Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
Sebelum terjadi hari kiamat, mereka yang telah mati mengalami proses awal
kehidupan akhirat yang disebut alam barzakh (Q.S. arRµm/30:55-56). Barzakh adalah
alam yang menjadi batas antara alam dunia dan alam akhirat. Pada masa itu roh manusia
sudah menyadari akan kebenaran janji Allah Swt. (Q.S. al-Mu’minµn/23:99-100), bahkan
kepada mereka yang jahat sudah diperlihatkan neraka dan siksa (Q.S. al-Mu’min/40:45-
46).
Peristiwa-peristiwa yang harus diimani yang akan terjadi sesudah mati antara
lain:
1) Fitnah kubur: yaitu beragam pertanyaan yang diajukan kepada orang yang
meninggal tentang Tuhannya, agamanya, nabinya, imannya, dan kiblatnya.
2) Siksa dan nikmat kubur: siksa kubur diperuntukkan bagi orang yang zalim,
munafik, kafir dan musyrik (Q.S. al-An’ām/6:93, Q.S. alMu’min/40:46, Q.S.
Fu¡¡ilat/41:30, Q.S. al-Ahqāf/46:83-89). “Nikmat kubur diperuntukkan bagi orang
yang baik amal ibadahnya di dunia” (Q.S. ²li 'Imran/3:169-170 dan Q.S. al-
Baqarah/2:154).
Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup karena tenaga/sinarnya
habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak akan turun.
Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik
sehingga hancurlah bumi ini.
2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan merenggut keimanan, hingga
akan banyak orang yang akan terpedaya dengan seruannya.
Anak-anakku, menurut yang tidak mengerti pada hari itu, Dajjal ini adalah sang
penyelamat. Tapi bagi kita yang beriman dan imannya masih benar. Dajjal ini adalah
Kafir La'natullah 'alaih yang kita harus menghindar daripadanya. Mengapa harus
menghindar? Karena kita tak akan mampu melawan pengaruh Dajjal ini. Sihirnya sangat
kuat. Semua kemampuan sihir dan magic yang paling jahat ada pada Dajjal ini. Sihirnya
akan membuat manusia yang sudah putus asa menghadapi hidup, akan berbondong-
bondong datang kepadanya. Rasulullah Bersabda jika Dajjal sudah muncul, maka bagi
kaum lelaki untuk mengikat istri,istrinya, anak perempuannya, ibunya dan siapa saja yang
perempuan ke tiang-tiang rumahnya? kenapa? Karena yang paling banyak sujud pada
Dajjal nanti adalah perempuan. Dajjal dengan sihirnya bisa menurunkan hujan. Dan
Dajjal dengan sihirnya bisa menghidupkan orang mati? Bagaimana caranya? Kata
Rasulullah SAW, Orang-orang mati yang dihidupkan dajjal ini adalah Jin-jin yang
menjadi anak buahnya. Dan orang-orang beriman nggak akan tau itu.
Lalu bagaimana sebenarnya tanda-tanda kedatangan Dajjal ini? Dan bagaimana
ciri-cirinya? Kita akan ketahui pada penjelasan berikut:
Dajjal adalah seorang laki-laki dari anak cucu Adam ‘Alaihis Salam. Muncul di
akhir zaman dan mengaku memiliki sifat rububiyah. Keluar dari Timur dari Khurasan.
Kemudian ia berjalan di muka bumi, maka ia tidak meninggalkan satu negeri kecuali ia
memasukinya, kecuali Masjidil Aqsha, Tursina, Makkah dan Madinah, ia tidak bisa
memasukinya; karena malaikat menjaganya. Turun di danau asin, maka kota Madinah
bergetar tiga kali, keluar darinya setiap orang kafir dan munafik.
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anh, ia berkata, ‘Kami sedang duduk di
sisi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu beliau menyebutkan fitnah, beliau
banyak menyebutnya sehingga menyebutkan fitnah ahlaas. Ada yang bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, apakah fitnah ahlaas itu?’ Beliau menjawab, ‘Ia adalah lari dan perang.’
Kemudian fitnah as-saraa, asapnya dari bawah dua kaki seorang laki-laki dari ahli baitku.
Dia mengaku bahwa dia dariku dan dia bukanlah dariku, sesungguhnya wali-wali
(kekasih-kekasihku) adalah orang-orang yang bertaqwa. Kemudian manusia berdamai di
atas seorang laki-laki seperti pinggul di atas tulang rusuk. Kemudian fitnah Duhaima
yang tidak membiarkan seseorang dari umat ini kecuali menamparnya satu tamparan.
Apabila dikatakan: berakhir fitnah tersebut malah semakin panjang. Jadilah pada saat
seseorang pagi hari beriman dan sore hari menjadi kafir sehingga jadilah manusia ke
kemah-kemah, kemah iman yang tidak ada kemunafikan padanya dan kemah nifak yang
tidak ada iman padanya. Apabila sudah seperti itu, maka tunggulah Dajjal dari harinya
atau besoknya.’ (Shahih. HR. Ahmad no. 6168. Lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 974
dan Abu Daud no 4242 dan ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan Abi Daud no. 3568)
Fitnah Dajjal
Keluarnya Dajjal adalah fitnah besar disebabkan apa yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala ciptakan bersamanya berupa perkara-perkara di luar kebiasan yang besar, yang
membingungkan akal. Disebutkan dalam hadits shahih bahwa bersamanya ada surga dan
neraka. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Dan sesungguhnya
bersamanya ada gunung roti, sungai air. Dia menyuruh langit (untuk menurunkan hujan)
maka turunlah hujan. Menyuruh bumi (untuk menumbuhkan tumbuhan) maka
tumbuhlah tumbuhan. Perbendaharan bumi mengikutinya. Melewati bumi dengan
kecepatan besar seperti hujan bila dibawa angin.
Dia menetap di bumi selama empat puluh hari. Satu hari seperti setahun, satu hari
seperti satu bulan, satu hari seperti satu Jum’at, dan semua harinya seperti hari-hari kita.
Kemudian dia dibunuh oleh Isa bin Maryam ‘Alaihis Salam di sisi pintu ludd di
Palestina.
Sifat Dajjal
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memperingatkan kita dari mengikuti
Dajjal atau membenarkannya. Beliau menjelaskan kepada kita sifat-sifatnya agar kita
berhati-hati darinya. Menjelaskan bahwa ia seorang laki-laki, muda, berkulit merah, buta
sebelah matanya, tidak mempunyai anak, tertulis di antara kedua matanya ‘kafir’ yang
bisa dibaca setiap muslim.
Dari ‘Ubadah bin ash Shamit Radhiyallahu ‘Anh, ia berkata, ‘Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki
pendek, berkaki bengkok, keriting, buta sebelah mata, terhapus mata, tidak menonjol dan
tidak bermata cekung. Jika disamarkan kepadamu, maka ketahuilah bahwa Rabb kamu
Subhanahu wa Ta’ala tidak buta sebelah matanya.’ (Shahih. HR. Ahmad no. 23144 dan
ini lafadznya. Abu Daud no 4320, Shahih Sunan Abu Daud no.3630)
Pengikut-pengikut Dajjal
Kebanyakan pengikut Dajjal adalah kaum Yahudi, Ajam (bangsa selain arab),
Turki, dan berbagai manusia, kebanyakannya dari bangsa Arab badui dan wanita.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anh, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Yang mengikuti Dajjal dari Yahudi Asfahan sebanyak
70.000 orang, mereka memakai jubah hijau (yang biasa dipakai ulama Persia).’ (HR.
Muslim no. 2944.)
Tamim berkata, ‘Ketika dia menyebut nama seorang laki-laki, kami takut bahwa
makhluk itu adalah setan. Maka kami pun bergegas pergi sampai kami menemukan
bangunan besar itu lalu masuk ke dalamnya. Disana ada seorang manusia yang paling
besar dan paling kuat yang pernah kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke lehernya
diantara kedua lutut dan sikunya. Kami berkata, ‘Celakalah engkau, makhluk apakah
engkau ini?’
Dia menjawab, kalian mampu menemukanku, beritahu saya siapa kalian ini!’
Mereka (Tamim dan rombongan) menjawab, ‘Kami adalah orang-orang Arab, kami naik
kapal laut, tiba-tiba ombak pasang dan kami pun terombang-ambing selama satu bulan
sampai akhirnya terdampar di pulau Anda ini. Kami pun merapat dan memasukinya.
Tiba-tiba kami bertemu dengan makhluk melata yang berbulu sangat lebat sehingga sulit
mengetahui mana depan dan mana bagian belakangnya. Kami berkata kepadanya,
‘Celakalah engkau, makhluk apakah kau ini?’ Dia menjawab, Aku adalah jassasah
(Pengintai).’ Kami pun berkata, Apakah jassasah itu?’ Dia berkata, ‘Pergilah temui laki-
laki yang ada di bangunan besar itu karena dia sangat ingin mendengarkan berita dari
kalian!’ Maka kami pun bergegas menemuimu, dan merasa takut dengan makhluk itu
dan menyangka dia adalah setan.
Laki-laki besar itu berkata, ‘Beritahukan kepada saya tentang kebun kurma Baisan!’
Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, ‘Tentang
pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?’ Kami berkata, ‘Ya.’ Dia berkata,
‘Ketahuilah kurma-kurma itu hampir tidak lagi berbuah. Beritakan kepadaku tentang
danau Tiberias!’ Kami pun berkata, ‘Tenting apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia
berkata, Apakah di sana ada airnya?’ Kami menjawab, ‘Danau itu banyak airnya, ‘Dia
berkata, ‘Ketahuilah airnya tak lama lagi akan habis.
Beritahu saya tentang sumber air Zagar!’ Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin
engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah masih banyak airnya? Apakah penduduk
sekitarnya memanfaatkan airnya untuk bercocok tanam?’ Kami menjawab, ‘Ya, airnya
banyak, penduduk sekitar memanfaatkannya untuk bercocok tanam.’ Dia berkata,
‘Beritakan kepada saya tentang Nabi kaum yang ummi, apa yang telah dilakukannya?’
Mereka menjawab, ‘Dia telah muncul di Mekkah dan tinggal di Yasrib,’ Dia berkata,
Apakah orang-orang Arab memerangi mereka?’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Dia berkata, Apa
yang dilakukannya kepada mereka?’ Maka kami pun memberitahunya bahwa telah
tampak para pengikutnya dari kalangan orang-orang Arab, mereka mematuhinya. Dia
berkata, ‘Itu sudah terjadi?’ Kami menjawab, ‘Ya,’ Dia berkata, jika demikian maka
yang terbaik bagi kalian ialah mematuhinya. Aku beritahukan kepada kalian siapa
sesungguhnya aku ini. Aku adalah al-Masih, hampir datang waktunya aku diizinkan
keluar, lalu akan berjalan mengelilingi bumi, tidak satu kampung pun yang tidak
kusinggahi dalam waktu empat puluh malam kecuali Mekkah dan Taibah karena
keduanya diharamkan atasku. Setiap kali aku berusaha untuk memasuki salah satu dari
keduanya aku akan dihadang oleh Malaikat yang memegang pedang mengusir saya
menjauhi kedua kota itu. Setiap celah kota itu dijaga oleh para malaikat.”‘
Fatimah binti Qais (perawi hadits) berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menghentakkan tongkat beliau ke mimbar dan berkata, ‘Inilah Taibah, inilah
Taibah (maksud beliau Madinah). Bukankah saya pernah menyampaikannya hal seperti
ini kepada kalian?’ Para hadirin menjawab, ‘Benar,’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
melanjutkan, ‘Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Tamim membuatku kagum
karena sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian tentang Dajjal, Madinah
dan Mekkah. Dia berada di laut Syam atau laut Yaman; bukan, tetapi dia ada di timur, dia
ada di timur, dia ada di timur!’ Beliau pun memberi isyarat dengan tangannya ke arah
timur. Fatimah melanjutkan, “Maka saya pun menghafalnya dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.”
Dengan demikian tidak asing lagi bagi kita semua bahwa turunnya permukaan air
Danau Tiberias merupakan salah satu pertanda semakin dekatnya kemunculan Dajjal.
Zionis Israel saat ini dilanda kecemasan yang tinggi karena debit air Danau berkurang
secara signifikan, karena hal ini berpengaruh besar terhadap sektor pertanian bahkan
masa depan mereka di bumi penjajahan. Semenjak tahun 2004 pemerintahan zionis
membuat garis merah dan garis hitam untuk mengontrol debit air Danau. Sungguh
mengejutkan, semenjak tahun 2004 permukaan Danau mengalami penyusutan setinggi 16
M. Terakhir Menteri Pertanian Zionis menyatakan secara terbuka melalui kantor berita
mereka bahwa debit air danau Tiberias mengalami penyusutan yang mengkhawatirkan.
Berita ini tentunya tidak saja menjadi ancaman bagi rezim Zionis tetapi juga bagi kita
umat Islam, karena penurunan permukaan air danau Tiberias adalah salah satu tanda
dekatnya waktu kemunculan Dajjal.
Syekh Bin Baz rahimahullah sebelum beliau wafat, ketika mendengar berita
turunnya permukaan air danau Tiberias, beliau menangis dan berkata, “Inilah zaman
kemunculan Dajjal.”
MATERI PERTEMUAN KE 2
5. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak
lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat dari orang yang berdosa.
Seperti nasa juga mengeluarkan pernyataan dimana suatu hari nanti matahari akan terbit
di sisi BARAT!
Terbitnya matahari dari sebelah Barat termasuk salah satu tanda hari kiamat yang
besar. Ia adalah tanda besar yang memberitahukan dan menegaskan bahwa saat itu pintu
taubat telah ditutup.. Siapa pun yang ingin bertaubat dan bersyahadat pada saat itu, maka
syahadatnya sudah tidak lagi diterima. Ini hanya terjadi setengah hari saja. Dan kemudian
Allah menyuruh Matahari untuk terbenam disebelah barat. Dan keesokan harinya
matahari kembali terbit dari timur. Di antara dalil-dalil keluarnya adalah sebagai berikut:
Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabbmu tidaklah bermanfa’at lagi iman
seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum)
mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. …”. (QS. Al An’aam:158)
dari Abu Dzar bahwa pada suatu hari nabi bersabda: `tahukah kamu, kemanakah
perginya matahari pada waktu itu?` mereka menjawab, Allah dan Rosulnya yang lebih
mengetahui. beliau bersabda `sesungguhnya matahari ini terus berjalan hingga sampai di
tempat menetapnya di bawah `Arsy, lalu tunduk bersujud. maka tak henti hentinya ia
berbuat demikian hingga di katakan kepadanya, `bangkitlah, kembalilah ke tempat dari
mana engkau datang tadi`. lalu ia kembali dan terbit lagi dari tempat terbitnya, kemudian
ia berjalan hingga sampai ke tempat menetapnya di bawah `Arsy, lalu ia tunduk bersujud.
maka tak henti hentinya ia berbuat demikian hingga di katakan kepadanya, `bangkitlah,
kembalilah ke tempat dari mana engkau datang tadi. lalu ia kembali dan terbit lagi dari
tempat terbitnya. lalu ia berjalan lagi dengan tiada seorangpun yang mengingkarinya
hingga sampai di tempat menetapnya di bawah `Arsy. kemudian di katakan
kepadanya,`BANGKITLAH DAN TERBITLAH DARI TEMPAT TENGGELAMU.`lalu
ia terbit dari tempat tenggelamnya. kemudian Rosulullah bersabda: `tahukah kamu,
kapankah hal itu terjadi? Yaitu ketika iman seseorang tidak bermanfaat lagi bagi dirinya
yang belum beriman sebelum itu atau belum mengusahakan kebaikan dalam masa
imanya. Shahih muslim
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anh, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak terjadi hari kiamat sehingga terbit matahari dari
sebelah Barat. Apabila matahari telah terbit dari sebelah Barat semua manusia beriman,
maka pada hari itu: “tidaklah bermanfa’at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang
belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa
imannya.” (QS. Al An’aam:158). (Muttafaq ‘alaihi. HR. Al Bukhari no. 4635 dan
Muslim no. 157 dan ini adalah lafazhnya.)
Dari Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anh, ia berkata, ‘Saya mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya pertama-tama tanda
hari kiamat yang keluar adalah terbitnya matahari dari sebelah Barat dan keluarnya
binatang kepada manusia pada waktu dhuha. Apapun juga dari keduanya yang lebih dulu
dari yang lain, maka yang lain itu akan menyusul dalam waktu dekat.” (HR. Muslim
no.2942)
Dan apa yang akan terjadi keesokan harinya setelah terbitnya matahari kembali
normal? Maka pada waktu dhuha, datanglah tanda besar hari Kiamat yang ke 6.
6. Keluarnya Binatang Melata
Keluarnya binatang melata di akhir zaman sebagai tanda sudah dekatnya hari
kiamat. Ia keluar, lalu memberi tanda kepada manusia di atas hidung mereka. Mengekang
hidung orang kafir dan menerangi wajah orang yang beriman. Di antara dalil-dalil
keluarnya adalah:
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang
melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia
dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. (QS. An-Naml:82)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anh, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, ‘Apabila telah keluar tiga perkara niscaya tidaklah bermanfa’at lagi
iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum)
mengusahakan kebaikan dalam masa imannya: terbitnya matahari dari sebelah Barat,
Dajjal, dan binatang melata dari bumi.” (HR. Muslim no. 158)
Nah apa sih sebenarnya binatang melata ini. Dan dari mana binatang ini akan
muncul? Kita akan membahasnya segera.
Setelah munculnya dukhon, munculnya Dajjal, Turunnya Nabi Isa AS,
terlepasnya Ya'juj dan Ma'juj, dan terbitnya matahari dari barat, sepuluh tanda besar
Kiamat berikutnya adalah keluarnya binatang berbicara dari bumi.
Karena bumi sudah bergoncang begitu dahsyat, itu merupakan tanda dan isyarat
bagi daabbah (binatang melata) untuk keluar dari tempat penantiannya. Firman Allah
SWT: “Dan apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas
mereka, Kami keluarkan makhluk bergerak yang bernyawa dari bumi yang akan
mengatakan kepada mereka bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami."
(QS. An-Naml: 82)
Dalam riwayat Ibnu Abbas ra mengatakan: “Bahwa maksud binatang yang
berbicara kepada manusia adalah membeberkan status manusia sebagai orang kafir lalu
diberi tanda, dan status orang yang mukmin lalu diberi tanda”.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari
Abdullah bin Amru ra berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tanda-tanda
kiamat pertama yang akan terjadi adalah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, dan
keluarnya seekor binatang kepada manusia pada waktu dhuha, yang mana pun di antara
dua hal ini duluan terjadi, maka yang keluarnya akan terjadi dalam waktu yang dekat”.
Binatang ini keluarnya pada waktu dhuha, sekitar jam 8 pagi. Keluarnya
beriringan dengan terbitnya matahari dari arah barat, mungkin mataharinya duluan baru
disusul binatang tersebut. Wallahu a’lam. Dia akan keliling dunia menemui semua
manusia. Dia berbicara dan memberi tanda sesuai status mereka.
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah
SAW bersabda: “Binatang bumi itu akan keluar dengan membawa tongkat Musa dan
Cincin Sulaiman, maka dia akan memberi cap hidung orang kafir dengan tongkat, dan
akan memuat terang wajah orang mukmin dengan Cincin. Sehingga dengan demikian
apabila telah berkumpul beberapa orang yang makan di suatu meja hidangan, maka salah
seorang dari mereka akan berkata: ‘Makanlah ini wahai orang mukmin, dan makanlah ini
wahai orang kafir”. Dan Allah lebih Mengetahui yang Paling Benar.
Banyaklah mengingat kematian dan takut akan Hari Besar, di mana ibu yang
menyusui lupa akan anaknya, Ayah lupa akan anaknya, dan Anak lupa akan orangtuanya.
Mudah-mudahan kita semua bisa selamat sampai akhirat (Surga). Amin!
Nah sahabatku yang dirahmati Allah, itulah sedikit yang bisa saya dapatkan
tentang binatang melata yang akan keluar dari perut bumi ini. Ia bernama Dabbatul
Ardhi. Dan jika kita berumur panjang untuk sampai pada masa itu, maka kita akan
mengalami bertemu dengannya. Jika semua manusia sudah ditandai oleh binatang ini,
maka datanglah tanda kiamat yang ke 7. Apakah itu?
10. Keluarnya Api Dari Perut Bumi Yaman Yang Menggiring Manusia
Sahabatku yang dirahmati Allah, tanda kiamat yang ke 10 adalah keluarnya api
dari perut bumi Yaman yang akan menggiring manusia. Kemana? Lari ke Negeri Syam.
Dan ketika seluruh manusia sudah berkumpul di Negri syam, maka Malaikat Isrofil pun
melaksanakan tugasnya meniup sangkakala. Dan terjadilah tiupan sangkakala yang
pertama.
MATERI PERTEMUAN KE 3
TIUPAN SANGKAKALA
Inilah makna firman-Nya Taala, “Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah
waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” (QS. Al-
Muddatstsir: 8-10).
Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah
segala yang dilangit dan di bumi, kecuali siapa-siapa dikehendaki Allah. Dan mereka
semua akan datang menghadapnya dengan merendahkan diri.”(An Naml: 87)
Tiupan yang pertama ini sangatlah panjang dan menyebabkan keguncangan dan
kepanikan semua yang berada di langit dan di bumi, kecuali orang-orang yang
dikehendaki oleh Allah, yaitu para Nabi dan para syahid.
Tiupan ini akan menggetarkan dan membuat panik semua yang hidup, sedangkan para
Rasul dan Syahid adalah hidup disisi Tuhan mereka, maka Tuhanpun melindungi mereka
dari guncangan tiupan ini.
Langit akan pecah secara luar biasa dan hilanglah hukum grafitasi yang biasa kita kenal,
bintang-bintang berjatuhan, planet-planet saling bertubrukan, bersatulah matahari dengan
bulan dan hilanglah cahaya benda tersebut, setelah itu keadaan alam semesta kembali
seperti sebelum Allah menciptakannya yaitu hanya berupa kabut dan gas (asap).
Allah Swt berfirman: “Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit
dan di bumi kecuali siapa-siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (keputusannya
masing-masing).”(Az Zumar: 68)
Kemudian Allah memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa Jibril, Mikail,
Israfil dan para malaikat pembawa Arsy yang empat, maka tidak ada yang tersisa kecuali
Allah dan malaikat maut.
Kemudian Allah berkata kepada malaikat maut: “Wahai malaikat maut, kamu adalah
salah satu dari makhluk-makhluk Ku, maka sekarang matilah kamu”,
Dengan demikian matilah malaikat maut dan tidak ada yang tersisa kecuali Allah Yang
Maha Esa, Perkasa, Yang Hidup, Yang tidak pernah mati, Yang Awal Yang tidak ada
sebelumnya sesuatu apa pun, Yang Akhir Yang tidak ada sesudahnya sesuatu apapun.
Kemudian Allah berkata: “Akulah raja, Akulah Penguasa, Dimanakah raja-raja bumi?
Dimakah para penguasa? Dimanakah orang-orang yang sombong? Dan untuk siapakah
kekuasaan pada hari ini?
Tidak ada yang menjawab satu makhluk pun karena mereka sudah tiada/mati, Maka
Allah Swt menjawab sendiri dengan berkata: “Akulah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda lagi: Lalu Allah menurunkan
hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran.
Tidak ada satu bagian tubuh manusia kecuali semua telah hancur selain satu tulang, yaitu
tulang ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari
kiamat.
Pada ‘Shur’ (terompet sangkakala) terdapat lobang-lobang yang banyak sesuai dengan
jumlah roh atau nyawa semua makhluk, maka Israfil pun meniupnya dan terbanglah
semua roh ke jasadnya masing-masing. Arwah kaum Mukminin akan terbang dengan
memancarkan nur (cahaya) sedangkan arwah kaum kafir akan menimbulkan kegelapan,
kemudian Allah berkata: “Demi kebesaran dan keperkasaanku semua roh harus benar-
benar kembali kepada jasadnya yang dulunya ia huni di dunia”.
Dengan demikian bersemayamlah setiap roh di jasadnya dan setiapnya akan bangun dari
kuburnya masing-masing sedangkan kepalanya masih bergelimang tanah, dan berkatalah
orang-orang kafir: “Inilah adalah hari yang sulit”, sedangkan orang-orang Mu’min
berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami”.
Setelah mereka dibangkitkan kembali kemudian para makhluk akan digiring di padang
mashar menghadap Tuhannya.
Hari Berbangkit
ًيَا أَيُّهَا النَّاسُ ِإنَّ ُك ْم تُحْ َشرُوْ نَ إِلَى هللاِ ُحفَاةً ُع َراةً ُغرْ ال
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan menuju Allah Ta’ala dalam
keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menanyakan, “Apakah laki-laki dan wanita akan saling melihat
satu sama lain?”
“Keadaannya jauh lebih berat dari sekedar saling melihat satu sama lain.” (HR. Muslim)
Pakaian yang akan dipakai pada hari kiamat, adalah pakain yang dipakai saat meninggal.
“Mayit akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika mati.” (HR. Abu
Dawud dan Ibnu. Dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shohiih at-Targhib wat-Tarhib, no.
3575)
Allah berfirman,
َب يُوفِضُون ُ ُث ِس َراعًا َكأَنَّهُ ْم إِلَ ٰى ن
ٍ ص ِ يَوْ َم يَ ْخ ُرجُونَ ِمنَ اأْل َجْ دَا
Pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera
kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia). (QS. Al-Ma’arij : 43)
َ َما أَ ْد ِري َما يَ ْعنِي بِ ْال ِمي ِْل أَ َم َسافَة،ِ فَ َوهللا: ال ُسلَ ْي ُم بْنُ عَا ِم ٍر َ َ ق،َار ِم ْي ٍل ِ ق َحتَّى تَ ُكوْ نَ ِم ْنهُ ْم َك ِم ْقد ِ تُ ْدنَى ال َّش ْمسُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِمنَ ْالخَ ْل
ِ فَيَ ُكوْ نُ النَّاسُ َعلَى قَ ْد ِر أَ ْع َمالِ ِه ْم فِي ْال َع َر: قَا َل، ُض أَ ْم ْال ِم ْي َل الَّ ِذي تُ ْكتَ َح ُل بِ ِه ْال َعيْن
َو ِم ْنهُ ْم َم ْن،ق فَ ِم ْنهُ ْم َم ْن يَ ُكوْ نُ إِلَى َك ْعبَ ْي ِه ِ ْْاألَر
َ ِ َوأَ َشا َر َرسُوْ ُل هللا،ق إِ ْل َجا ًما
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِيَ ِد ِه إِلَى ُ َو ِم ْنهُ ْم َم ْن ي ُْل ِج ُمهُ ْال َع َر، َو ِم ْنهُ ْم َم ْن يَ ُكوْ نُ إِلَى َح ْق َو ْي ِهB،يَ ُكوْ نُ إِلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه
فِ ْي ِه
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh
satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa
yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk
bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa
dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara
mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya,
dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke
mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini,
baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa
panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka
bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-‘Aqidah
al-Wasithiyyah, 2/134).
Jika matahari di dunia ini didekatkan ke bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan
terbakar. Bagaimana mungkin di akherat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1 mil
namun makhluk tidak terbakar?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa pada hari
Kiamat kelak tatkala manusia dikumpulkan di padang mahsyar, kekuatan mereka tidaklah
sama dengan kekuatan mereka ketika hidup di dunia. Akan tetapi mereka lebih kuat dan
lebih tahan. Seandainya manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari
tanpa naungan, tanpa makan, dan tanpa minum, niscaya mereka tidak mungkin mampu
melakukannya, bahkan mereka akan binasa. Namun pada hari Kiamat kelak, mereka mampu
berdiri selama 50 tahun tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa naungan, kecuali beberapa
golongan yang dinaungi Allah Ta’ala. Mereka juga mampu menyaksikan kengerian-
kengerian yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni Neraka yang disiksa (dengan begitu
kerasnya), namun mereka tidak binasa karenanya. Allah Ta’ala berfirman:
َ ت ُجلُوْ ُدهُ ْم بَ َّد ْلنَاهُ ْم ُجلُوْ دًا َغ ْي َرهَا لِيَ ُذوْ قُوا ْال َع َذ
)56( اب ِ َُكلَّ َما ن
ْ ض َج
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya
mereka merasakan adzab.” (An-Nisa’: 56). (Syarah Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, 2/135)
Sehingga akan ada 4,9 Milyar malaikat yang akan menarik neraka jahanam untuk
dipertontonkan di Padang Mahsyar. Betapa maha kuasa dan maha bersarnya Allah.
Bagaimana tidak cemas, sementara : Jahanam diperlihatkan kepada mereka ketika itu. Terik
matahari begitu panas. Mereka akan menemui sidang dengan Allah Rob semesta alam. Bisa
dibayangkan betapa mencekamnya kondisi ketika itu.
“Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni
dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada
yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam
dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan
meletakkan tangan ke mulut beliau.” (HR. Muslim)
7. Lupa keluarga.
Saat kondisi terdesak, siapa manusia yang paling kita harapkan pertolongannya? Ayah ibu
adik kakak dan seluruh keluarga atau rekan kita yang memiliki pengaruh saat di dunia. Di
padang mahsyar nanti, orang-orang akan bergegas mencari keluarganya, sahabatnya,
berharap pertolongan dan mereka. Namun….
ئ ِّم ْنهُ ْم يَوْ َمئِ ٍذ َشأْ ٌن يُ ْغنِي ِه َ يَوْ َم يَفِرُّ ْال َمرْ ُء ِم ْن أَ ِخي ِه * َوأُ ِّم ِه َوأَبِي ِه * َو
ٍ صا ِحبَتِ ِه َوبَنِي ِه* لِ ُكلِّ ا ْم ِر
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-
anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya. (QS. Abasa : 34-37)
8. Menunggu lama.
Sehari = lima puluh ribu tahun. Betapa lamanya mereka menunggu. Allah berfirman,
تَ ْع ُر ُج ْال َماَل ئِ َكةُ َوالرُّ و ُح إِلَ ْي ِه فِي يَوْ ٍم َكانَ ِم ْقدَا ُرهُ خَ ْم ِسينَ أَ ْلفَ َسنَ ٍة
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya
limapuluh ribu tahun.(QS. Al-Ma’arij : 4)
Maksudnya, kadar waktu saat Allah ta’ala menyidang makhluk-makhluk di hari kiamat nanti
adalah satu hari, yang setara dengan lima puluh ribu tahun hari-hari dunia. Keterangan ini
dipaparkan oleh Ikrimah, Qotadah, Ad Dhohak dan Ibnu Zaid. (Al-Hayah Al Akhiroh
1/257).
Mereka juga akan terhindar dari segala kondisi mencekam di hari kiamat. Mereka
merasakan kebahagiaan dan bergelimang kenikmatan di padang Mahsyar, sebelum mereka
masuk ke surga.
ٍ َمن َجا َء بِ ْال َح َسنَ ِة فَلَهُ خَ ْي ٌر ِّم ْنهَا َوهُم ِّمن فَز
ََع يَوْ َمئِ ٍذ آ ِمنُون
Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari
padanya. Mereka akan merasakan aman tenteram dari pada huru hara yang dahsyat pada hari
kiamat. (QS. An Naml : 89)
Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang sudah
dicatat Malaikat Raqīb dan ‘Atīd. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan perkataan
manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: “Dan diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat
rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata
“Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan tidak pula yang
besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang
telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang pun.” (Q.S. al-
Kahfi/18:49).
YAUMUL Hisab atau hari perhitungan amal akan terjadi setelah kiamat tiba. Pada saat
itu, manusia satu per satu akan dipanggil dan diperlihatkan segala amal perbuatan mereka selama
di dunia. Ada banyak perkara yang akan ditanyakan oleh Allah secara keseluruhan saat hari
perhitungan tiba.
Hisab memiliki dua pengertian menurut istilah akidah, pertama al - 'aradh (penampakan
dosa dan pengakuan) dan munaqasyah (diperiksa secara sungguh – sungguh
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa hisab dapat dimaksudkan sebagai perhitungan antara
amal kebajikan dan amal keburukan, dan di dalamnya terkandung pengertian munaqasyah
dengan maksud pengertian pemaparan dan pemberitahuan amalan terhadap pelakunya. Dalam Al
- Qur'an surat an - Nahl (16) ayat 93 yang artinya, "...Tetapi kamu pasti akan ditanya tentang apa
yang telah kamu kerjakan."
Berikut 7 perkara yang akan ditanyakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala saat Yaumul
Hisab.
1. Tentang agama dan Alqur'an
Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah. Ketauhid-an akan dijadikan patokan dari
segala amal perbuatan yang ada. Apabila ia tidak mengimani Allah dan Alqur'an, maka
manusia tidak akan selamat untuk sampai ke surga. Hal ini terdapat dalam Alqur'an Surat
Az-Zukhruf (43) ayat 43 - 44 yang artinya, "Maka berpegang teguhlah engkau kepada
(agama) yang telah diwahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di jalan yang lurus.
Dan sungguh, Alqur'an itu benar - benar suatu peringatan bagimu dan bagi kaummu, dan
kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban.
Hal ini terdapat dalam Alqur'an surat An-Nahl (16) ayat 56 yang artinya, "Dan mereka
menyediakan sebagian dari rezeki yang telah Kami Berikan kepada mereka, untuk
berhala - berhala yang mereka tidak mengetahui (kekuasaannya). Demi Allah, kamu pasti
akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada - adakan."
Kemudian, Allah menghinakan mereka sebagaimana dalam Alqur'an surat An-Nahl (16)
ayat 27 yang artinya, "Kemudian Allah Menghinakan mereka pada hari kiamat, dan
Berfirman, "Di manakah sekutu - sekutu-Ku itu yang (karena membelanya) kamu selalu
memusuhi mereka (nabi - nabi dan orang yang beriman)?" Orang-orang yang diberi ilmu
berkata, "Sesungguhnya kehinaan dan azab pada hari ini ditimpakan kepada orang yang
kafir."
Allah juga menerangkan bahwa manusia yang menganggap malaikat sebagai anak
perempuan-Nya, mereka telah berdosa besar. Hal ini terkandung dalam Alqur'an Surah
Al-Isra (17) ayat 40 yang artinya, "Maka apakah pantas Tuhan Memilihkan anak laki -
laki untukmu dan Dia mengambil anak perempuan dari malaikat? Sungguh, kamu benar -
benar mengucapkan kata yang besar (dosanya)."
Alqur'an surat At-Takatsur (102) ayat 8 menerangkan yang artinya, "kemudian kamu
benar - benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)."
Alqur'an Surat Al-Isra (17) ayat 36 menerangkan yang artinya, "Dan janganlah kamu
mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban."
Lalu dalam Alqur'an surat Al-'Ankaabut (29) ayat 13, Allah berfirman yang artinya, "Dan
mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain
bersama dosa mereka, dan pada hari kiamat mereka pasti akan ditanya tentang
kebohongan yang selalu mereka ada-adakan."
Alqur'an surat Al-Isra (17) ayat 36 menerangkan yang artinya, "Dan janganlah kamu
mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban."
Dalam buku Detik - Detik Menjelang Hisab karya Junaidi Ahmad, Ibnu Katsir
menjelaskan bahwa, "Qatadah berkata, "Jangan katakan "Aku melihat", padahal engkau
tidak melihatnya; atau "Aku mendengar", padahal engkau tidak mendengarnya; atau
"Aku mengerti", padahal engkau tidak mengerti. Sesungguhnya Allah akan menanyakan
itu semua padamu."
Dalam tafsir Ibnu Katsir di atas, Allah melarang perkataan tanpa dasar ilmu pengetahuan,
apalagi jika perkataan itu didasari oleh prasangka yang hanya khayalan atau imajinasi
belaka.
Allah berfirman dalam Al - Qur'an surat Al - Hujurat (49) ayat 12 yang artinya, "Wahai
orang - orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari
prasangka itu dosa..
Manusia yang cerdas adalah manusia yang pandai mempersiapkan kematiannya. Sebelum
nyawa sampai kerongkongan, kembalilah kepada Allah dengan sungguh - sungguh.
Niscaya, akan selamat saat hari perhitungan tiba.
Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang adil berisi kebajikan
dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya dengan
seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang tepat (adil) pada hari
kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan jika amalan itu hanya seberat zarrah
pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah kami saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-
Anbiya’/21:47).
Yazid Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik “Malaikat Jibril datang kepada
Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya.
Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda? Jibril menjawab,
“Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka
dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa — neraka, siksa kubur dan siksa
Allah itu sangat dasyat– untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu.”
Rasulullah menjawab: “Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku.” Jibril
berkata: “Baik, …Ketika Allah swt menciptakan neraka, apinya dinyalakan seribu tahun hingga
berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam.”
“Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu
berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena
panasnya.”
“Demi Dzat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju
penghuni neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan
mati karena bau busuk dan panasnya.”
“Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata
rantai sebagaimana yang disebutkan didalam al qur’an diletakkan di puncak gunung, niscaya
bumi sampai kedalamnya akan meleleh.”
“Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang
berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar
karena panasnya.”
Neraka itu mempunyai 7 pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan
perempuan.
Rasulullah bertanya; “Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami?”
Jibril menjawab; “Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah
pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu
yang dibawahnya lebih panas 70 x lipat dari pintu yang diatasnya.”
“Musuh-musuh Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat
Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke
dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan
lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu.
Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas
diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak
keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam
neraka.”
Rasulullah bertanya, “Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?”
Jibril menjawab, “Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah. Pintu neraka Hawiyyah
ini adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling
mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga
keluarga Fir’aun, dalam neraka Hawiyyah.
Hal ini sebagaimana arti dari firman Allah ;”Maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyyah” (QS.Al-Qari’ah :9).
Pintu kedua namanya Jahim. Yakni pintu neraka tingkatan ke 6. Tingkatan neraka ini di
atasnya neraka Hawiyyah. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang menyekutukan
Allah. Hal ini sebagaimana arti firman Allah ini :”Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim
kepada orang-orang yang sesat” (QS.Asy-Syu’araa :91).
Pintu ketiga namanya Saqar, tempat arang-orang shabi’in. Merupakan pintu neraka pada
tingkatan ke 5. Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau
menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri.
Tingkatan pintu neraka ini, terletak di atasnya pintu neraka Jahim. Tentang neraka ini,
Allah telah berfirman yang artinya :”Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)”
(QS. Al-Mudatstsir : 42)
Pintu keempat namanya Ladza, berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta
orang Majusi. Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4. Di dalamnya ditempati
Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang terbujuk
rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka Ladza ini. Mereka
kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka Ladza ini diatasnya pintu neraka Saqar.
Dalam hal ini Allah telah berfirman : Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu
adalah api yang bergejolak”. (QS. Al-Ma’arij : 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Iblis dan para pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan
oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka malaikat maut
itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka Ladza.
Pintu kelima namanya Huthamah, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka
pada neraka tingkatan ke 3. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para
pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza yang dihuni
para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an : “Dan tahukah
kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan”. (QS. Al-
Humazah : 5-6).
Pintu keenam namanya Sa’ir, merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 2. Di
dalamnya ditempati oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di
atas tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah Ta’ala telah berfirman :”Dan
dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”.(QS. Al-Insyigaq : 12).
Selanjutnya Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian
Rasulullah bertanya, “Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?”
Jibril menjawab : “Pintu ke tujuh namanya pintu neraka Jahanam. Merupakan pintu neraka
yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan
tidak tobat sampai mereka meninggal dunia.”
Rasulullah pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala
Rasulullah di pangkuannya sampai Beliau sadar kembali.
Salman Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu’alaikum,
yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah Saw.?” Namun
tidak ada yang menjawab, sehingga meraka pun menangis dan terjatuh.
Rasulullah bersabda: “Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat
sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?”
Sungai Al-Kautsar
Terdapat hadits dalam shahih Muslim, dari Anas, ia berkata, suatu saat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam di sisi kami dan saat itu beliau dalam keadaan tidur ringan (tidak nyenyak).
Lantas beliau mengangkat kepala dan tersenyum. Kami pun bertanya, “Mengapa engkau tertawa,
wahai Rasulullah?” “Baru saja turun kepadaku suatu surat”, jawab beliau. Lalu beliau membaca,
ك َوا ْن َحرْ إِ َّن َشانِئَكَ هُ َو األَ ْبتَ ُر َ َك ْال َكوْ ثَ َر ف
َ ِّص ِّل لِ َرب َ بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم إِنَّا أَ ْعطَ ْينَا
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu;
dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS.
Al Kautsar: 1-3). Kemudian beliau berkata, “Tahukah kalian apa itu Al Kautsar?” “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, jawab kami. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ِ فَإِنَّهُ نَ ْه ٌر َو َع َدنِي ِه َربِّى َع َّز َو َج َّل َعلَ ْي ِه خَ ْي ٌر َكثِي ٌر ه َُو َحوْ ضٌ ت َِر ُد َعلَ ْي ِه أُ َّمتِى يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة آنِيَتُهُ َع َد ُد النُّج
ُوم فَي ُْختَلَ ُج ْال َع ْب ُد ِم ْنهُ ْم فَأَقُو ُل
ك ْ َ فَيَقُو ُل َما تَ ْد ِرى َما أَحْ َدث.َربِّ إِنَّهُ ِم ْن أُ َّمتِى
Bَ ت بَ ْع َد
“Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku ‘azza wa jalla. Sungai tersebut memiliki
kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang nanti akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat
nanti. Bejana (gelas) di telaga tersebut sejumlah bintang di langit. Namun ada dari sebgaian
hamba yang tidak bisa minum dari telaga tersebut. Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu
bahwa mereka telah amalan baru sesudahmu.” (HR. Muslim, no. 400).
Telaga Al-Kautsar
Al-Kautsar juga adalah nama haud (telaga) yang begitu besar di surga. Haudh itu tempat
berkumpulnya air. Telaga itu ada di padang Mahsyar yang akan didatangi oleh umat Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Telaga ini memiliki air yang datangnya dari sungai Al-Kautsar
yang berada di surga. Oleh karena itu telaga tersebut disebut telaga Al-Kautsar.
Dari Abu Dzarr, ia berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan bejana yang ada di al-haudh
(telaga Al-Kautsar)?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-
Nya. Wadah untuk minum yang ada di telaga Al-Kautsar banyaknya seperti jumlah bintang dan
benda yang ada di langit pada malam yang gelap gulita. Itulah gelas-gelas di surga. Barang siapa
yang minum air telaga tersebut, maka ia tidak akan merasa haus selamanya. Di telaga tersebut
ada dua saluran air yang tersambung ke Surga. Barang siapa meminum airnya, maka ia tidak
akan merasa haus. Lebarnya sama dengan panjangnya, yaitu seukuran antara Amman dan Ailah.
Airnya lebih putih dari pada susu dan rasanya lebih manis dari pada manisnya madu.” (HR.
Muslim, no. 2300)
Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar, telaga tersebut berada di sisi surga. Sumber air dari
telaga tersebut adalah dari sungai yang ada di dalam surga. Demikian dinyatakan oleh Ibnu Hajar
dalam Al-Fath, 11: 466.
Dari Abu Wail, dari ‘Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ يَقُو ُل ال. اختُلِجُوا دُونِى فَأَقُو ُل أَىْ َربِّ أَصْ َحابِى ِ ْت ألُن
ْ َاولَهُ ُم ُ ى ِر َجا ٌل ِم ْن ُك ْم َحتَّى إِ َذا أَ ْه َوي ِ ْأَنَا فَ َرطُ ُك ْم َعلَى ْال َحو
َّ َ لَيُرْ فَ َع َّن إِل، ض
َ تَ ْد ِرى َما أَحْ َدثُوا بَ ْع َد
ك
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang
di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka
dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman,
‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu.’ ” (HR. Bukhari, no.
7049)
“(Wahai Rabbku), mereka betul-betul pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sebenarnya engkau
tidak mengetahui bahwa mereka telah mengganti ajaranmu setelahmu.” Kemudian aku
(Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah
mengganti ajaranku sesudahku.” (HR. Bukhari, no. 7051)
Siapakah mereka?
Sebagaimana disampaikan oleh Imam Nawawi rahimahullah, para ulama berselisih pendapat
dalam menafsirkan mereka yang tertolak dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pendapat pertama: Yang dimaksud adalah orang munafik dan orang yang murtad. Boleh jadi ia
dikumpulkan dalam keadaan nampak cahaya bekas wudhu pada muka, kaki dan tangannya. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil mereka dengan bekas yang mereka miliki. Lantas
dibantah, mereka itu sebenarnya telah mengganti agama sesudahmu. Artinya, mereka tidak mati
dalam keadaan Islam yang mereka tampakkan.
Pendapat kedua: Yang dimaksud adalah orang yang masuk Islam di zaman Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas murtad sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memanggil mereka walau tidak memiliki bekas tanda wudhu. Walau Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu keislaman mereka ketika beliau hidup. Lantas dibantah,
mereka itu adalah orang yang murtad setelahmu.
Pendapat ketiga: Yang dimaksud, mereka adalah ahli maksiat dan pelaku dosa besar yang mati
masih dalam keadaan bertauhid. Begitu pula termasuk di sini adalah pelaku bid’ah yang
kebid’ahan yang dilakukan tidak mengeluarkan dari Islam. Menurut pendapat ketiga ini, apa
yang disebutkan dalam hadits bahwa mereka terusir cuma sekedar hukuman saja, mereka tidak
sampai masuk neraka. Bisa jadi Allah merahmati mereka, lantas memasukkan mereka dalam
surga tanpa siksa. Bisa jadi pula mereka memiliki tanda bekas wudhu pada wajah, kaki dan
tangan. Bisa jadi mereka juga hidup di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan setelah itu,
akan tetapi beliau mengenal mereka dengan tanda yang mereka miliki.
Imam Al-Hafizh Abu ‘Amr bin ‘Abdul Barr mengatakan, “Setiap orang yang membuat perkara
baru dalam agama, merekalah yang dijauhkan dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
seperti Khawarij, Rafidhah (Syi’ah), dan pelaku bid’ah lainnya. Begitu pula orang yang berbuat
zalim dan terlaknat lantaran melakukan dosa besar. Semua yang disebutkan tadi dikhawatirkan
terancam akan dijauhkan dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu a’lam.” (Syarh
Shahih Muslim, 3: 122)
Ringkasnya untuk bisa minum dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam haruslah memenuhi
beberapa syarat:
Rasulullah ﷺmengabarkan ada tiga orang yang pertama kali masuk Surga dan tiga
orang yang pertama kali masuk Neraka.
Rasulullah ﷺbersabda:
عرض عليّ أول ثالثة يدخلون الجنة وأول ثالثة يدخلون النار فأما أول ثالثة يدخلون الجنة فالشهيد وعبد مملوك أحسن عبادة ربه ونصح
)لسيده وعفيف متعفف ذو عيال وأول ثالثة يدخلون النار أمير مسلط وذو ثروة ال يعطي حق هللا وفقير فخور
Telah disampaikan kepadaku tiga orang yang pertama kali masuk Surga, dan tiga orang yang pertama
kali masuk Neraka.
Budak yang memerbaiki ibadah kepada Rabbnya dan tulus mengabdi kepada majikannya, dan
Dan adapun tiga orang yang pertama kali masuk Neraka adalah:
Orang yang kaya raya tapi tidak menunaikan hak-hak Allah, dan
رواه الترمذي وقال حسن وابن حبان من حديث أبي هريرة اهـ:قال العراقي.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam at-Turmudzi dan beliau berkata, hadis ini adalah Hasan. Dan Imam
Ibnu Hibban meriwayatkan hadis ini dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
وسيق الذين اتقوا ربهم إلى الجنة زمرا حتى إذا جاءوها وفتحت أبوابها وقال لهم خزنتها سالم عليكم طبتم فادخلوها خالدين
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula).
Pintu-pintunya telah dibuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan
(dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Mulai masukilah surga ini, sedang kamu kekal di kanan".
( QS. Az-Zumar : 73 )
ٌ ْصاَل ةَ َوآتَ ُوا ال َّزكَاةَ لَهُ ْم أَجْ ُرهُ ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم َواَل َخو
َف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُون َّ ت َوأَقَا ُموا ال
ِ إِ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. ( Q.S Al – Baqarah : 277 ).
ُ ُ ُ ُ ُ ْ ْ َ َ وقَاتِلُوهُ ْم َحتَّ ٰى اَل تَ ُكونَ فِ ْتنَةٌ َويَ ُكونَ الدِّينُ هَّلِل ِ ۖ فَإِ ِن ا ْنتَهَوْ ا
َ
“Dan perangilah mereka, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (karenanya) ketaatan itu hanya
semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada
permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. ( Q.S Al-Baqarah : 193).
Pintu surga ini diperuntukkan bagi umat Muslim yang berjihad di jalan Allah. Mereka akan
masuk surga dari gerbang ini.
6. Pintu Pengekangan & Kemarahan (Baab Al-Kaazimeen Al-Ghaiz wal Affina anin naas)
Pintu surga ini diperuntukkan bagi orang-orang yang mampu mengendalikan dan menekan
amarah. Mereka senantiasa memberi maaf dan mengampuni saudara-saudara mereka salama
hidup di dunia.
Dari pembahasan di atas, perilaku yang menggambarkan kesadaran beriman kepada Hari
Akhir sebagaimana berikut ini: