Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN YANG DITANAM


DI TANAH DAN DI SEPTICTANK PADA PERUMAHAN

Arif Dermawan ∗ , Ir. Juningtyastuti**, Abdul Syakur, S.T.,M.T.**


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Abstrak - Sistem pentanahan bertujuan untuk mengamankan peralatan-peralatan listrik maupun


manusia yang berlokasi di sekitar gangguan dengan cara mengalirkan arus gangguan ke tanah. Salah satu
faktor untuk mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang kecil yaitu letak elektroda yang akan ditanam Untuk
mengetahui nilai pentahanan tersebut maka diperlukan pengukuran.
Salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam pengukuran suatu sistem pentanahan adalah kondisi
tanah di daerah dimana sistem pentanahan tersebut akan dipasang.Pengukuran dilakukan menggunakan metode
tiga titik dengan menancapkan elektroda batang di tanah dan septictank pada 3 jenis kondisi tanah berbeda
dengan kedalaman bervariasi. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada
tanah dan septictank dengan kondisi tanah yang berbeda.
Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa nilai tahanan pentanahan sangat dipengaruhi oleh
kedalaman elektroda yang ditanam, jumlah elektroda, jarak antar elektroda dan kondisi tanah dimana elektroda
tersebut ditanam.

Kata kunci : elektroda, septictank, tahanan pentanahan, tanah.

I. PENDAHULUAN Untuk meminimalkan kerusakan akibat


sambaran petir pada perumahan, maka perlu
1.1 Latar Belakang dilakukan perhitungan nilai pentanahan yang
Sejalan berkembangnya jaman dan aman dan menganalisa tempat tertanamnya
semakin sempitnya tanah yang dapat digunakan elektroda pentanahan.
maka pembangunan perumahan di wilayah Pada proses perencanaan suatu jenis
Indonesia mengalami kendala pada perluasan sistem pentanahan pada perumahan,
bangunan. Sehingga pembangunan perumahan memerlukan suatu pengukuran tahanan
cenderung keatas atau bertingkat sebagai solusi pentanahan yang akan menjadi acuan proses
menghadapi permasalahan tersebut. Bangunan perencanaan sistem pentanahan.
bertingkat lebih rawan mengalami gangguan Hal ini akan bermanfaat dalam
baik gangguan secara mekanik maupun perencanaan sistem pentanahan karena arus
gangguan alam. Salah satu gangguan alam lebih dialirkan ke tanah dengan cepat pada
yang sering terjadi adalah sambaran petir. saat terjadi sambaran petir karena nilai
Untuk melindungi dan mengurangi dampak tahanan pentanahan yang kecil.
kerusakan akibat sambaran petir maka dipasang
sistem pengamanan pada perumahan. Sistem 1.2 Tujuan
pengamanan itu berupa sistem penangkal petir Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini
beserta pentanahannya. Pemasangan sistem adalah untuk mengetahui nilai tahanan
tersebut didasari oleh perhitungan resiko dengan elektroda yang tertanam di tanah
kerusakan akibat sambaran petir terhadap pada kondisi jenis tanah yang berbeda, untuk
perumahan. mengetahui nilai tahanan dengan elektroda
Dengan adanya sistem pentanahan ini, yang tertanam di septictank pada kondisi
semua bagian perumahan dan permukaan jenis tanah yang berbeda dan untuk
tanah diharapkan mempunyai tegangan membandingkan nilai tahanan pentanahan
yang merata, terutama pada saat gangguan dengan elektroda yang tertanam di tanah dan
elektroda yang tertanam di septictank
ke tanah sehingga tidak membahayakan
orang yang berada disekitar tempat itu.


Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP
** Staf Pengajar Teknik Elektro UNDIP

1
1.3 Pembatasan Masalah 2.3 Karakteristik Tanah
1. Pengukuran dilakukan di tanah dan Karakteristik tanah sangat berkaitan erat
septictank. dengan perencanaan sistem pentanahan yang
2. Pengukuran dilakukan pada 3 jenis tanah akan digunakan. Untuk mendapatkan tahanan
yaitu rawa, tanah berbatu, tanah liat. pentanahan yang rendah tidak hanya dengan
3. Septictank terbuat dari semen dengan elektroda yang rendah, tetapi tahanan tanahnya
mengabaikan ketebalan dan kedalaman juga harus rendah. Pada kenyataannya, tanah,
septictank. selain bersifat sebagai konduktor juga bersifat
4. Diasumsikan bahwa lapisan-lapisan dielektrik.
tanahnya homogen.
2.4 Jenis Sistem Pentanahan
II. DASAR TEORI Sistem pentanahan yang menggunakan
2.1 Umum elektroda pentanahan yang ditanam langsung
Sistem pentanahan/grounding system ke dalam tanah terdiri dari berbagai macam
adalah suatu rangkaian/jaringan mulai dari cara, antara lain: jenis pentanahan rod, jenis
kutub pentanahan/elektroda, hantaran pentanahan grid, pentanahan kombinasi grid-
penghubung sampai terminal pentanahan yang rod.
berfungsi untuk menyalurkan arus lebih ke
bumi, agar perangkat peralatan dapat terhindar 2.4.1 Tahanan Pentanahan
dari pengaruh petir dan tegangan asing lainnya. Tahanan kutub pentanahan selanjutnya
disebut tahanan pentanahan adalah seluruh
2.2 Tahanan Jenis Tanah tahanan listrik yang dimiliki sistem
Tahanan jenis tanah adalah tahanan pentanahan. Idealnya tahanan pentanahan
listrik dari tahanan tanah yang berbentuk adalah 0 (nol), namun karena mencapainya
kubus dengan volume 1 meter kubik. Kadang- sulit, maka sebagai referensi, untuk gedung
kadang tahanan jenis dinyatakan dalam ohm- maksimum 5 Ohm.
m. Pernyataan ohm-m merepresentasikan
tahanan diantara dua permukaan yang 2.4.2 Pentanahan Rod
berlawanan dari suatu volume yang berisi 1 Pada pentanahan rod ini, batang-batang
m3. Untuk mendapatkan tahanan pentanahan elektroda ditanam tegak lurus dengan
yang kecil diperlukan upaya sebagai berikut, permukaan tanah.
mengetahui tahanan jenis tanah, kemudian Bila elektroda rod tersebut dialiri arus
membuat bentuk kutub tanah yang sesuai. gangguan ke tanah ketika daerah perumahan
terjadi gangguan tanah, maka arus tersebut
2.2.1 Pengaruh Iklim akan menyebar atau mengalir ke tanah dan
Untuk mengurangi variasi tahanan akan mengakibatkan naiknya beda potensial
jenis tanah akibat pengaruh musim, pada permukaan tanah. Makin jauh dari
pembumian dapat dilakukan dengan menanam elektroda tersebut, penyebaran arus semakin
elektroda pembumian sampai mencapai luas, sehingga kepadatan arusnya juga semakin
kedalaman dimana terdapat air tanah yang berkurang.
konstan. Kadangkala pembenaman elektroda
pembumian memungkinkan kelembaban dan 2.4.2.1 Satu Batang Elektroda yang ditanam
temperatur bervariasi sehingga harga tahanan Tegak Lurus ke dalam Tanah
jenis tanah harus diambil untuk keadaan yang
paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin. Gambar 2.1 menunjukkan satu batang
elektroda berbentuk silinder dengan panjang L
2.2.2 Pengaruh Suhu yang di tanam tegak lurus permukaan tanah
Temperatur tanah sekitar elektroda berdiameter 2a, dengan bayangan di atas
pembumian juga berpengaruh pada besarnya permukaan tanah. Elektroda tersebut ditanam
tahanan jenis tanah. Hal ini terlihat sekali dengan berbagai jenis kedalaman.
pengaruhnya pada temperatur di bawah titik
beku air (0°C), dibawah harga ini penurunan
temperatur yang sedikit saja akan
menyebabkan kenaikan harga tahanan jenis
tanah dengan cepat.
3

dengan :
R = Tahanan dari satu batang elektroda (Ω)
ρ ρ ρ1 ρ1
L = Panjang batang elektroda dalam tanah (m)
ρ2 ρ2 a = Jari-jari batang elektroda (m)
ρ1 = Tahanan jenis lapisan tanah pertama (Ω-
m)
ρ2 = Tahanan jenis lapisan tanah kedua (Ω-m)
ho = Kedalaman penanaman elektroda (m)
Gambar 2.1. Penanaman elektroda batang (rod)
K = Faktor refleksi

Untuk elektroda yang ditanam tegak 2.4.2.2 Dua Batang Elektroda yang ditanam
lurus dekat permukaan tanah (Gambar 2.1a), Tegak Lurus ke dalam Tanah
nilai tahanannya yaitu : Pada Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa
ρ1 ⎛ 4L ⎞ kedua batang elektroda yang berbentuk silinder
R= ⎜ ln −1⎟ (2.1) dengan panjang L yang ditanam tegak lurus
2.π .L ⎝ a ⎠ permukaan tanah dan dihubungkan di atas
Untuk elektroda yang ditanam tegak tanah dengan jarak S diantara dua batang
lurus pada kedalaman beberapa cm dari elektroda tersebut.
permukaan tanah (Gambar 2.1b), nilai
tahanannya yaitu :
ρ1 ⎛ 2L ⎞
R= ⎜ ln −1⎟ (2.2)
2.π .L ⎝ a ⎠
Untuk elektroda yang ditanam tegak
lurus dekat permukaan tanah dan menembus Gambar 2.2. Dua elektroda batang (rod)
lapisan tanah kedua (Gambar 2.1c), nilai
tahanannya yaitu :
ρ 2 ⎛ 4L ⎞ Rumus untuk dua batang elektroda
R= ⎜ ln −1⎟ (2.3) yang ditanam tegak lurus di dalam tanah juga
2.π .L ⎝ a ⎠ diturunkan oleh H.B. Dwight dengan besar
Untuk elektroda yang ditanam tegak tahanan pentanahan ialah :
lurus pada kedalaman beberapa cm dari • Untuk S < L, yaitu :
permukaan tanah dan menembus lapisan tanah
⎛ 2 ⎞4
kedua (Gambar 2.1d), nilai tahanannya yaitu : R= ρ ⎜ 4L 4L S S S ⎟ (2.8)
⎜ln + ln − 2 + − + ⎟
⎛ ⎞ ⎜
⎜ 2L ⎟ ρ 4.π.L ⎜ a S 2L 2 4 ⎟⎟
ρ2 ⎜ ln ln 2 ⎟ + 1 φ0 16L 512.L ⎠
R= −1 + (2.4) ⎝
2 π (h - h0 ) ⎜ a (4 ln 2)h0 ⎟ h
⎜ 1+ ⎟
⎝ L ⎠ • Untuk S > L, yaitu :

ρ ⎛ 4L ⎞ ρ ⎛⎜ L2 2L4 ⎞
R= ⎜ ln − 1⎟ + 1− 2 + 4 ⎟ (2.9)
4ππ ⎝ a ⎜
⎠ 4 π s ⎝ 3S 5S ⎟⎠
1 ⎛ 1 ⎞
⎜ ln ⎟
2π ⎝ 1- K ⎠
φ0 = (2.5)
2 dengan :
⎛N ⎞ R = Tahanan dari satu batang elektroda (Ω)
⎜⎜ − 1⎟⎟ + 1
⎝ F0 ⎠ L = Panjang batang elektroda dalam tanah (m)
S = Jarak penanaman antara kedua elektroda
L (m)
F0 = . (2.6) a = Jari-jari batang elektroda (m)
1 - 0,9K
ρ = Tahanan jenis tanah (Ω-m)
ρ2 − ρ
K =. 1
(2.7) 2.4.2.3 Beberapa Batang Elektroda ditanam
ρ 2 + ρ1 Tegak Lurus ke dalam Tanah
Untuk jumlah konduktor yang lebih
banyak, tahanan pentanahan akan lebih kecil
dan distribusi tegangan akan semakin merata.
Penanamannya berbentuk empat persegi
4

panjang atau bujur sangkar dengan jarak antara pentanahan dimana batang 1 yang tahanannya
batang-batang elektroda pentanahan adalah hendak diukur dan batang-batang 2 dan 3
sama. Sedangkan konduktor penghubung sebagai batang pengentanahan pembantu yang
antara batang-batang elektroda tersebut juga belum diketahui tahanannya, seperti pada
terletak di atas permukaan tanah sehingga gambar 2.3
tahanannya diabaikan. Pada kenyataannya,
konduktor rod tersebut dihubungkan dengan
peralatan yang akan ditanahkan.

2.4.3 Pentanahan Kisi-kisi (Grid)


Pada pentanahan grid, batang-batang
konduktor ditanam horizontal didalam tanah.
Batang-batang ini terhubung satu sama lain
dan membentuk beberapa buah mesh. Gambar 2.3 Rangkaian pengukuran tahanan jenis
tanah dengan Metode tiga titik
2.4.4 Pentanahan Kombinasi Grid dan Rod
Kombinasi sistem pentanahan suatu 2.6.2 Metoda Empat Titik
perumahan seringkali menggunakan konduktor Peralatan yang dibutuhkan:
grid yang disusun horizontal dengan • 4 kutub tanah pertolongan/batang besi
permukaan tanah yang dibantu dengan batang- • 1 buah Amperemeter
batang vertikal (rod) • 1 buah Voltmeter sumberdaya AC
Cara penyambungan:
2.5 Bagian-bagian Sistem Pentanahan 4 batang besi (sebut saja sebagai batang C1,
2.5.1 Kutub Pentanahan P1, P2 dan C2) ditancapkan ke tanah dalam
Kutub pentanahan adalah komponen satu baris dengan jarak masing-masing a
metal sebagai penghantar listrik yang meter. Antara P1 dan P2 dipasang Volt meter,
bersentuhan dengan tanah/ditanam di dalam antara C1 dan C2 disambungkan dengan
tanah untuk mempercepat penyerapan muatan Ampere meter dan sumber daya AC 110/220
listrik akibat petir atau tegangan lebih ke VAC.
tanah.Bentuknya bermacam-macam tergantung
pada keperluannya.

2.5.2 Hantaran Penghubung


Hantaran penghubung adalah metal
penghubung antara kutub pentanahan dengan
terminal, biasanya berupa kawat tembaga
pilin/BC draad dengan diameter minimal 16
Gambar 2.4. Metode Wenner
mm.
Cara pengukuran:
2.5.3 Terminal Pentanahan Sambungkan sumber daya, ukur berapa
Terminal pentanahan adalah terminal Ampere arus yang mengalir antara C1 dan C2,
atau titik di mana dihubungkan dengan misalnya I Ampere. Ukur berapa beda
perangkat peralatan. Biasanya berupa lempeng potensial antara P1 dan P2, misalnya V (Volt).
tembaga cukup panjangnya 15 cm, lebar 3 cm Masukkan besaran pada rumus:
dan tebal 1 cm. Rho = 2 π a R (2.10)
di mana π = 3,14
2.6 Cara Mengukur Tahanan Jenis a = jarak antara batang besi
Tanah R = V/I
Pengukuran tahanan jenis tanah biasanya
dilakukan dengan cara :
II. PENGUKURAN TAHANAN
1. Metode tiga titik (three-point methode).
2. Metode empat titik (four electode methode) PENTANAHAN
3.1 Pengukuran Tahanan Pentanahan
2.6.1 Metode Tiga Titik Untuk mengetahui apakah suatu
Metode tiga titik (three-point methode) tahanan pentanahan sesuai dengan standar,
dimaksudkan untuk mengukur tahanan maka diperlukan pengukuran tahanan
pentanahan. Misalkan tiga buah batang pentanahan tersebut. Pengukuran tersebut atas
5

beberapa jenis yang secara menyeluruh disebut


sebagai pengukuran tahanan pentahanan.
Pengukuran yang disebut diatas adalah
pengukuran tahanan pentanahan yang
bertujuan mengetahui besarnya tahanan
pentanahan dari beberapa kondisi tanah.

3.2 Bahan Pengukuran dan Elektroda


3.2.1 Bahan Pengukuran 1. LCD penampil nilai ukur.
Bahan yang digunakan dalam 2. Simbol baterai dalam keadaan lemah.
pengukuran ini adalah tanah dan septictank. 3. LED indicator (berwarna hijau).
Pengukuran meliputi 3 jenis kondisi tanah 4. Tombol uji untuk mengunci.
yaitu : 5. Terminal pengukuran.
Gambar 3.1 Digital Earth Resistance Tester 4105A
1. Kondisi tanah berair (rawa). Keterangan :
Pengukuran pada kondisi ini dilakukan
di daerah Kaligawe, Semarang.
2. Kondisi tanah liat (tanah pertanian). 2. Elektroda batang Bantu
Pengukuran pada kondisi ini dilakukan Yang berfungsi sebagai pembanding dari
di daerah Tembalang, Semarang. elektroda utama untuk mendapatkan nilai
3. Kondisi tanah berbatu. tahanan pentanahan.
Pengukuran pada kondisi ini dilakukan 3. Meteran
di daerah Rowosari, Semarang. Alat untuk mengukur jarak antar elektroda
dan kedalaman elektroda.
3.2.2 Elektroda 4. Kabel penghubung
Elektroda yang digunakan pada Kabel penghubung berfungsi untuk
pengukuran terbuat dari tembaga dengan menghubungkan Earth Resistance Tester
diameter 1,5 cm yang dipasang vertikal atau dengan elektroda uji dan elektroda bantu.
ditanam di tanah dan septictank. 5. Martil
Martil ini adalah alat yang digunakan
3.3 Peralatan Pengukuran untuk membantu menanam elektroda ke
Peralatan–peralatan yang diperlukan dalam tanah.
dalam proses pengukuran tahanan pentanahan,
antara lain : 3.4 Sistem Pengukuran
3.4.1 Rangkaian Ukur
1. Earth Resistance Tester
Dengan data sebagai berikut : Rangkain alat ukur pentanahan
¾ Merk : KYORITSU
¾ Sumber tenaga : 9V DC jenis baterai
R6P (SUM-3) x 6
¾ Jenis : Digital Earth Resistance Tester
4105A
¾ Alat ini berfungsi untuk menampilkan
nilai tahanan pentanahan yang terukur
dengan kemampuan mengukur sampai
1999 Ω (ohm). Skema gambar Earth
Resistance Tester ini ditunjukan pada
gambar 3.1.
(a)
6

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.


2. Mengecek tegangan baterai dengan
menghidupkan Digital Earth Resistance
Tester . Jika layar tampak bersih tanpa
simbol baterai lemah berarti kondisi
baterai dalam keadaan baik. Jika layar
menunjukkan simbol baterai lemah atau
(b) bahkan layar dalam keadaan gelap berarti
baterai pelu diganti.
3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada
gambar 3.2 (a) dengan menanam elektroda
utama dan elektroda bantu. Menanam
elektroda dengan memukul kepala
elektroda menggunakan martil, jika
menjumpai lapisan tanah yang keras
sebaiknya jangan memaksakan penanaman
elektroda.
4. Menetukan jarak antar elektroda bantu
(c)
minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan
mengarahkan range switch ke earth
voltage dan pastikan bahwa nilai indikator
10 V atau kurang. Jika earth voltage
bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan
akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai
pengukuran tahanan.
6. Mengecek penghubung atau penjepit pada
elektroda utama dan elektroda bantu
dengan mensetting range switch ke 2000
(d) Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”.
Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi
Gambar 3.2
atau menunjukkan simbol ” . . . ” yang
(a) Skema pengukuran tahanan dengan elektroda
tunggal berkedip-kedip maka perlu dicek
(b) Skema pengukuran tahanan dengan elektroda penghubung atau penjepit pada elektroda
ganda utama.
(c) Skema pengukuran tahanan dengan elektroda 7. Melakukan pengukuran. Mensetting range
tunggal di septictank switch ke posisi yang diinginkan dan tekan
(d) Rangkaian pengukuran tahanan dengan tombol ” PRESS TO TEST ” selama
elektroda tunggal beberapa detik.
8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul
dari Digital Earth Resistance Tester.
3.4.2 Prosedur Pengukuran 9. Mengembalikan posisi tombol ” PRESS
3.4.2.1 Perencanaan Tahapan Pengukuran TO TEST ” ke posisi awal.
Tahanan Pentahanan dengan 10. Melakukan pengujian tahanan untuk
Elektroda ditanam di tanah kedalaman elektroda utama yang berbeda
Perencanaan pengukuran tahanan dengan langkah 3, 7, 8, 9.
pentanahan elektroda batang dengan 11. Tahapan yang sama untuk kondisi tanah
kedalaman bervariasi dilakukan dengan 2 yang berbeda.
metode yaitu : Diagram alir proses pengukuran tahanan
a. Perencanaan tahapan pengukuran pentanahan dengan elektroda batang tunggal
tahanan pentahanan dengan elektroda ditanam di tanah adalah :
ditanam di tanah menggunakan
elektroda tunggal
Pengukuran tahanan pentanahan elektroda
batang tunggal dengan kedalaman bervariasi
dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai
berikut :
7

voltage dan pastikan bahwa nilai indikator


10 V atau kurang. Jika earth voltage
bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan
akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai
pengukuran tahanan.
7. Mengecek penghubung atau penjepit pada
elektroda utama dan elektroda bantu
dengan mensetting range switch ke 2000
Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”.
Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi
atau menunjukkan simbol ” . . . ” yang
berkedip-kedip maka perlu dicek
penghubung atau penjepit pada elektroda
utama.
8. Melakukan pengukuran. Mensetting range
switch ke posisi yang diinginkan dan tekan
tombol ” PRESS TO TEST ” selama
Gambar 3.3 Diagram alir proses pengukuran
beberapa detik.
tahanan pentanahan dengan elektroda batang
tunggal
9. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul
dari Digital Earth Resistance Tester.
10. Mengembalikan posisi tombol ” PRESS
b. Perencanaan tahapan pengukuran TO TEST ” ke posisi awal.
tahanan pentahanan elektroda ditanam 11. Melakukan pengujian tahanan untuk
di tanah menggunakan elektroda ganda kedalaman elektroda utama yang berbeda
Pengukuran tahanan pentanahan dengan dengan langkah 3, 7, 8, 9.
elektroda batang ganda menggunakan 2 12. Kembali ke langkah 1 sampai langkah 11
metode yaitu panjang elektroda utama (L) < untuk pengukuran tahamam pentanahan
jarak antar elektroda utama (S) dan panjang dengan jarak antar elektoda utama (L) >
elektroda utama (L) > jarak antar elektroda (S).
utama (S). 13. Tahapan yang sama untuk kondisi tanah
Pengukuran tahanan pentanahan dengan yang berbeda.
elektroda batang ganda dengan kedalaman
bervariasi dilakukan dengan tahapan 3.4.2.2 Perencanaan Tahapan
pengukuran sebagai berikut : Pengukuran Tahanan Pentahanan
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan. dengan Elektroda ditanam di
2. Mengecek tegangan baterai dengan septictank
menghidupkan Digital Earth Resistance Pada tahapan ini dilakukan
Tester . Jika layar tampak bersih tanpa pengukuran hanya dengan menggunakan
simbol baterai lemah berarti kondisi elektroda batang tunggal saja. Pengukuran
baterai dalam keadaan baik. Jika layar tahanan pentanahan dengan elektroda batang
menunjukkan simbol baterai lemah atau tunggal di septictank dengan kedalaman
bahkan layar dalam keadaan gelap berarti bervariasi dilakukan dengan tahapan
baterai pelu diganti. pengukuran sebagai berikut :
3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada 1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
gambar 3.2 (b) dengan menanam elektroda 2. Mengecek tegangan baterai dengan
utama dan elektroda bantu. Menanam menghidupkan Digital Earth Resistance
elektroda dengan memukul kepala Tester . Jika layar tampak bersih tanpa
elektroda menggunakan martil, jika simbol baterai lemah berarti kondisi
menjumpai lapisan tanah yang keras baterai dalam keadaan baik. Jika layar
sebaiknya jangan memaksakan penanaman menunjukkan simbol baterai lemah atau
elektroda. bahkan layar dalam keadaan gelap berarti
4. Menetukan jarak antar elektroda bantu baterai pelu diganti.
minimal 5 meter dan maksimal 10 meter. 3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada
5. Menentukan jarak antar elektoda utama gambar 3.2 (c) dengan menanam elektroda
(L) < (S). utama dan elektroda bantu.
6. Mengukur tegangan tanah dengan dengan 4. Menetukan jarak antar elektroda bantu
mengarahkan range switch ke earth minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
8

5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan IV. DATA DAN ANALISIS


mengarahkan range switch ke earth 4.1 Data Hasil Pengukuran
voltage dan pastikan bahwa nilai indikator Pengukuran tahanan yang dilakukan pada 3
10 V atau kurang. Jika earth voltage kondisi jenis tanah yaitu :
bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan 1. Kondisi tanah berair (rawa).
akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai 2. Kondisi tanah liat (tanah pertanian).
pengukuran tahanan. 3. Kondisi tanah berbatu.
6. Mengecek penghubung atau penjepit pada Dari hasil pengukuran pada 3 kondisi tanah
elektroda utama dan elektroda bantu diatas telah diperoleh data sebagai berikut :
dengan mensetting range switch ke 2000 1. Tahanan pentanahan elektroda tunggal
Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”. yang ditanam di tanah dengan
Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi kedalaman bervariasi.
atau menunjukkan simbol ” . . . ” yang 2. Tahanan pentanahan elektroda ganda
berkedip-kedip maka perlu dicek yang ditanam di tanah dengan
penghubung atau penjepit pada elektroda kedalaman bervariasi.
utama. 3. Tahanan pentanahan elektroda tunggal
7. Melakukan pengukuran. Mensetting range yang ditanam di septictank dengan
switch ke posisi yang diinginkan dan tekan kedalaman bervariasi.
tombol ” PRESS TO TEST ” selama Pengukuran dilakukan pada temperatur 28° C-
beberapa detik. 30° C
8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul
dari Digital Earth Resistance Tester. 4.1.1 Pengukuran tahanan pentanahan
9. Mengembalikan posisi tombol ” PRESS dengan elektroda tunggal yang
TO TEST ” ke posisi awal. ditanam di tanah dengan kedalaman
10. Melakukan pengujian tahanan untuk bervariasi.
kedalaman elektroda utama yang berbeda Data-data hasil pengukuran tahanan
dengan langkah 3, 7, 8, 9. pentanahan dengan elektroda tunggal yang
11. Tahapan yang sama untuk septictank pada ditanam di tanah dengan kedalaman bervariasi
kondisi tanah yang berbeda. ditunjukkan pada tabel 4.1

Diagram alir proses pengukuran tahanan Tabel 4.1 Hasil pengukuran tahanan dengan
pentanahan dengan elektroda batang tunggal di elektroda tunggal ditanam di tanah.
septictank adalah :
Kondisi Jarak Tahanan (Ω)
Tanah Elektroda 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
Bantu (m) m m m m m
Rawa 6 3,34 2,14 1,71 1,64 1,2
Tanah 6 76 48 25,5 19 15,
Liat 5
Tanah 6 1339 714 538 399, 359
Berbatu 37 ,3

4.1.2 Pengukuran tahanan pentanahan


dengan elektroda ganda yang
ditanam di tanah dengan kedalaman
bervariasi.

Data-data hasil pengukuran tahanan


pentanahan dengan elektroda tunggal yang
Gambar 3.4 Diagram alir proses pengukuran ditanam di tanah dengan kedalamam bervariasi
tahanan pentanahan dengan elektroda batang untuk S < L ditunjukkan pada tabel 4.2.
tunggal di septictank.
9

Tabel 4.2 Hasil pengukuran tahanan dengan pengelompokan tahanan jenis dari berbagai
elektroda ganda dengan S > L ditanam di tanah. macam jenis tanah pada kedalaman tertentu
Kondi S JEB Tahanan (Ω)
si (m) (m)
tergantung pada beberapa hal antara lain
0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
Tanah m m m m m pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban,
Rawa 0,8 6 1,58 1,22 1 0,85 0,72 dan pengaruh kandungan kimia
Tanah 0,8 6 32,5 23 17 12 9,7 Secara teori untuk tanah pada kondisi
Liat
Tanah 0,8 6 433 281 240, 204, 182, tanah yang sama, semakin dalam penanaman
Berbat 96 73 81 elekroda, tahanan tanah dan tahanan jenis
u tanah akan menurun karena semakin dekat
dengan air tanah yang berpengaruh dengan
Data-data hasil pengukuran tahanan kelembaban yang nantinya berpengaruh
pentanahan dengan elektroda tunggal yang terhadap konduktivitas. Berdasarkan rumus
ditanam di tanah dengan kedalamam bervariasi juga terlihat bahwa tahanan tanah sebanding
untuk S > L ditunjukkan pada tabel 4.3 dengan tahanan jenis dan berbanding terbalik
dengan kedalaman penanaman elektroda.
Tabel 4.3 Hasil pengukuran tahanan dengan Semakin dalam kedalaman elektroda
elektroda ganda dengan S < L ditanam di tanah.
yang tertanam maka nilai tahanan pentanahan
Kondi S JEB Tahanan (Ω) semakin rendah. Hal ini terjadi juga pada
si (m) (m) semua kondisi tanah yang berbeda-beda (rawa,
0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
Tanah
m m m m m tanah liat, tanah berbatu). Hanya saja besarnya
Rawa 0,2 6 2,08 1,44 1,07 0,87 0,74
nilai tahanan pada elektroda ganda dengan S >
Tanah 0,2 6 41,2 27,5 19,7 13,4 9,8
Liat
L ini berbeda dibandingkan dengan nilai
Tanah 0,2 6 537 372 254 202, 169, tahanan dari pengukuran elektroda tunggal
Berbat 3 4 dimana nilai tahanan pada kondisi ini lebih
u
rendah.
Tahanan pentanahan dengan elektroda
4.1.3 Pengukuran tahanan pentanahan ganda yang tertanam pada kondisi S < L juga
elektroda tunggal yang ditanam di mengalami penurunan nilai tahanan jika
septictank tanah dengan kedalaman kedalaman elektroda dari kedua elektroda
bervariasi. tersebut tertanam semakin dalam. Hanya saja
Data-data hasil pengukuran tahanan pada elektroda ganda dengan S < L
pentanahan dengan elektroda tunggal yang mempunyai nilai lebih besar dari nilai tahanan
ditanam di tanah dengan kedalaman bervariasi
dengan elektroda ganda pada kondisi S > L
ditunjukkan pada tabel 4.4
tetapi nilai tahanan pada kondisi ini lebih kecil
Tabel 4.4 Hasil pengukuran tahanan dengan
dari nilai tahanan dengan menggunakan
elektroda tunggal ditanam di septictank. elektroda tunggal. Penurunan nilai tahanan ini
Kondisi Jarak Tahanan (Ω) terjadi pada ketiga jenis tanah yang berbeda.
Tanah Elektroda
0,7 0,9 1,1 1,3 1,5 4.2.1 Analisis Elektroda Tunggal yang
Bantu (m)
m m m m m ditanam di septictank
Rawa 6 2,1 1,6 1,33 0,92 0,81 Pada kondisi ini juga kedalaman
penanaman elektroda sangat berpengaruh pada
Tanah Liat 6 18 13,6 10 8,7 7,3 hasil pengukuran tahanan pentanahan. Nilai
tahanan di septictank kemungkinan bisa
Tanah 6 64 52 32 25 21
berubah-ubah sesuai dengan volume debit air
Berbatu pada septictank tersebut. Bila dibandingkan
dengan nilai tahanan elektroda yang tertanam
4.2 Analisis dan Perhitungan Pengaruh pada jenis tanah liat dan tanah rawa, tahanan di
Kedalaman Elektroda yang ditanam di septictank bernilai lebih besar walaupun
tanah Terhadap Tahanan Pentanahan penanaman elektroda ditanam lebih dalam.
Struktur dan karakteristik tanah Penyebaran tegangan pada septictank
merupakan salah satu faktor yang mutlak terbatas hanya sebatas luas septictank tersebut.
diketahui karena mempunyai kaitan erat Faktor lain yang mempengaruhi perbedaan
dengan perencanaan sistem pentanahan yang nilai tahanan dibanding septictank diantaranya
akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah adanya pembatas antara septictank dan tanah
harganya bermacam-macam, tergantung pada yaitu adonan semen yang mempengaruhi
komposisi tanahnya. Batasan atau tingkat kelembaban tanah, yang perlu
10

diperhatikan juga adanya perbedaan


temperatur antara tanah disekitar dengan DAFTAR PUSTAKA
temperatur di dalam septicank sehingga nilai
tahanan di septictank lebih besar dibandingkan 1. Badan Standarisasi Nasional BSN,
dengan yang tertanam langsung di tanah. Peraturan Umum Instalasi Penangkal
Untuk tahanan dengan elektroda tertanam di Petir.
septictank di tanah berbatu bernilai lebih 2. Badan Standarisasi Nasional BSN,
rendah dikarenakan kelembaban tanah Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (
disekitar lebih rendah sehingga tidak PUIL 2000 .)
berpengaruh langsung terhadap nilai tahanan di 3. Dibyantoro, Primastro, Perencanaan
septictank Sistem pentanahan Pada Gardu Induk,
Tugas Akhir, Teknik Elektro Fakultas
V. PENUTUP Teknik Undip, Semarang, 2003.
5.1 Kesimpulan 4. Hutauruk, T.S, Pengetanahan Netral
Berdasarkan hasil pengukuran tahanan Sistem Tenaga dan Pengetanahan
pentanahan, maka dapat diambil kesimpulan Peralatan. Erlangga, Jakarta, 1991.
sebagai berikut : 5. Lanzoni, Joseph, Designing for a Low
Resistance Earth Interface (Grounding),
1. Tahanan elektroda pentanahan untuk Lighting Eliminators and Consultants Inc. :
elektroda tunggal maupun ganda akan Colorado, USA.
bernilai semakin kecil bila elektroda 6. Marsudi, Djiteng, Pembangkitan Energi
tersebut ditanam semakin dalam dari Listrik, Erlangga: Jakarta, 2005.
permukaan tanah baik yang tertanam di 7. Mueller, Jerome F, Standard Application
tanah ataupun tertanam di septictank. of Electrical Details, McGraw Hill Book
2. Untuk dua batang elektroda, bila jarak Company: United States of America, .
antara kedua elektroda menjadi lebih besar 1984.
dari panjang elektroda, maka nilai tahanan 8. Munandar, A.Aris, Dr, MSc. Dan Susumu
total pentanahan akan semakin kecil. Kawahara, Dr. Teknik Tenaga Listrik II,
3. Nilai tahanan pentanahan yang bernilai Transmisi Distribusi. Pradnya Paramita:
paling kecil untuk elektroda yang tertanam Jakarta.
di tanah dan septictank yaitu pada kondisi 9. Pabla, AS, Sistem Distribusi Daya Listrik,
jenis tanah rawa dibandingkan pada Erlangga: Jakarta, 1994.
kondisi tanah liat dan nilai tahanan 10. Stauffer, Brooke, Grounding Electrodes
pentanahan pada kondisi tanah liat lebih and Grounding Electrode Systems, 2008.
kecil dibandingkan dengan tanah berbatu. 11. Sverko, Elvis, Ground Measuring
4. Khusus penanaman elektroda batang Techniques: Electrode Resistance To
tunggal pada kondisi jenis tanah berbatu, Remote Earth & Soil Resistivity, ERICO,
memiliki nilai tahanan yang lebih rendah Inc. Facility Electrical Protection, U.S.A,
jika terpasang pada septictank 1999.
dibandingkan tertanam di tanah. 12. Swenson, David, Electrical Resistance and
Resistivity, Nelson Publishing Inc, 2003.
5.2 Saran 13. Tadjuddin,, Elektroda Batang Mereduksi
1. Pengukuran dan analisis bisa Tahanan, Ujung Pandang, 1998.
dikembangkan dengan metode kondisi 14. Technical Brief, Resistivity, Resistance,
tanah dan jenis elektroda yang lain. Resistance to Ground, USA, 1990 .
2. Jika akan memasang elektroda pentanahan 15. Zoro, Reynaldo, Karakteristik Petir
dengan elektroda di septictank perlu Tropis, ITB, Bandung, . 1999.
dipertimbangkan faktor keselamatan, 16. --------------, Instruction Manual Digital
karena jika terjadi sambaran petir maka Earth Resistance Tester, Kyoritsu
ada kemungkinan septictank akan meledak Electrical Instrumens Works, Ltd.
akibat dilewati arus gangguan petir,
sehingga untuk mengatasi masalah ini,
sebaiknya penanaman elektroda tersebut
tertanam di tanah didasar septictank
tersebut.
11

Biodata Penulis
Arif Dermawan (L2F303424)
Dilahirkan di Jakarta tanggal
15 September 1981. Saat ini
sedang menyeleaikan studi S1
pada Fakultas Teknik Elektro
Universitas Diponegoro
konsentrasi Tenaga.

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing I

Ir. Juningtyastuti
NIP. 131 285 569
Tanggal ………………….

Pembimbing II

Abdul Syakur, S.T, M.T


NIP. 132 231 132
Tanggal ………………….

Anda mungkin juga menyukai