PENDAHULUAN
Karbohidrat sangat akrab dengan kehipuan manusia. Karena sebagai sumber energi
utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada
jagung, gandum, tepung, beras, kentang dan sayur-sayuran.
Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolismea karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah,
sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel
pada jaringan otot sebagai sumber energi. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat
berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali
beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus
aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida
merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa,
galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.
2. Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida,
contoh : maltosa, laktosa, dan sukrosa.
3. Polisakarida; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang
berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh :
glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan
karbohidrat.
Oleh karena itu, kami melakukan uji karbohidrat pada berbagai sampel, agar kita bisa
mengetahui apakah sampel tersebut mengandung karbohidrat atau tidak. Serta bisa
mengetahui termasuk golongan karbohidrat yang mana.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah menentukan/mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida,
disakarida, polisakarida) pada bahan uji?
2. Untuk menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan
amilium dari glikogen.
3. Bagaimanakah menunjukkan adanya zat – zat yang mereduksi dalam suasana alkalis,
dan dapat membedakan sakarida ( gula ) yang dapat mereduksi dan sakarida yang
tidak mereduksi?
4. Bagaimanakah menunjukkan adanya fruktosa?
5. Bagaimana cara menguji/menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum
dikenal secara umum komposisinya ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menentukan/mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarida,
polisakarida) pada bahan uji. (uji molish)
2. Untuk menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan
amilium dari glikogen.(uji iodine)
3. Untuk menunjukkan adanya zat – zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan
dapat membedakan sakarida ( gula ) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak
mereduksi.(uji benedict)
4. Untuk menunjukkan adanya fruktosa.(uji seliwanof)
5. Untuk menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum
komposisinya.
1.4 Manfaat
2 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis
serta dapat membedakan sakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak
mereduksi.
3 Mahasiswa dapat menentukan atau mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida,
disakarida, polisakarida) pada suatu uji.
4 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya polisakarida (amilum).
5 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya Fruktosa.
6 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal
secara umum komposisinya.
A. Dasar Teori
B B II KAJIAN
A PUSTAKA
c. Uji Benedict
Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau
kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya
endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau
endapan yang terbentuk berwarna merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi
atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-tiap larutan uji.
Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi
ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula
reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh
pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat. Selain itu,
amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata dan warna larutan setelah
dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa tidak
mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan
hasil yang negatif.
d. Uji Seliwanof
Uji seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa).
Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil
positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange.
Pada uji ini sukrosa dan fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang
spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan
ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam
pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural
sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk
larutan yang berwarna merah orange.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
a. Uji Molish
Alat : Bahan :
b. Uji Iodine
Alat : Bahan :
Tabung reaksi, larutan amilum 1 %
pipet tetes, larutan selulosa 1 %
rak tabung reaksi, larutan glikogen 1 %
penjepit tabung HCl 6 N
reaksi, NaOH 6 N
gelas ukur. Larutan Iodine 1 M (10
gram KI dalam 1 liter air +
2,5 gram Iodine)
Ekstrak buah mentah,
ranum dan matang.
c. Uji Benedict
Alat : Bahan :
Tabung reaksi, pereaksi benedict
pipet tetes, larutan karbohidrat ( glukosa 1
rak tabung %, fruktosa 1 %, laktosa 1 %,
reaksi, sukrosa 1 %, maltosa 1 % )
penjepit tabung Ekstrak buah mentah, ranum
reaksi, dan matang.
gelas ukur.
Waterbath
d. Uji Seliwanof
Alat : Bahan :
B. Prosedur Praktikum
a. Uji Molish
a) Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan menjadi konsentrasi 1 %
b) Masukkan 2 ml karbohidrat 1 % kedalam tabung reaksi yang berbeda.
c) Tanbahkan 2 – 3 tetes pereaksi molish, kocok perlahan – lahan selama 5
detik.
d) Miringkan tabung reaksi, teteskan 1 ml ( ± 20 tetes ) H2SO4 melalui
dinding tabung reaksi. Tegakkan tabung reaksi dan amati apakah ada
cincin berwarna merah ungu pada perbatasan kedua larutan.
b. Uji Iodine
1) siapkan tabung reaksi 3 buah, masing-masing diberi 3 ml larutan amilum 1
%.
2) tambahkan 2 tetes air ke dalam tabung pertama 2 tetes HCl kedalam
tabung kedua, 2 tetes NaOH kedalam tabung ketiga. Kocok semua tabung,
lalu tambahkan 1 tetes larutan iodine kedalam masing – masing tabung.
Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
3) panaskan tabung yang berwarna lalu dinginkan. Perhatikan perubahan –
perubahan yang terjadi.
4) lakukan pengujian terhadap larutan selulosa 1 % dan larutan glikogen 1 %.
untuk uji iodine ekstrak buah :
i. masing – masing 1 tetes ekstrak buah mentah, ranum dan masak
ditempatkan pada cawan petri.
ii. Beri 1 tetes iodine pada masing – masing ekstrak tadi, kemudian catat
perubahan warna yang terjadi.
c. Uji Benedict
1) Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1 %.
2) Masukkan 2 ml pereaksi benedict kedalam tabung reaksi.
3) tambahkan 5 tetes larutan glukosa 1 %, kemudian panaskan dalam
waterbath (penangas) selama 5 menit, biarkan dingin dan bendingkan
perubahan warna yang terjadi.
4) lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1
% yang lain.
d. Uji Seliwanof
1) siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1 %.
2) masukkan 1 ml pereaksi seliwanoff kedalam tabung reaksi.
3) tambahkan 2 tetes larutan amilun 1%. Pada waktu bersamaan tabung
reaksi dari larutan tersebut ditempatkan ke dalam waterbath sampai
terbentuk warna ( catat kecepatan terbentuknya warna dari masing –
masing tabung reaksi).
4) lakukan pengujian dengan caraa yang sama terhadap larutan karbohidrat
1% yang lain.
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
1. Data
a. Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Molish
No Bahan Kegiatan Hasil Pengamatan
Karbohidrat Sebelum Sesudah
yang diuji
1 Glukosa 2ml glukosa Tidak berwarna, - pink pucat (+)
1%+P.molish+ H2SO4 setelah ditambah - terbentuk cincin
pekat pereaksi molish warna ungu (+)
larutan menjadi - warna ungu
pink pucat (+)
2 Fruktosa 2ml fruktosa Tidak berwarna, - pink muda (++)
1%+P.molish+ H2SO4 setelah ditambah - terbentuk cincin
pekat pereaksi molish warna ungu (++)
larutan menjadi - warna ungu
pink muda (++)
3 Sukrosa 2ml sukrosa Tidak berwarna, - pink bening (+)
1%+P.molish+ H2SO4 setelah ditambah - terbentuk cincin
pekat pereaksi molish warna ungu (++)
larutan menjadi - warna ungu
pink bening (+)
4 Maltosa 2 ml maltosa Tidak berwarna, - pink pucat (+)
1%+P.molish+ H2SO4 setelah ditambah - terbentuk cincin
pekat pereaksi molish warna ungu (+)
larutan menjadi - warna ungu keruh
pink pucat (+)
5 Laktosa 2 ml laktosa +P.molish+ Tidak berwarna, -pink pucat (+)
H2SO4 pekat setelah ditambah -terbentuk cincin
pereaksi molish warna ungu (++)
larutan menjadi - berwarna keruh
pucat (+)
6 Nanas mentah 2 ml nanas mentah Nanas 2 ml nanas mentah+
+P.molish+ H2SO4 pekat mentah=kuning 2 tetes
(+) p.molish=coklat (+)
P.Molish= coklat 2ml sawo ranum+ 2
(+) tetes p.molish+ 1 ml
H2SO4 pekat= H2SO4 pekat=
coklat pekat (+) warna coklat pekat
(+), terbentuk cincin
ungu.
Nanas ranum 2 ml nanas ranum Nanas ranum = 2 ml nanas ranum+ 2
+P.molish+ H2SO4 pekat kuning (++) tetes
P.Molish= coklat p.molish=coklat tua
tua (++) (++)
H2SO4 pekat= 2ml nanas ranum+ 2
coklat pekat(++) tetes p.molish+ 1 ml
H2SO4 pekat=
warna coklat pekat,
terbentuk cincin
ungu (++)
Nanas matang 2 ml nanas matang Nanas matang: 2ml nanas matang +
+P.molish+ H2SO4 pekat kuning (+++) 2 tetes p.molish=
Molish : coklat coklat tua (++)
tua (++) 2ml nanas matang+2
H2SO4 : coklat tetes p.molish+ 1ml
pekat (+++) H2SO4 pekat =
berwarna coklat
pekat, terbentuk
cincin ungu (+++)
7 Tomat mentah 2 ml tomat mentah Buah : hijau 2ml tomat mentah +
+P.molish+ H2SO4 pekat Molish : coklat 2 tetes p.molish=
muda (+) coklat muda
H2SO4 : coklat 2ml tomat mentah+2
keruh (+) tetes p.molish+ 1ml
H2SO4 pekat =
berwarna coklat
keruh, terbentuk
cincin ungu (+)
Tomat ranum 2 ml tomat ranum Buah : orange 2ml tomat ranum + 2
+P.molish+ H2SO4 pekat Molish : coklat tetes p.molish=
tua (++) coklat tua (++)
H2SO4 : coklat 2ml tomat ranum+2
tua(++) tetes p.molish+ 1ml
H2SO4 pekat =
berwarna coklat tua,
terbentuk cincin
ungu (++)
Tomat matang 2 ml tomat Tomat matang = Tomat matang +P
matang+P.molish+ H2SO4 merah Molish berwarna
pekat P Molish=merah merah
muda Tomat matang +P
H2SO4 =berwarna Molish+ H2SO4
merah berwarna merah
,terdapat cincin
berwarna ungu(+++)
8 Mangga 2 ml manga ranum Mangga ranum Mangga ranum +P
ranum +P.molish+ H2SO4 pekat :kuning (+) Molish merah
P Molish : merah muda(+)
muda(+) Mangga ranum +P
H2SO4 berwarna Molish+ H2SO4
cokelat (+) ,terdapat cincin
berwarna ungu (++)
Mangga 2 ml manga matang Mangga matang Mangga matang +P
matang +P.molish+ H2SO4 pekat :orange Molish berwarna
P Molish : orange orange
H2SO4 berwarna Mangga matang +P
cokelat bening Molish+ H2SO4
berwarna coklat
bening,terdapat
cincin berwarna
ungu(+++)
Mangga 2 ml mangga mentah Mangga mentah = Mangga mentah+P
mentah +P.molish+ H2SO4 pekat kuning (-) Molish kuning keruh
p.molish = Mangga mentah +P
kuning keruh Molish+ H2SO4
H2SO4 = ,terdapat cincin
berwarna berwarna ungu (+++)
a. Pada pentosa
H O
│ ║
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H +
│
OH
(Pentosa) ( Furfural ) (α-naftol)
b. Pada heksosa
H
│
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4
Heksosa
O
║
H2C─ ─C—H +
│ │
OH OH
5-hidroksimetil furfural α-naftol
║ __SO3H
H2C ─────C───── ─OH
Uji ini dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah,
karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat
dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah
yang masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada
buah mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup
kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat lain. Tapi dalam percobaan kami
menggunakan buah ekstrak buah nanas mentah, ranum, dan matang. Dan hasilnya
semua ekstrak buah nanas memiliki endapan merah bata yang berarti ekstrak nanas
mengandung karbohidrat (gula) pereduksi.
7. Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Seliwanof
No. Bahan yang di kegiatan Hasil pengamatan
uji sebelum sesudah
1. Glukosa 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (+)
seliwanoff + 2 tetes setelah 9 menit 49
glukosa 1% detik
dipanaskan
2. Fruktosa 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (++)
seliwanoff + 2 tetes setelah 3 menit 2 detik
fruktosa 1%
dipanaskan
3. Sukrosa 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (++)
seliwanoff + 2 tetes setelah 3 menit 15
sukrosa 1% detik
dipanaskan
4. Amilum 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (+)
seliwanoff + 2 tetes setelah 7 menit 3 detik
amilum 1%
dipanaskan
5. Selulosa 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (+)
seliwanoff + 2 tetes setelah 7 menit
selulosa 1% 21detik
dipanaskan
6. Laktos 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (++)
seliwanoff + 2 tetes setelah 11 menit 10
laktosa 1% detik
dipanaskan
7 Papaya 1 ml seliwanof + 2 Keruh 1 menit 55 detik
mentah tetes ekstrak papaya Merah bata
mentah dan di
panaskan
Papaya ranum 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 37 detik
tetes ekstrak papaya Merah bata (++)
ranum dan di
panaskan
Papaya 1 ml seliwanof + 2 Orange 2 menit 19 detik
matang tetes ekstrak papaya Merah bata (+++)
matang dan di
panaskan
8 Tomat mentah 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 53 detik
tetes ekstrak tomat Orange muda
mentah dan di
panaskan
Tomat ranum 1 ml seliwanof + 2 Keruh 1 menit 52 detik
tetes ekstrak tomat Orange muda (+)
ranum dan di
panaskan
Tomat matang 1 ml seliwanof + 2 Keruh 1 menit 34 detik
tetes ekstrak tomat Orange muda (++)
matang dan di
panaskan
9 Nanas mentah 1 ml seliwanof + 2 Kuning muda 2 menit 29 detik
tetes ekstrak nanas Orange tua (+)
mentah dan di
panaskan
Nanas matang 1 ml seliwanof + 2 Kuning muda 2 menit 11 detik
tetes ekstrak nanas Orange tua (+)
matang dan di
panaskan
Nanas ranum 1 ml seliwanof + 2 Kuning muda 2 menit 31 detik
tetes ekstrak nanas Orange tua (+)
ranum dan di
panaskan
10 Belimbing 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 3 detik
mentah tetes ekstrak Merah bata (++)
belimbing mentah
dan di panaskan
Belimbing 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 2 detik
ranum tetes ekstrak Merah bata (++)
belimbing ranum
dan di panaskan
Belimbing 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 26 detik
matang tetes ekstrak Merah bata (++)
belimbing matang
dan di panaskan
11 Mangga 1 ml seliwanof + 2 Kuning (+) 3 menit 55 detik
mentah tetes ekstrak mangga Orange tua (+)
mentah dan di
panaskan
Mangga 1 ml seliwanof + 2 Kuning (+) 2 menit 55 detik
ranum tetes ekstrak mangga Orange tua (+)
ranum dan di
panaskan
Mangga 1 ml seliwanof + 2 Kuning (+) 2 menit 26 detik
matang tetes ekstrak mangga Orange tua (+)
matang dan di
panaskan
8. Pembahasan dan analisis uji seliwanof
Pada 2 tetes larutan glukosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna glukosa: bening, setelah pengamatan
seliwanoff+glukosa: bening dan seliwanoff+glukosa (dipanaskan): orange selama 9
menit 49 detik.
Pada 2 tetes larutan fruktosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna fruktosa: bening, setelah pengamatan
seliwanoff + fruktosa: bening dan seliwanoff + fruktosa (dipanaskan): orange(++)
dalam waktu 3 menit 2 detik.
Pada 2 tetes larutan sukrosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna sukrosa : bening, setelah pengamatan
seliwanoff + sukrosa : bening dan seliwanoff + sukrosa (dipanaskan): orange muda (+
+) dalam waktu 3 menit 15 detik.
Pada 2 tetes larutan laktosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna laktosa: agak keruh (+), setelah
pengamatan seliwanoff + laktosa : bening dan seliwanoff + laktosa (dipanaskan):
orange muda dalam waktu 11 menit 10 detik.
Pada 2 tetes larutan selulosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna selulosa : bening, setelah
pengamatan seliwanoff + selulosa : bening dan seliwanoff + selulosa (dipanaskan):
orange muda dalam waktu 7 menit 21 detik.
Pada 2 tetes larutan amilum 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna amilum : bening, setelah pengamatan
seliwanoff + amilum : bening dan seliwanoff + amilum (dipanaskan): orange muda
dalam waktu 7 menit 3 detik.
Pada 2 tetes pepaya mentah ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: kuning bening dan warna pepaya mentah : Kuning
kehijauan, setelah pengamatan dalam Seliwanoff + papaya mentah : putih keruh (+)
dan Seliwanoff + pepaya mentah (dipanaskan): orange (+) waktu 50 detik.
Pada 2 tetes pepaya ranum ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: kuning bening dan warna pepaya ranum : kuning,
setelah pengamatan dalam Seliwanoff + papaya ranum : putih keruh (++)dan
Seliwanoff + pepaya ranum (dipanaskan): orange (++) waktu 60 detik.
Pada 2 tetes pepaya masak ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: kuning bening dan warna pepaya masak : orange
kemerahan, setelah pengamatan dalam Seliwanoff + pepaya masak: putih kekuningan
dan Seliwanoff + pepaya masak (dipanaskan): orange (+++) waktu 40 detik.
Pada percobaan ini dengan menggunakan 1 ml saliwanoff, ditambahkan 2
tetes dari masing-masing larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa,
selulosa dan amillum. Untuk amilum dan kanji tidak mengalami reaksi (warna bening
atau warnanya tidak berubah). Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya
gugus keton dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa dan sukrosa adalah
karbohidrat yang memiliki gugus keton
Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengan
saliwanoff akan menunjukkan warna merah (kuning +) sebagai reaksi positifnya.
Adanya warna merah (kuning +) merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang
sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses
pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa oleh
asamklorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metal
furfural. Fruktosa dan sukrosa cepat bereaksi karena merupakan jenis karbohidrat
yang memiliki gugus keton (ketosa). Ketosa bila di dehidrasi oleh pereaksi saliwanoff
memberikan turunan fulfural ynag selanjutnya berkondensasi dengan resoreinol
memberikan warna merah (kuning +) kompleks. Hal tersebut diatas menunjukkan
bahwa uji saliwanof digunakan untuk membedakan antara karbohidrat yang
mengandung aldehid dan keton. Dimanapada percobaan terbukti bahwa fruktosa dan
sukrosa adalah karbohidrat yang mengandung gugus fungsi keton. Karena hanya
gugus fungsi keton yang bias cepat bereaksi dengan saliwanof.
Uji buah ini dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada
buah, karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat
dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah
byang masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan
pada buah mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak
menutup kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat lain.
9. Diskusi uji seliwanof
Prinsip dari uji seliwanoff ini adalah jika setelah pencampuran larutan lalu
dilakukan pemanasan, maka disakarida yang tergolong ketosa adalah yang berwarna
merah. Pada uji seliwanoff, hasil positif didapat pada fruktosa, maltose, laktosa,
amilum dan sukrosa. Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang
mengandung gugus keton, seperti fruktosa. Ketika semua larutan ditambahkan larutan
seliwanoff, terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi kuning. Kemudian
ketika dipanaskan, yang terjadi perubahan warna menjadi merah orange yang
menunjukan bahwa sempel termasuk ketosa dan peristiwa monosakarida ketosa
menjadi fufural lebih cepat dibandingkan dengan aldehid karena aldehid mengalami
trasformasi menjadi ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi kemudian
bereaksi dengan resolsinol menghasilkan zat yang berwarna merah tua. Dari hasil
yang didapatkan hampir semua sempel mengalami perubahan kecuali glukosa.
Dengan demikian, sukrosa, maltose, laktosa, amilum dan fruktosa termasuk kedalam
gula ketosa yang mengandung gugus keton. Sedangkan yang tidak mengalami
perubahan warna dan tidak adanya endapan pada saat pemanasan adalah glukosa,
dengan demikian glukosa bukan termasuk dalam golongan ketosa melainkan aldosa,
yakni golongan yang terdapat gugus aldehid dalam struktur kimianya.
Namun dalam beberapa jurnal lain dan buku yang kami dapat, yang terjadinya
perubahan saat uji selliwanof ini adalah fruktosa sukrosa. Dan sempel lainnya tidak
mengalami adanya endapan atau dalam kata lain sempel tersebut bukan termasuk
ketosa. Ini dapat terjadi karena mungkin adanya kesalahan teknis saat percampuran
bahan atau saat pemanasan. Bisa karena sempel terlalu lama dipanaskan atau waktu
yang tidak sesuai. Atau dapat terjadi karena tidak tepatnya pengukuran sempel dan
larutan karena adanya masalah alat yang digunakan seperti pipet dan balp yang tidak
berfungsi dengan baik.
10. Diskusi
Uji Benedict
1. Apa warna dari endapan yang terbentuk? Mengapa demikian?
Jawab : Warna dari endapan yang terbentuk adalah merah bata.Karena larutan-
larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau keton yang bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2O) yang berwarna
hijau, merah, oranye atau merah bata dan terbentuk endapan merah bata.
2. Pada uji Benedict mengapa sukrosa bukan termasuk gula reduksi?
Jawab : Karena sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang
terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus
aldehid bebas dan alpha hidroksi keton, bila di uji dengan benedict sukrosa bereaksi
positif, sehingga sukrosa bukan termasuk gula reduksi.
Uji Molish
1. Mengapa terbentuk cincin berwarna merah ungu p`ada bahan yang mengandung
karbohidrat?
Jawab : Karena pada uji ini terjadi pembentukan furfural atau derivat-derivat dari
karbohidrat yang didehidrasi oleh asam sulfat pekat, kemudian bereaksi dengan α-
naphtol, sehingga terbentuk cincin berwarna merah ungu.
2. Samakah intensitas warna cincin berwarna merah ungu pada bahan uji yang anda
gunakan dalam praktikum ini? Jelaskan!
Jawab : Tidak, karena susunan ikatan karbon pada setiap bahan yang diuji
berbeda- beda.
Uji Iodine
1. Mengapa terjadi perubahan warna setelah dipanaskan?
Jawab : Perubahan warna pada saat pemanasan diakibatkan karena hidrolisis pati atau
amilum menjadi senyawa yang lebih sederhana.
2. Zat manakah selain amilum yang memberikan warna dengan iodine?
Jawab : Glikogen, memberikan warna merah coklat dan selulosa memberikan warna
kuning.
Uji Seliwanoff
1. Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan reaksi positif terhadap uji seliwanoff?
Mengapa?
Jawab : Gugus keton atau ketosa.Karena pereaksi Seliwanoff hanya bereaksi dengan
karbohidrat yang memiliki gugus fungsi keton atau ketosa, yaitu fruktosa dan sukrosa
yang menghasilkan warna merah oranye.
2. Dapatkan uji seliwanoff dipakai untuk membedakan sukrosa dari fruktosa?
Jawab : Dapat,Karena sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan
hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya
pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan
glukosa, sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi
Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah orange. Dengan demikian Uji
Seliwanoff dapat digunakan untuk membedakan sukrosa dari fruktosa.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Pengujian harus dilakukan dengan waktu yang tepat. Sedikit saja waktu
bergeser maka kemungkinan besar hasilnya pun akan berbeda. Perlakuan terhadap
sampel yang diujikan pun harus sesuai. Ketika sampel diberi perlakuan yang tidak
seharusnya, bisa jadi sampel yang diujikan gagal dan hasilnya pun tidak sesuai.
Daftar Pustaka
https://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-organik/laporan-identifikasi-karbohidrat/
diakses pada tanggal 15 november 2015 pukul 9.58 WIB
https://www.academia.edu/9299023/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOKIMIA_IDENTIFIKA
SI_KARBOHIDRAT diakses pada tanggal 15 november 2015 pukul 10.03 WIB
https://www.academia.edu/12151567/Laporan_Praktikum_Biokimia_Karbohidrat_I diakses pada
tanggal 15 november 2015 pukul 10.05 WIB