Anda di halaman 1dari 9

Pendangkalan Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu (L. Arifin, et.

al)

Pendangkalan Alur Pelayaran


di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu

L. Arifin, J.P. Hutagaol dan M.Hanafi


Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung 40174

Abstract

Shoaling always occurs in the sailing channel of Pulau Baai Bengkulu Harbour. To know the reason of the
shoaling, some information based on the result, of the analysis of several methods of marine geophysical
survey are therefore presented. The methods are echo-sounding, sea current and tide measurement.
Result of sounding shows that the deepest depth in the lagoon area is around 12 metres and the depth in the
channel area is also 12 metres.
Result of sea current measurement shows that current velocity during the spring tide is higher than the
velocity during the neap tide. Sedimentation is higher in the spring tide, moreover it is increased by the
existence of long shore current which transport the sediments into the channel. The type of the sea tide in the
harbour is a mixed semi diurnal type which means that the spring and the neap will occur once or twice a
day. The height of sea water level difference between spring tide and neap tide season is 1.53 metres.

Sari

Alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu selalu mengalami pendangkalan. Untuk mengetahui
penyebab pendangkalan tersebut maka akan diberikan beberapa informasi hasil kajian geofisika kelautan dari
beberapa metoda. Metoda tersebut terdiri dari pengukuran kedalaman laut, pengukuran arus dan pasang
surut.
Hasil pengukuran kedalaman laut memperlihatkan bahwa kedalaman yang paling dalam di bagian kolam
pelabuhan adalah sekitar 12 meter dan yang terdalam di daerah alur juga 12 meter. Pengukuran arus laut
memperlihatkan bahwa kecepatan arus pada saat pasang tertinggi lebih tinggi daripada kecepatan arus pada
saat surut terendah. Pengendapan lebih besar terjadi pada saat air pasang, apalagi ditambah dengan adanya
arus sepanjang pantai yang membawa sedimen ke arah alur. Tipe pasang surut laut di pelabuhan ini adalah
tipe campuran ganda, artinya pasang dan surut akan terjadi sekali atau dua kali dalam sehari. Adapun
perbedaan tinggi muka air pada saat air pasang dan saat air surut adalah 1,53 meter.

PENDAHULUAN selatan kota Bengkulu. Pelabuhan Pulau Baai


dijadikan sebagai daerah pelabuhan alternatif,
Lokasi Pelabuhan Pulau Baai terletak di daerahnya cukup luas dan relatif aman bagi
sekitar perairan Bengkulu Propinsi Bengkulu; kapal yang berlabuh. Pelabuhan ini berbentuk
dengan koordinat 102°16’00” - 102°19’20” BT kolam dengan alur pelayaran ke arah laut
dan 03°53”00 - 03°55’40” LS (Gambar 1). lepas. Dengan bentuk pelabuhan yang
Perairan Pulau Baai telah dibuka menjadi demikian maka kapal yang berlabuh cukup
daerah pelabuhan pada tahun tujuh puluhan. aman dari pengaruh gelombang samudra.
Projek pembuatan pelabuhan ini juga telah Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu
direncanakan pada tahun 1895 saat merupakan sarana pengangkutan laut dan
pemerintahan Hindia Belanda. Lokasi ini berpotensi sebagai pelabuhan pengangkut
telah dipilih menjadi pelabuhan karena batubara untuk keperluan dalam negeri dan
pelabuhan Bengkulu yang ada sudah tidak luar negeri.
memadai untuk dikembangkan. Pelabuhan
Pulau Baai terletak sekitar 15 km ke arah

29
Jurnal Geologi Kelautan, vol. 1, no. 3, Desember 2003 : 29 - 37

Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan

Seringnya terjadi pendangkalan disepanjang METODA PENYELIDIKAN


alur pelabuhan, disebabkan oleh adanya
pasokan sedimen yang berasal dari pantai. Penyelidikan dilakukan dengan metoda
Untuk mengatasi pendangkalan di alur tersebut maka pemeruman, pasang surut dan pengukuran
setiap tahun dilakukan pengerukan. Proses arus.
percepatan pendangkalan di daerah tersebut Pengukuran kedalaman laut dilakukan
sering sekali disebabkan karena perubahan dengan menggunakan seperangkat alat
keseimbangan kawasan pesisir yang diakibatkan oleh perum gema Odom Hydrotrac 200 KHz. Alat
aktivitas manusia itu sendiri. Pengembangan ini menghasilkan data kedalaman secara
wilayah di kawasan daratan pantai dan digital dan manual sepanjang lintasan yang
pembangunan bangunan pantai merupakan telah direncanakan.
salah satu faktor yang berkonstribusi terhadap Pengukuran pasang surut dilakukan selama
peningkatan proses pendangkalan dan erosi. 15 hari dengan menggunakan rambu ukur
Untuk mengetahui pendangkalan yang terjadi yang diamati setiap satu jam sekali. Lokasi
di alur pelayaran maka, tim Puslitbang pengamatan pasang surut terletak di bagian
Geologi Kelautan melakukan penyelidikan dermaga pelabuhan Pulau Baai. Data
dengan metoda pemeruman, pasang surut pengamatan pasang surut dianalisis dengan
dan pengukuran arus. Maksud dan tujuan metoda The British Admiralty (Doodson, drr.,
penyelidikan adalah memberikan masukan 1936). Dari analisa yang dilakukan akan
data kepada pemerintah daerah dengan diperoleh kedudukan muka air laut rata-rata
harapan dapat dipergunakan untuk dan tetapan/konstanta harmonik pasang
pengembangan pelabuhan di masa yang akan surut.
datang.

30
Pendangkalan Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu (L. Arifin, et.al)

Pengukuran arus dilakukan dengan menggunakan terdapat di bagian tengah kolam dan di
Current meter DMC-3M. Pengambilan data bagian alur (jalur pintu masuk kapal). Di
dilakukan pada saat pasang purnama dan bagian luar pelabuhan atau di bagian lepas
pasang mati atau pada saat spring dan neap. pantai kedalaman laut mencapai 18 meter.
Morfologi dasar laut di pelabuhan Pulau Baai
umumnya tidak teratur dan membentuk
Data Penyelidikan cekungan di bagian tengah kolam (Arifin,
Sistem penentuan posisi yang digunakan
drr., 2001). Kedalaman cekungan tersebut
untuk pengambilan data adalah sistim GPS
ditunjukkan oleh garis kontur dengan kedalaman
(Global positioning System) dengan memakai
12 meter. Di bagian alur kapal morfologinya
seperangkat GPS Garmin 210 yang dilengkapi
membentuk alur yang memanjang dari kolam
dengan laptop Toshiba. Metoda ini digunakan
pelabuhan sampai ke arah laut lepas dengan
untuk menentukan posisi kapal pada saat
kedalaman alur antara 9 meter sampai 12
pemeruman dan pengukuran arus.
meter yang terdapat di bagian tengah alur. Di
Pasang surut diamati selama 15 hari. Dari bagian pantai sampai lepas pantai morfologi
data hasil pengukuran pasang surut diperoleh dasar laut agak tidak teratur, terutama di
kurva pasang surut seperti pada Gambar 2. bagian dekat pantai yaitu yang ditunjukkan
Panjang lintasan pemeruman yang diperoleh oleh garis kontur 6 meter sampai 15 meter.
sekitar 300 kilometer. Adapun lintasan Kontur kedalaman 12 meter sampai 18 meter
pemeruman seperti pada Gambar 3. menunjukkan morfologi dasar laut agak
Pengukuran kecepatan dan arah arus dilakukan teratur di mana kedalaman laut semakin
selama 25 jam dan pengambilan data dibaca dalam ke arah barat.
setiap 1 (satu) jam. Untuk mengetahui gambaran runtunan di
kolam pelabuhan, ditampilkan hasil rekaman
seismik pantul dangkal (Gambar 5).
HASIL PENYELIDIKAN Ditafsirkan bahwa runtunan sedimen terdiri
atas runtunan A dan B (Nasrun, drr., 1996).
1. Morfologi Dasar Laut Runtunan A mempunyai gambaran pantulan
Dari hasil pengukuran kedalaman dasar laut hampir paralel dan berbintik kacau dan
dibuat peta batimetri pelabuhan Pulau Baai runtunan B dengan gambaran pantulan
dengan skala 1:10.000 seperti terlihat pada hampir paralel dan terputus-putus yang
Gambar 4. membentuk bidang miring.
Kedalaman air di kolam pelabuhan antara 0
sampai 13 meter. Kedalaman 12 meter

Gambar 2. Kurva pasang surut di Pelabuhan Padang Baai

31
Jurnal Geologi Kelautan, vol. 1, no. 3, Desember 2003 : 29 - 37

Gambar 3. Peta lintasan pemeruman

32
Pendangkalan Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu (L. Arifin, et.al)

Gambar 4. Peta batimetri daerah selidikan

33
Jurnal Geologi Kelautan, vol. 1, no. 3, Desember 2003 : 29 - 37

Gambar 5. Penafsiran rekaman seismik di Pelabuhan Padang Baai (Nasrun, drr., 1996)

34
Pendangkalan Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu (L. Arifin, et.al)

Dari penafsiran tersebut terlihat bahwa pasang, air laut memasuki kolam dengan
sedimen yang paling atas menutupi seluruh kecepatan cukup besar yaitu masing-masing
bagian runtunan yang ter-erosi dan runtunan 0,50, 0,46 dan 0,44 meter/detik. Sebaliknya
yang menggelombang dan miring. pada saat air surut, air di pelabuhan ke luar
menuju laut. Hal ini ditunjukkan oleh arah
arus pada saat surut, dengan arah dari
2. Karakteristik Pasang Surut
tenggara menuju ke baratlaut dengan
Data pasang surut hasil pengukuran selama kecepatan terbesar sekitar 0,03 meter/detik.
15 piantan (seri pendek) dianalisis dengan Demikian juga arah arus dikedalaman 1,3 dan
metoda The British Admiralty. 5 meter menunjukkan bahwa air di pelabuhan
Hasil analisis berupa amplitudo dari masing- menuju ke arah luar dengan kecepatan paling
masing konstanta harmonik pasang surut besar yaitu 0,46 meter/detik.
ditunjukkan oleh tabel 1.

Tabel 1. Konstanta-konstanta Harmonik Pasang Surut

So M2 S2 N2 K2 K1 O1 P1 M4 MS4
A( cm) 153,6 32,7 18,3 7,7 4,2 12,8 5,9 4,2 0,3 1,1
go 274,6 222,2 7,8 222,2 306,1 275 306,1 225,6 260,8

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh PEMBAHASAN


harga muka laut rata-rata adalah 1,53 meter.
Tinggi muka laut tertinggi adalah 2,33 meter 1. Morfologi Dasar Laut
atau 70 dm diatas muka laut rata-rata.
Sedangkan muka laut terendah adalah 83 dm Dari hasil kedalaman laut di pelabuhan
di bawah muka laut rata-rata. dihasilkan peta batimetri terlampir. Pada saat
penelitian dilakukan kedalaman laut di
Dari perhitungan diperoleh harga bilangan
bagian alur menujukkan kedalaman
Formzal (F) = 0.3686
maksimum adalah 12 meter. Kedalaman
Kondisi ini menunjukkan bahwa tipe pasang tersebut hampir sama dengan keadaan di
surut di Pelabuhan Pulau Baai adalah tipe bagian kolam pelabuhan. Hasil pemetaan
mixed semi diurnal, artinya pasang dan surut kedalaman ini menunjukkan bahwa alur telah
akan terjadi sekali atau dua kali dalam sehari. dikeruk pada saat pengukuran dilakukan.
Pengukuran kedalaman laut yang dilakukan
tim Pusat Penelitian dan Pengembangan
3. Arus
Geologi Kelautan (Nasrun, drr., 1996)
Hasil pengukuran arus yang dilakukan di menunjukkan bahwa kedalaman di bagian
alur pelabuhan Pulau Baai ditunjukkan oleh tengah kolam (terdalam) adalah sekitar 10
Gambar 6. Dari data tersebut dapat dihitung meter. Dengan kedalaman antara 10 sampai
kecepatan dan arah dari arus pasang. 12 meter, kapal pengangkut batubara dan
Kecepatan dan arah arus pasang surut kapal lainnya dapat lewat dengan aman. Dari
diperoleh dari perhitungan komponen arus data kedalaman alur hasil pengukuran yang
utara dan timur. Perhitungan tersebut dilakukan Pelindo pada bulan April 2001
diperoleh dari data kecepatan dan arah arus menunjukkan bahwa kedalaman alur sekitar 5
permukaan yaitu pada kedalaman 1 meter. meter. Pada kedalaman tersebut alur harus
Arus pasang surut terbesar yaitu pada saat dikeruk sampai kedalaman tertentu yaitu
pasang dengan kecepatan 0,54 meter/detik sekitar kedalaman 12 meter. Dari hasil
dan arahnya dari baratlaut menuju tenggara. pengukuran kedalaman laut ini tidak dapat
Arah tersebut menunjukkan bahwa pada saat diketahui berapa besar kecepatan sedimentasi
air pasang, air laut memasuki kolam. Arah yang terjadi di alur, karena tidak ada data
arus pada kedalaman 1,3 dan 5 meter pembanding dari pengukuran sebelumnya.
menunjukkan juga bahwa pada saat air Volume pengangkutan sedimen (sediment

35
Jurnal Geologi Kelautan, vol. 1, no. 3, Desember 2003 : 29 - 37

transport rate) dan kecepatan pengendapan pasang mati, sedimen yang diendapkan
sedimen (depositional rate) di perairan Padang menuju keluar, tetapi tidak sebanyak yang
Baai dapat diperkirakan melalui pendekatan dibawa pada saat air pasang. Ketidak-
parameter hidrodinamika laut dan unsur seimbangan ini diduga karena kecepatan arus
kimia partikel sedimen. Berdasarkan pada saat pasang purnama lebih besar dari
perhitungan maka kecepatan pengangkutan kecepatan pada saat air pasang mati dan juga
sedimen sejajar pantai (longshore sediment dipicu oleh arus sejajar pantai yang
transport rate) di sekitar alur Pulau Baai yaitu mengendapkan sedimen dengan arah ke
sekitar 0.4 x 106 m3 per tahun. Dari hasil kajian baratdaya.
dapat diketahui bahwa sedimentasi yang
paling besar terjadi yaitu di bagian pir sebelah
KESIMPULAN
barat. Pelamparan sedimentasi ini melebar
kearah timur sehingga pendangkalannya Dari kajian data tersebut di atas menunjukkan
meluas ke arah pir bagian timur. Berdasarkan bahwa proses sedimentasi di pelabuhan
hasil analisis contoh sedimen, pendangkalan Padang Baai berlangsung cukup cepat. Peta
di bagian kolam umumnya diisi oleh sedimen batimetri hasil pengukuran menunjukkan
lanau dan pasir. Hal ini sesuai dengan hasil kedalaman laut di alur sekitar 12 meter. Bila
penafsiran rekaman seismik yang umumnya dibandingkan dengan hasil pengukuran
mempunyai gambaran pantulan sejajar dan sebelumnya (PT. Pelindo), maka kedalaman
hampir sejajar. pada saat penelitian dilakukan telah
mengalami pengerukan. Dari peta batimetri
dapat dilihat bahwa pendangkalan yang
2. Pasang surut
terjadi yaitu di bagian alur terutama di bagian
Perbedaan tinggi air pada saat pasang pir sebelah barat. Keadaan ini sesuai dengan
tertinggi dan surut terendah adalah 1.2 meter. arah arus pasang, di mana pada saat pasang
Perbedaan tinggi ini perlu diperhatikan oleh terjadi, sedimentasi diendapkan ke arah
kapal yang akan memasuki alur pelabuhan. tersebut. Demikian juga dari data arus,
Untuk kapal dengan draft 10 meter sebaiknya menunjukkan bahwa sedimen yang dibawa
masuk ke pelabuhan pada saat air pasang. arus sepanjang pantai cenderung kearah yang
Peta batimetri terbaru dan data pasang surut sama. Dari pemetaan sedimen permukaan
sangat perlu dimiliki oleh nakhoda kapal, dasar laut diketahui bahwa sedimen yang
karena kedua data ini dapat memandu kapal diendapkan adalah pasir yang berasal dari
sewaktu melewati alur. Perhitungan pasang sekitar pantai. Untuk mengatasi pendangkalan
surut yang dilakukan menghasilkan yang terjadi, pihak pelabuhan melakukan
pembacaan muka laut rata rata pada pengerukan setiap tahunnya. Pengerukan
kedudukan 1,52 meter. Untuk keperluan dilakukan setelah dilakukannya pengukuran
pelayaran maka peta batimetri yang dibuat kedalaman laut. Untuk mengurangi volume
disurutkan sampai 70 dm di bawah muka laut sedimentasi yang terjadi perlu dikaji lagi
rata-rata. penentuan arah pondasi pir. Posisi pir yang
ada sekarang ini tampaknya juga sebagai
perangkap sedimen yang menyebabkan
3. Arus
pendangkalan terjadi.
Hasil perhitungan arus menunjukkan bahwa
pada saat air pasang, air laut masuk ke kolam
DAFTAR PUSTAKA
pelabuhan dengan kecepatan rata-rata 0,54
meter/detik, sedangkan pada saat air surut, Arifin, L., J.P. Hutagaol, M. Hanafi, Y.Darlan.,
air dari kolam pelabuhan menuju ke laut Supryadi, 2001, Laporan Kajian Proses
lepas dengan kecepatan 0,03 meter/detik. Bila Sedimentasi Untuk Alur Transportasi
dibandingkan terlihat bahwa kecepatan arus Batubara di Pulau Baai Bengkulu.
pada saat air pasang lebih besar dari Tidak dipublikasi.
kecepatan arus pada saat air surut. Oleh Doodson, A.T., H.D. Warburg., 1936,
karena itu dapat dikatakan bahwa pada saat Admiralty Tide Tables Part III,
air pasang purnama lebih banyak sedimen Hydrographic Department Admiralty,
yang diendapkan ke kolam pelabuhan London.
khususnya dibagian alur. Pada saat air

36
Pendangkalan Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu (L. Arifin, et.al)

Nasrun, S. Lubis, H. Kurnio, M. Situmorang, PT. Pelindo, 2000, Peta Batimetri Pelabuhan
Y. Noviadi., Suprijadi, Budiman, Pulau Baai, Skala 1:10.000. Tidak
Hartono, 1996, Laporan Penyelidikan dipublikasi. ™
Geologi dan Geofisika Dalam
Pengelolaan, Pengembangan dan
Pemanfaatan Kawasan P. Baai dan
Sekitarnya, Bengkulu. Pusat
Pengembangan Geologi Kelautan
Bandung. Tidak dipublikasi.

37

Anda mungkin juga menyukai