Anda di halaman 1dari 15

RESUME

ELEMEN LAPORAN KEUANGAN


“BIAYA”
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

Dosen Pembimbing: Dra. Tri Siwi Nugrahani, M. Si

Disusun Oleh:

Hastin Nalaratih (17133100003)

Ricky (17133100058)

Welas Asih (17133100077)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2020
BIAYA
1. Pengertian Biaya
Secara umum, sanggup dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka
membuat pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai
berikut : “Biaya yaitu anutan keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang
(atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi
barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan acara yang lain yang merupakan acara utama
suatu entitas” . 
Sedang IAI (1994) mendefinisikan biaya (beban) sebagai berikut :Beban (expenses)
yaitu penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar
atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang menimbulkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dari pengertian di atas sanggup
dilihat bahwa biaya pada akhirnya merupakan anutan keluar aktiva meskipun kadang kala
harus melalui hutang lebih dahulu.
Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau
kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity) sebagai akhir
pemakian barang dan jasa oleh suatu unit perjuangan untuk menghasilkan pendapatan pada
periode berjalan.
Dari definsi-definisi di atas, definisi yang dikemukakan IAI sejalan dengan definisi
yang diajukan oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut pandang kejadian
moneter (penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas). Sebaliknya definisi yang
dikemukakan FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan Kam.
Perbedaan sudut pandang tersebut sanggup dianalisis sebagai berikut :
Definisi yang diajukan FASB tidak memperlihatkan perbedaan yang terang antara
kejadian moneter dan kejadian fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan biaya
saling berkaitan dekat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah rupiah
mempunyai sifat moneter, lantaran dihasilkan dari kejadian yang mengakibatkan perubahan
nilai obyek ekonomi tersebut. Biaya memperlihatkan kejadian moneter yang berasal dari
pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik) dalam acara operasional perusahaan. Pemakaian

1
aktiva harus memperlihatkan adanya suatu cost yang dinyatakan keluar (dikonsumsi)
sebagai biaya.
Apabila dilihat dari pandangan tradisional, definisi yang dikemukakan FASB
memperlihatkan bahwa biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan
menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Apabila prinsip penandingan (matching)
dilakukan dengan tepat, maka pembebanan biaya harus ditunda lebih dahulu sebagai aktiva,
selama pemanfaatan jasa masa kini sanggup membantu menghasilkan pendapatan pada
priode yang akan datang. FASB tidak memperlihatkan kondisi tersebut.
Lepas dari perbedaan tersebut, yang terang setiap cost yang dinyatakan keluar dalam
rangka menghasilkan pendapatan disebut dengan biaya. Baik itu biaya yang berasal dari cost
yaang pribadi dibebankan sebagai biaya tanpa dicatat lebih dahulu sebagai aktiva.

2. Karakteristik utama
a. Penurunan Aset
Biaya timbul karena terjadi transaksi yang menurunkan aset, atau menimbulkan aliran
keluar aset. Jadi konsumsi atau pemakaian aset merupakan manfaat ekonomi aset telah
habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah diserahkan dari entitas usaha.
b. Operasi utama yang menerus
Tidak semua penurunan atau konsumsi asset membentuk biaya, untuk menjadi biaya
harus berkaitan dengan aktivitas utama kesatuan usaha (kegiatan penciptaan pendapatan
dan profit yang dipresentasikan dalam aktivitas produksi dan pengiriman barang).
c. Kenaikan kewajiban
Apabila barang dan jasa telah dimanfaatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak
mengakuinua sebagai asset sebelumnya dan apabila perusahaan belum mengakui
kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain maka biaya
didefinisan sebagai kenaikan pajak. (ex. Fee pengiriman barang oleh perusahaan ekspedisi
yang belum dibayar perusahaan.
d. Penurunan ekuitas
Penuruan asset akan menjadi penurunan ekuitas dimana hal tersebut akan membentuk biaya,
tetapi penuruan asset tidak selalu berakibat penurunan ekuitas. (ex. Pembagian deviden kas
adalah penurunan asset, tetapi tidak dapat disebut sebagai biaya).
e. Aliran Fisik atau Moneter
2
Menurut FASB definisi biaya adalah aliran keluar aset atau pemanfaatan aset tiidak secara tegas
membatasi apakah aliran tersebut bersifat fisik atau moneter. Pengertian biaya sebagai aliran
fisik dimaknai bahwa biaya timbul dari penyerahan/ produksi barang atau dari pelaksanaan jasa.
Secara semantik, definisi biaya adalah perubahan atau penurunan nilai, sehingga timbulnya
biaya merupakan kejadian moneter.
f. Rugi
Sebagai lawan makna untung, kata-kata kunci yang pada pengertian rugi adalah:
 Penurunan ekuitas (aset bersih)
 Transaksi periferal atau incidental
 Selain apa yang didefinisikan sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik.

3. Pengakuan Biaya
Pengakuan menyangkut masalah kriteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi
agar penurunan nilai aset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah
saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan
telah dipenuhi. Oleh karena itu, kriteria pengakuan tidak dibedakan dengan kaidah
pengakuan sehingga masalah pengakuan biaya adalah kapan penurunan nilai aset dapat
dikatakan telah terjadi atau kapan biaya telah timbul sehingga jumlah rupiah biaya dapat
diakui.

Kriteria Pengakuan

a. Konsumsi Manfaat. Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai
suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan
barang, penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasi
operasi utama atau sentral entitas tersebut.
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang. Biaya atau rugi diakui
bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat
ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.

4. Hubungan Kos dan Biaya

3
Beberapa sumber mendefinisi biaya dalam kaitannya dengan pengertian kos karena
memang biaya tidak dapat dipisahkan dengan kos. Akan tetapi, kos tidak selalu dapat
disebut biaya karena kos dapat juga merepresentasi asset.
Dengan kos sebagai pengukur, kriteria konsumsi manfaat dan kelenyapan manfaat
dapat dinyatakan dalam bentuk keterbatasan kos (cost expiration). Kriteria konsumsi lebih
berkaitan dengan pengakuan biaya sehingga kriteria ini oleh paton dan Littlen (1970) disebut
kehabisan kos penciptaan pendapatan (revenue producing cost expiration) sedangkan kriteria
kelenyapan lebih berkaiatan dengan rugi sehingga krtiteria ini dapat disebut keterhabisan
kos non penciptaan pendapatan (not revenue produsing cost expiration).

5. Proses dan Konsep Penandingan


Konsep atau prinsip penandingan adalah dasar pemikiran untuk menghubungkan
pendapatan dan biaya sehingga laba yang dihasilkan lebih bermakna. Prinsip penandingan
menjadi suatu kebutuhan (necessity) dalam akuntansi karena alasan berikut:
a. Pengakuan pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena teknik
pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut. Dengan kata lain, proses penandingan
tidak dilakukan pada saat transaksi pendapatan terjadi tetapi pada umumnya dilakukan
pada akhir tahun.
b. Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan
transaksi terjadinya biaya. Sebagai contoh, pemerolehan dan pembayaran barang dan
jasa untuk menghasilkan produk tidak selalu bersamaan (tidak terjadi dalam perioda
yang sama) dengan penjualan dan pengumpulan kas.

Kelayakan Ekonomik

Penandingan yang tepat harus didasarkan pada kelayakan ekonomik dan bukan fisis.
Memang penandingan menuntut identifikasi konsumsi manfaat asset atau jasa secara fisis
tetapi nilai asset atau jasa yang dikonsumsi juga harus ditentukan secara tepat dengan
memperhatikan kondisi yang melingkupinya. Oleh karena itu, dasar penandingan yang
paling utama adalah kelayakan ekonomik (economic reasonanbleness) bukannya dasar
aliran fisis semata-mata.

Menandingkan Bukan Mengkompensasi

4
Ada kalanya biaya komisi penjualan, biaya angkut pengiriman barang (ekspedisi),
dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan transaksi penjualan dikurangkan langsung
terhadap hasil penjualan dan hanya jumlah rupiah netonya dicatat dalam akun penjualan dan
penjualan dilaporkan sebesar jumlah netonya. Perlakuan semacam ini secara teoritis tidak
layak. Karena karakteristik yang berbeda, upaya harus dipisahkan dengan hasil. Semua kos
yang mempresentasi upaya harus tetap dicatat sebagai kos (atau biaya kalau langsung
dibebankan). Sebaliknya, seluruh hasil penjualan produk harus dicatat seluruhnya secara
utuh sebagai pendapatan.

6. Basis Asosiasi
Dalam rangka menghubungkan biaya dan biaya, perlu dipertimbangkan basis
asosiasi yang menggambarkan penandingan yang secara ekonomik layak. Berbagai basis
asosiasi dibahas berikut ini.
a. Asosiasi Sebab dan Akibat
Konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam
rangka mendapatkan capaian berupa pendapatan. Ini berarti ada hubungan sebab akibat
antara biaya dan pendapatan. Oleh karena itu, basis penandingan yang paling tidak
masuk akal adalah sebab akibat walaupun basis ini lebih merupakan asumsi dari pada
kenyataan karena dalam banyak hal sulit dibuktikan secara meyakinkan bahwa biaya
menyebabkan pendapatan.
b. Identifikasi Kos Produk
Karena produk terjual merupakan takaran penandingan, kos produk akan dipecah
menjadi duakomponen yaitu kos produk yang telah terjual dan kos produk yang belum
terjualdan masihmenjadi asset perusahaan. Kos yang melekat pada produk terjual akan
langsung dibebenkansebagai biaya. Kos sediaan baru dibebankan sebagai biaya kalau
produk telah terjual
c. Produk Usang atau Musiman
Masalah lain yang berkaitan dengan penandingan atas dasar sebab akibat adalah
adanya produkmusiman yang tidak laku dijual. Persoalannya adalah apakah kos produk
musiman yang tidakterjual merupakan sebab (sebagai biaya) atau bukan (sebagai rugi) .
Sediaan akhir yang tidakterjual sebenarnya merupakan upaya (biaya) atau sebab untuk

5
mendatangkan penjualan yangdicapai musim tertentu. Jadi tidak selayaknyalah kos
sediaan yang tidak terjual diperlakukansebagai rugi.
d. Barang Rusak
Kelayakan ekonomik menuntut pertimbangan dengan memperhatikan kondisi
yang melingkupi suatu masalah. Bila kerusakan produk merupakan hal yang normal
atau bahkan merupakan prasyarat untuk menghasilkan barang dengan kualitas baik, kos
barang yang rusak dapat dianggap sebagai upaya menghasilkan pendapatan. Sebaliknya,
kalau kerusakan atau cacatnya produk merupakan hal yang tidak biasa terjadi (karena
kelalaian atau musibah) maka jumlah rupiah tersebut dapat diperlakukan sebagai rugi.
e. Identifikasi Kos Nonproduk
Dalam kaitannya dengan penandingan sebab-akibat ,kos nonproduksi tidak harus
ditunda pembebanannya untuk dikeitkan dengan pendapatan masa datang kalau tidak
ada kepastian tentang pendapatan masa datang yang dapat dikaitkan dengan kos
nonproduksi. Ini berarti asosiasi produk diganti dengan asosiasi perioda.
f. Biaya antisipasian
Biaya antisipasian (anticipated expenses) adalah biaya yang dianggap
menyebabkan timbulnyapendapatan tetapi baru terjadi seteleh pendapatan diakui.
Sebagai contoh adalah kos yangberkaitan dengan kegiatan purna-jual seperti jaminan
penjualan, jaminan reparasi gratis, danpengumpulan piutang. Bila penanding.an sebab-
akibat dipertahankan , kos semacam itu harusdiantisipasi dan diakui pada periode
terjadinya penjualan meskipun kos belum terjadi
g. Alokasi Sistemantik dan Rasional
Alokasi sistemantik dan rasional merupakan proses penandingan dengan perioda
sebagai penakar pendapatan dan biaya. Proses ini sering disebut penandingan perioda.
Dalam pengakuan biaya, diasumsikan bahwa yang menerima manfaat dari potensi jasa
adalah perioda bukannya produk.
h. Pembebanan arbitrer
Kalau tidak ada alasan yang kuat untuk menunda pembebanan kos untuk
mencapai penandingan sebab akibat dan juga tidak ada dasar alokasi yang layak, suatu
kos biasanya akan langsung dibebankan dalam perioda terjadinya. Ini berarti bahwa kos
ditandingkan dengan pendapatan secara arbitrer. Penandingan arbitrer tidak selalu

6
berkaitan dengan pengakuan rugi. Kos suatu potensi jasa akan segera diakui sebagai
biaya atau rugi kalau terbukti bahwa manfaat ekonomiknya menjadi lenyap atau
berkurang.

7
7. Sediaan
Masalah pengukuran dan penilaian sediaan pada akhir perioda dapat dinyatakan sebagai
berikut :
a. Penentuan besarnya kos barang yang terjual untuk ditandingkan dengan penjualan
sehingga dapat ditentukan besarnya laba perusahaan.
b. Penentuan nilai sediaan sebagai unsur asset lancar perusahaan. Karena aliran kos tidak
selalu mengikuti secara persis aliran fisis barang, diperlukan metoda asosiasi yang
paling menggambarkan kegiatan operasi sesungguhnya sehingga penandingan yang
tepat antara biaya (kos barang terjual) dan pendapatan dapat dicapai.

8. Implikasi Metoda Asosiasi Terhadap Laba


Seandainya metoda yang layak telah ditetapkan, keterandalan kos sediaan akhirnya
sangat bergantung pada system penelusuran factor produksi yang membentuk produk atau
barang. Jadi, dalam kondisi operasi perusahaan modern yang kompleks, apa yang dapat
dicapai dalam penentuan laba periodic sebenarnya tidak dapat diharapkan lebih daripada
pengukuran yang mendekati ideal.

9. Penandingan Pos-Pos Biaya


Penakar yang ideal udalah unit produk karena pendapatan diciptakan dengan
menyerahkan produk (direpresentasi oleh kos produk). Oleh karena itu, idealnya tiap
unit menyerap semua jenis kos operasi (produksi, penjualan, administrasi, dan
pengumpulan piutang). Dengan perioda sebagai penakar, kos objek atau kegiatan sebagai
pengukur biaya yang dimasukkan ke dalam penakar tidak harus jelas dan tegas berkaitan
dengan pendapatan yang masuk dalam penakar (perioda) tersebut. Di bawah ini
meringkas konsep penandingan dan implikasi terhadap klasifikasi biaya sebagai
pengurang pendapatan.
Masalah pembebanan kos dan basis asosiasi di atas berlaku untuk semua jenis potensi
jasa. Masalah khusus terjadi dalam hal sediaan dan aset tetap, khususnya fasilitas fisis
yaitu gedung/prabrik dan perlengkapan (plant and equipments). Uraian berikut
membahas masalah teoretis yang menyangkut pos-pos tersebut.

8
10. Fasilitas Fisis
a. Karakteristik dan Tujuan Pelaporan
 Berwujud fisis dan dikuasai oleh perusahaan untuk mengolah dan memperlancar
kegiatan operasi perusahaan
 Pada umumnya berumur panjang walaupun terbatas sehingga perlu penggantian
 Bernilai bagi perusahaan lantaran kekuasaan atau hak perusahaan untuk
menggunakannya bukan lantaran hak miliknya
 Pada umunya erupakan asset nonmoneter dan manfaat yang dapat diberikan berupa
potensi jasa (service potentials) bukan daya beli atau ketertukarannya
(exchangeability).

11. Basis Pembebanan


Fasilitas fisis memberi kontriusi jasa ke opreasi berupa kapasitas atau daya. Oleh
karena itu kos daya atau kapasitas fasilitas fisis tersebut jelas harus diserap menjadi bagian
kos produksi dan akhirnya menjadi bahan pendapatan.
Jadi, pembebanan kos fasilitas fisis untuk suatu perioda tidak dapat ditentukan atas
dasar pengukuran fisis yang objektif tetapi lebih merupakan suatu hasil pertimbangan
(judgement) atas dasar taksiran factor-faktor penentu (yaitu umur ekonomik, kapasitas
ekonomik, dan nilai residual) yang sering tidak dapat diuji validitasnya secara objektif.

12. Depresiasi
Dari segi akuntansi, depresiasi merupakan suatu proses alokasi kos secara sistematik
dan rasional dan jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian kos potensi jasa yang dianggap
telah dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda
dengan jenis biaya operasi lainnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa kos fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem biaya
dibayar dimuka; akuntansi depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar
di muka tersebut ke produksi atau perioda berjalan. Untuk tujuan pengembangan pelaporan
keuangan, depresiasi secara teoritis dapat dimaknai selain sebagai prosedur atau alokasi
sistematik dalam rangka penandingan biaya dan pendapatan yang tepat.
a. Depresiasi Sebagai Proses Akumulasi Dana

9
Pengertian ini didasari oleh gagasan bahwa untuk dapat mempertahankan
kelangsungan hidup, perusahaan harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis
umurnya. Akibatnya, perusahaan harus menyisihkan dana dari pendapatan yang
diperoleh. Pengakuan biaya depresiasi tidak mempunyai kaitan langsung dengan
masalah penggantian.
b. Depresiasi Sebagai Pemulihan Investasi
Secara konseptual sama dengan pandangan di atas tetapi dianggap bahwa fasilitas
fisis didanai dengan utang. Agar perusahaan mampu membayar kembali investasinya
maka harus dilakukan penyisihan dana dengan cara mengurangi pendapatan perusahaan
sebesar depresiasi.
c. Depresiasi sebagai Proses Penilaian
Salah satu pendefinisian secara semantic adalah depresiasi dipandang sebagai
penurunan potensi jasa (decline in serve potential) selama periode operasi akibat
keausan fisis, konsumsi manfaat atau keusangan teknologis. Dengan demikian
penurunan potensi jasa selama perioda dapat dipandang sebagai selisih penilaian antara
potensi jasa awal dan potensi jasa akhir baik secara fisis maupun moneter.
d. Nilai Setara Tunai (Current cash equivalents)
Dengan basis ini penurunan nilai fasilitas fisis ditentukan dengan cara menghitung
selisih nilai setara tunai pada awal dan akhir perioda. Nilai ini adalah harga pasar asset
yang sama dalam kondisi yang sama sebagai barang bekas. Di sini diangga bahwa daya
beli uang stabil.
e. Kontribusi Pendapatan Neto Diskunan (Discounted net revenue contribution)
Dengan penilaian ini, depresiasi ditentukan dengan cara menghitung selisih nilai
diskunan aliran kontribusi pendapatan neto pada awal dan akhir perioda. Kontribusi
pendapatan neto adalah tambahan aliran kas masuk (pendapatan) karena adanya
investasi fasilitas fisis bersangkutan. Penilaian ini memerlukan informasi tarif diskun
yang biasanya didasarkan atas tingkat kembalian (rate of return) investasi bebas resiko
atau tingkat bunga umum yang berlaku.
f. Depresiasi sebagai Sarana Penandingan Kos dengan Kontribusi Pendapatan Neto

10
Pendapatan neto disini adalah pendaptan yang dihasilkan oleh fasilitas fisis dikurangi
biaya pengoprasian fasilitas fisis. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa variasi
pendapatan merefleksi variasi penyerapan jasa fasilitas fisik.

13. Metoda Alokasi


Metoda yang paling rasional adalah metoda yang mendasarkan diri pada aliran
penyerapan kapasitas jasa tersebut. Dengan kata lain, metoda yang paling tepat adalah
metoda unit produksi (Production or output method). Kesulitan utama yang dihadapi metoda
ini adalah penentuan kapasitas total yang dapat dihasilkan selama umur ekonomik asset
bersangkutan.
Jadi yang paling diperlukan adalah suatu kebijakan depresiasi yang sistematik dan
logis didasarkan atas berbagai kemungkinan dan factor yang melingkupi fasilitas fisis yang
bersangkutan.

14. Hubungan Depresiasi dan Laba


Ini berarti besarnya biaya depresiasi bergantung pada besarnya pendapatan dalam
perioda tertentu. Implikasinya adalah dalam hal pendapatan cukup kecil, akan terjadi
semacam penundaan biaya depresiasi atau “tahun gemuk menutup tahun kurus”. Jadi
meskipun tetap dituntut untuk menaksir depresiasi tahunan secara seksama, rasional dan
objektif, hendaknya tidak ada pikiran sama sekali untuk mempengaruhi besarnya laba.

15. Koreksi Terhadap Kesalahan Taksiran


Program depresiasi harus direvisi bilamana kenyataan jelas menunjukkan bahawa
revisi tersebut diperlukan. Mengkapitalisasi rugi pemberhentian sama saja dengan
menyangkal adanya rugi tersebut. Kos yang harus dibebankan ke operasi selama umur
fasilitas fisis yang baru adalah terbatas pada kos unit baru tersebut. Sisa kapasitas fasilitas
fisis lama tidak menambah daya atau kapasitas fasilitas fisis baru.

11
16. Tanah
a. Tanah
Tanah tidak perlu didepresiasi atau diamortisasi menjadi biaya depresiasi. Dengan
kata lain, fungsi tanah untuk menyediakan jasa ditempati tanpa batas waktu
(selamanya) cukup menjadi alas an kebijakan untuk memperlakukan kos tanah sebagai
investasi permanen dalam fasilitas produksi.
b. Tanah Bukan Hak Milik Permanen
Akuntansi yang sehat menghendaki pemisahan kos tanah menjadi bagian yang
dimasukkan sebagai kos sisa tanah (kalau ada) dan bagian yang menunjukkan kos
elemen tanah yang dapat habis jasanya (potensi jasa tanah untuk ditanami), kemudian
ditentukan alokasi kos semantic yang tepat untuk bagian kedua tersebut. Jadi, dengan
akuntansi seperti di atas, pengeluaran-pengeluaran untuk mengembalikan kesuburan
tanah akan menjadi bagian kos tanah yang pada akhirnya harus didepresiasi.
c. Sumber Alam
Kos sumber alam tersebut (tidak termasuk sisa nilai tanah) harus diserap secara
sistematik ke produksi atas dasar pengambilan atau konsumsi. Kos yang diserap ini
disebut deplesi. Seperti juga depresiasi, deplesi sebagai kos atau upaya untuk
menghasilkan pendapatan harus ditentukan secara objektif dan rasional tanpa
memperhatikan pengaruhnya terhadap laba bers
d. Aset Tak Berwujud
Penghapusan langsung seluruh kos sebagai rugi harus segera dilakukan kalau
kondisi menunjukkan bahwa asset tak berwujud tersebut tidak lagi mempunyai arti
ekonomik yang penting. Karena banyak masalah teoritis yang timbul, dua jenis asset tak
berwujud yaitu goodwill dan kos organisasi dibahas di bawah ini.
e. Goodwill
Goodwill adalah selisih lebih jumlah rupiah tunai atau setaranya yang dibayarkan
oleh perusahaan pembeli di atas nilai pasar wajar atau nilai buku kekayaan fisis
perusahaan yang dibeli. Kos goodwill yang melekat pada harga beli suatu perusahaan
yang sudah beroperasi pada dasarnya merupakan nilai sekarang atau nilai diskunan
(present or discounted value) kelebihan laba yang dihasilkan

12
f. Kos Organisasi
Kos organisasi diperlakukan sebagai asset tak berwujud karena kos tersebut tidak
dapat dikaitkan dengan asset tetap berwujud yang ada dalam perusahaan. Akan tetapi
kos pendirian tersebut harus mulai diserap atau dihapuskan bila terjadi penurunan laba
dan pengerutan kekayaan yang terus menerus akibat kegagalan usaha atau proses
likuidasi.

13
Buku Teori Akuntansi Suwardjono edisi ketiga, Perekayasaan Pelaporan
Keuangan.
https://manajemenkeuangan.net/pengertian-biaya-adalah/

14

Anda mungkin juga menyukai