Tentang ; Pengujian Beban Nol, Hubung Singkat dan Berbeban pada Tranformator 1 Fasa
Dosen Pembimbing :
Dibuat oleh :
Nim : 18064071
FAKULTAS TEKNIK
2020
APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGUJIAN BEBAN NOL DAN HUBUNG
SINGKAT PADA TRANSFORMATOR.
dimana :
Bila belitan lilitan kawat tembaga di sisi sekunder pada gambar 1 diatas
dihubungkan dengan beban, maka akan terlihat seperti pada gambar 2. N1 adalah
jumlah lilitan di sisi primer dan N2 adalah jumlah lilitan di sisi sekunder. Belitan sisi
sekunder terhubung ke beban dan diasumsikan bahwa arus yang keluar dari belitan
sekunder adalah bernilai positif, maka arus tersebut akan menghasilkan gaya gerak
magnet yang berlawanan arah dengan yang dihasilkan oleh arus dari lilitan primer.
Dengan menganggap resistansi belitan dapat diabaikan, maka akan dihasilkan flux
yang terbatas pada inti trafo yang menghubungkan kedua inti belitan (flux bocor
diasuksikan dapat diabaikan).
Dengan asumsi tersebut di atas, maka pada gambar 1 dapat dikatakan apabila tegangan
yang berubah waktu v1 diberikan pada belitan primer akan dihasilkan flux inti φ yang
menghasilkan gaya gerak listrik e1 yang sebanding dengan tegangan v1.
Flux pada inti juga terhubung ke bagian sekunder trafo sehingga menghasilkan induksi
gaya gerak gerak listrik emf e2 sehingga belitan sekunder akan menghasilkan tegangan pada
terminalnya dengan persamaan.
Perbandingan arus yang mengalir pada sisi primer dengan sisi sekunder adalah berbanding
terbalik dengan perbandingan antara jumlah lilitan pada kedua belitan trafo. Dari persamaan
(4) dan (7) dapat dituliskan persamaan berikut
Dari persamaan (8) dapat dikatakan bahwa suplai daya yang terjadi pada sisi primer trafo
akan bernilai sama dengan yang disalurkan pada sisi sekundernya akibat dari tidak adanya
disipasi daya dan rugi-rugi daya.
Pada umumnya, satuan – satuan yang ada pada rangkaian ekivalen trafo sudah
diinformasikan pada nameplate trafo saat trafo sudah melewati serangkaian pengujian pada
laboratorium sehingga dapat digunakan di lapangan. Namun, untuk dapat mengetahui
parameter reaktansi dan induktansi tiap belitan pada trafo, dapat dilakukan dengan dua jenis
pengujian, yakni uji hubung singkat dan uji opencircuit. Uji hubung singkat digunakan untuk
mengetahui impedansi ekivalen dari kedua belitan (R1+jX1 dan R2+jX2), sedangkan uji
open-circuit yang dilakukan dengan keadaan sisi sekunder terbuka, dilakukan untuk
mengetahui rugi – rugi magnetik trafo (Rc dan Xm) yang dimodelkan secara paralel dengan
kedua belitan pada trafo. Rugi – rugi magnetik ini disebabkan oleh inti trafo dan belitan trafo
yang menghasilkan fluksi pada trafo.
Untuk keadaan short circuit, maka berlaku formula sebagai berikut ini untuk mengetahui
parameter impedansi tiap belitan trafo.
Untuk saat keadaan open-circuit, maka digunakan formula berikut ini untuk mengetahui
parameter Rc dan Xm.
Gambar Rangkaian Equivalen Trafo Beban Nol
1. Beban nol
Pengujian tanpa beban dilakukan untuk mendapatkan nilai tahanan
magnetisasi yang juga berhubungan dengan rugi-rugi inti serta perbandingan belitan
transformator. Selama pengujian beban nol ini, tegangan yang diberikan pada
kumparan primer.
Transformator satu fasa yang terdiri dari kumparan primer dan sekunder
tersusun sedemikian rupa dimana sumber tegangan arus bolak-balik dengan frekuensi
50 Hz atau 60 Hz dihubungkan pada sisi primer, sedangkan sisi sekunder dalam
keadaan terbuka artinya tidak terangkai dengan beban. Pada waktu transformator
dalam keadaan tidak berbeban arus dan yang mempunyai perbedaan sangat kecil,
hal ini dapat dilihat dari resistan kumparan dengan resistan magnetisasi inti . Hal
yang sama diperoleh reaktansi kumparan dengan reaktansi medan bocor.
Saat transformator tanpa beban yang perlu diperhatikan adalah komponen
resistansi magnetisasi R, dan reaktansi medan bocor . Daya input transformator
tanpa beban merupakan rugi inti yang terdiri dari rugi hysteresis rugi arus pusar
(eddy current). Karakterstik , merupakan grafik linear, setelah menempuh daerah
tertentu terjadi kejenuhan , maka terjadi garis lengkung sama halnya dengan kurva B-
H.
Persamaan yang diperoleh merupakan garis lengkung , rugi-rugi pada
transformator tanpa beban dengan parameter sebagai berikut:
Dari percobaan tanpa beban dapat juga ditetapkan perbandingan transformasi.
Dengan mengukur tegangan input pada sisi kumparan primer sedangkan tegangan
ouput pada sisi sekunder.
2. Hubung singkat
Transformator satu fasa percobaan hubung singkat adalah transformator pada
sisi primer diberikan tegangan sedangkan pada sisi sekunder terminal output
dihubung singkat (short circuit). Akibat peristiwa ini akan timbul gaya
elektrodinamis yang cukup besar sehingga membahayakan transformator tersebut.
Oleh sebab itu dalam melakukan percobaan hubung singkat diperlukan pembatasan
tegangan dan arus yang diizinkan untuk setiap transformator. Dalam hal ini ada yang
berpedoman pada rating tegangan yang diizinkan 5% s/d 8% dari rating tegangan
nominal. Untuk transformator yang besar, arus hubung singkat (short circuit current)
diizinkan adalah 0,1 s/d 0,5% dari arus beban penuh Rangkaian ekuivalen 1 (satu)
fasa (gambar 3a) . saat transformator hubungan singkat resistan magnetisasi ,
reaktansi medan bocor , dan impedansi eksitasi sangat kecil sehingga dapat
diabaikan dibandingan dengan resistansi kumparan.
A. Rugi Inti
1. Pasang alat voltmeter, wattmeter dan amperemeter seperti gambar diatas apad sisi
primer yang merupakan tegangan rendah.
2. Sisi sekunder (tegangan tinggi) dibiarkan tanpa dibebani (beban nol)
3. Berikan tegangan V1 (tegangan nominal) pada terminal sisi primer.
4. Catat besarnya V1 pada voltmeter, daya input (Wo) pada wattmeter dan arus
tanpa beban (Io) pada amperemeter.
B. Rugi Tembaga
1. Pasang Alat Voltmeter, Wattmeter Dan Amperemeter Pada Sisi Tegangan Tinggi
(TT).
2. Sisi Tegangan Rendah (TR) Diberikan Beban ZL Diperkecil Menjadi Nol
Sehingga Hanya Impedansi Ze = Re + Jxe Yang Membatasi Arus. Karena Harga
Re Dan Xe Relatif Kecil Maka Harus Dijaga Agar Tegangan Yang Masuk (VSC)
Cukup Kecil Sehingga Arus Yang Masuk Tidak Melebihi Arus Nominal. Io
Relatif Kecil Dibandingkan Arus Nominal Sehingga Dapat Diabaikan.
3. Beri Tegangan Pada Sisi Primer (Sisi Tegangan Tinggi) Dan Naikkan Sedikit
Demi Sedikit Sampai Arus Hubungan Singkat (ISC) Sama Dengan Arus Beban
Penuh Trafo (I1).
4. Catat Daya Input Primer (WSC) Pada Wattmeter, Arus Primer (ISC) Pada
Amperemeter Dan Tegangan Input (VSC) Pada Voltmeter.
dan rumus untuk GGL induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah .
Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka dimana dengan
menyusun ulang persamaan akan didapat
sedemikian hingga dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.
VpIp = VsIs
Besar tegangan dan kuat arus pada trafo bergantung banyaknya lilitan. Besar tegangan
sebanding dengan jumlah lilitan. Makin banyak jumlah lilitan tegangan yang dihasilkan
makin besar. Hal ini berlaku untuk lilitan primer dan sekunder. Hubungan antara jumlah
lilitan primer dan sekunder dengan tegangan primer dan tegangan sekunder dirumuskan
Trafo dikatakan ideal jika tidak ada energi yang hilang menjadi kalor, yaitu ketika jumlah
energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah energi yang keluar pada
kumparan sekunder. Hubungan antara tegangan dengan kuat arus pada kumparan primer dan
sekunder dirumuskan
Wp = Wt
Dalam hal ini faktor (V × I) adalah daya (P) transformator. Berdasarkan rumus-rumus di
atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan
sekunder dapat dirumuskan sebagai
Dengan: