c.Karakteristik istirahat
Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat,. Misalnya, Narrow (1967) yang dikutip oleh Perry dan
Potter (1993) mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat, di antaranya
sebagai berikut.
2. Merasa diterima.
d.Fisiologi tidur
Fisiologi Tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral
yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan
bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivitasi retikularis yang merupakan
sistem yng mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termaksuk pengaturan
kewaspadaan dan tidur.
e.Fungsi Tidur
Fungsi tidur adalah restorative (memperbaiki) kembali organ – organ tubuh. Kegiatan
memperbaiki kembali tersebut berbeda saat Rapid Eye Movement (REM) dan Nonrapid Eye
Movement (NREM). Nonrapid Eye Movement akan mempengaruhi proses anabolik dan sintesis
makromolekul ribonukleic acid (RNA). Rapid Eye Movement akan mempengaruhi pembentukan
hubungan baru pada korteks dan sistem neuroendokrin yang menuju otak. Selain fungsi di atas
tidur, dapat juga digunakan sebagai tanda terdapatnya kelainan pada tubuh yaitu terdapatnya
gangguan tidur yang menjadi peringatan dini keadaan patologis yang terjadi di tubuh.
f.Pola Tidur
Pola tidur mencakup kualitas dan kuantitas tidur seseorang dimana kualitas tidur adalah jumlah
tahapan NREM dan REM yang dialami seseorang dalam siklus tidurnya, dan kuantitas tidur adalah
jumlah lamanya waktu tidur yang dihabiskan seseorang dalam sehari.
g.Jenis-jenis tidur
a. Tidur REM
Tidur REM (rapid eye movement) terjadi disaat kita bermimpi hal tersebut ditandai dengan
tingginya aktivitas mental, dan fisik. Ciri-cirinya antara lain; detak jantung, tekanan darah, dan
cara bernapas sama dengan yang dialami saat kita terbangun. Masa tidur REM kira-kira dua puluh
menit dan terjadi selama empat sampai lima kali dalam sehari.
b. Tidur Non-Rem
Tidur non-REM memiliki empat tingkatan. Selama tingkatan terdalam berlangsung (3 dan 4),
orang tersebut akan cukup sulit dibangunkan. Beranjak lebih malam, status tidur non-REM
semakin ringan. Pada tingkat 4, tidur serasa menyegarkan/ meguatkan. Selama periode ini, tubuh
memperbaiki dirinya dengan menggunakan hormon yang dinamakan somastostatin. Ilmuwan
mendefinisikan bahwa tidur yang terbaik adalah tidur yang mengalami perpaduan tepat antara
mengalami REM dan non-REM.
Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur banyak factor yang mempengaruhi
kualitas maupun kuantitas tidur,di antaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup,
stress emosional, stimulan dan alcohol, diet, merokok, dan motivasi.
1. Insomnia
Menurut Setiyo Purwanto (2000) Dalam Jurnal Mengatasi Insomnia Dengan Terapi Relaksasi.
Insomnia berasal dari kata in artinya tidak dan somnus yang berarti tidur, jadi insomnia berarti
tidak tidur atau gangguan tidur. Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh
penderita dengan gejalagejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus
menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di
tengah malam dan tidak dapat kembali tidur.
2. Parasomnia
Menurut Ruslan Mukctar (2009) dalam jurnal kebutuh istirahat dan tidur.Parasomnia adalah
perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umum
terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain sering terjaga (mis; tidur
berjalan, night terror ), gangguan transisi bangun-tidur (mis; mengigau), parasomnia yang terkait
dengan tidur REM(mis; mimpi buruk), dan lainnya (mis; bruksisme).
3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada siang
hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan system saraf,
gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (mis; hipertiroidisme). Pada
kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari
tanggung jawabpada siang hari.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secaratiba-tiba pada
siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep attack. Penyebab
pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik system saraf pusat yang
menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM. Alternatife pencegahannya adalah
dengan obat-obatan, seperti; amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan anti
depresan seperti imip ramin hidroklorida.
Abnea saat tidur atau sleep abnea adalah kondisi terhentinya nafas secara periodic pada saat
tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam
hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakitkepala disiang hari, iritabilitas, atau
mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
Tidur biasa/REM (Rapid Eye Movement) alias tidur bermimpi.Pola tidur REM terjadi ketika peningkatan
aktivitas karena munculnya mimpi, seperti napas dan detak jantung yang semakin cepat, pergerakan
mata yang cenderung agresif, gelisah, hingga tekanan darah yang mengalami peningkatan.Mimpi terjadi
karena adanya peningkatan aktivitas pada otak, tetapi otot justru mengalami kelumpuhan sementara.
Data dari The American Sleep Foundation menyatakan seseorang kira-kira menghabiskan 20 persen dari
waktu tidur pada tahapan ini atau selama 70 hingga 90 menit.
5. Carilah kasus tentang gangguan istirahat tidur kemudian buat askep mulai pengkajian sampai
evaluasi usia bayi (1-18 bulan) !