Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan tentang metodologi sering kali dihubungkan dengan filsafat ilmu. Fungsi
filsafat adalah menguji metode yang digunakan dalam menghasilkan pengetahuan yang valid.
Sementara itu metodologi menentukan prosedur yang digunakan baik dalam penciptaan maupun
pengujian proposisi (hipotesis) untuk mendapatkan pengetahuan yang valid. Pemahaman tentang
realitas akan mempengaruhi cara memperoleh ilmu pengetahuan yang benar. Secara
epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai materi yang rasional dan empiris.
Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi
yang mempunyai suatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun rasional
dan dunia empiris. Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti akuntansi tersebut, peneliti
akuntansi sangat yakin bahwa satu-satunya metode yang dapat digunakan untuk membangun
ilmu pengetahuan akuntansi adalah metode ilmiah.
Suatu penjelasan dikatakan ilmiah ketika tiga komponen berikut :
1. Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum.
2. Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan
hasil observasi.
3. Memiliki satu pertanyaan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan.
Didalam filsafat, pengujian empiris dinyatakan dalam dua cara :
1. Dalam aliran posotivis, terdapat teori dan seperangkat pernyataan hasil observasi independen
yang digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi kebenaran teori
pendekatan  (hypothetico-deductive).

1
2. Dalam pandangan popperian, karena pernyataan hasil observasi merupakan teori yang
dependen dan dapat dipalsukan (falsible), maka teori-teori ilmiah tidak dapat dibuktikan
kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk ditolek.
Pendekatan metodologi riset yang digunakan mengikuti prosedur metodologi riset yang
digunakan dalam ilmu alam. Pendekatan metodologi ini melakukan deskripsi atau variabel,
membangun dan menyatakan hipotesis., mengumpulkan data kuatitatif dan melakukan analisis
secara statistik. Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan adalah pendekatan metodologi ini bukan
merupakan satu-satunya metode terbaik dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

B. Rumusan Masalah

1. jelaskan istilah riset dalam akuntansi ?


2. jelaskan motivasi dan tujuan riset ?
3. jelaskan manfaat dan pentingnya riset ?
4. jelaskan cara memahami replikasi ?
5. jelaskan cara pemilihan data atau sampel riset ?
6. jelaskan sumber dan pengumpulan data ?
7. jelaskan validitas dan keandalan ?
8. jelaskan metode pengumpulan data ?
9. jelaskan cara pemilihan responden ?
10. jelaskan instrumen riset ?
11. jelaskan analisis data persiapan laporan ?

C. Tujuan Masalah

1. Mampu menjelaskan istilah riset dalam akuntansi.


2. Mampu menjelaskan motivasi dan tujuan riset.
3. Mampu menjelaskan manfaat dan pentingnya riset.
4. Mampu menjelaskan cara memahami replikasi.
5. Mampu menjelaskan cara pemilihan data atau sampel riset.
6. Mampu menjelaskan sumber dan pengumpulan data.
7. Mampu menjelaskan validitas dan keandalan.
8. Mampu menjelaskan metode pengumpulan data.
9. Mampu menjelaskan cara pemilihan responden.
10. Mampu menjelaskan instrumen riset.
11. Mampu menjelaskan analisis data persiapan laporan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Riset
Riset adalah pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk
menjawab masalah dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset.
Oleh karena itu, riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis yang mengatur dan
menyelidiki masalah- masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul, yang terkait dengan
fakta,fenomeena atau gejala dari masalah tersebut.
Riset dalam akuntansi keprilakuan merupakan suatu metode studi yang ddilakukan seseorang
berkaaitan dengan aaspek keprilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna
terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keprilakuan tersebut sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi yang jelas
terhadap permasalahan yang akan dipecahkan. Hal ini sering disebut sebagai suatu rencana untuk
menjawab pertanyaan.

B. Motivasi dan Tujuan Riset


Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seorang untuk mencapai tujuan
yang dia inginkan. Motivasi seseorang melakukan riset boleh jadi merupakan keinginan yang
timbul dari dalam dirinya untuk memecahkan masalah maupun persoalan yang ada.
Adapun tujuan umum seorang melakukan riset adalah mengetahui jawaban dari masalah
ataupun persoalan tersebut, banyak literatur menjelaskan bahwa motivasi  dan tujuan riset secara
umum pada dasarnya sama, yakni riset pada prinsipnya ditimbulkan oleh dua sisi yang saling
terkait.
C. Manfaat dan Pentingnya Riset

3
Manfaat adalah kontribusi hasil yang diperoleh dari mengerjakan sesuatu. Manfaat riset
mengungkapkan harapan tentang apa saja hasil/kontribusi/sumbangan yang dapat diperoleh dari
riset tersebut dan yang mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak terkait. Dalam
riset akuntansi keprilakuan, beberapa maanfaat dan pentingnya riset mengenai hal tersebut :
1. Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam bidang baru
yang ingin diperkenalkan.
2. Membantu mengidentifikasikan kesenjangan (gap) riset.
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui
subbidang akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi manajemen, sistem
inforasi akuntansi, pasar modal, maupun perpajakan.

D. Memahami Replikasi
Salah satu strategi dalam melakukan riset adalah melakukan replikasi. Replikasi merupakan
gabungan dari kata duplikasi dan repetisi. Replikasi adalah pengulangan suatu studi atau riset
yang dilakukan secara sengaja. Pada umumnya, hal ini dilakukan dengan menggunakan
prosedur-prosedur yang sama dengan riset terdahulu, tetapi menggunakan subjek yang berbeda.
Replika juga dapat dikatakan merupakan suatu usaha untuk meriset ulang riset-riset terdahulu.
Dalam riset keprilakuan, peneliti biasanya tidak mampu menyampingkan pengalaman-
pengalamannya yang bersentuhan dengan ilmu-ilmu eksakta. Riset-riset penting biasanya selalu
direplikasi sebelum mereka menemukan temuan yang dapat diterima masyakat ilmiah. Oleh
karena itu, terdapat beberapa alasan logis kita harus melakukan replikasi. Menguji Temuan
Umum Riset.
Riset yang dilaporkan biasanya menghasilkan temuan dan bukti yang baru, atau temuan riset
yang berbeda dengan riset sebelumnya atau bertentangan dengan teori-teori yang berterima
umum. Banyaknya riset replikasi tentuanya sangat bermanfaat karena temuan riset tersebut dapat
membantu mengkonfirmasikan bukti-bukti baru dari riset. Jika didukung oleh replikasi, riset
sering kali merintis area penyelidikan baru yang mempunyai dampak utama terhadap
perkembangan praktik di bidang keprilakuan. Menguji Validitas Temuan Riset Dengan Populasi
Berbeda
Masalah  utama riset keprilakuan adalah kecilnya jumlah sampel yang direprentasikan dalam
populasi. Tanpa replikasi, penelitian tidak mampu menentukan derajat temuan yang muncul dari
populasi riset yang berbeda. Oleh karna itu, replikasi memberikan suatu alat yang sangat bernilai

4
kepada peneliti untuk menentukan derajat tingkat temuan riset yang dapat digenerasikan dengan
populasi yang berbeda. Menguji Kecenderungan atau Perubahan Waktu

Banyak peneliti menghasilkan ilmu pengetahuan keprilakuan yang sebagian bergantung


pada lingkungan di mana individu-individu berfungsi. Oleh karena itu, temuan riset atas sikap
rasial yang dianggap valid dua puluh tahun lalu kemungkinan tidak lagi valid saat ini. Riset
ulang merupakan alat yang yang bermanfaat untuk menguji temuan-temuan terdahulu dan
mengidentifikasi kecenderungannya. Menguji Temuan-Temuan Penting Menggunakan
Metodologi Yang Berbeda
Penggunaan metodologi oleh peneliti dan bukan kebenaran hubungan di antara fenomena
yang dipelajari. Kebenaran hubungan seharusnya muncul tanpa melihat alat ukur dan metode
yang digunakan sepanjang alasan peneliti valid dan tepat. Oleh karena itu, replikasi sangat
bermanfaat pada repetisi riset dengan metodologi yang berbeda. Kesimpulannya adalah replikasi
memberikan banyak dasar kepada kita untuk untuk menilai validitas dari temuan-temuan riset
meskipun hanyya satu riset yang tersedia.

E. Pemilihan Data atau Sampel Riset


Langkah yang harus ditempuh oleh peneliti :
1. Populasi

Ide dasar dalam pengambilan sampel adalah memilih sebagian elemen di dalam suatu
populasi di mana peneliti dapat menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Elemen
populasi merupakan subjek berdasarkan peengukuran yang diambil dan juga merupakan unit
studi. Populasi sendiri merupakan wialayah generelisasi yang terdiri atas sekelompok orang,
kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu yang berkaitan dengan
harapan penelitian dalam mengambil beberapa kesimpulan.

2. Sampel Riset

Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karatektik yang dimiliki oleh populasi
dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut. Ketika peneliti melakukan penarikan
sampel, peneliti tentu tertarik dalam mengestimasi satu atau lebih nilai-nilai populasi atas
menguji satu atau lebih hipotesis statistik.

3. teknik Penarikan Sampel

5
1. Pengambilan sampel riset dengan biaya yang murah
2. akurasi hasil yang lebih baik
3. kecepatan pengumpulan data
4. ketersediaan elemen-elemen populasi.
F. Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data tidak dapat dilepaskan dari alat-alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data tersebut. Dalam hubungan ini, terdapat terdapat banyak rragam alat
pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan terstandardisasi
untuk memperoleh data yang diperlukan.adapun metode pengumpulan data riset yang dibahas
dibagi menjadi data sekunder dan data primer.

1. Jenis data

Padakebanyakan riset akuntansi keprilakuan, jenis data dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a) Data subjek

Merupakan jenis data riset yang berupa opini, sikap, pengalaman,atau karakteristik dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek riset yang dilaporkan sendiri oleh
responden secara individual atau kelompok dari dari sumbernya. Selanjutnya diklasifikasikan
berdasarrkan bentuk tanggapan (respon) yang diberikan, baik secara lisan (verbal), tertulis,
diajukan oleh peneliti dalam wawancara.

b) Data fisik
Merupakan jenis data riset yang berupa objek atau benda-benda fisik. Data ini merupakan
data berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau kejadian pada masa lalu. Data fisik
dalam riset keprilakuan dapat dikumpulkan melalui metode observasi.
c) Data documenter
Merupakan jenis data riset yang diantaranya berupa faktur, penjualan , surat-surat,
notulen hasil rapat, memo, atau bentuk laporan program. Data dokumter dihasilkan melalui
analisis kandungan, antara lain kategori isi, tinjauan dokumen, pemberian kode berdasarkan
karakteristik kejadian, atau transaksi.

2. Sumber Data
a) Data primer

6
` Merupakan sumber data yang dip;eroleh secara langsung dari sumber asli atau pihak
pertama. Kabanyakan rriset akuntansi keprilakuan, data primer merupakan sumber data yang
paling banyak digunakan karena sumber data ini merupakan hasil observasi dari suatu benda
(fisik), kejadian, atau kegiatan, maupun hasil pengujian. Adapun manfaat utama dari data
primer adalah unsur-unsur kebohongan tertutup terhadap sumber fenomena. Oleh karena itu,
data primer lebih mencerminkan kebenaran yang dilihat
.
b) Data sekunder
Merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak langsug melalui media
perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsipbbaik yang dipublikasi maupun yang tidak dipublikasi.

G. Validitas dan keandalan


Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan riset perilaku, yang pertama adalah
yang diukur berkaitan dengan hal-hal yang salah (validitas) dan yang kedua adalah yang
diukur berkaitan dengan hal-hal tidak representatif (keandalan)
1) Validitas
a. Validitas isi (content validity) merupakan pokok pertimbangan untuk setiap
pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam istilah-istilah yang berhubungan dengan
relevansi terhadap konsep yang diukur.
b. Validitas predikit (predictive validity) adalah validitas yang berkaitan dengan
keakuratan suatu pengujian atau pengukuran dalam memprediksi perilaku,
mengharuskan adanya kriteria atau indikatikor eksternal terhadap apa yang harus
diprediksi.
c. Validitas konkuren (concurrent validity) adalah validitas yang berkaitan dengan
hubungan antara alat ukur dan kriteria sekarang atau masa lalu.
d. Validitas kontruksi ( construct validity) adalah validitas yang berdasarkan pada suatu
pertimbangan tentang kesesuian hasil pengukuran tersebut dengan teori, bermanfaat
untuk mengukur fenomena yang tidak memiliki kriteria eksternal.
2) Keandalan

7
Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di
setiap waktu. Asprk nilai lain keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.

H. Metode Pengumpulan Data

Ada dua metode yang melatar belakangi hal ini adalah : 1) para peneliti tidak memahami
pekerjaan orang-orang tersebut dan penyebab mereka melibatkan perilaku, dan 2) ukuran sampel
yang kecil sangat berisiko untuk melakukan generalisasi hasil terhadap populasi.

1. Survei

Dalam survei tidak ada interaksi langsung antara seorang peneliti dengan responden. Data
dikumpulkan dengan cara mengirim surat elektronik, menelpon, atau memberikan serangkaian
pertanyaan. Ada manfaat dan kerugian yang berhubungan dengansetiap teknik ini. Survei
melalui surat setidaknya lebih mahal. Ada kalanya pengumpulan data riset pada kondisi tertentu
mungkin tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat
ditemukan secara tertulis melalui kuesioner. Teknik ini meberikan tanggung jawab
kepadaresponden untuk membaca dan menjawab pertanyaan.koesioner dapat didistribusikan
dengan berbagai cara, antara lain: disampaikan langsung oleh peneliti, dikirrim bersama-sama
dengan pengiriman paket atau majalah, diletakkan di tempat yang ramai dikunjungi orang,
dikirim melalui faks, atau menggunakan teknologi komputer.  

2. Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, seesuatu hal, atau kejadian
yang sistematis tanpa ada pertanyaan maupun komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.
Kelebihan metode observasi dibandingkan dengan metode survei adalah datta yang dikumpulkan
umumnya tidak terdistrori, lebih akurat, dan lebih bebas dari bias pihak responden. Metode
observasi dapat menghasilkan data yang lebih terperinci mengenai fenomena yang diteliti
(perilaku, subjek, atau kejadian) dibandingkan dengan metode survei. Meskipun demikian,
metode observasi tidaklah bebas dari kesalahan.  Pengamat halnya bias yang terjadi karrena
peran pewawancara dalam metode survei.

I. Memilih responden

Langkah pertama dalam memilih responden adalah menentukan populasi. Setelah itu, peneliti
menentukan suatu sensus atau sampel. Sensus adalah kegiatan untuk mencari seluruh informasi
yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam populasi. Sampel merupakan kumpul informasi dan
bagian dari populasi. Suatu sensus akan tepat ketika: 1) populasinya kecil dan biaya
pengumpulan data tidak melebihi biaya pengambilan sampel secara signifikan, 2) penting untuk

8
mengetahui setiap unsur dalam populasi, dan 3) risiko dalam perbaikan secara keseluruhan
sangat besar.

Sampling Probabilitas Dan Non-probabilitas

Ada dua jenis desain sampling, yaitu sampling probabilitas (probability sampling)


dan sampling non-probabilitas (non-probability sampling).  Sampling probabilitas menggunakan
beberapa bentuk dari sampling acak; sementara sampling non-probabilitas tidak menggunakan
sampling acak. Dalam sampling probabilitas, setiap elemen dalam populasi probabilitasnya yang
dipilih telah diketahui. Ada beberapa jenis sampling probabilitas; acak, sistematis, terstratifikasi,
kelompok, dan sebagainya. Sampling non-probabilitas adalah ketika probabilitasnya dipilih tidak
diketahui. Dengan sampling probabilitas, sampling error dapat ditaksir secara matematis
karenaprobabilitas yang dipilih telah diketahui. Hal ini memberikan suatu pengukuran yang
objektif terhadap sampel yang refresentatif kepada para peneliti. Pengetahuan pada probabilitas
yang dipilih juga membuat para peneliti mampu menghitung ukuran sampel yang
tepat. Sampling probabilitas digunakan ketika sampel yang representatif adalah penting.

J. Instrumen Riset

Penegembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang penting
dalam proses rriset. Kuesioner harus sesuai responden dan didesain secara menarik sehingga
responden tertarik untuk menjawab kuesioner tersebut, yang pada hakikatnya bertujuan
meningkatkan tingkat respons, validitas, dan keandalan data.

Menjamin kerja sama responden

Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat respons yang tinggi. Pertama, sebelum
wawancara dengan seorang responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang menjelaskan
tujuan umum dari wawancara tersebut dan responden dapat menghubungi mereka melalui
telepon untuk membuat suatu janji wawancara. Pada hari wawancara, para peneliti seharusnya
datang tepat waktu dan mengucapkan terimah kasih atas kerja sama responden.

Menjamin validitas dan keandalan jawaban


Hanya informasi-informasi yang esensial yang seharusnya diharapkan dari responden. Para
peneliti seharusnya menentukan dasar dari keinginan informasi dan memilih suatu format
pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap responden.
Pertanyaan-pertanyaan dapat bersifat terbuka (open-ended) atau sudah ditentukan kemungkinan-
kemungkinan jawabannya (closed-ended).

9
K. Analisis Data Persiapan Laporan
Analisis data dilakukan setelah penelitian mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam
riset. Peneliti biasanya melakukan melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan
proses analisis data. Pemanfaatan berbagai alat analisis sangat bergantung pada jenis riset dan
jenis data yang diperoleh. Ketersediaan alat analisis memberikan gambaran bahwa satu alat
analisis dengan alat analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan dan kadang
kala hanya satu alat analisis yang dapat digunakan.
Sebagai tahap akhir, dari suatu riset adalah penyusunan laporan riset. Laporan riset secara
umum berisi tentang hal-hal yang terkait dengan apa saja yang dilakukan oleh penelitian. Sejak
tahap persiapan riset hingga interprestasi dan penyimpulan hasil analisis. Belum ada bentuk baku
dari suatu laporan riset. Bentuk atau format laporan riset sangatlah dipengaruhi oleh keinginan si
peneliti, hal-hal yang perlu dilaporkan, serta permintaan dari paa sponsor riset.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Riset adalah pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk
menjawab masalah dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset.
Oleh karena itu, riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis yang mengatur dan
menyelidiki masalah- masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul, yang terkait dengan
fakta,fenomeena atau gejala dari masalah tersebut.
Riset dalam akuntansi keprilakuan merupakan suatu metode studi yang ddilakukan
seseorang berkaaitan dengan aaspek keprilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan
sempurna terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keprilakuan tersebut sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Mengenai elemen-elemen dasar dari riset dan proses riset. Pertama, penelitian
menentukan defenisi riset, kemudian mendiskusikan deskripsi riset dan penjelasan riset, serta
memprediksi tujuan-tujuan riset. Kemuadian perbedaan antara hubungan dan analisis data, dan
penyajian laporan.
Penyajian beberapa istilah-istilah penting, termasuk data primer dan data sekunder, serta
validitas dan keandalan. Adapun metode pengumpulan data, sampling, dan instrumen riset juga
ditentukan, serta penyediaan analisis data dan isi dari laporan akhir.  

11
12

Anda mungkin juga menyukai