Anda di halaman 1dari 4

1.

ANAMNESIS
Penyakit jantung umumnya terjadi tanpa kelainan fisik sehingga
anamnesis sangatlah penting dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan
dapat mengonfirmasi diagnosis kardiak, misalnya bising atau tanda gagal
jantung, namun pada penyakit berat sekalipun, tanda fisik dapat saja tidak
ditemukan sama sekali.
• Pasien dengan stenosis arteri karotis berat dapat tidak memiliki bruit
pada leher karena volume aliran darah yang rendah.
• Aneurisma aorta abdominal yang besar (abdominal aortic
aneurysms=AAA) dapat tidak teraba pada pasien dengan obesitas.
• Pasien dengan trombosis vena dalam luas seringkali tampak memiliki
tungkai yang normal.

2. KELUHAN UTMANA
Tentukan frekuensi, durasi dan tingkat keparahan gejala, faktor yang
mencetuskan serta faktor yang meringankan. Segera perhatikan adakah sesak
napas, nyeri dada, atau nyeri tungkai bawah yang baru terjadi. Karena banyak
penyakit kardiovaskular yang progresivitasnya lambat, maka evolusi gejala akan
memberikan petunjuk kapan perlunya dilakukan pemeriksaan dan terapi,
misalnya pembedahan untuk penyakit arteri karotis paling baik dilakukan segera
setelah kejadian serebral; dan operasi katup jantung diindikasikan untuk gejala
yang jelas aktivitas.

3. GANGGUAN FUNGSI
Bagaimana gejala ini mempengaruhi kapasitas fungsional pasien?
Tentukan intensitas aktivitas yang diperlukan untuk menyebabkan
timbulnya gejala.

Penyakit kardiovaskular dengan gejala ‘nonkardiak’


Sistem Gejala Penyebab
Sistei| Stroke Emboli serebral
saraf Endokarditis
pusat Hipertensi
astruintes Ikterus, Pembengkakan hati
tinal nyeri perut sekunder akibat
gagal jantung
Emboli mesenterikum
Renal Oliguria Gagal jantung

 Apakah gejala timbul dengan berjalan lambat atau aktifitas berat


seperti mendaki gunung atau turun naik tangga?
 Apakah pasien mampu menyamai kecepatan berjalan saat berjalan
Bersama teman-teman nya?
 Apakah pasien merasa frustasi atau terganggu dengan keterbatasan
akibat gejala yang dialami?
 Sejauh mana aktivitas domestic (memasak, membersihkan rumah,
berbelanja) aktivitas sosial (hobi, olahraga) dan pekerjaan mereka
yang menjadi terbatas?
Rasa pusing dan singkop dapat mengganggu rasa percaya diri,
meningkatkan ketakutan akan cidera fisik, dan memiliki implikasi
keselamatan saat berkendara. Nyeri betis saat berjalan (klaudikasio
intermiten) akibat penyakit arteri tungkai bawah merupakan gejala
penyakit vaskuler perifer yang paling umum di jumpai.

4. Riwayat penyakit dahulu


Tanyakan mengenai riwayat demam reumatik atau bising jantung semasa
anak-anak dan penyakit lain yang berhubungan, termasuk:
• Hipertensi
• Diabetes melitus
• Penyakit ginjal • Tirotoksikosis (fibrilasi atrium)
• Sindrom Marfan (regurgitasi aorta atau diseksi aorta)
Pada kasus tersangka endokarditis infektif, tanyakan mengenai potensi
bakteremia, seperti infeksi kulit, perawatan gigi akhir-akhir ini,
penggunaan obat intravena, dan trauma tembus. Pertimbangkan hubungan
yang mungkin antara berbagai penyakit dengan kelainan kardiovaskular.
Misalnya pasien dengan gagal ginjal atau kanker dan efusi perikardial;
obat sitotoksik dan gagal jantung; radioterapi dan arteritis radiasi. Pasien
dengan penyakit paru kronik dapat mengalami gagal jantung sisi kanan
(cor pulmonale; hlm. 115) atau fibrilasi atrium. Penyakit jaringan ikat,
misalnya artritis reumatoid, siap melayani fenomena Raynaud (Gambar
6,38) dan perikarditis.

5. Riwayat obat-obatan
Obat dapat menyebabkan atau memperberat gejala seperti sesak napas,
nyeri dada, edema, palpitasi, atau sinkop (Kotak 6.7). Penggunaan
tiroksin untuk hipotiroidisme dapat menjadi faktor pencetus atau
mengakserbasi timbulnya angina. Obat-obat 'rekreasi'; seperti kokain dan
amfetamin juga dapat menyebabkan aritmia, nyeri dada, penyakit
aneurisma arteri perifer, dan bahkan infark miokard. Tanyakan mengenai
obatbebas ('over-the-counter') seperti OAINS, obat-obatan alternatif dan
herbal, karena obat-obat semacam ini dapat berpengaruh pada
kardiovaskular. Obat beta-blocker dan antihipertensi dapat mengganggu
sirkulasi perifer dan memperberat gejala klaudikasio intermiten.

6. Riwayat penyakit keluarga


Banyak kelainan jantung yang memiliki komponen genetik (Kotak 6.10).
Tanyakan mengenai penyakit arteri koroner prematur pada kerabat derajat
pertama (<60 tahun pada wanita atau <55 tahun pada laki-laki) atau
kematian mendadak tanpa sebab yang jelas pada usia muda, yang
meningkatkan kemungkinan kardiomiopati atau kelainan

7. SISTEM KARDIOVASKULAR
Aritmia bawaan pasien dengan thrombosis vena dapat memiliki
trombofilia bawaan, misalnya mutasi faktor V lieden. Hiperkolesterolemia
familia dihubungkan dengan penyakit arterial usia dini.
8. RIWAYAT SOSIAL
Merokok merupakan faktor risiko terkuat untuk terjadinya penyakit
jantung coroner dan penyakit arteriperifer (peripheral atereial disease/
PAD). Tanyakan secara rinci riwayat merokok pada pasien.
Alkohol dapat menginduksi fibriliasi atrium, dan apabila berlebihan
dihubungkan dengan obesitas, hipertensi, dan kardiomiopati dilatasi.
Asupan alcohol yang berlebihan disertai nutrisi yang buruk merupakan
faktor predisposisi terhadap PAD. Penggunaan obat intravena juga dapat
merusak arteri dan vena perifer, menyabakan anuerisma palsu terinfeksi,
misalnya arteri formoralis komunis di selangkangan, yang dapat berperan
sebagai sumber endocarditis infektif.

9. RIWAYAT PEKERJAAN
Penyakit jantung dapat mengganggu aktivitas fisik danmempengaruhi
pkerjan. Hal ini dapat menjadi sumber ansietas dan mrupakan indikasi
untuk terapi. Diagnosis penyakit jantung dan/ atau PAD memiliki
konsekuensi bermakna pada perkejaan tertentu, misalnya supir pribadi dan
pilot. pekerja yang terpapar getaran selama pekerjaannya melalui
penggunaan alat yang bertenaga angina, dapat mengalami sindrom vibrasi
tangn lengan (hand-arm vibration syndrome). Yang muncul sebagai gejala
vasopastik, misalnya fenomena Raynaud, dan gejala neurosensorik (rasa
kesemutan, geli).

Anda mungkin juga menyukai