Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat sangat akrab dengan kehipuan manusia. Karena sebagai sumber energi
utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada
jagung, gandum, tepung, beras, kentang dan sayur-sayuran.

Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolismea karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah,
sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel
pada jaringan otot sebagai sumber energi. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat
berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali
beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu:

1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus
aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida
merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa,
galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.

2. Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida,
contoh : maltosa, laktosa, dan sukrosa.

3. Polisakarida; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang
berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh :
glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan
karbohidrat.

Oleh karena itu, kami melakukan uji karbohidrat pada berbagai sampel, agar kita bisa
mengetahui apakah sampel tersebut mengandung karbohidrat atau tidak. Serta bisa
mengetahui termasuk golongan karbohidrat yang mana.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah menentukan/mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida,
disakarida, polisakarida) pada bahan uji?
2. Untuk menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan
amilium dari glikogen.
3. Bagaimanakah menunjukkan adanya zat – zat yang mereduksi dalam suasana alkalis,
dan dapat membedakan sakarida ( gula ) yang dapat mereduksi dan sakarida yang
tidak mereduksi?
4. Bagaimanakah menunjukkan adanya fruktosa?
5. Bagaimana cara menguji/menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum
dikenal secara umum komposisinya ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menentukan/mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarida,
polisakarida) pada bahan uji. (uji molish)
2. Untuk menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan
amilium dari glikogen.(uji iodine)
3. Untuk menunjukkan adanya zat – zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan
dapat membedakan sakarida ( gula ) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak
mereduksi.(uji benedict)
4. Untuk menunjukkan adanya fruktosa.(uji seliwanof)
5. Untuk menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum
komposisinya.
1.4 Manfaat
2 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis
serta dapat membedakan sakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak
mereduksi.
3 Mahasiswa dapat menentukan atau mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida,
disakarida, polisakarida) pada suatu uji.
4 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya polisakarida (amilum).
5 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya Fruktosa.
6 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal
secara umum komposisinya.
A. Dasar Teori
B B II KAJIAN
A PUSTAKA

Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen


yang terdapat di alam. Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”, sehingga
disebutlah karbohidrat. Pada tahun 1880 dinyatakan bahwa gagasan “hidrat dari
karbon” merupakan gagasan yang salah dan sebenarnya karbohidrat adalah
polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden 1986).
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus
molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol
polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda
1986).
Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan
yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam
tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan
sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
(Sirajuddin dan Najamuddin 2011). Karbohidrat ditemukan pada setiap sel makhluk
hidup yang berperan antara lain sebagai alat komunikasi sel (Winarno 2008).
Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini, yaitu, Monosakarida,
Disakarida (oligosakarida), dan Polosakarida (Wardiana dan Santoso 2010). Baik
pada hewan maupun manusia, energi disimpan sebagai glikogen dan pada tanaman
sebagai pati. Kedua jenis karbohidrat tersebut merupakan polisakarida (Sumarlin
2006).
a. Uji Molish
Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat. Pada percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik
(ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain)
menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan
turunannya.
Pada percobaan uji molish dengan menguji keenam larutan karbohidrat yang
telah ditetesi dengan pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam sulfat
pekat (H2SO4) maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat
polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan yang diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa,
laktosa, dan maltosa) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya
perubahan warna pada kelima tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat
tersebut.
Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu
ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi
asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk
membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa-
naftol untuk membentuk produk berwarna. Reaksi pembentukan furfural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Dimana pereaksi
molish membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, fruktosa, laktosa,
sukrosa, dan maltosa. Cincin ungu pada glukosa dan fruktosa lebih banyak karena
merupakan monosakarida. Berdasarkan prinsip percobaan dengan uji molish, hasilnya
(fulfural) mengalami sulfonasi dengan alfa naftol dan memberikan senyawa berwarna
ungu kompleks.
b. Uji Iodine
Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian
besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa
(kurang lebih 20 %) memilki struktur linier dan dengan iodium memberikan warna
biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (kurang lebih 80
%) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi memberikan warna
ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis
menjdi senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil hidrolisis dapat dengan iodium
dan menghasilkan warna biru samapi tidak berwarna. Dari hasil uji hidrolisis
menggunakan pereaksi iodium hasil positif dihasilkan pada amilum yang dihidrolisis
dengan air dan asam (HCl). Dengan ditunjukannya perubahan warna dari bening
menjadi biru menunjukkan bahwa amilum dapat terhidrolisis oleh air dan asam
menjadi amilosa dan amilopektin. Mungkin juga dengan bantuan panas, amilum bisa
terhidrolisis menjadi monosakarida-monosakarida. Tetapi praktikum tidak sampai
mengidentifikasi karbohidrat hasil hidrolisis dari amilum.

Suatu polisakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya kompleks adsorpsi


yang spesifik pada setiap jenis polisakarida ini. Di mana amilum dengan iodium
menghasilkan larutan berwarna biru pekat yang menandakan hasil positif terhadap
kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji monosakarida dan disakarida tidak
menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil yang ditunjukkan
negatif. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang
membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium. Oleh karena itu,
monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik karena
tidak mengandung amilosa dan amilopektin.

c. Uji Benedict
Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau
kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya
endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau
endapan yang terbentuk berwarna merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi
atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-tiap larutan uji.

Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi
ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula
reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh
pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat. Selain itu,
amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata dan warna larutan setelah
dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa tidak
mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan
hasil yang negatif.

d. Uji Seliwanof
Uji seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa).
Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil
positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange.
Pada uji ini sukrosa dan fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang
spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan
ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam
pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural
sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk
larutan yang berwarna merah orange.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
a. Uji Molish

Alat : Bahan :

 Tabung reaksi,  H2SO4 pekat,

 pipet tetes,  pereaksi molish ( larutan

 rak tabung reaksi, α-naphtol 10 % dalam

 penjepit tabung etanol / metanol ),

reaksi,  larutan karbohidrat 1 %.

 gelas ukur.  Ekstrak buah mentah,


ranum dan matang.

b. Uji Iodine

Alat : Bahan :
 Tabung reaksi,  larutan amilum 1 %
 pipet tetes,  larutan selulosa 1 %
 rak tabung reaksi,  larutan glikogen 1 %
 penjepit tabung  HCl 6 N
reaksi,  NaOH 6 N
 gelas ukur.  Larutan Iodine 1 M (10
gram KI dalam 1 liter air +
2,5 gram Iodine)
 Ekstrak buah mentah,
ranum dan matang.
c. Uji Benedict

Alat : Bahan :
 Tabung reaksi,  pereaksi benedict
 pipet tetes,  larutan karbohidrat ( glukosa 1
 rak tabung %, fruktosa 1 %, laktosa 1 %,
reaksi, sukrosa 1 %, maltosa 1 % )
 penjepit tabung  Ekstrak buah mentah, ranum
reaksi, dan matang.
 gelas ukur.
 Waterbath

d. Uji Seliwanof

Alat : Bahan :

 Tabung reaksi,  Pereaksi seliwanoff yang baru

 pipet tetes, dibuat ( 0,05% resorsinol dalam


HCl 3 N )
 rak tabung reaksi,
 larutan karbohidat 1% (glukosa,
 penjepit tabung
fruktosa, selulosa, sukrosa, laktosa,
reaksi,
amilum ).
 gelas ukur.
 Ekstrak buah mentah, ranum dan
 Waterbath
matang.
 Pencatat waktu

B. Prosedur Praktikum
a. Uji Molish
a) Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan menjadi konsentrasi 1 %
b) Masukkan 2 ml karbohidrat 1 % kedalam tabung reaksi yang berbeda.
c) Tanbahkan 2 – 3 tetes pereaksi molish, kocok perlahan – lahan selama 5
detik.
d) Miringkan tabung reaksi, teteskan 1 ml ( ± 20 tetes ) H2SO4 melalui
dinding tabung reaksi. Tegakkan tabung reaksi dan amati apakah ada
cincin berwarna merah ungu pada perbatasan kedua larutan.
b. Uji Iodine
1) siapkan tabung reaksi 3 buah, masing-masing diberi 3 ml larutan amilum 1
%.
2) tambahkan 2 tetes air ke dalam tabung pertama 2 tetes HCl kedalam
tabung kedua, 2 tetes NaOH kedalam tabung ketiga. Kocok semua tabung,
lalu tambahkan 1 tetes larutan iodine kedalam masing – masing tabung.
Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
3) panaskan tabung yang berwarna lalu dinginkan. Perhatikan perubahan –
perubahan yang terjadi.
4) lakukan pengujian terhadap larutan selulosa 1 % dan larutan glikogen 1 %.
untuk uji iodine ekstrak buah :
i. masing – masing 1 tetes ekstrak buah mentah, ranum dan masak
ditempatkan pada cawan petri.
ii. Beri 1 tetes iodine pada masing – masing ekstrak tadi, kemudian catat
perubahan warna yang terjadi.

c. Uji Benedict
1) Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1 %.
2) Masukkan 2 ml pereaksi benedict kedalam tabung reaksi.
3) tambahkan 5 tetes larutan glukosa 1 %, kemudian panaskan dalam
waterbath (penangas) selama 5 menit, biarkan dingin dan bendingkan
perubahan warna yang terjadi.
4) lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1
% yang lain.

d. Uji Seliwanof
1) siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1 %.
2) masukkan 1 ml pereaksi seliwanoff kedalam tabung reaksi.
3) tambahkan 2 tetes larutan amilun 1%. Pada waktu bersamaan tabung
reaksi dari larutan tersebut ditempatkan ke dalam waterbath sampai
terbentuk warna ( catat kecepatan terbentuknya warna dari masing –
masing tabung reaksi).
4) lakukan pengujian dengan caraa yang sama terhadap larutan karbohidrat
1% yang lain.
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
1. Data
a. Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Molish
No Bahan Kegiatan Hasil Pengamatan
Karbohidrat Sebelum Sesudah
yang diuji
1 Glukosa 2ml glukosa Tidak berwarna, - pink pucat (+)
1%+P.molish+ H2SO4 setelah ditambah - terbentuk cincin
pekat pereaksi molish warna ungu (+)
larutan menjadi - warna ungu
pink pucat (+)
2 Fruktosa 2ml fruktosa Tidak berwarna, - pink muda (++)
1%+P.molish+ H2SO4 setelah ditambah - terbentuk cincin
pekat pereaksi molish warna ungu (++)
larutan menjadi - warna ungu
pink muda (++)
3 Sukrosa 2ml sukrosa Tidak berwarna, - pink bening (+)
1%+P.molish+ H2SO4 setelah ditambah - terbentuk cincin
pekat pereaksi molish warna ungu (++)
larutan menjadi - warna ungu
pink bening (+)
4 Maltosa 2 ml maltosa Tidak berwarna, - pink pucat (+)
1%+P.molish+ H2SO4 setelah ditambah - terbentuk cincin
pekat pereaksi molish warna ungu (+)
larutan menjadi - warna ungu keruh
pink pucat (+)
5 Laktosa 2 ml laktosa +P.molish+ Tidak berwarna, -pink pucat (+)
H2SO4 pekat setelah ditambah -terbentuk cincin
pereaksi molish warna ungu (++)
larutan menjadi - berwarna keruh
pucat (+)
6 Nanas mentah 2 ml nanas mentah Nanas 2 ml nanas mentah+
+P.molish+ H2SO4 pekat mentah=kuning 2 tetes
(+) p.molish=coklat (+)
P.Molish= coklat 2ml sawo ranum+ 2
(+) tetes p.molish+ 1 ml
H2SO4 pekat= H2SO4 pekat=
coklat pekat (+) warna coklat pekat
(+), terbentuk cincin
ungu.
Nanas ranum 2 ml nanas ranum Nanas ranum = 2 ml nanas ranum+ 2
+P.molish+ H2SO4 pekat kuning (++) tetes
P.Molish= coklat p.molish=coklat tua
tua (++) (++)
H2SO4 pekat= 2ml nanas ranum+ 2
coklat pekat(++) tetes p.molish+ 1 ml
H2SO4 pekat=
warna coklat pekat,
terbentuk cincin
ungu (++)
Nanas matang 2 ml nanas matang Nanas matang: 2ml nanas matang +
+P.molish+ H2SO4 pekat kuning (+++) 2 tetes p.molish=
Molish : coklat coklat tua (++)
tua (++) 2ml nanas matang+2
H2SO4 : coklat tetes p.molish+ 1ml
pekat (+++) H2SO4 pekat =
berwarna coklat
pekat, terbentuk
cincin ungu (+++)
7 Tomat mentah 2 ml tomat mentah Buah : hijau 2ml tomat mentah +
+P.molish+ H2SO4 pekat Molish : coklat 2 tetes p.molish=
muda (+) coklat muda
H2SO4 : coklat 2ml tomat mentah+2
keruh (+) tetes p.molish+ 1ml
H2SO4 pekat =
berwarna coklat
keruh, terbentuk
cincin ungu (+)
Tomat ranum 2 ml tomat ranum Buah : orange 2ml tomat ranum + 2
+P.molish+ H2SO4 pekat Molish : coklat tetes p.molish=
tua (++) coklat tua (++)
H2SO4 : coklat 2ml tomat ranum+2
tua(++) tetes p.molish+ 1ml
H2SO4 pekat =
berwarna coklat tua,
terbentuk cincin
ungu (++)
Tomat matang 2 ml tomat Tomat matang = Tomat matang +P
matang+P.molish+ H2SO4 merah Molish berwarna
pekat P Molish=merah merah
muda Tomat matang +P
H2SO4 =berwarna Molish+ H2SO4
merah berwarna merah
,terdapat cincin
berwarna ungu(+++)
8 Mangga 2 ml manga ranum Mangga ranum Mangga ranum +P
ranum +P.molish+ H2SO4 pekat :kuning (+) Molish merah
P Molish : merah muda(+)
muda(+) Mangga ranum +P
H2SO4 berwarna Molish+ H2SO4
cokelat (+) ,terdapat cincin
berwarna ungu (++)
Mangga 2 ml manga matang Mangga matang Mangga matang +P
matang +P.molish+ H2SO4 pekat :orange Molish berwarna
P Molish : orange orange
H2SO4 berwarna Mangga matang +P
cokelat bening Molish+ H2SO4
berwarna coklat
bening,terdapat
cincin berwarna
ungu(+++)
Mangga 2 ml mangga mentah Mangga mentah = Mangga mentah+P
mentah +P.molish+ H2SO4 pekat kuning (-) Molish kuning keruh
p.molish = Mangga mentah +P
kuning keruh Molish+ H2SO4
H2SO4 = ,terdapat cincin
berwarna berwarna ungu (+++)

9 Belimbing 2 ml belimbing mentah Warna : hijau Belimbing mentah


mentah +P.molish+ H2SO4 pekat muda +P Molish coklat
P.Molish= coklat tua(+)
tua(+) Mangga ranum +P
H2SO4 pekat= Molish+ H2SO4
coklat coklat
kekuningan kekuningan,terdapat
cincin berwarna
ungu cerah (+)
Belimbing 2 ml belimbing ranum Warna: kuning Belimbing ranum+P
ranum +P.molish+ H2SO4 pekat (+) Molish=coklat tua
P.Molish= coklat Belimbing ranum+P
tua Molish+ H2SO4
H2SO4 pekat= ,terdapat cincin
coklat berwarna ungu (++)
kekuningan Atas: coklat keruh
(+)
Bawah: kuning
bening
Belimbing 2 ml belimbing matang Warna : coklat Belimbing matang
matang +P.molish+ H2SO4 pekat muda keruh +P Molish=coklat
P.Molish= coklat tua
tua Belimbing
H2SO4 pekat= matang+P Molish+
coklat H2SO4 ,terdapat
kekuningan cincin berwarna
ungu (+++)
Atas: warna keruh (+
+)
Bawah: kuning
bening
10 Papaya 2 ml papaya mentah + 2-3 Buah mentah : Papaya mentah +P
mentah tetes P.Molish + 1 ml Hijau jernih Molish=merah muda
H2SO4 p.molish =merah (+)
muda(+) Pepaa mentah +P
H2SO4 = Molish+ H2SO4
berwarna coklat berwarna coklat
keorangenan(+) keorangenan,terdapat
cincin berwarna
ungu (+)
Pepaya ranum 2 ml papaya ranum + 2-3 Buah ranum : Papaya ranum +P
tetes P.Molish + 1 ml Orange Molish= merah muda
H2SO4 P. molish = (+)
merah muda (+) Papaya ranum +P
H2SO4 =orange Molish+ H2SO4
kecoklatan orange
kecoklatan,terdapat
cincin berwarna
ungu (++)
Pepaya 2 ml papaya matang + 2-3 Buah masak : Papaya matang+P
matang tetes P.Molish + 1 ml Merah bata Molish= orange
H2SO4 P. molish = Papaya matang+P
orange Molish+ H2SO4
H2SO4=orange orange
kecoklatan kecoklatan,terdapat
cincin berwarna
ungu (+++)

b. Analisis dan Pembahasan uji molish


Pada uji Molish 2 ml larutan glukosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3 tetes
pereaksi Molish lalu dikocok berubah menjadi pink muda kemudian ketika ditambahkan
H2SO4 pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++++) dan terdapat endapan.
Uji berikutnya pada 2 ml larutan fruktosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3
tetes pereaksi Molish lalu dikocok berubah menjadi berwarna pink muda, kemudian ketika
ditambahkan H2SO4 pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++++) dan
terdapat endapan.
Lalu pada 2 ml larutan sukrosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3 tetes pereaksi
Molish lalu dikocok berubah menjadi pink muda kemudian ketika ditambahkan H2SO4 pekat,
terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (+++).
Kemudian pada 2 ml larutan maltosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3 tetes
pereaksi Molish lalu dikocok berubah menjadi warna pink muda kemudian ketika
ditambahkan H2SO4 pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++).
Dan pada 2 ml larutan laktosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3 tetes pereaksi Molish
lalu dikocok berubah menjadi berwarna pink muda kemudian ketika ditambahkan H2SO4
pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++) dan terdapat endapan.
Pada uji ekstrak buah yang kedua yaitu buah papaya, 2 ml ekstrak buah pepaya masak
yang mulanya berwarna orange kemerahan ditambah 2-3 tetes pereaksi Molish lalu dikocok
berubah menjadi berwarna orange kecoklatan kemudian ketika ditambahkan H2SO4 pekat,
terbentuk cincin berwarna ungu pekat dengan ketebalan (++++). Lalu pada 2 ml ekstrak
pepaya ranum yang mulanya berwarna kuning ditambah 2-3 tetes pereaksi Molish lalu
dikocok berubah menjadi berwarna kuning kemudian ketika ditambahkan H2SO4 pekat,
terbentuk cincin warna merah keunguan dengan ketebalan (++++). Kemudian pada 2 ml
ekstrak pepaya mentah yang mulanya berwarna kuning kehijauan ditambah 2-3 tetes pereaksi
Molish lalu dikocok berubah menjadi berwarna ungu kemudian ketika ditambahkan H2SO4
pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++++).
Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji
Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia.
Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural
yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di permukaan
antara lapisan asam dan lapisan sampel.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut
dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan
dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau
hanya membentuk lapisan.
H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis
ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan
reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.
Dalam hasil percobaan, seluruhnya larutan karbohidrat yang direaksikan dengan
asam sulfat pekat membentuk larutan menjadi dua lapisan dan pada bidang batas kedua
lapisan tersebut terbentuk cincin ungu yang disebut kwnoid.
Dan hal ini terbukti pada percobaan yang telah kami lakukan. Yaitu semua bahan-
bahan (larutan karbohidrat) yang kami uji memberikan reaksi yang sesuai (sama) dengan
prinsip tersebut. Dimana semua bahan memberikan reaksi berupa warna ungu kompleks. Hal
ini menunjukkan bahwa pengujian dengan molish sangat spesifik untuk menunjukkan adanya
golongan monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan disakarida (sukrosa, maltosa, dan laktosa)
pada larutan karbohidrat.
Pada uji buah kami menggunakan ekstrak nanas mentah, ranum, dan matang. Dan
hasilnya menunjukan bahwa ekstrak nanas terbentuk cincin berwarna ungu menandakan
bahwa ekstrak nanas mengandung karbohidrat.

a. Pada pentosa
H O
│ ║
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H +

OH
(Pentosa) ( Furfural ) (α-naftol)
b. Pada heksosa

H

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4
Heksosa
O

H2C─ ─C—H +
│ │
OH OH
5-hidroksimetil furfural α-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:


O

║ __SO3H
H2C ─────C───── ─OH

(Cincin ungu senyawa kompleks)

2. Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Iodine


No. Bahan yang kegiatan Hasil pengamatan
di uji sebelum sesudah
1. Amilum 1% Tabung 1 : 3 ml amilum - Jernih tidak - Semakin
1% + 2 tetes air + 3 tetes berwarna jernih
larutan iodine, kocok  - Kunin - Jernih tidak
diamati perubahan yang g (++) berwarna
terjadi. Kemudian - Ada - Ada
dipanaskan, lalu di endapan endapan (+)
dinginkan  amati (+)
perubahan yang terjadi
Tabung 2 : 3 ml amilum - Jernih tidak - Jernih tidak
1% + 2 tetes HCl + 3 berwarna berwarna
tetes larutan iodine, - Kuning (+) - Kuning
kocok  amati - Ada jernih
perubahan yang terjadi. endapan(+) - Endapan
Di panaskan, lalu di (++)
dinginkan  amati
rerubahan yang terjadi
Tabung 3 : 3 ml amilum - Jernih tidak - Tetap jernih
1% + 2 tetes NaOH + 3 berwarna dan tidak
tetes iodine, kocok  - Jernih berwarna
amati perubahan yang - Endapan - Endapan
terjadi. Kemudian (++) (++)
panaskan dan dinginkan
 amati perubahan yang
terjadi
2. Selulosa 1% Tabung 1 : 3 ml selulosa Ada buih Tetap ada
1% + 2 tetes air + 3 tetes (+++), buih, semakin
larutan iodine, kocok  berubah kuning dan
diamati perubahan yang warna kuning jernih.
terjadi. Kemudian (++) Ada endapan
dipanaskan, lalu di ada (+)
dinginkan  amati endapan(+)
perubahan yang terjadi
Tabung 2 : 3 ml selulosa Ada buih Buih (++)
1% + 2 tetes HCl + 3 (+++), tidak Kuning jernih
tetes larutan iodine, berubah (+)
kocok  amati warna kuning Endapan (++)
perubahan yang terjadi. (++)
Di panaskan, lalu di ada endapan(+
dinginkan  amati ++)
rerubahan yang terjadi
Tabung 3 : 3 ml selulosa Kuning jernih Buih (+)
1% + 2 tetes NaOH + 3 Buih (+) Jernih
tetes iodine, kocok  Endapan (+) Endapan (+)
amati perubahan yang
terjadi. Kemudian
panaskan dan dinginkan
 amati perubahan yang
terjadi
3. Laktosa 1% Tabung 1 : 3 ml laktosa Berwarna Jernih, tidak
1% + 2 tetes air + 3 tetes kuning, berwarna, ada
larutan iodine, kocok  jernih, ada endapan.
diamati perubahan yang endapan Dingin :
terjadi. Kemudian jernih, tidak
dipanaskan, lalu di berwarna dan
dinginkan  amati tidak ada
perubahan yang terjadi endapan
Tabung 2 : 3 ml laktosa Kuning (+) Tidak
1% + 2 tetes HCl + 3 berwarna,
tetes larutan iodine, endapan
kocok  amati berkurang
perubahan yang terjadi. Dingin :
Di panaskan, lalu di jernih, tidak
dinginkan  amati ada endapan
rerubahan yang terjadi
Tabung 3 : 3 ml laktosa Tidak jernih
1% + 2 tetes NaOH + 3 berwarna
tetes iodine, kocok  Jernih
amati perubahan yang
terjadi. Kemudian
panaskan dan dinginkan
 amati perubahan yang
terjadi
4 Nanas 1 tetes Mentah + 1 tetes iodine Kuning(+) Hijau (+)
Ranum + 1 tetes iodine Kuning (++) Hijau (++)
Matang + 1 tetes iodine Kuning (+++) Hijau (+++)

5 Mangga 1 Mentah + 1 tetes iodine Kuning (+) Jernih,


tetes Endapan ungu
Ranum + 1 tetes iodine Kuning (++) Hijau,
Endapan
hitam
Matang + 1 tetes iodine Orange (+) Orange ,
Kehijauan
Papaya 1 Mentah + 1 tetes iodine Hijau (+) Hijau jernih
tetes Ranum + 1 tetes iodine Orange (++) Orange (+)
Matang + 1 tetes iodine Orange (+++) Orange (+)
Belimbing 1 Mentah + 1 tetes iodine Hijau (+++) Hijau (+)
tetes Ranum + 1 tetes iodine Kuning (++) Kuning (+)
Matang + 1 tetes iodine Kuning Kuning
kecoklatan kecoklatan
(++) (+)
Tomat 1 tetes Mentah + 1 tetes iodine Hijau (++) Hijau (+)
Ranum + 1 tetes iodine Orange (+) Orange (+)
Matang + 1 tetes iodine Merah (++) Merah (+)

3. Pembahasan dan analisis uji iodine


Pada 3 ml larutan amilum 1%+ 3 tetes air (dikocok perlahan), sebelum dilakukan
pengamatan warna amilum putih keruh dan warna air bening, sesudah dilakukan
pengamatan amilum+air kemudian dikocok secara perlahan berubah warna menjadi putih
keruh.
Pada 3 ml larutan amilum 1%+ 3 tetes HCL (dikocok perlahan), sebelum
dilakukan pengamatan warna amilum putih keruh dan warna HCL bening, sesudah
dilakukan pengamatan amilum+HCL kemudian dikocok secara perlahan berubah warna
menjadi putih keruh.
Pada 3 ml larutan amilum 1%+ 3 tetes NaOH (dikocok perlahan), sebelum
dilakukan pengamatan warna amilum putih keruh dan warna NaOH bening, sesudah
dilakukan pengamatan amilum+NaOH kemudian dikocok secara perlahan berubah warna
menjadi putih keruh.
Pada pereaksi benedict+5 tetes ekstrak pepaya mentah kemudian dipanaskan,
sebelum dilakukan suatu pengamatan warna ekstrak pepaya mentah : kuning kehijauan,
warna pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan pereaksi benedict+5
tetes ekstrak pepaya mentah kemudian dipanaskan berubah warna menjadi warna tengah
biru (+), warna bawah orange (+) dan terdapat endapan merah bata (++)

Pada pereaksi benedict+5 tetes ekstrak pepaya ranum kemudian dipanaskan,


sebelum dilakukan suatu pengamatan warna ekstrak pepaya ranum : kuning, warna
pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan pereaksi benedict+5 tetes
ekstrak pepaya ranum kemudian dipanaskan berubah warna menjadi warna tengah biru (+
+) dan warna bawah hijau dan terdapat endapan kuning (++).

Pada pereaksi benedict+5 tetes ekstrak pepaya masak kemudian dipanaskan,


sebelum dilakukan suatu pengamatan warna ekstrak pepaya masak: orange kemerahan,
warna pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan pereaksi benedict+5
tetes ekstrak pepaya matang kemudian dipanaskan berubah warna menjadi warna tengah
biru (+++), warna bawah kuning dan terdapat endapan kuning (++).

Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida,


monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida.
Amilum memberikan warna biru pada iodium, sedangkan glikogen dan tepung yang
sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat
dengan iodium.
Berbeda dengan teori, justru amilum tidak memberikan warna biru, hal ini
dikarenakan larutan amilum yang akan diujikan tidak diaduk terlebih dahulu, akibatnya
larutan amilum mengendap sehingga tidak menghasilkan warna seharusnya.
Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida,
disakarida, dan oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana. Dengan demikian
pada percobaan tes iodium terbukti bahwa amilum adalah polisakarida. Karena hanya
polisakarida yang bisa cepat bereaksi dengan iodium dengan memberikan perubahan
warna yang kompleks. Pada uji buah kami menggunakan ekstrak nanas mentah, ranum,
dan matang sebagai uji coba. Pada buah masak masih ditemukan adanya karbohidrat
dalam bentuk polisakarida karena monosakarida yang terdapat pada buah yang masih
muda berikatan menjadi polisakarida sebagai cadangan energi tanaman buah. Proses
hidrolisis amilum secara enzimatis sebagai berikut: Amilum dihidrilisis oleh enzim
amilase menjadi dekstrin lalu menjadi maltosa dan akhirnya menjadi glukosa
4. Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Benedict
NO BAHAN YANG DIUJI KEGIATAN HASIL PENGAMATAN
SEBELUM SESUDAH
1 Glukosa 1% - pereaksi benedict - setelah larutan - terdapat
kedalam tabung benedict endapan merah
reaksi 2Ml dicampur bata (++++)
- tambahkan 5 tetes dengan glukosa - warna larutan
larutan glukosa 1% warna biru, biru (++) dan
- panaskan selama 5 tidak ada hijau (++)
menit endapan
- amati perubahan
warna setelah
keadaan dingin
2 Fruktosa 1% - pereaksi benedict - setelah larutan - terdapat
kedalam tabung benedict endapan merah
reaksi 2Ml dicampur bata (+++)
- tambahkan 5 tetes dengan fruktosa -warna larutan
larutan fruktosa 1% warna biru, biru (++) dan
- panaskan selama 5 tidak ada hijau (+)
menit endapan
- amati perubahan
warna setelah
keadaan dingin
3 Sukrosa 1% - pereaksi benedict - setelah larutan - tidak
kedalam tabung benedict mengalami
reaksi 2Ml dicampur perubahan
- tambahkan 5 tetes dengan sukrosa warna tetap biru
larutan sukrosa 1% warna biru, (+++)
- panaskan selama 5 tidak ada
menit endapan
- amati perubahan
warna setelah
keadaan dingin
4 Maltosa 1% - pereaksi benedict - setelah larutan - terdapat
kedalam tabung benedict endapat warna
reaksi 2Ml dicampur merah bata(+)
- tambahkan 5 tetes dengan maltosa - warna biru (+)
larutan maltose 1% warna biru,
- panaskan selama 5 tidak ada
menit endapan
- amati perubahan
warna setelah
keadaan dingin
5 Laktosa 1% - pereaksi benedict - setelah larutan - terdapat
kedalam tabung benedict endapan merah
reaksi 2Ml dicampur bata (++)
- tambahkan 5 tetes dengan laktosa - warna berubah
larutan laktosa 1% warna biru, menjadi biru(+)
- panaskan selama 5 tidak ada
menit endapan
- amati perubahan
warna setelah
keadaan dingin
No. Buah Mentah Ranum Matang
1. Nanas -endapan = (+) -endapan = (++) Endapan (+++)
Warna = merah bata Warna=merah bata Warna = merah
-warna tengah= hijau -warna tengah= bata
(+++) hijau (+++) Warna tengah =
-warna atas = orange -warna atas= hijau (++)
(+++) orange (++) Warna atas =
coklat (++)
2. Papaya Endapan (+++) Endapan (+) Endapan (+)
Warna = merah bata Warna = merah Warna = merah
Warna tengah =biru bata(+) dan kuning bata(++) dan
(+) (+) kuning (++)
Warna atas = orange Warna tengah =biru Warna tengah
(+) (++) =biru (+++)
Warna atas =hijau Warna atas
(+) =kuning (+)
3. Tomat Endapan (+) Endapan (++) Endapan (+++)
Warna = merah bata Warna = merah Warna = merah
Warna tengah = biru bata bata
(+) Warna tengah =biru Warna tengah =
Warna atas = orange (++) hbiru (+++)
(+) Warna atas = Warna atas =
orange (++) orange (+++)
4. Belimbing Endapan (+) Endapan (++) Endapan (+++)
Warna = merah bata Warna =merah bata Warna = merah
Warna tengah = hijau Warna tengah = - bata
(++) Warna atas = Warna tengah =
Warna atas = orange orange (+++) hijau (+)
(++) Warna atas
=orange (+)
5. Mangga Endapan (+) Endapan (+++) Endapan (++)
Warna = merah bata Warna =merah bata Warna = merah
Warna tengah = hijau Warna tengah = - bata
(+) Warna atas = Warna tengah = -
Warna atas = orange orange (+) Warna atas
(+) =orange (++)

6. Pembahasan dan analisis uji benedict


Pada pereaksi benedict +5 tetes glukosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum
dilakukan pengamatan warna glukosa 1% : bening, warna pereaksi benedict : biru
tidak ada endapan, glukosa 1% + pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu
pengamatan pereaksi benedict +5 tetes glukosa 1% kemudian dipanaskan berubah
warna menjadi merah bata (++) dan terdapat endapan.
Pada pereaksi benedict +5 tetes fruktosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum
dilakukan suatu pengamatan warna fruktosa 1% : bening, warna pereaksi benedict :
biru, fruktosa 1% + pereaksi benedict : biru dan tidak ada endapan, sesudah dilakukan
suatu pengamatan pereaksi benedict + 5 tetes fruktosa 1% kemudian dipanaskan
berubah warna menjadi merah bata dan terdapat endapan (+).
Pada pereaksi benedict + 5 tetes sukrosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum
dilakukan suatu pengamatan warna sukrosa 1% : bening, warna pereaksi benedict :
biru, sukrosa 1% + pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan
pereaksi benedict + 5 tetes sukrosa 1% kemudian dipanaskan ternyata tidak
mengalami perubahan warna dan tidak ada endapan.
Pada pereaksi benedict + 5 tetes maltosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum
dilakukan suatu pengamatan warna maltosa 1% : bening, warna pereaksi benedict :
biru, maltosa 1% + pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan
pereaksi benedict + 5 tetes maltosa 1% kemudian dipanaskan berubah warna menjadi
menjadi warna hijau (+) dan terdapat endapan.
Pada pereaksi benedict + 5 tetes laktosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum
dilakukan suatu pengamatan warna laktosa 1% : bening, warna pereaksi benedict :
biru, laktosa 1% + pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan
pereaksi benedict + 5 tetes laktosa 1% kemudian dipanaskan berubah warna menjadi
hijau (++) dan tidak terdapat endapan.
Pada 1 tetes ekstrak pepaya mentah+1 tetes iodine (dikocok perlahan),
sebelum dilakukan pengamatan warna ekstrak papaya mentah kuning kehijauan,
sesudah dilakukan pengamatan ekstrak pepaya mentah+iodine berubah warna menjadi
jernih. Pada 1 tetes ekstrak pepaya ranum+1 tetes iodine (dikocok perlahan), sebelum
dilakukan pengamatan warna ekstrak papaya ranum kuning, sesudah dilakukan
pengamatan ekstrak pepaya ranum+iodine berubah warna menjadi jernih kekuningan.
Pada 1 tetes ekstrak pepaya masak+1 tetes iodine (dikocok perlahan), sebelum
dilakukan pengamatan warna ekstrak papaya masak oranye kemerahan, sesudah
dilakukan pengamatan ekstrak pepaya mentah+iodine berubah warna menjadi oranye
kehijauan.
Uji benedict bertujuan untuk menunjukan adanya gugus karbonil pada
karbohidrat, uji ini dilakukan pada karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki gugus
aldehid atau keton bebas). Pada uji benedict ini didasarkan pada reduksi Cu2+ yang
berwarna biru menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana
alkalis membentuk Cu2O yang berwarna merah bata, yang dijadikan indikasi reaksi
positif pada uji ini.
Pada uji ini karbohidrat yang diuji yaitu glukosa, sukrosa, amilum, hasil
hidrolisis amilum dan hasil hidrolisis sukrosa. Uji ini seharusnya memberikan hasil
positif terhadap glukosa, hasil hidrolisis sukrosa dan hasil hidrolisis amilum. Hal ini
dikarenakan pada glukosa terdapat gugus aldehid sehingga glukosa merupakan
senyawa monosakarida jenis aldosa dan merupakan gula pereduksi yang akan
mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+.
Sedangkan pada hidrolisis sukrosa seharusnya didapatkan campuran D-
glukosa dan D-fruktosa yang keduanya merupakan gula pereduksi hanya saja pada
fruktosa merupakan monosakarida jenis ketosa, sehingga hasil hidrolisis ini akan
memberikan hasil positif pada uji benedict ini, begitu pula pada hasil hidrolisis
amylum, jika amylum terhidrolisis total maka akan menghasilkan D-glukosa,
sehingga akan memberikan hasil positif pada uji ini. Namun pada percobaan ini tidak
terbentuk endapan yang berwarna merah bata hal ini mungkin dikarenakan proses
hidrolisis amylum yang tidak sempurna, sehingga belum dihasilkan D-glukosa.
Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, namun pada
percobaan endapan yang terbentuk berwarna orange kekuningan bukan merah bata,
hal ini dimungkinkan karena endapan yang terbentuk sangatlah sedikit sehingga sulit
dalam pengamatan, selain itu larutannya yang berwarna biru juga mempengaruhi
dalam pengamatan warna endapan yang terbentuk.
Pada reaksi ini monosakarida jenis aldosa mudah mereduksi ion Cu2+ (dengan
kata lain mudah dioksidasi) karena berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
aldehid dalam rantai terbukanya, selain itu meskipun fruktosa adalah monosakarida
jenis ketosa, namun fruktosa mudah teroksidasi karena dalam larutan basa fruktosa
berada dalam kesetimbangan dengan dua aldehiddiastereomerik.
Pada uji benedict ini sukrosa memberikan hasil negatif, yaitu tidak terbentuk
endapan berwarna merah bata. Ion Cu2+ yang berwarna biru tidak tereduksi menjadi
Cu+ hal itulah yang menyebabkan warna larutannya tetap berwarna biru. Menurut
teori sukrosa tidak menunjukan mutatorasi dan bukan merupakan gula pereduksi,
sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan suatu bentuk aldehida
atau keton, oleh karena itulah sukrosa memberikan hasil negatif pada percobaan ini.
Meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha
hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam
suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.
Sedangkan pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung
rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna hasil reaksi
tidak tampak oleh penglihatan.
O O
║ ║
2+ -
R—C—H + Cu 2OH → R—C—OH + Cu2O
Gula Pereduksi Endapan Merah Bata

Uji ini dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah,
karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat
dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah
yang masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada
buah mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup
kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat lain. Tapi dalam percobaan kami
menggunakan buah ekstrak buah nanas mentah, ranum, dan matang. Dan hasilnya
semua ekstrak buah nanas memiliki endapan merah bata yang berarti ekstrak nanas
mengandung karbohidrat (gula) pereduksi.
7. Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Seliwanof
No. Bahan yang di kegiatan Hasil pengamatan
uji sebelum sesudah
1. Glukosa 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (+)
seliwanoff + 2 tetes setelah 9 menit 49
glukosa 1% detik
dipanaskan 
2. Fruktosa 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (++)
seliwanoff + 2 tetes setelah 3 menit 2 detik
fruktosa 1%
dipanaskan 
3. Sukrosa 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (++)
seliwanoff + 2 tetes setelah 3 menit 15
sukrosa 1% detik
dipanaskan 
4. Amilum 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (+)
seliwanoff + 2 tetes setelah 7 menit 3 detik
amilum 1%
dipanaskan 
5. Selulosa 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (+)
seliwanoff + 2 tetes setelah 7 menit
selulosa 1% 21detik
dipanaskan 
6. Laktos 1% 1 ml pereaksi Bening Berwarna orange (++)
seliwanoff + 2 tetes setelah 11 menit 10
laktosa 1% detik
dipanaskan 
7 Papaya 1 ml seliwanof + 2 Keruh 1 menit 55 detik
mentah tetes ekstrak papaya Merah bata
mentah dan di
panaskan
Papaya ranum 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 37 detik
tetes ekstrak papaya Merah bata (++)
ranum dan di
panaskan
Papaya 1 ml seliwanof + 2 Orange 2 menit 19 detik
matang tetes ekstrak papaya Merah bata (+++)
matang dan di
panaskan
8 Tomat mentah 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 53 detik
tetes ekstrak tomat Orange muda
mentah dan di
panaskan
Tomat ranum 1 ml seliwanof + 2 Keruh 1 menit 52 detik
tetes ekstrak tomat Orange muda (+)
ranum dan di
panaskan
Tomat matang 1 ml seliwanof + 2 Keruh 1 menit 34 detik
tetes ekstrak tomat Orange muda (++)
matang dan di
panaskan
9 Nanas mentah 1 ml seliwanof + 2 Kuning muda 2 menit 29 detik
tetes ekstrak nanas Orange tua (+)
mentah dan di
panaskan
Nanas matang 1 ml seliwanof + 2 Kuning muda 2 menit 11 detik
tetes ekstrak nanas Orange tua (+)
matang dan di
panaskan
Nanas ranum 1 ml seliwanof + 2 Kuning muda 2 menit 31 detik
tetes ekstrak nanas Orange tua (+)
ranum dan di
panaskan
10 Belimbing 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 3 detik
mentah tetes ekstrak Merah bata (++)
belimbing mentah
dan di panaskan
Belimbing 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 2 detik
ranum tetes ekstrak Merah bata (++)
belimbing ranum
dan di panaskan
Belimbing 1 ml seliwanof + 2 Keruh 2 menit 26 detik
matang tetes ekstrak Merah bata (++)
belimbing matang
dan di panaskan
11 Mangga 1 ml seliwanof + 2 Kuning (+) 3 menit 55 detik
mentah tetes ekstrak mangga Orange tua (+)
mentah dan di
panaskan
Mangga 1 ml seliwanof + 2 Kuning (+) 2 menit 55 detik
ranum tetes ekstrak mangga Orange tua (+)
ranum dan di
panaskan
Mangga 1 ml seliwanof + 2 Kuning (+) 2 menit 26 detik
matang tetes ekstrak mangga Orange tua (+)
matang dan di
panaskan
8. Pembahasan dan analisis uji seliwanof
Pada 2 tetes larutan glukosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna glukosa: bening, setelah pengamatan
seliwanoff+glukosa: bening dan seliwanoff+glukosa (dipanaskan): orange selama 9
menit 49 detik.
Pada 2 tetes larutan fruktosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna fruktosa: bening, setelah pengamatan
seliwanoff + fruktosa: bening dan seliwanoff + fruktosa (dipanaskan): orange(++)
dalam waktu 3 menit 2 detik.
Pada 2 tetes larutan sukrosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna sukrosa : bening, setelah pengamatan
seliwanoff + sukrosa : bening dan seliwanoff + sukrosa (dipanaskan): orange muda (+
+) dalam waktu 3 menit 15 detik.
Pada 2 tetes larutan laktosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna laktosa: agak keruh (+), setelah
pengamatan seliwanoff + laktosa : bening dan seliwanoff + laktosa (dipanaskan):
orange muda dalam waktu 11 menit 10 detik.
Pada 2 tetes larutan selulosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna selulosa : bening, setelah
pengamatan seliwanoff + selulosa : bening dan seliwanoff + selulosa (dipanaskan):
orange muda dalam waktu 7 menit 21 detik.
Pada 2 tetes larutan amilum 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: bening dan warna amilum : bening, setelah pengamatan
seliwanoff + amilum : bening dan seliwanoff + amilum (dipanaskan): orange muda
dalam waktu 7 menit 3 detik.
Pada 2 tetes pepaya mentah ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: kuning bening dan warna pepaya mentah : Kuning
kehijauan, setelah pengamatan dalam Seliwanoff + papaya mentah : putih keruh (+)
dan Seliwanoff + pepaya mentah (dipanaskan): orange (+) waktu 50 detik.
Pada 2 tetes pepaya ranum ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: kuning bening dan warna pepaya ranum : kuning,
setelah pengamatan dalam Seliwanoff + papaya ranum : putih keruh (++)dan
Seliwanoff + pepaya ranum (dipanaskan): orange (++) waktu 60 detik.
Pada 2 tetes pepaya masak ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum
pengamatan warna seliwanof: kuning bening dan warna pepaya masak : orange
kemerahan, setelah pengamatan dalam Seliwanoff + pepaya masak: putih kekuningan
dan Seliwanoff + pepaya masak (dipanaskan): orange (+++) waktu 40 detik.
Pada percobaan ini dengan menggunakan 1 ml saliwanoff, ditambahkan 2
tetes dari masing-masing larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa,
selulosa dan amillum. Untuk amilum dan kanji tidak mengalami reaksi (warna bening
atau warnanya tidak berubah). Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya
gugus keton dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa dan sukrosa adalah
karbohidrat yang memiliki gugus keton
Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengan
saliwanoff akan menunjukkan warna merah (kuning +) sebagai reaksi positifnya.
Adanya warna merah (kuning +) merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang
sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses
pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa oleh
asamklorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metal
furfural. Fruktosa dan sukrosa cepat bereaksi karena merupakan jenis karbohidrat
yang memiliki gugus keton (ketosa). Ketosa bila di dehidrasi oleh pereaksi saliwanoff
memberikan turunan fulfural ynag selanjutnya berkondensasi dengan resoreinol
memberikan warna merah (kuning +) kompleks. Hal tersebut diatas menunjukkan
bahwa uji saliwanof digunakan untuk membedakan antara karbohidrat yang
mengandung aldehid dan keton. Dimanapada percobaan terbukti bahwa fruktosa dan
sukrosa adalah karbohidrat yang mengandung gugus fungsi keton. Karena hanya
gugus fungsi keton yang bias cepat bereaksi dengan saliwanof.

Uji buah ini dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada
buah, karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat
dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah
byang masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan
pada buah mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak
menutup kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat lain.
9. Diskusi uji seliwanof
Prinsip dari uji seliwanoff ini adalah jika setelah pencampuran larutan lalu
dilakukan pemanasan, maka disakarida yang tergolong ketosa adalah yang berwarna
merah. Pada uji seliwanoff, hasil positif didapat pada fruktosa, maltose, laktosa,
amilum dan sukrosa. Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang
mengandung gugus keton, seperti fruktosa. Ketika semua larutan ditambahkan larutan
seliwanoff, terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi kuning. Kemudian
ketika dipanaskan, yang terjadi perubahan warna menjadi merah orange yang
menunjukan bahwa sempel termasuk ketosa dan peristiwa monosakarida ketosa
menjadi fufural lebih cepat dibandingkan dengan aldehid karena aldehid mengalami
trasformasi menjadi ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi kemudian
bereaksi dengan resolsinol menghasilkan zat yang berwarna merah tua. Dari hasil
yang didapatkan hampir semua sempel mengalami perubahan kecuali glukosa.
Dengan demikian, sukrosa, maltose, laktosa, amilum dan fruktosa termasuk kedalam
gula ketosa yang mengandung gugus keton. Sedangkan yang tidak mengalami
perubahan warna dan tidak adanya endapan pada saat pemanasan adalah glukosa,
dengan demikian glukosa bukan termasuk dalam golongan ketosa melainkan aldosa,
yakni golongan yang terdapat gugus aldehid dalam struktur kimianya.

Namun dalam beberapa jurnal lain dan buku yang kami dapat, yang terjadinya
perubahan saat uji selliwanof ini adalah fruktosa sukrosa. Dan sempel lainnya tidak
mengalami adanya endapan atau dalam kata lain sempel tersebut bukan termasuk
ketosa. Ini dapat terjadi karena mungkin adanya kesalahan teknis saat percampuran
bahan atau saat pemanasan. Bisa karena sempel terlalu lama dipanaskan atau waktu
yang tidak sesuai. Atau dapat terjadi karena tidak tepatnya pengukuran sempel dan
larutan karena adanya masalah alat yang digunakan seperti pipet dan balp yang tidak
berfungsi dengan baik.

10. Diskusi
 Uji Benedict
1. Apa warna dari endapan yang terbentuk? Mengapa demikian?
Jawab : Warna dari endapan yang terbentuk adalah merah bata.Karena larutan-
larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau keton yang bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2O) yang berwarna
hijau, merah, oranye atau merah bata dan terbentuk endapan merah bata.
2. Pada uji Benedict mengapa sukrosa bukan termasuk gula reduksi?
Jawab : Karena sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang
terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus
aldehid bebas dan alpha hidroksi keton, bila di uji dengan benedict sukrosa bereaksi
positif, sehingga sukrosa bukan termasuk gula reduksi.

 Uji Molish
1. Mengapa terbentuk cincin berwarna merah ungu p`ada bahan yang mengandung
karbohidrat?
Jawab : Karena pada uji ini terjadi pembentukan furfural atau derivat-derivat dari
karbohidrat yang didehidrasi oleh asam sulfat pekat, kemudian bereaksi dengan α-
naphtol, sehingga terbentuk cincin berwarna merah ungu.
2. Samakah intensitas warna cincin berwarna merah ungu pada bahan uji yang anda
gunakan dalam praktikum ini? Jelaskan!
Jawab : Tidak, karena susunan ikatan karbon pada setiap bahan yang diuji
berbeda- beda.

 Uji Iodine
1. Mengapa terjadi perubahan warna setelah dipanaskan?
Jawab : Perubahan warna pada saat pemanasan diakibatkan karena hidrolisis pati atau
amilum menjadi senyawa yang lebih sederhana.
2. Zat manakah selain amilum yang memberikan warna dengan iodine?
Jawab : Glikogen, memberikan warna merah coklat dan selulosa memberikan warna
kuning.

 Uji Seliwanoff
1. Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan reaksi positif terhadap uji seliwanoff?
Mengapa?
Jawab : Gugus keton atau ketosa.Karena pereaksi Seliwanoff hanya bereaksi dengan
karbohidrat yang memiliki gugus fungsi keton atau ketosa, yaitu fruktosa dan sukrosa
yang menghasilkan warna merah oranye.
2. Dapatkan uji seliwanoff dipakai untuk membedakan sukrosa dari fruktosa?
Jawab : Dapat,Karena sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan
hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya
pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan
glukosa, sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi
Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah orange. Dengan demikian Uji
Seliwanoff dapat digunakan untuk membedakan sukrosa dari fruktosa.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan

a. Pereaksi molish digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya


karbohidrat(pada larutan glukosa, maltose,laktosa,sukrosa, fruktosa, dan
amilum)
b. Reaksi kondensasi antara α-naftol dan derivate larutan karbohidrat dapat
membentuk cincin yang terlihat berwarna merah keunguan.
c. Bahwa pada amilum setelah ditetesi dengan iodine warnanya berubah menjadi
biru pekat. Hal tersebut membuktikan bahwa pada amilum mengandung
polisakarida.
d. Pada glukosa, fruktosa dan laktosa setelah dipanaskan terbentuk endapan
berwarna merah bata. Hal ini membuktikan bahwa pada larutan-larutan
tersebut merupakan gula pereduksi. Pada sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi.
e. Pereaksi seliwanoff digunakan untuk menentukan adanya gugus laktosa
dengan adanya indikator terbentuknya warna merah (orange kekuningan).
f. Dari pengujian diatas pada fruktosa dan sukrosa terbentuk warna kuning
keorangean. Hal tersebut menunjukkan bahwa fruktosa dan sukrosa
mempunyai gugus laktosa.
g. Pada glukosa, maltosa dan laktosa tidak terbentuk warna kuning keorangean,
warna yang terbentuk hanya jernih kekuningan . hal ini menunjukkan bahwa
karbohidrat tersebut tidak memiliki gugus laktosa.

2. Saran
Pengujian harus dilakukan dengan waktu yang tepat. Sedikit saja waktu
bergeser maka kemungkinan besar hasilnya pun akan berbeda. Perlakuan terhadap
sampel yang diujikan pun harus sesuai. Ketika sampel diberi perlakuan yang tidak
seharusnya, bisa jadi sampel yang diujikan gagal dan hasilnya pun tidak sesuai.
Daftar Pustaka

Ratnasari, Evi. Sri Rahayu, Y. Isnawati. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya.


Laboratorium Biokimia: University Press

https://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-organik/laporan-identifikasi-karbohidrat/
diakses pada tanggal 15 november 2015 pukul 9.58 WIB

http://blogs.unpad.ac.id/fajar/2014/03/21/laporan-akhir-uji-karbohidrat/ diakses pada tanggal 15


november 2015 pukul 10.02 WIB

https://www.academia.edu/9299023/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOKIMIA_IDENTIFIKA
SI_KARBOHIDRAT diakses pada tanggal 15 november 2015 pukul 10.03 WIB
https://www.academia.edu/12151567/Laporan_Praktikum_Biokimia_Karbohidrat_I diakses pada
tanggal 15 november 2015 pukul 10.05 WIB

https://vinaoktap2015.wordpress.com/uji-kualitatif-karbohidrat/ diakses pada tanggal 15


november 2015 pukul 10.07 WIB

Anda mungkin juga menyukai