Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2087-3832

Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016

DEWAN REDAKSI

Pelindung : Dr.Eng. Fritz Akhmad Nuzir, ST, MA


(Dekan Fakultas Teknik
Universitas Bandar Lampung)

Penanggung Jawab : Ir. Indra Surya, MT


(Ketua Program Studi Teknik Mesin UBL)

Pimpinan Redaksi : Ir. Najamudin, MT

Ketua Dewan Penyunting : Ir. Zein Muhamad , MT.

Dewan Penyunting : Ir. Najamudin, MT. (UBL)


Witoni, ST, MM. (UBL)
Harjono Saputro, ST, MT. (UBL)
Dr. Gusri Akhyar Ibrahim, ST, MT. (Unila)
Dr. Amrizal, ST, MT. (Unila)

Editor : Kunarto, ST, MT

Sekretariat : Ir. Bambang Pratowo, MT.


Suroto Adi

Penerbit : Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Univesitas Bandar Lampung

Alamat Redaksi :
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Bandar Lampung
Jalan ZA Pagar Alam No 26, Labuhan Ratu
Bandar Lampung 35142
Telp./Faks. : 0721-701463 / 0721-701467
Email : jtmesin@ubl.ac.id

i
Jurnal Teknik Mesin Universitas Bandar Lampung, Vol 2 No.1, Oktober 2016
ISSN 2087-3832

Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016

DAFTAR ISI

Halaman
Dewan Redaksi .........................................................................................................................i
Daftar Isi ..................................................................................................................................ii
Pengantar Redaksi....................................................................................................................iii

Peningkatan Kualitas Kekuatan Bahan Plat Dinding Corong Tuang


(Hopper) Melalui Proses Chromizing Untuk Meningkatkan Jumlah
Produksi Batu Bara
Najamudin dan Bambang Pratowo ......................................................................................1-18

Pengaruh Perlakuan Quenching-Tempering Terhadap Kekuatan Impak


Pada Baja Karbon Sedang
Muhamad Yunus, Najamudin dan Kurniadi ......................................................................19-25

Serat Tebu (Bagasse) Sebagai Bahan Pengisi Pada Komposit


Dengan Matriks Resin Poliester
Kunarto dan Indra Sumargianto .........................................................................................26-36

Sifat Mekanis Komposit Serat Acak Limbah Sabut Kelapa


Bermatriks Polyester Resin
Indra Surya dan Suhendar ...................................................................................................37-48

Analisis Kekuatan Fatik Baja Karbon Rendah


SC10 Dengan Tipe Rotary Bending
Bambang Pratowo dan Novran Apriansyah .............................................................................49-58

Penentuan Daya Kompresor Air Conditioning (AC)


Pada Kendaraan Bus
Zein Muhamad ........................................................................................................................59-66

Informasi Penulisan Naskah Jurnal..........................................................................................67

ii
Jurnal Teknik Mesin Universitas Bandar Lampung, Vol 2 No.1, Oktober 2016
ISSN 2087-3832

Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016

PENGANTAR REDAKSI

Puji syukur kepada Allah SWT, atas terbitnya kembali Jurnal Teknik Mesin Universitas
Bandar Lampung, Vol 2 No.1, Oktober 2016, rencananya jurnal ini akan diterbitkan 2 kali
dalam setahun yaitu bulan April dan bulan Oktober setiap tahunnya.
Pada kesempatan kali ini redaksi menerbitkan 6 buah karya tulis hasil penelitian yang berasal
dari staff pengajar internal Universitas Bandar Lampung, dan satu diantaranya dari luar
Universitas Bandar Lampung.
Karya tulis hasil penelitian disajikan oleh Najamudin dan Bambang Pratowo dengan
judul “Peningkatan Kualitas Kekuatan Bahan Plat Dinding Corong Tuang (Hopper)
Melalui Proses Chromizing Untuk Meningkatkan Jumlah Produksi Batu Bara”,
Muhamad Yunus, Najamudin dan Kurniadi dengan judul “Pengaruh Perlakuan Quenching-
Tempering Terhadap Kekuatan Impak Pada Baja Karbon Sedang”, Kunarto dan Indra
Sumargianto dengan judul “Serat Tebu (Bagasse) Sebagai Bahan Pengisi Pada Komposit
Dengan Matriks Resin Poliester”, Indra Surya dan Suhendar dengan judul “Sifat Mekanis
Komposit Serat Acak Limbah Sabut Kelapa Bermatriks Polyester Resin”. Bambang
Pratowo dan Novran Apriansyah dengan judul “Analisis Kekuatan Fatik Baja Karbon Rendah
SC10 Dengan Tipe Rotary Bending”, Zein Muhamad dengan judul “Penentuan Daya
Kompresor Air Conditioning (AC) Pada Kendaraan Bus”.

Semoga jurnal yang kami sajikan ini bermanfaat untuk semua dan jurnal ini terus melaju
dengan tetap konsisten untuk memajukan misi ilmiah. Untuk edisi mendatang kami sangat
mengharapkan peran serta rekan-rekan sejawat untuk mengisi jurnal ini agar tercapai
penerbitan jurnal ini secara berkala.

Bandar Lampung, Oktober 2016

Redaksi

iii
Jurnal Teknik Mesin Universitas Bandar Lampung, Vol 2 No.1, Oktober 2016
Pengaruh Perlakuan Quenching-Tempering
Terhadap Kekuatan Impak Pada Baja Karbon Sedang
Muhamad Yunus 1), Najamudin 2), Kurniadi 3)
1)
Dosen Teknik Mesin Universitas Saburai Bandar Lampung
2)
Dosen Teknik Mesin Universitas Bandar Lampung
3)
Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Bandar Lampung

Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang pengaruh perlakuan panas terhadap kekuatan impak logam baja
karbon sedang. Proses perlakuan panas yang diterapkan pada penelitian ini yaitu proses quenching dan
tempering, dimana pada proses quenching pemanasan terhadap spesimen dilakukan hingga mencapai
temperatur austenit yaitu 910°C yang kemudian ditahan selama 30 menit. Setelah itu spesimen tersebut
didinginkan secara cepat dengan menggunakan media oil quenching. Selanjutnya, spesimen dipanaskan
kembali (tempering) hingga mencapai temperatur 300°C, 400°C, 500°C, 600°C. Yang kemudian pada
masing-masing temperatur tempering tersebut ditahan selama 60 menit. Setelah itu spesimen tersebut
didinginkan pada temperatur ruangan.
Pada spesimen-spesimen yang telah mengalami proses perlakuan panas tersebut dilakukan
pengujian impak. Kekuatan impak rata-rata baja karbon yang tidak mengalami proses perlakuan panas
adalah 0,166 J/mm2. Pada baja yang hanya mengalami proses quenching kekuatan impak rata-rata yang
dimiliki adalah 0,142 J/mm2. Pada baja karbon sedang yang mengalami proses tempering 300°C adalah
0,422 J/mm2. Pada tempering 400°C adalah 0,525 J/mm2. Pada tempering 500°C adalah 0.604 J/mm2.
Pada tempering 600°C adalah 1,249 J/mm2 dengan masing-masing waktu penahanan selama 60 menit.
Dari hasil pengujian tersebut, baja karbon yang memiliki kekuatan impak tertinggi memiliki sifat
mekanik ulet, sedangkan baja karbon yang memiliki kekuatan impak terrendah memiliki sifat mekanik
getas.

Kata kunci : Baja karbon sedang, quenching-tempering, kekuatan impak.

I. PENDAHULUAN jika memperhatikan faktor yang


mempengaruhinya, seperti suhu pemanasan dan
Baja karbon banyak digunakan terutama media pendingin yang digunakan. Salah satu
untuk membuat alat-alat perkakas, alat-alat proses perlakuan panas pada baja adalah
pertanian, komponen-komponen otomotif dan pengerasan (hardening), yaitu proses
kebutuhan rumah tangga. Aplikasi pemanasan baja sampai suhu di daerah atau
pemakaiannya, struktur logam akan terkena diatas daerah kritis disusul dengan pendinginan
pengaruh beban kejut sehingga menimbulkan yang cepat dinamakan quenching. Akibat
deformasi atau perubahan bentuk. Usaha proses hardening pada baja, maka timbulnya
menjaga agar logam lebih tahan terhadap beban tegangan dalam (internal stresses), dan rapuh
kejut atau tekanan adalah dengan cara (britles), sehingga baja tersebut belum cocok
perlakuan panas pada baja. Proses ini meliputi untuk segera digunakan. Oleh karena itu pada
pemanasan baja pada suhu tertentu, baja tersebut perlu dilakukan proses lanjut yaitu
dipertahankan pada waktu tertentu dan temper. Dengan proses temper kekerasan dapat
didinginkan pada media tertentu pula. diturunkan sampai memenuhi syarat
Perlakuan panas mempunyai tujuan untuk penggunaan, kelcuatan tarik turun sedangkan
meningkatkan keuletan, menghilangkan keuletan dan ketangguhan meningkat.
tegangan internal, menghaluskan butir kristal, Pengkajian lebih lanjut dampak dari faktor
meningkatkan ketangguhan, meningkatkan perbedaan media quenching-temper, dapat
tegangan tarik logam dan sebagainya. Tujuan dilakukan melalui beberapa uji bahan.
ini akan tercapai seperti apa yang diinginkan Pengujian bahan yang digunakan untuk proses

19
Pengaruh Perlakuan Quenching-Tempering Terhadap Kekuatan Impak Pada Baja Karbon Sedang
(Muhamad Yunus 1), Najamudin 2), Kurniadi 3))
quenching- tempering adalah uji impak jenis Jenis Baja Paduan
charpy. Uji impact charpy digunakan untuk Berdasarkan unsur-unsur campuran dari
mengetahui ketangguhan atau keuletan suatu siafat-sifat dari baja maka baja paduan dapat
bahan yang akan diuji dengan cara pembebanan digolongkan menjadi baja dengan kekuatan
secara tiba-tiba atau dengan pembebanan secara tarik yang tinggi, tahan karat dan baja tahan
kejut terhadap benda yang akan diuji secara panas.
statik.
Benda uji dibuat takikan terlebih dahulu 1. Baja dengan Kekuatan atarik yang
sesuai dengan standar ASTM E-23 dan basil tinggi
pengujian benda tersebut akan mengakibatkan Baja ini mengandung mangan, nikel,
terjadinya perubahan bentuk seperti bengkokan kromium dan sering juga mengandung
atau patahan sesuai dengan keuletan atau vanadium.
kegetasan terhadap benda uji tersebut. 2. Baja Tahan Karat
Baja tahan karat mempunyai seratus
II. TINJAUAN PUSTAKA lebih yang berbeda-beda Akan
Baja dapat didefinisikan suatu campuran dari tetapi,seluruh baja itu mempunyai satu
besi dan karbon, dimana unsur karbon (C) sifat karena kandungan kromium yang
menjadi dasar campurannya. Disamping itu, membuatnya tahan terhadap karat.
mengandung unsur campuran lainnya seperti S, 3. Baja Tahan Panas
P, S dan Mn yang jumlahnya dibatasi. Problem utama yang berhubungan
Kandungan karbon didalam baja sekitar 0,1- dengan penggunaan temperatur tinggi
1,7%, sedangkan unsur lainnya dibatasi adalah kehilangan kekuatan, serangan
presentasenya. oksidasi dan unsur kimia. Kekuatannya
pada temperatur tinggi dapat diperbaiki
Jenis Baja Karbon dengan menaikan temperatur
Baja karbon dapat diklasifikasikan transformasi dan penambahan unsur
berdasarkan jum.lah kandungan karbonnya. Baja kromium atau dengan merendahkan
karbon terdiri atas tiga macam, yaitu : temperatur transformasi dan
1. Baja karbon rendah (low carbon steel) penambahan unsur nikel.
Baja karbon rendah bukan baja yang
keras, karena kandungan karbonnya Struktur Metalografi
rendah kurang dari 0,3%.
2. Baja karbon sedang (medium carbon 1. Ferit atau besi (α)
steel) Baja karbon sedang mengandung Modifikasi struktur dari besi murni
karbon 0,3 - 0,6% dan kandungan pada suhu ruang disebut besi – α atau
karbonnya memungkinkan baja untuk ferit. Ferit lunak dan ulet.
dikeraskan sebagian dengan 2. Austenit atau besi (ϒ)
pengerjaan panas (heat treatment) yang Modifikasi besi dengan struktur
sesuai. pemusatan sisi ddisebut austenit atau
3. Baja karbon tinggi (high carbon steel) besi –ϒ. Bentuk besi ini stabil pada
Baja karbon tinggi yang mengandung suhu antara 912oC dan 1394oC. Pada
karbon 0,6 - 1,5%. suhu stabilnya austenit lunak dan ulet
sehingga mudah dibentuk.
Baja Paduan (Alloy Steel) 3. Besi –δ
Baja paduan dapat didefinisikan sebagai Diatas 1394oC, austenit bukan bentuk
suatu baja yang dicampur dengan satu atau besi yang paling stabil karena struktur
lebih unsur campuran seperti nikel, kromium, kristal berubah kembali menjadi fasa
molibden, vanadium, mangan dan wolfram kubik pemusatan ruang atau Besi –δ
yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja 4. Perlit
yang dikehendaki (keras, kuat dan liat), tetapi Perlit adalah campuran sementit dan
unsur karbon tidak dianggap sebagai salah satu ferit.
unsur campuran.

20
Jurnal Teknik Mesin Universitas Bandar Lampung, Vol 2 No.1, Oktober 2016
Diagram Besi Karbon Tempering
Sejumlah data mengenai perubahan fasa dari Proses temper adalah proses
berbagai sistem paduan telah dikumpulkan dan memanaskan kembali pada baja yang
dicatat dalam bentuk diagram atau yang dikenal sudah dikeraskan ke temperature yang
dengan diagram fasa, juga disebut dengan dibawah temperature hardening,
diagram keseimbangan atau diagram dengan tujuan untuk memperoleh
equilibrium. kombinasi antara kekuatan induktilitas
dan ketangguhan yang tinggi.
Proses temper terdiri dari
memanaskan baja sampai dengan
temperatur dibawah temperatur
dibawah temperatur A1 yaitu dengan
variasi temperature 300oC, 400oC,
500oC, 600oC dan menahannya pada
temperature tersbut untuk jangka
waktu tertentu dan kemudian
didinginkan diudara.

Uji Impack
Uji impak adalah pengujian dengan
menggunakan pembebanan yang cepat
(rapid loading). Pada uji impack terjadi
proses penyerapan energi yang besar
ketika beban menumbuk spesimen.
Energi yang diserap material ini dpaat
dihitung dengan menggunakan prinsip
Gambar 2.1. Diagram Fe-Fe C perbedaan energi potensial. Prinsip
pengujian impak ini adalah
Perlakuan Panas Pada Baja. menghitung energi diserap oleh
Perlakuan panas merupakan suatu cara spesimen.
pemanasan baja pada temperatur tertentu yang Pada saat beban dinaikkan pada
selanjutnya didinginkan dengan cara tertentu ketinggian tertentu, beban memiliki
untuk mendapatkan sifat-sifat mekanik yang energi potensial maksimum, kemudian
diperlukan. saat akan menumbuk spesimen, energi
Heat treatment baja terdiri dari 3 (tiga) kinetik mencapai maksimum. Energi
macam jenis yaitu : kinetik maksimum tersebut akan
1. Hardening diserap sebagian oleh spesimen hingga
Hardening dilakukan untuk spesimen tersebut patah.
memperoleh sifat bahan aus yang
tinggi, kekuatan dan yang lebih baik.
2. Quenching
Quenching adalah proses pendinginan
yang sangat cepat, proses pendinginan
yang lambat akan membuat
mikrostruktur lain yang tiak diinginkan
seperti bainit dan perlit terbentuk.
3. Media Quenching
Menurut media pendinginnya,
Quenching dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu :
1. Quenching Air
2. Quenching dengan media oli Gambar 2.2 Skema Pengujian Impack
3. Quenching dengan media udara
4. Quenching dengan media air Nilai harga Impack pada suatu
garam spesimen adalah energi yang diserap
21
Pengaruh Perlakuan Quenching-Tempering Terhadap Kekuatan Impak Pada Baja Karbon Sedang
(Muhamad Yunus 1), Najamudin 2), Kurniadi 3))
tiap satuan luas penampang lintang Prosedur penelitian
spesimen uji. Persamaannya sebagai a. Studi Kepustakaan.
berikut : Studi Kepustakaan ini dilakukan
dengan tujuan untuk mencari
E dasar-dasar yang akan dijadikan
HI = A
acuan dalam melaksanakan
Dimana :
penelitian sehingga pelaksanaan
HI = Harga Impack (J/mm2)
penilitian beranda pada jalur yang
E = Energi Impack yang
benar. Hal ini dilakukan dengan
diserap oleh spesimen (joule)
mengumpulkan teori-teori yang
A = Luas penampang
berasal dari buku-buku dan jurnal-
spesimen (mm)
jurnal yang berkaitan dengan
penelitian ini.
III. METODOLOGI PENELITIAN
b. Pembuatan Spesimen Uji Impak
Dengan menggunakan mesin
Bahan
gergaji, baja karbon sedang
Bahan Utama yang digunakan dalam
dipotong menjadi bagian-bagian
penelitian ini adalah, baja karbon sedang.
dengan ukuran panjang 55mm,
Peralatan
lebar 10 mm, dan tebal 10mm.
Alat-alat yang digunakan dalam persiapan
Kemudian spesimen tersebut
penelitian adalah :
dihaluskan dengan menggunakan
 Jangka sorong untuk mengukur dimensi
mesin gerinda dan ampelas.
pada spesimen.
Kemudian dilakukan pemotongan
 Ragum, untuk menjepit benda yang akan
pada setiap spesimen dengan
di potong, gergaji dan di grinda.
menggunakan stempel baja.
 Mesin bubut untuk proses pembuatan
c. Proses heat treatment
spesimen.
Sebelum dilakukan heat treatment,
 Tungku pemanas (Furnace)
spesimen diikat terlebih dahulu
 Pengaduk dan wadah berisi air untuk
dengan kawat baja. Spesimen
proses quenching
kemduia dimasukan kedalam
 Kawat baja untuk mengikat spesimen.
tungku pemanas dengan
 Sikat Baja untuk membersihkan kerak
penempatan yang tidak berhimpit
karbon
satu sama dengan yang lainnya.
 Tang penjepit untuk mengeluarkan
Tungku pemanas dihidupkan
spesimen.
sehingga mencapai temperature
 Sarung tangan dan helm untuk keamanan.
austenit 910oC. Kemudian
spesimen dikeluarkan dari dalam
Jumlah Spesimen
tungku dan dimasukan kedalam
Tabel 3.1. Jumlah spesimen uji impak wadah yang berisi air pada
temperatur lingkungan dan diaduk
dengan cepat dengan menahannya
selama 30 menit. Setelah itu,
spesimen uji dipanaskan kembali
didalam tungku dengan masing-
masing tempering 300oC,
o
tempering 400 C, tempering
500oC, tempering 600oC.
Kemudian ditahan di dalam tungku
selama 60 menit pada setiap
temperature. Kemudian spesimen
dikeluarkan dari dalam tungku
pemanas tersebut dan biarkan pada
temperatur.

22
Jurnal Teknik Mesin Universitas Bandar Lampung, Vol 2 No.1, Oktober 2016
d. Pengujian impak 2. Impak Spesimen Quenching
Setelah proses perlakuan panas Pada spesimen quenching 910oC
selesai, spesimen dibersihkan dengan nilai ketangguhan dengan nilai
terlebih dahulu dari kerak karbon rata-rata sebesar 0,142 J/mm2
yang terbentuk akibat dari didapatkan fasa martensit dengan
pemanasan yang diberikan. kekerasan yang tinggi disebabkan
Kemudian spesimen siap untuk spesimen tersebut mengalami proses
diuji impak jenis charpy dan pendinginan yang cepat. Kemudian
metode pengujian yang digunakan patahan yang dihasilkan bersifat getas.
yaitu metode charpy.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data Hasil Uji Komposisi

Tabel. 4.1 Hasil Uji Komposisi Baja


Karbon Sedang

Gambar 4.2 Penampang Patah Material


Quenching

3. Impak spesimen tempering 300oC


Pada spesimen tempering 300oC
dengan nilai ketangguhan rata-rata
sebesar 0,422 J/mm2 didapatkan fasa
martensit temper yang tangguh
meskipun kekerasan turun. Karena
butir-butir logam agak lebih kecil
menyebabkan ikatan logam semakin
kuat maka jjenis patahan termasuk
1. Impak spesimen raw material liat/ulet.
Merupakan spesimen yang mempunyai
nilai yang rendah dengan harga impak
rata-rata sebesar (0,166 J/mm2). Hal ini
disebabkan pendinginan dengan udara
membentuk butiran kristal logam yang
besar/keras sehingga ikatan antara
butirannya lemah dan mudah patah dan
getas. Jenis patahan termasuk getas
dengan ciri deformasinya paling kecil (
diperlihatkan dengan permukaan patah
yang rata). Gambar 4.3 Penampang patah
tempering 300oC

4. Impak Spesimen tempering 400oC


Spesimen tempering 400oC dengan
nilai ketangguhan rata-rata sebesar
0,525 J/mm2 lebih besar dari spesimen
tempering 300oC karena adanya fasa
bainit dengan disfersi karbida yang
halus dalam ferit membuat butiran-
Gambar 4.1 Penampang Patah Row
butiran kristal logam semakin halus

23
Pengaruh Perlakuan Quenching-Tempering Terhadap Kekuatan Impak Pada Baja Karbon Sedang
(Muhamad Yunus 1), Najamudin 2), Kurniadi 3))
dengan patahan jenis liat menujukan PEMBAHASAN
adanya deformasi plastis yang tinggi. Dari hasil penelitian yang
ditabulasikan dalam bentuk diagram
batang dan gambar penampang patah
diketahui ada perbeaan karakteristik
ketangguhan dari spesimen penilitian
antar raw material, proses quenching
dengan temperature 910oC dan dengan
yang mengalami proses setelah
diquenching dengan temperature
pemanasan 300 C, 400 C, 500oC,
o o

600oC serta aktu penahanan selama 30


Gambat 4.4 Penampang patah
menit dan 60 menit untuk temperatur
tempering 400oC
spesimen quenching 30 menit dan
5. Impak Spesimen tempering 500oC spesimen tempering 60 menit. Dari
Spesimen tempering 500oC memiliki hasil penelitian tersebut diatas
harga impak rata-rata sebesar 0.604 menujukan bahwa raw matrial
J/mm. Pendinginan yang dilakukan mempunyai bentuk permukaan patahan
secara perlahan sehingga terbentuk rata.
butiran kristal ferlit dan patahan yang Proses perlakuan panas quenching
dihasilkan bersifat ulet/liat. dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar perubahan kondisi sebagai
treatment awal pada penilitian ini
dengan media Oil quenching, hasil
patahan pada matrial yang mengalami
proses quenching menunjukan
kekrasan sangat tinggu tetapi
ketangguhannya menurun. Perlakuan
tanpa pengcilan penampang, tekstur
Gambar 4.5 Penampang Patah dengan butiran sangat halus dan
Tempering 500oC berserat menandakan bahan ini
mempunyai kekerasan yang tinggi dan
6. Impak Spesimen tempering 600oC ketangguhannya rendah serta bersifat
Spesimen tempering 600oC memiliki getas, karena struktur yang telah
harga impak rata-rata yang paling besar terbentuk setelah dicelup cepat dengan
yaitu sebesar 1,249 J/mm2 karena menggunakan medium pendingin oli
pendinginan paling lambat adalah struktur martensit. Struktur
menghasilkan butiran perlit paling martensit mempunyai kelemahan yaitu
halus, maka patahan termasuk liat yaitu getas, sehingga harus ditemper agar
tampaj patahan banyak berbentuk sudu, dapat dipakai dalam peralatan maupun
tajam, atau banyak perubahan bentuk kontruksi mesin yang mensyaratkan
dengan ciri-ciri runcing, suram dan keuletan.
berserat. Proses tempering akan merubah
struktur martensit menjadi struktur ferit
dan sementir, dengan lepasnya karbon
ari martensit dan akan membentuk
sementit lagi.
Melihat hasil penelitian diatas
telah memberikan gambaran yang jelas
bahwa kelompok penelitian dari
perlakuan panas baja karbon sedang
yang terdiri dari kelompok perbedaan
dari raw materials, quenching,
Gambar 4.6 Penampang Patah tempering, memberikan hasil yang baik
Tempering 600oC pada quenching dibandingkan dengan

24
Jurnal Teknik Mesin Universitas Bandar Lampung, Vol 2 No.1, Oktober 2016
raw material dengan keuletan yang 4. Apabila mengambil penelitian pengujian
baik dan mulai menaik stelah carilah tempat pengujian yang bagus dan
dilanjutkan dengan proses tempering. alat-alatnya yang telah di kalibrasi.
Fenomena semacam ini
menujukan bahwa dengan proses DAFTAR PUSTAKA
quenching bahan akan sangat keras dan 1. Amanto, H dan Daryanto. 2006. ilmu
cenderung getas sehingga reduksi Bahan PT Bumi Aksara. Jakarta.
penampang hampir tidak ada dan 2. Anrinal. 2013. Metalurgi Fisikb. Cv.
bentuk penampang patahnya flat. Andi Offset. Yogyakarta.
Spesimen mengalami kenaikan 3. Arifin. 1982. Ilmu Logam. Ghalia
keuletannya jika dilanjutkan pada Indonesia.
proses tempering. Semakin tinggi suhu 4. BJ.M. Beumer (Ahli bahasa: B.S.
pemansannya, nilai kekuatan impaknya Anwir/Matandong). 1980.
semakin meningkat. Pengetahuan Bahan. Bhratara Karya
Aksara. Jakarta.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5. Daryanto. 1983. Pengetahuan Tentang
5.1 Kesimpulan Metalurgy. Tarsito. Bandung
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 6. Edi Supardi. 1994. Pengujian Logam.
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan Angkasa. Bandung.
sebagai berikut: 7. Jhon A. Scey. (Ahli Bahasa : Rines,
1. Proses perlakuan panas tempering yang Dwiyani Asih, Indah Sri Utami,
telah dilakukan terhadap baja karbon Basuki Hri Winarno). 2009. Proses
sedang dapat meningkatkan keuletan Manufaktur. Cv. Andi Offset.
baja tersebut. Yogyakarta.
2. Spesimen tempering 600°C dengan 8. K.W.Vohdin. 1981. Mengolah Logam.
penahanan waktu 60 menit memiliki Pradnya Paramita. Jakarta.
harga impak yang paling besar yaitu 9. Salman, R. E. dan Bishop, R. J. (Ahli
sebesar 1,249 J/mm2 karena pendinginan bahasa : Sriati Djaprie). 2000.
lambat, maka patahan yang dihasilkan Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa
yaitu patahan ulet/liat. Matrial. Erlangga. Jakarta.
3. Pendinginan dengan media pendingin oli 10. Vlack, Van. (Ahli bahasa: Sriati
quenching dapat mencegah retak atau Djaprie ). 1994. Ilmu Bahan dan
distorsi pada spesimen. Teknologi Bahan (Ilmu Logam dan
4. Perlakuan quenching dapat Bukan Logam). Edisi 5. Erlangga.
5. meningkatkan kekerasan pada baja Jakarta.
namun ketangguhannya menurun.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan sehubungan
dengan penelitian tentang quenching-tempering
ini adalah:
1. Perlu adanya penelitian lanjut dalam
proses quenching dengan menggunakan
media pendingin air atau air garam.
2. Perlu adanya pengujian yang lain seperti,
uji kekerasan, uji tarik dan uji puntir .
3. Pemanasan spesimen dalam dapur harus
memperhatikan jarak antar spesimen satu
dengan yang lainnya.

25
Pengaruh Perlakuan Quenching-Tempering Terhadap Kekuatan Impak Pada Baja Karbon Sedang
(Muhamad Yunus 1), Najamudin 2), Kurniadi 3))

Anda mungkin juga menyukai