1200 2828 1 PB
1200 2828 1 PB
ABSTRAK
Kata Kunci : creative problem solving (CPS), hasil belajar, pembelajaran IPA
sesuai dengan hasil Penelitian Eriyanti, E. & pengetahuan alam yang tentunya dalam
Suryanti (2018) bahwa pembelajaran menyelesaikannya memerlukan keterampilan
menggunakan model pembelajran creative berpikir kreatif.
problem solving (CPS) berpengaruh positif 2. Hasil Belajar
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa Belajar merupakan suatu proses dimana
kelas IV SDN Kemuning Tarik Sidoarjo yang terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri
dibuktikan dengan hasil uji t test seseorang baik dari segi pengetahuan maupun
menunjukkan perbedaan yang signifikan. mental. Menurut Sudjana (2016: 22), hasil
Selanjutnya penelitian Busyari, A. & Sinaga, belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
P. (2015) menjelaskan bahwa penerapan dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
pembelajaran creative problem solving (CPS) belajarnya. Hasil belajar merupakan
berbasis eksperimen secara signifikan dapat kemampuan yang diperoleh setelah kegiatan
lebih meningkatkan kemampuan kognitif dan belajar, sehingga dapat merubah tingkah laku
keterampilan berpikir kreatif dalam yang dimiliki seseorang. Berdasarkan
pemecahan masalah siswa dibanding pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran konvensional. hasil belajar merupakan kemampuan yang
Kelebihan model pembelajaran creative dimiliki siswa setelah melakukan proses
problem solving (CPS) menurut Huda (2014: pembelajaran dan dari pengalaman belajarnya
320) yaitu sebagai berikut: sehingga adanya perubahan tingkah laku
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk seseorang baik dari segi ranah kognitif,
memahami konsep-konsep dengan cara afektif, maupun psikomotoriknya.
menyelesaikan suatu permasalahan. Terdapat beberapa faktor yang
b. Membuat siswa aktif dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor
pembelajaran. utama berasal dari dalam diri siswa itu
c. Mengembangkan kemampuan berpikir sendiri. Setiap siswa diyakini memiliki
siswa karena disajikan masalah pada awal kemampuan serta bakat yang berbeda-beda,
pembelajaran dan memberi keleluasaan atas dasar itu pula mengapa hasil belajar yang
kepada siswa untuk mencari arah-arah dicapai siswa akan berbeda. Selain itu faktor
penyelesaiannya. lingkungan sangat mempengaruhi hasil
d. Membuat siswa dapat menerapkan belajar siswa karena sehebat apapun hasil
pengetahuan yang sudah dimilikinya ke belajar siswa ketika berada dalam lingkungan
dalam situasi baru. yang tidak kondusif maka akan berpengaruh
Berdasarkan pemaparan di atas dapat terhadap hasil belajarnya. Adapun faktor
disimpulkan bahwa kelebihan dari model berikutnya yang akan berpengaruh terhadap
pembelajaran creative problem solving (CPS) hasil belajar siswa adalah sarana dan
yaitu siswa lebih aktif dalam pembelajaran prasarana yang menunjang pembelajaran itu
karena siswa yang mencari tahu sendiri sendiri, perencanaan pelaksanaan
pengetahuannya berdasarkan pengalaman pembelajaran yang kurang maksimal serta
yang dijumpai, melatih siswa untuk berpikir tidak didukung media pembelajaran yang
kreatif dan kritis dalam memecahkan sesuai maka berpengaruh pada hasil belajar
permasalahan, kegiatan pembelajaran lebih siswa. Dengan demikian dalam merancang
menarik karena tidak terikat di dalam kelas, pembelajaran guru sudah sangat selayaknya
interaksi antar siswa lebih banyak karena mempersiapkan pembelajaran dengan baik,
hampir setiap langkah pemecahan masalah yaitu dengan memilih strategi atau model
didiskusikan secara berkelompok dan siswa pembelajaran yang tepat dan inovatif.
mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
dimilikinya ke dalam situasi yang nyata. Metode Penelitian
Penerapan model creative problem Penelitian ini menggunakan metode
solving (CPS) diharapkan dapat berpengaruh penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan
terhadap hasil belajar siswa dan menambah kelas merupakan ragam penelitian
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. pembelajaran yang berkonteks kelas,
Dengan membiasakan siswa memecahakan dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan
masalah secara kreatif diharapkan dapat masalah-masalah pembelajaran, memperbaiki
membantu siswa mengatasi berbagai mutu dan hasil pembelajaran, dan
kesulitan yang berkaitan dengan ilmu mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran
untuk peningkatan mutu dan hasil belajar Berdasarkan hasil penelitian pada
(Dasna, 2008: 25). Adapun tempat penelitian siklus II tindakan I, II dan III maka diperoleh
yaitu di SDN Karamat I Kecamatan Palasah nilai siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa
Kabupaten Majalengka dengan subjek
(55%) dan yang belum tuntas 9 siswa (45%)
penelitiannya yaitu siswa siswi kelas V yang
berjumlah 20 orang. Pengambilan data dari jumlah siswa 20 orang. Hal ini
dilakukan melalui kegiatan observasi, menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas
wawancara, dokumentasi, dan tes hasil V sudah terlihat adanya peningkatan dari
belajar siswa. Adapun teknik analisis data siklus I siswa ke siklus II. Hasil belajar siklus
dilakukan melalui reduksi data, tabulasi data II nilai tertinggi didapat oleh satu orang siswa
hasil observasi, analisi data dan pemaparan dengan nilai 90 dan nilai terendah didapat
data. Kriteria keberhasilan dalam penelitian
oleh satu orang siswa dengan nilai 25,
ini yaitu jika nilai hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa mencapai minimal sedangkan nilai yang diperoleh siswa kelas V
85% atau 17 orang dari kriteria ketuntasan SDN Karamat adalah 66,50. Pada siklus II
minimum. Model penelitian tindakan kelas terlihat adanya peningkatan yaitu 15%.
yang digunakan adalah model John Elliot Pada hasil evaluasi siklus III didapat
seperti pada gambar 1 yang mana langkah bahwa 17 siswa (85%) yang sudah tuntas dan
penelitian pada setiap siklusnya meliputi 3 siswa (15%) yang belum tuntas dari jumlah
empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan,
siswa 20 orang. Hal ini menunjukan bahwa
observasi, dan refleksi dalam satu siklus.
hasil belajar siswa kelas V sudah terlihat
adanya peningkatan yang signifikan dari
siklus II ke siklus III, dimana siklus II siswa
yang tuntas hanya berjumlah 11 siswa (55%)
yang tuntas dan tidak tuntas 9 siswa (45%)
yang belum tuntas. Hasil belajar di siklus III
nilai tertinggi diperoleh dengan nilai 100 dan
terendah dengan nilai 75, sedangkan nilai
rata-rata yang diperoleh siswa kelas V SDN
Karamat adalah 80,00. Pada siklus III terlihat
adanya peningkatan sekitar 30%.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam
pembelajaran dengan menerapkan model
creative problem solving terdapat
peningkatan hasil belajar tiap siklusnya, yaitu
sebagai berikut:
8 siswa (40%) dan yang belum tuntas 12 2 Belum 12/(60%) 9/(45%) 3/(15%)
tuntas
siswa (60%) dari jumlah siswa 20 orang. Total 20/ (100%) 20/ (100%) 20/ (100%)
Hasil belajar di siklus I nilai tertinggi
diperoleh oleh satu orang siswa dengan nilai Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
85 dan terendahnya diperoleh oleh satu orang bahwa hasil belajar siswa pada setiap siklus
dengan nilai 30. Sedangkan nilai rata-rata cenderung meningkat. Data hasil penelitian
yang didapat selain terjadi peningkatan
yang diperoleh siswa kelas V SDN Karamat 1
jumlah siswa yang tuntas juga disertai dengan
adalah 65,08.
peningkatan rata-rata kelas, berikut berjalan lebih baik dari siklus sebelumnya
merupakan grafik peningkatan nilai rata-rata dimana langkah-langkah pembelajaran sudah
kelas pada tiap siklusnya: terimplementasi sesuai dengan sintaks model
dan permasalahan pembelajaran yang muncul
100 pada siklus I sudah dapat teratasi. Hal ini
terlihat dari siswa yang sudah bisa
80 dikondisikan dengan baik pada saat akan
memulai pembelajaran, sebagian siswa sudah
60 mulai berani dalam mengemukakan
pendapatnya dan terlibat aktif dalam kegiatan
40 80 tanya jawab, antusias dan saling kerjasama
65,08 66,5
20 dalam kegiatan percobaan, mampu
mengamati dan menuliskan hasil pengamatan
0 dengan baik, siswa juga sudah mulai berani
Siklus I siklus II siklus III dalam mempresentasikan hasil diskusi dan
mengomentari hasil kelompok lain.
Siklus I Siklus II Siklus III Selanjutnya siswa sudah mulai bisa
merumuskan beberapa alternatif pemecahan
Gambar 2. Rata-rata Kelas pada tiap Siklus masalah, serta menentukan salah satu
alternatif yang didapat sebagai salah satu
Berdasarkan diagram di atas dapat solusi dalam memecahkan permasalahan
dilihat bahwa rata-rata nilai siswa pada tersebut. Model pembelajaran creative
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada problem solving (CPS) menekankan pada
siklus I, II dan III mengalami peningkatan. kreativitas dalam memecahkan masalah.
Pada siklus I nilai rata-rata kelas mencapai Siswa dituntut aktif sehingga dalam
65,08, siklus II nilai rata-rata kelas 66,50, dan pembelajaran siswa mampu mengeluarkan
siklus III yaitu mencapai 80,0. kemampuan yang dimiliki untuk
Berdasarkan data hasil penelitian yang memecahkan masalah yang belum pernah
tergambar pada gambar 1 dan 2, dapat terlihat mereka temui (Triyono, dkk. 2017).
bahwa peningkatan hasil belajar secara Pada siklus III, proses pembelajaran
signifikan terjadi dari siklus II ke siklus III sudah berjalan lebih baik lagi dari siklus II.
hal ini ditunjukan dengan persentase jumlah Hal ini terlihat dari siswa yang sudah berani
siswa yang tuntas maupun rata-rata kelas mengemukakan pendapat dan terlibat aktif
meningkat secara signifikan. Peningkatan dalam kegiatan tanya jawab dengan tidak
tersebut tidak terlepas dari upaya peneliti malu-malu lagi untuk menjawab pertanyaan
memperbaiki proses pembelajaran pada setiap bahkan mengajukan pertanyaan kepada guru.
siklusnya salah satunya yaitu dengan cara Melalui pembelajaran creative problem
memvariasikan beberapa kegiatan dan media solving (CPS), siswa mengkonstruksi makna
pembelajaran. atau pengertian berdasarkan pengetahuan
Peningkatan jumlah siswa tuntas maupun awal yang dimiliki, mengintegrasikan
rata-rata kelas pada siklus I belum terjadi pengetahuan yang baru kedalam skema yang
secara signifikan dikarenakan pelaksanaan telah ada dalam pemikiran siswa sendiri.
pembelajaran dengan menerapkan model Salah satu kegiatan pengkonstruksian
creative problem solving (CPS) belum pengetahuan yang dilakukan siswa yaitu
optimal, masih terdapat siswa yang sulit melalui kegiatan tanya jawab. Kegiatan tanya
untuk dikondisikan selain itu juga ditemukan jawab dalam proses pembelajaran creative
permasalahan lain yaitu pada kegiatan diskusi problem solving (CPS) dapat berdampak
kelompok sebagian siswa masih belum positif pada proses dan hasil belajar siswa hal
sepenuhnya mengerti aturan diskusi dan ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2016:
masih kebingungan dalam merumuskan 34) bahwa pertanyaan yang baik memiliki
alternatif pemecahan masalah, namun dalam dampak yang positif terhadap siswa salah
kegiatan percobaan siswa terlihat sangat satunya yaitu “dapat meningkatkan
antusias. Selanjutnya peneliti berupaya kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu
memperbaiki proses pembelajaran sehingga sendiri pada hakikatnya adalah bertanya”.
proses pembelajaran pada siklus II sudah Pada saat kegiatan diskusi berlangsung siswa
sudah terlibat aktif dalam kegiatan diskusi pembelajaran creative problem solving (CPS)
dan saling menghargai pendapat orang lain dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
sehingga hubungan antara siswa dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan alam di
siswa sudah terjalin sangat baik dan kelas V Sekolah Dasar. Peningkatan nilai
menumbuhkan partisipasi yang positif dalam hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh
proses pembelajaran. Selanjutnya hasil aktivitas siswa selama proses pembelajaran di
penelitian pada siklus III ini menunjukan dalam kelas. Model pembelajaran creative
bahwa siswa sudah memiliki rasa ingin tahu problem solving (CPS) memberikan dampak
yang tinggi dalam kegiatan percobaan, yang positif pada aktivitas dan kemampuan
terampil dalam melakukan percobaan dan berpikir siswa dalam memecahkan
mampu menuliskan hasil pecobaan dengan permasalahan secara kreatif.
tepat, saling kerjasama dan tanggung jawab
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada,
siswa bisa merumuskan beberapa alternatif Daftar Pustaka
yang akan dijadikan sebagai bahan untuk Busyari, A. & Sinaga, P. (2015). Strategi
meyelesaikan permasalahan yang ditemui, pembelajaran creative problem
serta mampu menentukan dengan baik salah
solving (CPS) berbasis eksperimen
satu alternatif yang akan dijadikan sebagai
solusi dalam memecahkan permasalahan, untuk meningkatkan kemampuan
selain itu siswa juga antusias dan percaya diri kognitif dan keterampilan berpikir
dalam mempresentasikan hasil diskusi dan kreatif. Jurnal pengajaran MIPA.
mengomentari hasil dari kelompok lain.
20(2), hlm 133-143.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa penerapan model
Ciptaningtyas, A. (2016). Penerapan Model
pembelajaran creative problem solving (CPS)
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Pembelajaran Kooperatif Metode
siswa kelas V SDN Karamat I pada Creative Problem Solving (CPS) Pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Materi Bilangan di SMP Kelas VII.
Peningkatan hasil belajar yang diperoleh Jurnal ilmiah pendidikan matematika.
tersebut tidak terlepas dari berbagai kegiatan 5(1), hlm 1-5.
pada model pembelajaran creative problem
solving (CPS) yang berdampak positif pada Eriyanti, E. & Suryanti. (2018). Pengaruh
peningkatan hasil belajar siswa, hal ini sesuai model creative problem solving (CPS)
dengan penjelasan Pepkin (dalam terhadap kemampuan berpikir kritis pada
Oktaviani&Nugroho, 2015) bahwa model pembelajaran IPA Kelas IV SDN
creative problem solving (CPS) digunakan Kemuning Tarik Sidoarjo. Jurnal
pemusatan pada pengajaran dan keterampilan Penelitian Pendidikan Guru Sekolah
pemecahan masalah, yang diikuti dengan Dasar. 6(9), hlm. 1548-1557.
penguatan keterampilan. Ketika siswa
dihadapkan pada suatu permasalahan maka Hamdu, G & Agustina, L. (2011). Pengaruh
siswa dapat melakukan keterampilan motivasi belajar siswa terhadap prestasi
memecahkan masalah untuk memilih dan belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal
mengembangkan ide serta pemikirannya, penelitian pendidikan. 12(1), hlm 81-86.
tidak hanya menggunakan cara menghafal
tanpa proses berpikir, tetapi menggunakan Hikmah, D., & M. Natsir. (2009). Penerapan
keterampilan memecahkan masalah yang Pembelajaran Berbasis Masalah Tipe
mengembangkan proses berpikir. Dengan Creative Problem Solving (CPS) untuk
demikian seiring dengan meningkatknya Meningkatkan Ketuntasan Belajar Fisika
kemampuan berpikir dan keterampilan Siswa Kelas VIII-E SMP N 1 Ma‟rang
memecahkan masalah maka disertai dengan Kabupaten Pangkep. JSP. 10, hlm1-9.
meningkatnya hasil belajar siswa.
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran
Kesimpulan dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Pustaka Pelajar.
dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa model