ID Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak PDF
ID Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak PDF
Isalmi Aziz
Abstrak
Biodiesel (metil ester) yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi minyak jelantah
merupakan bahan yang sangat potensial untuk menggantikan bahan bakar diesel. Biodiesel
ini diproduksi secara sinambung dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB). Pereaksi
yang digunakan adalah metanol dan katalis KOH. Proses dilakukan dengan kecepatan
pengadukan konstan sebesar 800 rpm, perbandingan ekivalen metanol dan minyak tetap
1,54 kali stokiometri, dan waktu tinggal 60 menit. Sedangkan suhu dan konsentrasi katalis
divariasikan. Nilai konstanta kecepatan reaksi di tinjau pada kondisi unsteady state RATB.
Korelasi konstanta kecepatan reaksi dengan suhu adalah k = 2(107) e-6312,2/T
ml/mgrek/menit dan konstanta kecepatan reaksi dengan konsentrasi katalis k=
3(10-4) e5,8742.Ckat ml/mgrek/menit. Kondisi proses yang optimal adalah 333 K dan
konsentrasi katalis 1 %.
Abstract
Metyl ester (biodiesel) were produced in continuous stirred tank reactor (CSTR) with
methanol reactan and KOH catalyst. The process is ran with the mixing intensities held
constant at 800 rpm, the equivalen ratio of methanol-oil maintained constant at 54 %
greather than its stochiometric ratio and 60 minute of recidence time. Temperature and
catalyst consentration are varied. Reaction rate constant is viewed in CSTR unsteady state.
Correlation of reaction rate constant and temperature is k = 2(107) e-6312,2/T ml/mgrek/menit,
while correlation of reaction rate constant and catalyst concentration is k = 3(10-4) e5,8742.Ckat
ml/mgrek/menit. Optimal process condition is obtained at 333 K and 1 % catalyst
concentration.
19
CH2-O-COR1 katalis R1COOR’ CH2OH Neraca massa minyak pada kondisi unsteady
3 R’OH + CH-O-COR2 R2 COOR’ + CHOH (1) state:
Alkohol CH2-O-COR3 R3COOR’ CH2OH Rate of input – rate of output – rate of
Trigliserida Ester Gliserol reaction = rate of accumulation
vTG.CTG0 vTG.CTG r.V V.CTG
d
(8)
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi dt
bolak balik yang relatif lambat. Untuk Dengan mensubstitusikan nilai (-r) dari
mempercepat jalannya reaksi dan meningkatkan persamaan (5) didapat persamaan :
hasil, proses dilakukan dengan pengadukan
yang baik, penambahan katalis dan pemberian dCTG vTG v
CTG 0 T CTG k .CTG
2
reaktan berlebih agar reaksi bergeser ke kanan. (9)
dt V V
Pemilihan katalis dilakukan berdasarkan
kemudahan penanganan dan pemisahannya dari
produk. Untuk itu dapat digunakan katalis asam 2. METODE PENELITIAN
, basa dan penukar ion (Groggins, 1958)
Reaksi transesterifikasi minyak goreng
Reaksi transesterifikasi pada persamaan bekas dilakukan pada kecepatan pengadukan
(1) dapat disederhanakan menjadi : tetap 800 rpm, perbandingan metanol dengan
minyak secara stokiometri 1,54 : 1 dan waktu
3 M + TG ES1 + ES2 + ES3 + G (2)
tinggal 60 menit. Variabel yang divariasikan
dengan : M = metanol
adalah suhu dan konsentrasi katalis.
TG = minyak, ES1, ES2, ES3 = ester
Proses dijalankan secara sinambung
G = gliserol
dalam reaktor alir tangki berpengaduk.
Minyak dengan volume tertentu dipanaskan
Persamaan reaksi (2) dapat disederhanakan sampai suhu yang diinginkan. Larutan
menjadi : metanol-KOH juga dipanaskan di tempat
3 M + TG 3 ES + G (3) terpisah. Setelah suhu kedua umpan tercapai,
kedua larutan dimasukan kedalam reaktor dan
Jika dinyatakan dalam ekivalen, persamaan (3) pengaduk dihidupkan.
menjadi : Selanjutnya umpan minyak dan larutan
metanol-KOH diumpankan kedalam reaktor
M + TG E + G (4) sesuai dengan laju alir yang ditetapkan.
Produk keluar dari reaktor secara sinambung
Darnoko dan Cheryan (2000),
dengan peluapan. Sampel diambil setiap 10
mereaksikan minyak sawit dengan metanol
menit untuk dianalisa kadar gliserolnya
menggunakan katalis KOH didapatkan order
menggunakan GC.
reaksi dua terhadap trigliserida. Widiono (1995)
juga mendapatkan order dua terhadap
trigliserida dari reaksi minyak jarak dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
metanol.
Pengaruh Suhu
Reaksi metanol dengan minyak adalah :
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa
(-r) = k.CTG2 (5)
semakin lama waktu reaksi konversi yang
dihasilkan semakin besar. Hal ini disebabkan
Neraca masa metanol pada kondisi unsteady karena lamanya waktu reaksi memberikan
state : kesempatan yang besar bagi molekul-molekul
Rate of input – rate of output – rate of reaction reaktan untuk saling bertumbukan dan
= rate of accumulation bereaksi.
vM .CM 0 vT .CM (r).V
d
V .CM (6)
Kenaikan konversi pada sepuluh
menit pertama cukup tajam. Ini terlihat jelas
dt
Dengan mensubstitusikan nilai (-r) dari pada suhu 323 K, dimana konversi yang
dihasilkan mencapai 69,67 %. Ini disebabkan
persamaan (5) didapat persamaan :
karena pada awal reaksi konsentrasi pereaksi
dCM vM v masih tinggi sehingga reaksi dapat
CM 0 T CM k.CTG
2
(7) berlangsung dengan cepat. Setelah melewati
dt V V
20
kondisi ini kenaikan konversi yang dihasilkan 0.12
hanya sedikit, rata-rata naik 2,5 % tiap 10 0.1
kr, ml/mgrek/menit
menit.
0.08
0.06
0.9 0.04
0.8
0.02
0.7
0
0.6 SUHU 303 K
300 310 320 330 340 350
Konversi
SUHU 313 K
0.5
SUHU 323 K Suhu, K
0.4 SUHU 333 K
0.3 SUHU 343 K
21
k = 3(10-4) exp ( 5,8742. Ckat ) (10)
0.9
t=10 menit
0.8
t=20 menit
0.7 t=30 menit
0.6 t=40 menit 4. KESIMPULAN
t=50 menit
Konversi
0.5
0.4
t=60 menit Dari penelitian yang telah dilakukan,
0.3 dapat diambil kesimpulan :
0.2 1. Kenaikan suhu dan konsentrasi katalis
0.1 dapat meningkatkan konversi dan
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
kecepatan reaksi transesterifikasi minyak
Konsentrasi katalis, % berat minyak jelantah.
2. Hubungan antara suhu dengan konstanta
kecepatan reaksi :
Gambar 4. Grafik hubungan konversi dengan
6312 , 2
konsentrasi katalis k r 2 .10 7 exp
T
Kenaikan konversi dan konstanta 3. Hubungan antara suhu dengan konstanta
kecepatan reaksi yang terjadi cukup signifikan, kece-patan reaksi
tetapi pada konsentrasi 1% menuju 1,25 %, k = 0,0003 exp ( 5,8742. Ckat )
kenaikan ini tidak cukup berarti. Secara
keseluruhan konversi pada konsentrasi 1 % UCAPAN TERIMA KASIH
lebih tinggi dari konsentrasi 1,25 %, kecuali
Pada kesempatan ini penulis
pada menit ke 60 konversi lebih besar. Hal ini
mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR.
disebabkan karena terjadinya reaksi samping
Ir. Bardi Murachman, SU, DEA, dan Bapak Ir.
antara katalis KOH dengan minyak yang
Supranto, MSc, PhD atas segala masukan dan
dikenal dengan saponifikasi atau reaksi
sarannya, pimpinan dan staff Laboratorium
penyabunan yang menyebabkan hasil
Teknologi Minyak Bumi dan Laboratorium
penyabunan berupa surfaktan menghalangi
Konversi Energi FT UGM atas semua sarana
kontak antara minyak dengan metanol.
dan prasarana, dan teman-teman HIMMPAS
Akibatnya kecepatan reaksi dan konversi yang
UGM, S1 dan S2 Teknik Kimia UGM atas
dihasilkan menurun.
segala do’a dan dukungannya.
Dari gambar 5 didapatkan bahwa nilai
konstanta kecepatan reaksi maksimum didapat
NOMENKLATUR
pada konsentrasi katalis 1% yaitu 0,0920
mgrek/ml/menit untuk reaksi heterogen dan
CM0 = Konsentrasi metanol mula-mula,
0,0996 mgrek/ml/menit untuk model homogen.
mgrek/ml
Hubungan antara kosentrasi katalis
CM = Konsentrasi metanol, mgrek/ml
dengan konstanta kecepatan reaksi dapat dilihat
CTG0 = Konsentrasi minyak mula-mula,
pada gambar berikut.
mgrek/ml
CTG = Konsentrasi minyak, mgrek/ml
k = Konstanta kecepatan reaksi
0.12
ml/mgrek/menit
0.1
k r, m l/m grek /m enit
22
1272.
2. Groggins, P.H., 1958, “ Unit Processes in
Organic Synthesis “, 5 ed., Mcgraw Hill
Book Company, New York.
3. Kusuma, I.G.B.W., 2003,” Pembuatan
Biodiesel dari Minyak Jelantah dan
Pengujian terhadap Prestasi Kerja Mesin
Diesel”, Poros, volume 6 no 4 2003,
hal 227-234.
4. Westerterp, K.R., Van Swaaij, W.P.M., and
Beenackers, A.A.C.M., 1984, “ Chemical
Reactor and Operation ”, 2 ed., pp. 16, John
Wily and Sons, New York.
5. Widiono, B., 1995, “ Alkoholisis Minyak
Biji Jarak dalam Reaktor Kolom Berpulsa
secara Sinambung Ditinjau Dari Segi
Kinetika”, Tesis diajukan kepada Fakultas
Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
23