ISSN(Online) : 2686-6641
Arnawan Hasibuan1, Muzamir Isa2, Widyana Verawaty Siregar3, I Made Ari Nrartha4
1,2
School of Electrical System Engineering, University Malaysia Perlis, Malaysia
1)
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Malikussaleh, Indonesia
2)
School of Electrical System Engineering, University Malaysia Perlis, Malaysia
3)
Jurusan Manajemen, Universitas Malikussaleh, Indonesia
4)
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Mataram, Indonesia
ABSTRAK
Dalam paper ini memaparkan bagaimana limbah padat (cangkang dan serat) pada pabrik kelapa
sawit dapat digunakan untuk sumber energi sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik. Potensi
jumlah bahan bakar (cangkang dan serat) 12.480 Kg/jam dan kebutuhan bahan bakar boiler
sebesar 10.804,26 Kg/jam. Dari kapasitas turbin-generator sebesar 1592 kW yang dimanfaatkan
untuk keperluan proses minyak sawit dalam pabrik sebesar 1.326,92 kWh. Dari kajian ini
menyimpulkan bahwa limbah padat dari pabrik kelapa sawit jika dimanfaatkan sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap dapat memenuhi kebutuhan energi listrik pada barik itu.
Kelebihan bahan bakar yang tersedia sebesar 1675,74 kg/jam dapat juga dimanfaatkan untuk
kebutuhan energi listrik di luar kebutuhan pengolahan kelapa sawit, misalnya untuk menyikapi
kurangnya pasokan daya listrik untuk masyarakat daripada PLN, juga dapat dipasarkan untuk
dijual pada pihak lain yang memerlukannya seperti untuk pupuk dan lain sebagainya
Kata kunci : Limbah padat, Bahan Bakar, Pembangkit Listrik Tenaga Uap
I. PENDAHULUAN
Pemanfaatan limbah padat yang berasal dari hasil proses industri minyak sawit sebagai bahan bakar
sagat baik demi memenuhi kebutuhan energi listrik pada pabrik kelapa sawit (PKS). Pemanfaatannya
dijadikan bahan bakar pada boiler untuk menghasilkan energi uap untuk penggerak turbin-generator
sebagai pembangkit listrik.
Salah satu PKS swasta yang melaksanakan proses industri minyak sawit yaitu PT Asam Jawa yang
berada di Desa Pangarungan Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan Sumatera Utara.
Pada (PKS) PT. Asam Jawa ini mengolah bahan baku kelapa sawit menjadi minyak mentah sawit
(CPO). Untuk mengolah kelapa sawit tersebut menggunakan boiler sebagai pembangkit listrik tenaga uap
(turbin-generator).Dalam proses pengolahan kelapa sawit dibutuhkan daya listrik sebesar 641,14 kW/jam
sedangkan daya yang dihasilkan oleh setiap turbin uap tidak selamanya mencukupi dalam pengolahan
kelapa sawit dikarenakan produksi uap dari boiler tidak stabil (kurang). Kekurangan daya tersebut
disuplai dari genset.
Dalam paper ini akan memaparkan berapa konsumsi energi listrik pada proses pengolahan kelapa
sawit pada sebuah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan berapa besar potensi energi yang dapat dihasilkan dari
limbah padat dari pengolahan kelapa sawit sebagai bahan bakar pada pembangkit tenaga listrik pada PKS
PT. Asam Jawa.
Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 187
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
alternatif. Limbah kelapa sawit ini memiliki kandungan kalori adalah cangkang memiliki nilai kalori
3890 kkal/kg, serabut 2309 kkal/kg, dan tankos (tandan kosong) 2250 kkal/kg.
Persentasi dari hasil pengolahan kelapa sawit di PT. Asam Jawa dapat dilihat pada gambar 1.
Dari gambar 1 dapat kita ketahui bahwa persentasi untuk limbah padat cangkang 6,4 %, serabut 14,4
%, dan tankos (tandan kosong) 21 %.
2.2 Ketel Uap (Boiler) Pada Pabrik Kelapa Sawit
Dalam pabrik kelapa sawit ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari sebuah pabrik kelapa sawit.
Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga dan sumber uap yang akan dipakai untuk
mengolah kelapa sawit. Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah air menjadi uap
dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan diperoleh dari pembakaran
bahan bakar pada ruang bakar ketel uap.
Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel uap yang
menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan pertama kali untuk memutar turbin sebagai
pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap dari pembangkit yang disebut kondensat digunakan sebagai
pemanasan TBS pada sterilizer.
Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagian yaitu, ketel pipa air dan ketel pipa api. Ketel
yang digunakan pada pabrik kelapa sawit PT. Asam Jawa adalah adalah ketel pipa api, maksudnya adalah
api berada didalam pipa memanskan air yang berada diluar pipa.
2.3 Proses Konversi Energi Limbah Padat Kelapa Sawit
Untuk memperoleh energi listrik terdapat tahapan-tahapan dari sumber bahan bakar menjadi energi
listrik. Dari Gambar 2 terlihat bahwa cangkang dan serabut dimasukkan ke dalam ruang bakar digunakan
sebagai bahan bakar untuk memanaskan ketel uap sehingga menghasilkan uap yang betekanan tingggi.
Ketel uap yang digunakan dalam proses pembakaran limbah ini adalah tipe khusus yang
menggunakan sistem grate. Berbeda dengan bahan bakar lain yang tidak menggunakan sistem grate.
Cangkang dan serabut ini dalam penggunaannya menggunakan 25% cangkang dan serabut 75%, hal ini
dikarenakan spesifikasi boiler.
Bila penggunaannya tidak sesuai maka akan merusak grate-nya. Setelah dari pembakaran cangkang
dan serabut akan memanaskan air sehingga menghasilkan uap. Uap yang bertekanan tinggi dari boiler (20
188 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
kg/cm2 280 C0) mengalir melalui nozzle yang sekalius mengurangi tekanan uap sampai menjadi
bertekanan (19 kg/cm2 260 C0) diatur dengan efisiensi 85%. Poros turbin berputar dengan kecepatan
yang cukup tinggi direduksi kecepatan putarnya oleh reduction gear yang dipasang antara turbin dan
generator sehingga diperoleh sinkronissi kecepatan anatara turbin dan generator. Dan karena generator
berputar maka akan menimbulkan medan magnet listrik sehingga akan membangkitkan tenaga listrik.
Gambar 3. Proses konversi limbah padat menjadi energi listrik dan energi uap panas (kalor)
P E fm PF 3600
EL (1)
M
Dimana :
EL = Energi Listrik (kJ/kg)
P = Daya peralatan/motor (kW) Efm = Faktor Efisiensi (%)
PF = Faktor Daya (%)
M = Kapasitas produksi (kg/jam)
P 3 V I cos (2)
Dimana:
P = Daya listrik (kW)
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere) Cos φ = Faktor daya
III. METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data-data dari
lapangan dan analisis data untuk mendapatkan kesimpulan.
Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 189
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
Maka, total ketersediaan bahan bahan bakar cangkang dan serabut adalah :
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan jumlah bahwa potensi produksi limbah padat kelapa sawit
cukup besar. Dengan kapasitas olah pabrik 60 ton (30.000 kg TBS/jam) dihasilkan limbah padat kelapa
sawit (LPKS) cangkang sebesar 3840 kg/jam dan serabut sebesar 8640 kg/jam. Maka, total ketersediaan
bahan bahan bakar cangkang dan serabut sebesar 12480 kg/jam.
Kebutuhan bahan bakar boiler dapat dihitung sebagai berikut:
Diketahui :
Kapasitas uap boiler (Mu) = 45.000 kg Uap/jam
Efesiensi teknis boiler (%) = 85 %
Nilai kalor cangkang (NK) = 3890 kkal/kg
190 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
Perhitungan :
a. Komposisi antara cangkang dan serabut dalam 1 kg bahan umpan boiler yaitu 25 % : 75 % atau 1 :
3. Maka nilai kalor bahan bakar umpan yaitu :
= (0,25 x 3890) + (0,75 x 2309)
= 2704,25 kkal/kg
Mu Entalphy
Gbb
NK
40.000 620,87
Gbb
2704,25 0,85
= 10.804,26 kg/jam
Perbedaan jumlah kebutuhan bahan bakar boiler dengan bahan bakar yang dihasilkan
mengakibatkan adanya sisa bahan bakar cangkang dan serabut. Dan ini bisa dimanfaatkan untuk
kebutuhan energi lainnya seperti misalnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di luar
PKS itu sendiri.
4.2 Analisis Kebutuhan Energi Listrik Pada Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Pengamatan untuk menganalisis kebutuhan energi listrik pada proses pengolahan kelapa sawit pada
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dilakukan dengan melihat atau membaca pada alat ukur yang terpasang pada
panel utama di stasiun kamar mesin. Beberapa alat ukut yang diamati seperti nilai arus listrik, tegangan
listrik, dan cos φ.
Perhitungan daya listrik terukur pada panel listrik utama adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan daya listrik terukur pada kegiatan pengolahan TBS :
a. Stasiun penerimaan buah & perebusan
P 3 V I cos
P 3 380 162 0,8
= 85,3 kW
Dikalikan 2 unit = 170,6 kW
b. Stasiun penebahan
P 3 380 88 0,8
= 46,34 kW
Dikalikan 2 unit = 92,68 kW
Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 191
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
c. Stasiun pengempaan
P 3 380 240 0,8
= 126,37 kW
Dikalikan 2 unit = 252,74 kW
d. Stasiun pemurnian minyak
P 3 380 238 0,8
= 125,32 kW
Dikalikan 2 unit = 250,64 kW
e. Stasiun pengolahan biji
P 3 380 230 0,8
= 121,11 kW
Dikalikan 2 unit = 242,22 kW
2. Perhitungan daya listrik terukur pada kegiatan sarana pendukung
a. Penyediaan Energi
P 3 380 200 0,8
= 105,31 kW
Dikalikan 2 unit = 210,62 kW
b. Penyediaan air
P 3 380 102 0,8
= 53,71 kW
Dikalikan 2 unit = 107,42 kW
Hasil perhitungan daya listrik terukur pada panel listrik utama dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 2. Persentase kebutuhan energi listrik terhadap jumlah kegiatan pada stasiun
kegiatan proses pengolahan kelapa sawit
Dari pengamatan dan perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa kebutuhan daya listrik pada
proses pengolahan kelapa sawit (PKS) di PT. Asam Jawa sudah terpenuhi (cukup). Sedangkan kebutuhan
daya listrik di luar pengolahan kelapa sawit dapat dikatakan juga terpenuhi, sesuai dengan kebutuhan
listrik di luar pengolahan kelapa sawit untuk pabrik berkapasitas 60 ton TBS/jam.
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan, perhitungan dan analisis terhadap pemanfaatan limbah padat pada penyedian
energi listrik pada pabrik kelapa sawit PT. Asam Jawa yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pemanfaatkan LPKS berupa ampas serabut (fiber) & cangkang (shell) sebagai bahan bakar pada
stasiun boiler sehingga menghasilkan uap guna pembangkitan tenaga listrik untuk menggerakkan
mesin-mesin pabrik pada proses pengolahan kelapa sawit. Sedangkan potensi jumlah bahan bakar
yang dihasilkan dari LPKS dengan kapasitas pabrik 60 ton TBS/jam sebesar 12.480 kg/jam, dan
kebutuhan bahan bakar boiler yang digunakan sebesar 10.804,26 kg/jam, maka kelebihan bahan bakar
192 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
REFERENSI
[1] Arifin, Zainul. 2015. Buku Pintar Pabrik Kelapa Sawit. https://pakinyo46.files.wordpres
s.com/2012/09/buku-pintar.pdf
[2] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kelapa Sawit
2013 – 2015. Jakarta.
[3] Ditjen PPHP. 2006. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Subdit Pengelolaan
Lingkungan, Direktorat Pengolahan hasil Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta.
[4] Dokumen Intern PT. Perkebunan Nusantara (Persero). 2009. Buku Panduan Pedoman
Operasional Pengolahan Kelapa Sawit (Bagian Pengolahan). Medan, Sumatera Utara.
[5] Emmoy, Ivan. 2013. Kelistrikan Pabrik Kelapa Sawit. https://ivanemmoy.wordpress.co
m/2013/11/29/kelistrikan- kelapa-sawit/
[6] Loekito, Henry. 2002. Teknologi Pengelolaan Limbah Industri Kelapa sawit. Jurnal Teknologi
Lingkungan, Vol. 3, No. 3.
[7] Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Erlangga. Jakarta.
[8] Sekretariat Jendral Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit.
Departemen Perindustrian. Jakarta Selatan.
[9] Sunarwan, Bambang dan Riyadi Juhana. 2013. Pemanfaatan Limbah Sawit Untuk Bahan Bakar
Energi Baru Dan Terbarukan (EBT) (Studi Kasus: Limbah Produksi Sawit Daerah
Kabupaten Boven Digonel Papua). Jurnal Tekno Insentif Kopwil 4, Volume 7, No. ISSN: 1907-
4964, halaman 1 s.d. 14.
[10] Suyitno. 2011. Pembangkit Energi Listrik. Rineke Cipta. Jakarta.
[11] . 2012. Ketel Uap Boiler Di Pabrik Kelapa Sawit. http://belajarsawit.blogspot.com/2012/12/ketel-
uap-boiler-di- pabrik-kelapa-sawit.html.
Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 193