Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

HASIL SURVEI BENCANA ALAM YANG DAPAT TERJADI DI


LINGKUNGAN RUMAH

Disusun Oleh :
Ahaddin Yusuf
CKR0170116
Keperawatan Reguler C Semester 6

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2019-2020
Jalan Lingkar Kadugede No.2 Kuningan Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hasil Survey Bencana Alam
yang dapat terjadi di lingkungan kita.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas, pada
mata kuliah spiritual nursing. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang nilai spiritual dan sosial antropologi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapa Ns Asmadi M,Kep.,M.M , selaku


dosen mata kuliah Keperawatan Trauma yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kuningan, 9 Oktober 2020 

Penulis
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
3. BAB I
Latar Belakang
4. BAB II
Tinjauan Teoritis
5. BAB III
Analisis bencana di kuningan
6. DAFTAR PUSTAKA
I. LATAR BELAKANG

Bencana alam, mungkin kita tidak asing dengan kata ini dikarenakan
banyak sekali terjadi dengan spontan dan merugikan sejumlah pihak. Namun
bagaimana juga itu adalah kuasa ilahi yang tidak bisa kita tebak kapan akan
datangnya bencana tersebut.
Telah terjadi banyak bencana alam di tanah air kita Indonesia ini, baik
dari yang tidak terlalu besar maupun sampai yang merugikan satu kota
sekaligus. Untuk itulah kita harus mengetahui dan mempersiapkan jika di
daerah kita terjadi bencana alam dan langkah yang kita akan perbuat jika
bencana alam terjadi daerah sekitar kita.

II. TINJAUAN TEORITIS


Bencana alam (bahasa Inggris: Natural disaster), adalah suatu
peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia.
Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang
panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah
penyakit. Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami. Contohnya
adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang
disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam. Dua jenis bencana alam
yang diakibatkan oleh peristiwa di luar angkasa jarang mempengaruhi
manusia, seperti asteroid dan badai matahari.
Sedangkan menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.  Bencana alam antara lain berupa gempa bumi karena alam, letusan
gunung berapi, angin topan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/lahan
karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemi, wabah,kejadian luar
biasa, dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa.
Adapun beberapa jenis bencana alam, seperti:
- Bencana alam meteorologi
Bencana alam meteorologi atau hidrometeorologi berhubungan dengan
iklim. Bencana ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus,
walaupun ada daerah-daerah yang
menderita banjir musiman, kekeringan atau badai
tropis (siklon, hurikan, taifun) dikenal terjadi pada daerah-daerah
tertentu. Bencana alam bersifat meteorologis seperti banjir dan kekeringan
merupakan bencana alam yang paling banyak terjadi di seluruh
dunia. Beberapa di antaranya hanya terjadi suatu wilayah dengan iklim
tertentu. Misalnya hurikan terjadi hanya di Karibia, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Kekhawatiran terbesar pada
abad modern adalah bencana yang disebabkan oleh pemanasan global.
- Bencana alam geologi
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan
bumi seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan gunung
meletus. Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di hanya sepanjang
jalur-jalur pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai
samudera. Contoh bencana alam geologi yang paling umum adalah gempa
bumi, tsunami dan gunung meletus. Gempa bumi terjadi karena gerakan
lempeng tektonik.] Gempa bumi pada lantai samudera dapat memicu
gelombang tsunami ke pesisir-pesisir yang jauh. Gelombang yang
disebabkan oleh peristiwa seismik memuncak pada ketinggian kurang dari
1 meter di laut lepas namun bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer
per jam. Jadi saat mencapai perairan dangkal, tinggi gelombang dapat
melampaui 10 meter. Gunung meletus diawali oleh suatu periode aktivitas
vulkanis seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan
muntahan batu-batuan. Aliran lahar dapat berupa banjir lumpur atau
kombinasi lumpur dan debu yang disebabkan mencairnya salju di puncak
gunung, atau dapat disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang
tidak stabil.
- Wabah
Wabah atau epidemi adalah penyakit menular yang menyebar melalui
populasi manusia di dalam ruang lingkup yang besar, misalnya antarnegara
atau seluruh dunia. Contoh wabah terburuk yang memakan korban jiwa
dalam jumlah besar adalah pandemi flu, cacar dan tuberkulosis.

- Bencana alam dari luar angkasa


Wabah atau epidemi adalah penyakit menular yang menyebar melalui
populasi manusia di dalam ruang lingkup yang besar, misalnya antarnegara
atau seluruh dunia. Contoh wabah terburuk yang memakan korban jiwa
dalam jumlah besar adalah pandemi flu, cacar dan tuberkulosis.

III. ANALISIS BENCANA

 Bencana alam gunung ciremai


Salah satu bencana yang dapat terjadi di kunigan jawa barat adalah meletusnya
gunung ciremai, atau gunung yang terletak di daerah kuningan dan majalengka.
Gunung Ceremai termasuk gunungapi Kuarter aktif, tipe A
(yakni, gunungapi magmatik yang masih aktif semenjak tahun 1600), dan berbentuk strato.
Gunung ini merupakan gunungapi soliter, yang dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap –
Kuningan dari kelompok gunungapi Jawa Barat bagian timur (yakni deretan Gunung
Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha hingga Gunung
Tangkuban Perahu) yang terletak pada Zona Bandung.
Ceremai merupakan gunungapi generasi ketiga. Generasi pertama ialah suatu gunungapi
Plistosen yang terletak di sebelah G. Ceremai, sebagai lanjutan vulkanisma Plio-Plistosen di
atas batuan Tersier. Vulkanisma generasi kedua adalah Gunung Gegerhalang, yang sebelum
runtuh membentuk Kaldera Gegerhalang. Dan vulkanisma generasi ketiga pada kala Holosen
berupa G. Ceremai yang tumbuh di sisi utara Kaldera Gegerhalang, yang diperkirakan terjadi
pada sekitar 7.000 tahun yang lalu (Situmorang 1991).
Letusan G. Ceremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang
waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan
1805 terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Letusan uap
belerang serta tembusan fumarola baru di dinding kawah pusat terjadi tahun 1917 dan 1924.
Pada 24 Juni 1937 – 7 Januari 1938 terjadi letusan freatik di kawah pusat dan celah radial.
Sebaran abu mencapai daerah seluas 52,500 km bujursangkar (Kusumadinata, 1971). Pada
tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah barat daya G.
Ciremai, yang diduga berkaitan dengan struktur sesar berarah tenggara – barat laut. Kejadian
gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat G.
Ceremai terjadi tahun 1990 dan tahun 2001. Getarannya terasa hingga Desa Cilimus di timur
G. Ceremai.
Dari berbagai sumber yang dihimpun kuninganmass.com selama kurun waktu 400
tahun terakhir, Gunung Ciremai hanya meletus sebanyak tujuh kali. Letusan pertama Gunung
Ciremai tercatat terjadi pada 3 Februari 1698. Lalu, letusan itu disusul letusan kecil pada 11-
12 Agustus 1772, 1775, dan April 1805. Ketiganya tanpa menimbulkan jatuhnya korban jiwa.

Tahun 1917 terjadi semburan uap belerang di dinding selatan gunung yang
dikategorikan dalam letusan. Kemudian pada September 1924 terjadi tembusan fumarola kuat
di bagian barat kawah dan dinding pemisah kawah.

Letusan besar terakhir tercatat pada periode 24 Juni 1937– 7 Januari 1938. Berupa
letusan preatik dari kawah pusat dan celah-celah radial di dalam perut gunung. Meski tidak
jatuh korban jiwa maupun kerusakan berat, tetapi abu vulkanik yang dimuntahkan gunung
tersebut tercatat jatuh tersebar di kawasan seluas 52.500 kilometer persegi.

Dari data tersebut dapat kita simpulkan bencana yang dapat terjadi kembali di kota
kuningan ini adalah meletusnya gunung ciremai dikarenakan gunung ini masaih dalam status
aktif dan dapat meletus kapan saja tanpa kita ketahui, adabaiknya kita selalu waspada
terhadap bencana meletusnya gunung ciremai ini dan langkah apa saja yang dapat kita
lakukan jika gunung ciremai ini meletus.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Ceremai

https://kuninganmass.com/government/terakhir-kali-gunung-ciremai-meletus-80-tahun-lalu-kita-
harus-tetap-waspada/

Anda mungkin juga menyukai