Aplikasi Patient Safety Era Pandemic Covid-19
Aplikasi Patient Safety Era Pandemic Covid-19
Oleh
Segala puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
untuk memenuhi mata kuliah K3 dengan judul ” Aplikasi Teori Patient Safety di unit
Pelayanan Kesehatan Era Pandemi Covid-19” Penulisan ini di maksudkan untuk
melengkapi tugas-tugas yang sudah diberikan kepada kami.
Dengan menyelesaikan tugas ini tidak jarang penulis memenuhi kesulitan. Namun
penulis sudah berusah sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca yang sifatnya membangun
untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih
baik lagi. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Penyususn
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
3.1 Kesimpulan.........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2.7 Bagaimana Gejala Klinis
1.2.8 Bagaimana Klasifikasi Klinis
1.2.9 Bagaimana Tatalaksana
1.2.10 Bagaimana Definisi Patient Safety
1.2.11 Bagaimana Tujuan Sistem Patient Safety
1.2.12 Bagaimana Aplikasi Patient Safety Era Pandemic Covid-19
1.2.13 Bagaimana Prinsip Pencegahan dan Strategi Pengenalian Secara Umum
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui
v
BAB II
PEMBAHASAN
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan karakteristik
genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus
dan gamma coronavirus.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia).
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari
kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan
SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
2.2 Karekteristik
Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips, sering pleimorfik
dengan diameter sekitar 50-200m.5 Semua virus ordo Nidovirales memiliki kapsul, tidak
bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom RNA sangat panjang.12 Struktur
coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan
virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan
vi
merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan
dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang)
Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan
oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit, eter,
alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform.
Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat
hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih
jarang, yaitu:
Diare
Sakit kepala
Konjungtivitis
Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
Ruam di kulit
vii
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona.
2.4 Patogenesis
Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk
Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian severe
acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East respiratory syndrome (MERS).
Namun pada kasus SARS, saat itu host intermediet (masked palm civet atau luwak) justru
ditemukan terlebih dahulu dan awalnya disangka sebagai host alamiah.
2.5 Patofisiologi
Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia.
Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang
mambantu adaptasi severe acute respiratory syndrome virus corona 2 pada inang.
Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan
genom yang menyebabkan outbreak di kemudian hari.
viii
sebagai pengatur receptor binding domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi
dalam fusi membran antara sel virus dan sel inang.
Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang.
RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk kompleks
replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis
subgenomik RNA yang mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.
Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein nukleokapsid, dan
glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus. Virion kemudian akan berfusi
ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-
virus yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit
T, dan traktus respiratori bawah, yang kemudian menyebakan gejala pada pasien.
ix
2.6 Pathway covid 19
x
2.7 Gejala Klinis
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38˚C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain
itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti
diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu.
Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik,
asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi
dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak
disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian
kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul erupa gejala yang
tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai
dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot.
b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada
tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai
dengan batuk atau susah bernapas
c. Pneumonia berat
Pada pasien dewasa
Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress
pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar. 26
xi
Kriteria definisi Severe Community-acquired Pneumonia (CAP) menurut
Diseases Society of America/American Thoracic Society.
Pada pasien anak-anak:
Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu diantara kondisi berikut:
- Sianosis central atau SpO2 <90%
- Distress napas berat (retraksi dada berat)
- Pneumonia dengan tanda bahaya (tidak mau menyusu atau minum; letargi
atau penurunan kesadaran; atau kejang)
Onset: baru atau perburukan gejala respirasi dalam 1 minggu setelah diketahui
kondisi klinis. Derajat ringan beratnya ARDS berdasarkan kondisi hipoksemia.
Hipoksemia didefinisikan tekanan oksigen arteri (PaO₂) dibagi fraksi oksigen
inspirasi (FIO₂) kurang dari< 300 mmHg.
2.9 Tatalaksana
1. Isolasi pada semua kasus Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan
maupun sedang. Pasien bed-rest dan hindari perpindahan ruangan atau pasien.
4. Suplementasi oksigen Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan SARI,
distress napas, hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5l/menit
dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada pasien
hamil.
5. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat Pasien dengan distress napas yang gagal
dengan terapi standar oksigen termasuk gagal napas hipoksemia berat.
xii
6. Terapi cairan Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien
dengan SARI harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika pemberian
cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi distress napas atau oksigenasi.
Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit.
8. Terapi simptomatik Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan
lainnya jika memang diperlukan.
10. Observasi ketat Kondisi pasien perlu diobservasi ketat terkait tanda-tanda
perburukan klinis, kegagalan respirasi progresif yang cepat, dan sepsis sehingga
penanganan intervensi suportif dapat dilakukan dengan cepat.
11. Pahami komorbid pasienKondisi komorbid pasien harus dipahami dalam tatalaksana
kondisi kritis dan menentukan prognosis. Selama tatalaksana intensif, tentukan
terapi kronik mana yang perlu dilanjutkan dan mana yang harus dihentikan
sementara.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko
xiii
Keselamatan petugas pelayanan kesehatan pun sangatlah penting dalam menjamin
semua petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien juga
memerlukan perlindungan terhadap infeksi/mikroorganisme dengan penggunaan Alat
Pelindung Diri
1. Triase
Masker medis untuk pasien suspek
Ruang isolasi atau area terpisah
Jarak minimal 1 meter dari pasien lain
Ajari etika batuk dan bersin
Hand hygiene
xiv
Gunakan pelindung mata jika menangani dekat pasien
Batasi aktivitas paesien keluar ruangan
xv
Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan hand
sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %, jika air dan
sabun tidak tersedia.
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit.
Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit atau
segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di luar.
Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue
pada tempat yang telah ditentukan.
Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering
disentuh.
BAB III
xvi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronavirus
adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus
ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Meski
disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki
beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran
dan keparahan gejala.
DAFTAR PUSTAKA
xvii
1. WHO. Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report-1. Januari 21, 2020.
2. The Straits Times. China reports first death in Wuhan pneumonia outbreak
[Homepage on The Internet]. Cited Jan 28th 2020. Available on:
https://www.straitstimes.com/asia/east-asia/china-reports-first-death-in-wuhan-
pneumonia-outbreak.
3. Centers for Disease Control and Prevention. Human Coronavirus types. Cited Feb
13rd 2020. Available on: https://www.cdc.gov/coronavirus/types.html
4. AFP, Institute Pasteur. How deadly coronavirus is transmitted from animals to
humans. [Homepage on The Internet]. cited Jan 28th 2020. Available on:
https://ewn.co.za/2020/01/23/how-the-deadly-coronavirus-is-transmitted-from-
animals-to-humans.
5. World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory
infection when novel coronavirus (2019-nCoV) infection is suspected. interim
guidance. [Serial on The Internet]. Cited Jan 30th 2020. Available on:
https://www.who.int/publications-detail/clinical-management-of-severe-acute-
respiratory-infection-when-novel-coronavirus-(ncov)-infection-is-suspected.
6. WHO. Global Surveillance for human infection with novel coronavirus (2019-
nCoV). [Serial on The Internet]. Cited Feb 3rd 2020. Available on:
(https://www.who.int/publications-detail/globalsurveillance-for-human-infection-
with-novelcoronavirus-(2019-ncov)
7. WHO. Infection prevention and control during health care when novel coronavirus
(nCoV) infection is suspected, interim guidance. [serial on The Internet]. cited Feb
2nd 2020. Available on:https://www.who.int/publications-detail/infection-
prevention-and-control-during-health-care-when-novel-coronavirus-(ncov)-
infection-is-suspected-20200125. (Jan 25th 2020)
xviii