Anda di halaman 1dari 3

Nama : Elgin Welderen Sundana

Nim : 18031104190

 Model Penggunaan Lahan Teori Von Thunen

Keterangan:

P = Pasar

1. Paling mendekati kota/pasar,diusahakan tanaman yang mudah rusak (highly perishable)


seperti sayuran dan kentang(free cash cropping)

2. Zona hutan dengan hasil kayu (foresting)

3. Zona yang menghasilkan biji-biji seperti gandum, dg hasil yang relatif tahan lama dan
ongkos transportasi murah

4. Zona lahan garapan dan rerumputan, yang ditekankan pada hasil perahan seperti susu,
mentega dan keju

5. Zona untuk pertanian yang berubah-ubah, dua sampai tiga jenis tanaman

6. Zona lahan yang paling jauh dari pusat, digunakan untuk rerumputan dan peternakan
domba dan sapi.

 Asumsi Von Thunen

1. Terdapat suatu daerah yang merupakan komoditi pertanian (Isolated Stated).

2. Daerah perkotaan hanya menjual kelebihan produksi daerah Pedalaman (Single Market).

3. Daerah pedalaman hanya menjual kelebihan produksinya ke perkotaan, tidak ke daerah


lain (Single Destination).

4. Daerah pedalaman atau kota mempunyai ciri yang sama (homogen) dengan kondisi
geografis kota itu sendiri.

5. Petani akan menanam tanaman yang dapat memberi manfaat dan profit maksimum.
(Maximum Oriented).

6. Pada waktu itu hanya ada angkutan berupa gerobak yang ditarik oleh kuda (One Moda
Transportation).

7. Biaya transportasi berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh. Semua biaya
transportasi ditanggung oleh petani (Equidistant).
 Analisis Kegiatan Perencanaan Vhon Thunen

Asumsi Von Thunen Kondisi Eksisting

Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri Kabupaten sangihe merupakan daerah terpencil
atas daerah perkotaan dengan daerah sedangkan potensi sumberdaya alam bisa untuk
pedalamannya dan merupakan satu-satunya memenuhi daerahnya dan daerah lainnya. Bisa
daerah pemasok kebutuhan pokok yang juga untuk memenuhi kebutuhan negara
merupakan komoditi pertanian tetangga

Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah Daerah ini tidak menerima penjualan pertanian
penjualan kelebihan produksi daerah dari daerah lain, akan tetapi hanya menerima
pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil penjualan barang-barang yang telah diolah dan
pertanian dari daerah lain menjual hasil pertaniannya ke daerah perkotaan
yaitu ke Kota Manado
Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan
produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah
perkotaan

Daerah pedalaman merupakan daerah berciri Kegiatan ekonomi mayoritas di Sebatik pada
sama (homogenous) dan cocok untuk tanaman sektor pertanian dengan komoditas berupa
dan peternakan dalam menengah padi, palawija, buah-buahan, sayur-sayuran

Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang Sebagian besar masyarakat Sebatik bekerja
berusaha untuk memperoleh keuntungan sebagai petani dan berusaha mencari
maksimum dan mampu untuk menyesuaikan keuntungan dari hasil pertanian yang dijual ke
hasil tanaman dan peternakannya dengan Tawau
permintaan yang terdapat di daerah perkotaan

Satu-satunya angkutan yang terdapat pada Sekarang juga masih menggunakan angkutan
waktu itu adalah angkutan laut laut untuk mengangkut hasil komoditas

Biaya angkutan ditanggung oleh petani dan biaya ditanggung oleh petani, tetapi sudah
besarnya sebanding dengan jarak yang dimasukkan dalam biaya penjualan.
ditempuh. Petani mengangkut semua hasil
dalam bentuk segar.

Teori Von Thunen masih bisa dilakukan pada daerah-daerah terpencil, pemasaran hanya
pada daerah-daerah yang memungkinkan dilakukan pemasaran. Semakin jauh dari pusat kota,
maka akan semakin mahal juga sewa lahannya, dalam artian biaya transportasi yang ditanggung
semakin besar, sedangkan balik modal kecil. Sangihe adalah salah satu daerah penyedia bahan
baku bagi Kota Manado, sedangkan Kota Manado sebagai penyedia bahan jadi bagi Sangihe

Secara umum, teori Von Thunen sudah tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini. Karena
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, wilayah terpencil mulai mengalami perkembangan
dari segi sdm dan infrastruktur wilayahnya. Namun di beberapa wilayah terpencil seperti di
wilayah tapal batas, model penggunaan lahan von thunen masih dapat ditemukan karena
perkembangan wilayahnya yang lambat akibat minimnya infrastruktur serta topografi yang
menyebabkan wilayah tersebut sulit dijangkau.

Anda mungkin juga menyukai