FARMASETIKA DASAR
Mandala Waluya Kendari
OLEH
ADE RAHMATIA
F202001021
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………….
KATA PENGATAR………………………..………………………………………………….…………..I
BAB I PENDAHULIAN………………………………………………………………………….……….II
A. LATAR
BELAKANG……………………………………………..……………………………………….1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………….2
C. TUJUAN DAN MANFAAT………………………….…………………………………….……..3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….…….4
A. SEJARAH FARMASI……………………………………………………………………….……5
B. PERKEMBANGAN SEJARAH FARMASI DI ERA MASEHI…………………………….…...6
C. PERKEMBANGAN ILMU FARMASI DI INDONESIA……………………………………..….7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………......…….…8
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………9
B. SARAN…………………..…………………………………………………………………….…10
KATA PENGATAR
Puji sukur saya panjatkan kepda Allah SWT yang telah memberikan saya kesehatan, kekuatan
serta kesempatan kepada saya sebagai penyusun untuk menyelesaikan tugas kali ini. Salam dan
salawat kepada junjungan nabi besar kita yaitu nabi Muhmmad SAW yang telah
memperjuangkan agama islam dari zaman kegelapan, zaman kezaliman, dan kebodohan menuju
zaman yang terang benderang seperti apa yang kita rasakan sekarang ini.
Semoga dengan makalah yang saya susun kaloi ini dapat memenuhi tugas yang diberikan
kepada saya, dan pembaca juga bisa memahami tugas kali ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan
bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan digunakan
pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai
identifikasi, pemilihan (selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan,
analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine).
Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang
sesuai dan aman, baik melalui resep (prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter
hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau
menjual langsung kepada pemakai Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani
“pharmakon”, yang berarti cantik atau elok, yang kemudian berubah artinya menjadi
racun, dan selanjutnya berubah lagi menjadi obat atau bahan obat. Oleh karena itu
seorang ahli farmasi (Pharmacist) ialah orang yang paling mengetahui hal ihwal obat. Ia
satu-satunya ahli mengenai obat, karena pengetahuan keahlian mengenai obat
memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai semua aspek kefarmasian seperti
yang tercantum pada definisi di atas. Dewasa ini perkembangan farmasi sudah
berkembang dengan baik hal ini bisa dilihat dengan berdirinya Industri farmasi, Tenaga
kefarmasiaan, dan sekolah menegah farmasi ataupun Perguruan Tinggi farmasi. Untuk
profesi farmasi di indonesia sudah banyak di minati oleh masyarakat hal ini di karenakan
prospect kerja atau masa depannya menjanjikan dan mampu membuat sebuah lapangan
kerja sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimna sejarah farmasi?
2. Bagaimana perkembangan sejarah farmasi di erah masehi?
3. Bagamana perkembangan ilmu fermasi di Indonesia?
C. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah farmasi.
2. Dapat mengetahui perkembangan sejarah farmasi di erah masehi.
3. Dapat mengetahui perkembangan ilmu farmasi di indonesi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH FARMASI
Manusia yang hidup ribuan tahun yang lalu selalu hidup berkelompok dan
senantiasa berpindah-pindah tempat (nomaden). Dengan kehidupan yang tidak menetap
itulah sehingga kemungkinan terserang berbagai penyakit menghantui mereka. Dengan
segala keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, mereka menyangka jika suatu penyakit
menyerang, itu merupakan kutukan dari dewa atau masuknya roh jahat ke dalam tubuh.
Penyembuhan biasanya dilakukan dengan mantra-mantra, tetabuhan, atau sedikit lebih
maju dengan menggunakan ramuan tumbuhan.
Orang Sumeria sekitar 3000 tahun SM telah menggunakan tumbuh-tumbuhan
sebagai obat. Hal ini dubuktikan dengan penemuan tablet Sumeria dari abad ke 3 SM.
Tablet ini terbuat dari tanah yang dicampur dengan gum resin dari markazhi dan herba
thyme yang dilarutkan dalam bir lalu dibentuk masa tablet. Kini lempengan resep
tersebut tersimpan di Museum Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat( repositori.uin-
alauddin).
Kata Farmasi berasal dari kata Pharmacon yang merupakan bahasa Yunani yang
berarti racun atau obat. Farmasi merupakan profesi kesehatan yang meliputi kegiatan di
bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan
distribusi obat. Ilmu kefarmasian belum dikenal oleh dunia pada zaman Hiprocrates atau
yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Ilmu Kedokteran yaitu pada tahun 460 SM
samapai dengan 370 SM. Pada peradaban itu seorang Dokter memiliki banyak tugas tidak
hanya mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh sang pasien, tetapi ia juga
mempersiapkan ramuan atau racikan obat seperti halnya seorang apoteker. Sejak masa
Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal
adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang mendignosis penyakit, juga sekaligus
merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin lama masalah
penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun pembuatannya, sehingga
dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri. Seiring dengen perkembangan zaman dan
ilmu pengetahuan kesehatan, problematika dalam pengadaan obat menjadi semakin
rumit, baik karena formulanya dan cara pembuataan obat tersebut. Oleh karena itu
dibutuhkanlah seseorang yang dapat mendalami keahlian dalam pembuatan dan
peracikan obat. Sehingga pada tahun 1240 SM Raja Jerman Frederick menyadarinya dan
memberikan perintah untuk memisahkan dengan resmi antara Kedokteran dan Farmasi.
Perintah tersebut sekarang dikenal dengan Dektrit Two Silices. Dari sinilah sejarah
farmasi ini berasal, sehingga para ahli mengambil kesimpulan bahwa akar ilmu
kedokteran dan ilmu kefarmasian ialah sama. Berikut ini adalah tokoh-tokoh besar yang
berjasa terhadap terbentuknya ilmu farmasi :
a. Paracelsus (1541-1493 SM)
Dia berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan
kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat
aktifnya.
b. Hippocrates (450-370 SM)
Hippocrates merupakan seorang dokter yunani yang dihargai karna
memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah, ia membuat sistematika
dalam pengobatan, serta menyusun uraian tentang beratus-ratus jenis obat-obatan, ia
juga dinobatkan sebagai bapak dari ilmu kedokteran. dalam praktek pengobatannya
telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan.
c. Galen (120-130 M)
seorang dokter dan ahli farmasi bangsa yunani berkewarganegaraan romawi, yang
menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan
bidang ilmu farmakologi, dan menciptakan suatu sistim pengobatan, fisiologi,
patologi yang merumuskan kaidah yang banyak diikuti selama 1500 tahun, dia
merupakan pengarang buku terbanyak dizamannya, ia telah meraih penghargaan
untuk 500 bukunya tentang ilmu kedokteran-farmasi serta 250 buku lainnya tentang
falsafal, hukum, maupun tata bahasa. hasil karyanya dibidang farmasi uraian
mengenai banyak obat, cara pencampuran dsb, sekarang lazim disebut farmasi
'galenik'.
d. Ibnu Sina (980-1037).
Ia telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan
tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan
menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India,
Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.
e. Johann Jakob Wepfer (1620-1695).
Johann berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada
hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify
the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian
farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan
merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat
diuji–coba secara klinik pada manusia.
f. Dioscorides (abad ke-1 M)
seorang dokter yunani yang merupakan seorang ahli botani, yang merupakan
orang pertama yang menggunakan ilmu-tumbuh tumbuhan sebagai ilmu farmasi
terapan, hasil karyanya berupa De Materia Medika. selanjutnya mengembangkan
ilmu farmakognosi. obat obatan yang dibuat dioscoridaes antara lain napidium,
opium, ergot, hyosciamus, dan cinnamon.
A. KEIMPULAN
Bahwa perkembangan farmasi dari zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan
telah banyak mengalami perubahan walaupun di butuhkan waktu yang relatif lama
namunakhirnya farmasi bisa bersaing dan berkembang dengan cepatnya. Bahkan
dari tahun ketahun peminat profesi di indonesia mengalami peningkatan yang
cukup tinggi. Kita pun dengan mudahnya mencari sekolah tinggi ataupun sekolah
menegah farmasi di indonesia ini.
B. SARAN
Sebagai penerus profesi farmasi di harapkan kita mampu berpegang teguh pada
pedoman-pedoman farmasi yang kita punya. Menjadikan profesi farmasi menjadi
lebih berkembang lagi tentunya dengan kualitas dan kuantitas yang baik.