individual tiap kelompok belum diperoleh yaitu sebesar 38,13 dan 69,58
mencapai 85% dari keseluruhan kelas. Akan dengan faktor gain sebesar 0,51 sedangkan
tetapi, ketuntasan individual dari kelompok rata-rata peningkatan pemahaman pada
eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. kelompok kontrol secara siginfikan dapat
Hal ini dilihat dari jumlah siswa kelompok dilihat dari rata-rata skor tes awal dan tes akhir
eksperimen yang memperoleh nilai 70 atau yang diperoleh yaitu sebesar 26,15 dan 59,72
lebih berjumlah 25 siswa dari 36 siswa atau dengan faktor gain sebesar 0,45. Akan tetapi,
mencapai ketuntasan individual sebesar peningkatan rata-rata pemahaman kelompok
69,44% sedangkan siswa dari kelompok eksperimen lebih tinggi dari peningkatan rata-
kontrol yang mendapat nilai 70 atau lebih rata pemahaman kelompok kontrol. Hal ini
berjumlah 15 siswa dari 36 siswa atau menunjukan bahwa penggunaan media
mencapai ketuntasan individual sebesar peraga ikonik efektif dalam meningkatkan
41,67%. Kesimpulannya, pembelajaran pada pemahaman siswa pada konsep pengukuran.
kelompok eksperimen menggunakan alat Kesimpulan ini diperkuat oleh Aminulloh &

https://doi.org/10.30599/jipfri.v3i1.358
Efektivitas Media Peraga Ikonik Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup ... 13
Nurhasan Ropi`i

Widodo (2018) melalui penggunaan alat bagian, tingkat ketelitian, fungsi maupun
peraga bunyi yang menyatakan bahwa alat kegunaan jangka sorong dan mikrometer
peraga bunyi efektif dalam meningkatkan sekrup karena selain melihat langsung alat
motivasi dan pemahaman konsep siswa. ukur, juga diperjelas melalui media peraga
Penggunaan media peraga ikonik ikonik. Saat pembelajaran, guru dan siswa
jangka sorong dan mikrometer sekrup dalam mendemonstrasikan kegiatan pengukuran
pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan alat peraga setelah belajar
dikatakan efektif secara individual karena lebih melalui media peraga ikonik. Guru menuntun
dari 50% siswa telah mencapai ketuntasan siswa dalam belajar melalui pertanyaan-
secara individual. Skor tes akhir tertinggi pada pertanyaan yang diajukan saat kegiatan
kelompok eksperimen mencapai 100. Hal ini pembelajaran menggunakan media peraga
menunjukkan bahwa alat peraga ikonik berlangsung. Siswa tidak hanya aktif
memungkinkan pembelajaran lebih sesuai melihat maupun memperagakan alat peraga
dengan perorangan yang mana siswa belajar dalam pembelajaran, tetapi siswa juga aktif
dengan banyak kemungkinan dan sumber- memikirkan, mengolah proses itu dalam
sumber sehingga belajar berlangsung lebih pikirannya dan mengambil kesimpulan dari
menyenangkan bagi masing-masing apa yang telah dipelajari. Melalui kegiatan
perorangan. Saat pembelajaran berlangsung, demonstrasi dan diskusi kelompok, siswa lain
seluruh siswa memusatkan perhatiannya pada yang memperhatikan menjadi lebih tahu dan
media peraga, sehingga masing-masing siswa paham dalam mempraktikkan kegiatan
mempunyai cara-cara sendiri dalam pengukuran langsung dengan menggunakan
menangkap dan memahami konsep alat ukur jangka sorong dan mikrometer
pengukuran yang dipelajari melalui alat sekrup sesuai dengan panduan LKS yang
peraga. tersedia. Melalui penggunaan media peraga
Saat pembelajaran berbantuan media ikonik jangka sorong dan mikrometer sekrup
peraga ikonik berlangsung, siswa menjadi dapat membantu pembelajaran menjadi lebih
lebih tertarik dan termotivasi dalam belajar efektif, efisien, dan menyenangkan karena
karena berinteraksi langsung dengan sesuatu dapat memberi motivasi kepada siswa dalam
yang baru dilihatnya. Motivasi siswa muncul belajar serta dapat meningkatkan pemahaman
setelah melihat kemudahan dalam siswa pada pokok bahasan pengukuran. Hal
mempelajari konsep pengukuran melalui ini sejalan dengan pendapat Hadi (2017) yang
media peraga ikonik. Motivasi siswa menyatakan media peraga ikonik bentuk video
berkembang menjadi rasa penasaran, rasa efektif dalam meningkatkan motivasi dan hasil
ingin tahu, dan rasa ingin memahami tentang belajar siswa.
apa yang sebenarnya dapat dipelajari melalui
media peraga tersebut. Siswa akan belajar
lebih giat apabila topik yang dipelajarinya PENUTUP
menarik dan berguna bagi dirinya (Mulyasa,
2002). Siswa SMP kelas VII dapat dikatakan Penggunaan media peraga ikonik
merupakan peralihan dari masa kanak-kanak jangka sorong dan mikrometer sekrup dalam
ke masa remaja sehingga hal-hal yang bersifat pembelajaran efektif dalam meningkatkan
sesuatu yang baru dalam pembelajaran rata-rata pemahaman siswa pada konsep
menjadi pemicu semangat dan motivasi siswa pengukuran. Hal ini ditunjukkan dengan
dalam belajar. perbedaan yang cukup siginifikan antara rata-
Penggunaan bantuan media peraga rata peningkatan pemahaman kelompok
ikonik dalam pembelajaran memungkinkan eksperimen dengan faktor gain sebesar 0,51
perhatian dan konsentrasi siswa menjadi lebih dibandingkan dengan rata-rata peningkatan
terfokus karena siswa dapat berinteraksi pemahaman kelompok kontrol dengan faktor
langsung melalui media peraga ikonik. Siswa gain sebesar 0,45 yang diperoleh dari skor tes
juga menjadi lebih tahu mengenai bagian- awal dan tes akhir kedua kelompok.

https://doi.org/10.30599/jipfri.v3i1.358
14 JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah), Vol. 3 No. 1, Mei 2019

Hasil penelitian yang diperoleh, https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.p


menunjukkan peningkatan pemahaman hp/tekp/article/view/144
konsep pengukuran belum tercapai secara
Mulyasa. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi
maksimal dilihat dari belum tercapainya
(Konsep, Karakteristik, dan Implementasi).
ketuntasan klasikal hasil tes akhir siswa. Agar Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
efektivitas dan efisiensi pembelajaran dengan
media peraga ikonik tercapai secara Mu’min, A. N., Sarwi, S., & Akhlis, I. (2015).
maksimal, hendaknya guru dapat Efektivitas Pembelajaran Kontekstual
menambahkan media peraga ikonik dalam Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan
bentuk cetak dalam pembelajaran.
Minat Belajar. UPEJ Unnes Physics
Education Journal, 4(3), 65-72.
https://doi.org/10.15294/upej.v4i3.9979
UCAPAN TERIMA KASIH
Riyanti, G. A., Sutikno, S., & Masturi, M. (2015,
Ucapan terima kasih diucapkan kepada October). Penerapan Alat Peraga Seri-
kepala SMP Negeri 1 Banjarharjo yang telah Paralel DC untuk Meningkatkan
mendukung penelitian ini. Pemahaman Siswa pada Materi Hukum
OHM. In Prosiding Seminar Nasional Fisika
UNJ, 4, 129-134. Retrieved from
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/prosidin
DAFTAR PUSTAKA gsnf/article/view/4683

Aminulloh, A. M., & Widodo, W. Keefektifan Alat Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan.
Peraga Bunyi untuk Meningkatkan Motivasi Bandung: Alfabeta.
Belajar dan Pemahaman Konsep
Siswa. Pensa: Jurnal Pendidikan Widodo, W., Rachmadiarti, F., dan Hidayatai, S.N.
Sains, 6(02), 134-140. Retrieved from (2016). Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.ph SMP kelas VII semester 1. Jakarta:
p/pensa/article/view/23306 Kemendikbud.

Fajriah, U. N., & Churiyah, M. (2016). Utilizing Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains
Instructional Media for Teaching Mengembangkan Kompetensi Laboratorium.
Infrastructure Administration. Journal of Semarang: Universitas Negeri Semarang
Education and Practice, 7(6), 100-111. Press.
Retrieved from
https://eric.ed.gov/?id=EJ1092480

Firdaus, T. (2018). Pemanfaatan Media Berbasis


Teknologi dalam Pembelajaran.
https://doi.org/10.31219/osf.io/46ckj

Hadi, S. (2017). Efektivitas Penggunaan Video


Sebagai Media Pembelajaran Untuk Siswa
Sekolah Dasar. In Seminar Nasional
Teknologi Pembelajaran dan Pendidikan
Dasar 2017, 96-102. Retrieved from
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/
sntepnpdas/article/view/849

Misbah, D., Surya, M., & Maskur, M. (2017).


Penggunaan Media Audio Visual dalam
Pembelajaran yang Berbasis Power Point
Model Pop Up untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Materi Kosakata Mata
Pelajaran Bahasa Arab. Teknologi
Pembelajaran, 2(2), 404-417. Retrieved from

https://doi.org/10.30599/jipfri.v3i1.358

Anda mungkin juga menyukai