A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang hasil keaktifan
kuantitatif berupa hasil observasi keaktifan belajar siswa dari awal tindakan siklus
I sampai kepada siklus terakhir yaitu siklus II, yang diambil dari hasil pengamatan
observer (guru kelas) dan peneliti kemudian dicatat pada lembar observasi.
dikenal dengan nama AMS Makassar dan pada tahun 1950 berubah menjadi SMA
ABC Makassar dibawah pimpinan bapak Yatmo (1950-1952) dan pada tahun
1957 beralih menjadi SMA Negeri 1 Makassar bagian AB. Pada tanggal 21 mei
1979 SMA Negeri 1 Makassar yang beralamat di jalan Gunung Bawakaraeng No.
berlangsungnya proses belajar mengajar. Oleh sebab itu pihak kantor Wilayah
32
dengan pimpinan sekolah untuk menempatkan siswa di beberapa sekolah
berkembang dengan pesatnya, terbukti dari standar NEM penerimaan siswa baru
yang meningkat setiap tahunya dan dikategorikan sebagai SMA Negeri yang
Terakreditasi “A”, demikian pula dengan mutu lulusan yang dihasilkannya yang
berhasil melampaui tes saringan EBTANAS dan UMPTN baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.
sekarang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
33
Tabel 4.1. Daftar Nama Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Makassar.
Beberapa peristiwa penting telah terukir dan pernah tercapai oleh lembaga
ini termasuk pada tahun 2010 SMAN 1 Makassar sudah masuk dalam status
34
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, tetapi pada awal tahun 2013, MK
ditiadakan dan gelar RSBI pada SMA Negeri 1 Makassar dicabut. Sejumlah siswa
2012, Manado–Indonesia
Kompetensi (KBK). Kemudian pada awal penerimaan siswa baru tahun ajaran
pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, dan pada tingkat SMA diadakan
penjurusan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial) pada kelas X yang dilihat berdasarkan nilai raport dan nilai
SKHU/Ijazah SMP.
Visi :
35
Unggul dalam mutu, kompetitif, dan berbudi pekerti luhur.
Misi :
dan latihan.
36
Ruang Kepala Sekolah, Ruang wakil kepala sekolah, Kebun Mini Sekolah,
d. Ekstrakurikuler Sekolah
diantaranya :
37
2. Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian
serta menjelaskan cara dalam menjawab soal yang akan diberikan nantinya.
Ketiga, guru membacakan soal yang sudah dipersiapkan kepada semua kelompok
benar. Keempat, guru memperkenankan wakil dari kelompok yang lebih dahulu
menjawab soal untuk maju di depan kelas meluruskan jawaban. Setelah itu guru
menjawab soal. Dan pada tahap akhir, guru memberikan reward berupa hadiah
kepada kelompok yang paling banyak menjawab soal dan benar sebagai tanda
Kelebihan pada model pembelajaran ini adalah dapat membuat siswa lebih
kreatif dalam belajar dan berfikir, hal ini dikarenakan mereka mempelajari materi
secara lebih santai dan tanpa tekanan dimana model pembelajaran ini
38
memungkinkan para siswa untuk belajar sambil bermain. Pelaksanaan penelitian
ini berlangsung dalam dua siklus yang secara teknis pelaksaan tindakannya
berbeda antara siklus I dan siklus II. Pada setiap pertemuan selalu dilakukan
kelas) dan peneliti. Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan
dilaksanakan selama satu kali pertemuan dengan materi lanjutan dari kesetaraan
dan harmoni sosial dalam masyarakat multicultural dan konflik, kekerasan, dan
upaya penyelesaianya.
a. Perencanaan Tindakan
guru. Dalam tahap penyusunan rancangan ini, materi pelajaran yang digunakan
adalah perbedaan, kesetaraan dan harmoni sosial. Materi ini diberikan karena
selain mengikuti alur pembelajaran yang terdapat pada semester genap juga agar
Menyusun materi yang akan di berikan pada saat proses pembelajaran yang di
siapkan dalam sebuah power point serta membuat soal dan jawaban dalam bentuk
39
menggunakan model pembelajara kooperatif tipe scramble. (3) membuat skenario
pembelajaran untuk peaksanaan tindakan siklus pertama (4). Peneliti dan observer
siswa dan guru untuk pengamatan selama proses belajar mengajar pada tindakan
siklus I. (5). Menyiapkan setting kelas, media, bahan dan alat-alat bantu yang
akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan. (6). Menyediakan reward yang
berupa hadiah kepada kelompok yang lebih unggul untuk lebih memotivasi siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
sebelumnya. Pada kegiatan awal terlebih dahulu peneliti menyiapkan setting kelas
didahului dengan salam dan doa yang dipimpin oleh siswa, setelah itu sebelum
sebelumnya dan juga mengecek kehadiran siswa serta memberikan motivasi untuk
40
Pada kegiatan inti terlebih dahulu menjelaskan materi yaitu pengertian
kesetaraan, harmoni sosial, dan struktur sosial. Dengan menggunakan power point
menjelaskan aturan main dalam menjawab soal dan merumuskan jawaban, dan
dalam bekerja sama dengan kelompoknya. Setelah setiap kelompok telah siap
dalam menerima soal, kemudian guru membacakan satu per satu soal yang sudah
guru siapkan yang terdiri dari 9 soal berdasarkan materi yang telah dipelajari yang
Kelompok yang paling cepat mengangkat tangan untuk menjawab soal maka
wakil dari kelompok tersebut diperkenankan untuk maju di depan kelas dalam
Kegiatan akhir yang dilaksanakan oleh guru pada tindakan siklus I, adalah
kesimpulan pembelajaran pada materi yang telah dijelaskan hari itu serta
memberikan reward, berupa hadiah kepada kelompok yang paling banyak dalam
41
menjawab soal dan benar dalam merumuskan jawaban yang telah diberikan agar
dan observer (guru kelas mata pelajaran sosiologi) pada saat pemberian tindakan,
dengan mengisi lembar observasi yang terdiri dari kegiatan siswa dan guru yang
sudah disusun sebelumnya atau pada tahap persiapan tindakan. Adapun yang
menjadi kriteria penilaian observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
I II
42
1. Perhatian siswa terhadap materi yang diberikan, 3 4
No Uraian Hasil
1 Skor Maksimal 56
43
2 Skor Yang Didapatkan 45
pelaksanaan tindakan siklus I kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan
kooperatif tipe scramble, berada pada kategori aktif atau sekitar 80,35 % dengan
skor perolehan 45 dari 56 skor maksimal yang bisa diperoleh. Namun kategori
menunjukan kategori yang sangat aktif disebabkan masih ada beberapa siswa
memakai headsed dan sibuk bercerita dengan teman sebangkunya, sehingga tidak
dilakukan oleh observer (guru kelas mata pelajaran sosiologi) dapat dilihat pada
44
Aspek yang diamati Skor Penilaian
I II
I. Pendahuluan
1. Mengecek kehadiran siswa dan 3 4
mempersiapkan kelas
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3
3. Memotivasi siswa 3 3
II. Kegiatan Inti
1. Menyampaaikan materi 3 3
2. Membuat model pembelajaran
kooperatif tipe Scramble
a. Membagi siswa dalam 4 4
kelompok
b. Mengorganisasikan kelompok
dan aktivitasnya sesuai model
pembelajaran Kooperatif tipe 3 3
Scramble
c. Mengawasi setiap kelompok
dan memerhatikan kegiatan – 2 4
kegiatan kelompok
d. Memberikan soal kepada
semua kelompok 3 3
e. Memberikan kesempatan
kepada salah satu wakil 3 3
kelompok untuk menjawab
f. Mengevaluasi jawaban dari
kelompok yang menjawab 2 3
soal
III. Penutup
1. Memberikan reward kepada
kelompok yang lebih banyak 4 4
mendapatkan poin
2. Memberikan kesimpulan 3 3
pembelajaran
3. Menutup pembelajaran 3 3
TOTAL 82 : 2 = 41
Skor Maksimal 52
Sumber : Hasil Olah Data, 2017
45
Tabel. 4.5. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Tindakan Siklus I Memakai Model
Pembelajaran Scramble.
No Uraian Hasil
1 Skor Maksimal 52
kooperatif tipe scramble yang dilakukan oleh observer dan peneliti terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, berada pada tingkat kategori
baik atau sekitar 78,84 %, dengan skor perolehan 41 dari 52 skor maksimal yang
bisa diperoleh. Namun peneliti masih belum merasa berhasil dalam pelaksanaan
hal–hal yang kurang mampu dilakukan dengan baik oleh peneliti misalkan
pengelolaan kelas masiih kurang, kontak langsung dengan siswa belum optimal,
proses pendekatan yang belum maksimal dengan siswa, dan cara untuk
memberikan arahan kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik belum
tercapai. Sehingga melihat dari hasil yang dicapai pada siklus pertama ini peneliti
46
d. Refleksi Tindakan Siklus I
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model
permasalahan yang dihadapi selama tindakan yang dihadapi siklus pertama. Pada
hasil tindakan siklus I, diperoleh data bahwa siswa sudah mulai aktif dalam
melihat hasil obeservasi bersama guru sosiologi maka dapat disimpulkan hal
a. Masih ada beberapa siswa yang melakukan aktifitas lain yang tidak berkaitan
b. Waktu menjelaskan materi yang molor sehingga waktu pemberian soal dan
saat diskusi.
47
f. Guru dalam pengelolaan kelas untuk menciptakan kondisi belajar yang
optimal belum menguasai dengan baik sehingga kondisi belajar yang efektif
belum maksimal.
dihadapi pada siklus pertama maka hipotesis tindakan pada siklus I bisa dikatakan
belum diterima. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan lanjutan atau dilanjutkan
berdasarkan kendala dan kekurangan yang sudah dialami pada siklus pertama,
a) Pada siklus pertama masih ada aspek–aspek yang tidak diikuti siswa dengan
langsung kepada siswa secara aktif sehingga siswa dapat belajar dengan lebih
baik.
c) Lebih mengontrol kegiatan siswa pada saat berdiskusi dan pada saat
perhatian kelas.
48
e) Reward berupa hadiah akan diberikan kepada dua kelompok, kelompok yang
juara dan kelompok yang paling kompak, hal ini dilakukan untuk lebih
f) Pada siklus I semua soal dan jawaban yang di acak hurufnya dibuat oleh guru,
tetapi pada siklus II para siswa lah yang terbagi dalam tiap-tiap kelompok
yang membuat soal beserta jawaban acak. Hal ini dilakukan karena selain guru
dapat lebih efektif dalam mengontrol jalanya diskusi juga agar siswa dapat
a. Perencanaan Tindakan
merupakan lanjutan materi yang ada di siklus pertama yaitu kesetaraan dan
tahap ini dibuat oleh peneliti bekerja sama dengan guru, sesuai hasil refleksi siklus
pertama. Tahap yang dilakukan dalam siklus II dilakukan sedikit perbedaan pada
beserta jawan yang diacak hurufnya sudah disiapkan dan dibuat oleh guru menjadi
siswa dalam tiap-tiap kelompok yang membuat soal beserta jawaban yang diacak
hurufnya. Hal ini dilakukan agar guru dapat lebih optimal dalam melakukan
pengelolaan kelas sehingga proses pembelajaran dapat menjadi aktif dan kondusif
serta agar dapat mengoptimalkan kerjasama siswa diantara kelompoknya. Hal ini
49
Tahap kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan diadakan
perubahan sedikit pada skenario pemberian kuis pada saat pemberian tindakan,
meliputi (1). Menyusun materi yang akan di berikan pada saat proses
pembelajaran yang di siapkan dalam sebuah power point. (2) membuat rancangan
tindakan siklus kedua dengan melakukan inovasi pada saat pemberian soal (4).
observasi keaktifan belajar siswa dan guru untuk pengamatan selama proses
belajar mengajar pada tindakan siklus II. (5). Menyiapkan setting kelas, media,
bahan dan alat-alat bantu yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan.
(6). Menyediakan dua reward yang berupa hadiah kepada kelompok yang lebih
unggul dan juga kepada kelompok yang lebih kompak. untuk lebih memotivasi
b. Pelaksanaan Tindakan
dengan alokasi waktu 2 kali 40 menit dengan materi lanjutan yaitu kesetaraan dan
pengelolaan kelas dan keterampilan dalam melakukan pendekatan yang lebih baik
agar kondisi belajar menjadi lebih baik dan keaktifan belajar siswa lebih optimal.
50
Peneliti melakukan inovasi pada saat pemberian soal, dimana guru
tidak lagi menyiapkan soal dan jawaban yang hurufnya diacak tetapi diubah
menjadi siswa yang berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat soal beserta
jawaban yang hurufnya diacak dengan menggunakan tahapan yang sesuai dengan
menanyakan kepada siswa mengenai materi yang sudah dipelajari pada pertemuan
menggunakan media power point beserta buku paket yang sudah disiapkan,
setelah penjelasan materi selesai guru langsung membagi siswa kedalam beberapa
kelompok dengan cara mempersilahkan setiap siswa untuk berhitung dari angka
1–6 yang dimulai dari barisan belakang sampai barisan yang ada di depan
sehingga terbentuk 6 kelompok yang ber anggootakan 5-6 orang dalam kelompok
bagaimana cara bekerja sama, berdiskusi dengan baik, dan melakukan pembagian
mengenai cara dalam membuat soal beserta jawaban yang hurufnya diacak
sedemikian rupa. pada saat inilah guru lebih terfokus untuk melakukan pengelolan
kelas dan lebih melakukan pendekatan kepada tiap kelompok agar dapat
51
mengikuti arahan dengan baik sehingga kondisi belajar yang optimal dapat terjadi
dan keaktifan belajar tiap siswa dalam kelompok menjadi lebih efektif.
Ketika siswa yang terdiri dalam tiap–tiap kelompok sudah paham dan
mengerti mengenai cara dan aturan dalam proses pembuatan soal beserta jawaban
yang diacak, guru kemudian memberikan waktu kurang lebih 15 menit untuk
dipakai berdiskusi dalam membuat soal dan jawaban sebanyak 3 soal beserta
menuliskan jawaban yang di acak dan membacakan soal yang sudah dibuat
bergantian maju di depan kelas sampai pada kelompok terakhir yaitu kelompok 1.
pendekatan dan pengelolaan kelas yang lebih baik peneliti dan observer juga
Pada kegiatan akhir yang dilaksanakan oleh guru pada siklus II pemberian
reward yang berupa hadiah, berbeda dengan siklus yang pertama, jika di siklus
pertama hadiah yang diberikan hanya kepada satu kelompok yang paling banyak
kepada dua kelompok sekaligus, yaitu kepada kelompok yang lebih unggul dan
52
c. Paparan Hasil Observasi
Proses pada saat pembelajaran tindakan siklus II, Peneliti bersama dengan
susun sebelumnya atau pada tahap persiapan tindakan. Hasil observasi siswa pada
53
Tabel. 4.7. Hasil Rekapitulasi Observasi Kegiatan Siswa Tindakan Siklus II
No Uraian Hasil
1 Skor Maksimal 56
Hasil penelitian pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada kegiatan
sebelumnya. Pada siklus II hasil obervasi siswa pada saat pembelajaran dengan
peneliti serta observer, menunjukan bahwa tingkat keberhasilan siswa berada pada
kategori sangat aktif, dan presentase hasil observasi mencapai angka 91,96 %
siswa pada umumnya sudah berada dalam kategori sangat aktif dan sudah
berjalan sesuai apa yang diharapkan, yang mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Tentunya peningkatan keaktifan belajar siswa yang dapat meningkat
disebabkan oleh proses pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru berdasarkan
54
kekurangan yang sudah dialami pada siklus pertama, sehingga hasil observasi
menjadi lebih baik. Untuk hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
I. Pendahuluan
1. Mengecek kehadiran siswa dan mempersiapkan 3 4
kelas
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3
3. Memotivasi siswa 4 4
II. Kegiatan Inti
1. Menyampaaikan materi 4 4
2. Membuat model pembelajaran kooperatif tipe
Scramble
a. Membagi siswa dalam kelompok 4 4
55
Tabel. 4.9. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Tindakan Siklus II Memakai Model
Pembelajaran Scramble.
No Uraian Hasil
1 Skor Maksimal 52
dan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan
sangat baik atau presentase tingkat keberhasilan mencapai 90,38 % dengan skor
yang di dapatkan 47 dari 52 skor maksimal ideal yang bisa diperoleh. Hal ini
kelas, sehingga dapat dikatakan melalui hasil observasi yang dilakukan oleh
observer dan juga peneliti, pembelajaran sudah berhasil dan sudah mencapai
scramble pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Makassar
56
belajar sudah berada pada kategori sangat baik dan sudah berjalan sesuai apa yang
di harapkan.
yang menunjukan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran
siswa dalam mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Makassar
memenuhi kriteria siswa yang aktif sampai dengan siklus ke II dimana presentase
keaktifan belajar siswa bertambah menjadi lebih meningkat yaitu 91,96 % atau
sudah mencaapai kriteria tingkat keaktifan belajar siswa yang sangat aktif. Hasil
sudah berhasil karena keaktifan belajar siswa sudah meningkat, selain itu pada
kooperatif tipe scramble juga mengalami peningkatan yaitu 78,84 % pada siklus I
dimana memenuhi kategori tingkat keberhasilan guru dengan predikat baik yang
57
predikat sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pada tindakan
siklus II sudah diterima dan penelitian ini dianggap sudah berhasil dan selesai.
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi pada kelas XI
kooperatif tipe scramble. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus, siklus
I dan siklus II. Dari hasil tindakan yang dilakukan pada siklus 1 dengan melihat
hasil observasi keaktifan belajar siswa terlihat bahwa dengan menggunakan model
standar dari indicator keaktifan belajar siswa yaitu 80,35% atau dengan melihat
pada kategori tingkat keberhasilan keaktifan siswa yaitu sudah mencapai kategori
siswa yang aktif. tetapi berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus I ini,
peneliti belum merasa puas dengan hasil yang didapatkan, dikarenakan hasil yang
di peroleh masih tergolong standar atau masih setara dengan tingkat keaktifan
belajar siswa pada umumnya selain itu masih terdapat banyak kekurangan yang
dialami guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dalam menciptakan kondisi
pertama sehingga pada hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan juga
58
diharapkan yaitu 91,96 % atau dengan melihat pada kategori tingkat keberhasilan
keaktifan siswa yaitu sudah mencapai kategori siswa yang sangat aktif.
dipengaruhi oleh model pembelajaran scramble juga ditentukan oleh cara guru
dalam mengelola kelas pada saat proses belajar mengajar, dapat dilihat pada siklus
siswa pada saat proses pembelajaran. Melihat dari tingkat keaktifan belajar siswa
yang sudah menunjukan indicator ideal keaktifan belajar dan juga tingkat
optimal maka dari itu penelitian ini dinyatakan telah sukses dan berhasil, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi hasil observasi keaktifan
59
Tabel. 4.10. Hasil Rekapitulasi Observasi Keaktifan Belajar Siswa dan Kegiatan
Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Scramble Tindakan
Siklus I dan Siklus II
Hasil
No Uraian
Siklus I Siklus II
Kategori Tingkat
6 Aktif Baik Sangat Sangat
Keberhasilan Aktif Baik
pelajaran sosiologi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Piping Sugiharti
60
mencapai taraf penalaran tinggi, mendorong tumbuhnya motivasi intrinsic
peningkatan tidak lepas dari peranan seorang guru dalam menerapkan model
baik, dimana guru dalam pemberian tindakan harus dapat menyesuaikan kondisi
siswa dengan keadaan di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan Teori Behavioristik
yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner 28yaitu dalam proses pembelajaran yang
terpenting adalah input yang berupa stimulus dari seorang guru yang kemudian
memberikan pengaruh yang berupa respon dari peserta didik terhadap stimulus
tindakan model pembelajaran scramble yang dilakukan oleh observer pada siklus I
terlihat bahwa guru dalam pelaksanaanya mencapai tingkat kategori baik atau
sekitar 78,84 %, Ini berarti criteria tingkat keberhasilan guru sudah mencapai
standar, namun belum mencapai skor maksimal ideal yang bisa diperoleh. Setelah
melalui hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan bekerjasama dengan
tipe scramble, sehingga pada siklus ke II tingkat keaktifan belajar siswa menjadi
meningkat yang disebabkan oleh pemberian tindakan yang dilakukan guru yaitu
28
Sumadi Suryabrata, psikologi pendidikan, (Yogyakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2014), Ed. 5,Cet.21, hlm. 232.
61
memperbaiki setiap kekurangan yang ada pada siklus pertama. Hasil observasi
siklus ke II ini benar saja mengalami peningkatan yaitu 90,38 % atau dalam
hal ini peneliti memberikan kesimpulan yaitu factor yang menjadi pendorong
terbesar dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah peranan seorang guru
dalam mengelola kelas serta memahami keadaan situasi dan kondisi siswa dalam
proses pembelaajaran.
Oleh karena itu, indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai,
ini berarti pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini telah terjawab yaitu keaktifan
belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 4 dapat meningkat melalui penerapan model
kooperatif tipe scramble pada mata pelajaran sosiologi maka keaktifan belajar
62
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka pada bab
keaktifan belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Makassar kota
peningkatan keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II yang diikuti oleh
siswa berada pada kategori aktif atau sekitar 80,35% dan tingkat hasil
presentase guru berada pada kategori Baik atau sekitar 78,84 %, dan pada
siklus ke II hasil yang didapatkan sesuai apa yang diharapkan yaitu 91,96 %
pada keaktifan hasil belajar siswa atau sudah berada pada kategori “sangat
menerapkan model scramble yaitu 90,38 % atau sudah berada pada kategori
63
meningkat dan mencapai indicator keberhasilan yang ideal, dengan demikian
B. Implikasi
meningkatkan keaktifan belajar siswa di dalam kelas yaitu mencapai 91,96 % dan
sudah mencapai kategori siswa yang sangat aktif. Di samping itu melalui
penelitian ini juga memberikan dorongan kepada para guru dalam hal mengajar
C. Saran
2. Diharapkan kepada para guru khususnya guru bidang studi sosiologi kiranya
64
sehiingga meningkatkan minat belajar siswa khususnya model pembelajaran
kekurangan, penulis menyadari akan hal itu, oleh karena itu diharapkan
maksimal.
65