Anda di halaman 1dari 9

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN SOSIAL

EMOSIONAL DI KELAS B3 TK GEMBALA BAIK


KOTA PONTIANAK

Ardiani, Halida dan Lukmanulhakim


Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak
Email: ardiani382@gmail.com

Abstract
This study aims to see the role of teacher in developing the Social emotional of
children aged 5-6 years in class B3 of kingdegarten Gembala Baik Pontianak. the
role of the teacher in developing the social emotional of consists: a) The role of the
teacher as an inspirator, teacher invite children to visit somewhere related to
learning b) The role of teachers as facilitators, teachers facilitate children learning
media c) The role of the teacher as a model, teacher give example of good behavior
in children d) The role of the teacher as a motivator, teachers enceorage children
to be pessionate about learning e) The role of teachers as evaluators, teacher asses
the child’s learning. The development of early childhood that is expected to have
the ability and competence as well as the learning outcomes to be achieved is the
ability to recognize the environment, recognize nature, recognize the social
environment, the role of society, and appreciate the social diversity and culture
that exist around children and children are able to develop self-concept, positive
towards learning, have good self-control and have a sense of empathy on the
problems of others. Children in their development need stimulation from the
teacher or the environment in developing their social emotional.

Keyboard: Role of Teacher, Social Emotional

Menurut Harmoko (2012: 27) “Peran anak didiknya”. Guru membuat suasana
adalah seperangkat tingkah laku yang kelas yang menyenangkan bagi anak,
diharapkan oleh orang lain terhadap agar dalam proses pembelajaran berjalan
seseorang sesuai kedudukannya dalam dengan lancar. Akan tetapi, guru perlu
suatu sistem”. Guru merupakan salah membuktikan perilaku sosial emosional
satu komponen penting dalam dirinya kepada anak didiknya. Mengajar
pendidikan dan proses belajar mengajar. adalah proses yang inspiratif.
Salah satu kompetensi yang harus Asmani (2013: 41) mengemukakan
dimiliki oleh guru adalah performance “Sebagai fasilitator guru hendaknya
(kinerja), yaitu “Seperangkat perilaku dapat menyediakan fasilitas yang
nyata yang ditunjukan oleh seseorang memungkinkan kemudahan kegiatan
pada waktu melaksanakan tugas belajar anak didik, menciptakan
profesional/keahliannya”. (Syamsu lingkungan belajar yang
Yusuf L.N & Nani M. Sugandhi 2011: menyenangkan”. Sebagai fasilitator,
140). Beberapa peran guru dalam guru bertugas memfasilitasi murid untuk
mengembangkan sosial emosional anak menemukan dan mengembangkan
sebagai berikut: bakatnya secara pesat.
Menurut Sardiman (2014: 145) Mulyasa (2012: 45) mengatakan
“Guru dalam hal inspirator sebagai “Guru merupakan model dan teladan
pencetus ide-ide merupakan ide-ide bagi peserta didik dan semua orang yang
kreatif yang dapat dicontohkan oleh mengangap dia guru”. Suyatno dan Asep
Jihad (2013: 2) “Model adalah mampu adalah interaksi sosial positif
memberikan contoh yang baik kepada memerlukan emosi yang positif”.
siswa agar berperilaku sesuai dengan Artinya anak akan berinteraksi sosial
norma yang berlaku di dunia dengan baik jika memiliki hubungan
pendidikan”. emosi yang baik pula. Hal ini, sebaiknya
Sardiman (2014: 145) “Peranan guru diupayakan perlakuan yang tepat agar
sebagai motivator ini penting artinya anak berkembang secara optimal.
dalam rangka meningkatkan kegairahan Selain itu, Moeslichen (2000: 39)
dan pengembangan kegiatan belajar menjelaskan, “Perkembangan sosial
siswa”. emosional adalah perubahan kepribadian
Menurut Asmani (2011: 82) “Guru anak”. Hal ini disebabkan bahwa dunia
berperan sebagai evaluator yang harus anak dipenuhi dengan pengalaman
selalu mengevaluasi metode emosional. Pengalaman ini diperolehnya
pembelajaran yang selama ini dipakai”. setelah adanya perubahan karena
Pengertian perkembangan sosial hubungan anak dengan orang lain atau
emosional menurut Yamin dan Jamilah setelah terjadinya interaksi sosial. pada
Sabri Sanan (2013: 118) adalah masa awal, anak-anak biasanya mereka
”Perkembangan anak usia dini yang bertemu dengan teman-teman baru lalu
diharapkan memiliki kemampuan dan menghabiskan waktu dalam berbagai
kompetensi serta hasil belajar yang ingin macam lingkungan, dan belajar banyak
dicapai adalah kemampuan mengenal hal baru yang menarik. Dalam menjalin
lingkungan sekitar, mengenal alam, hubungan, anak-anak menjadi semakin
mengenal lingkungan sosial, peranan tertarik pada anak lain. Mereka belajar
masyarakat, dan menghargai berkomunukasi dengan jelas, belajar
keberagaman sosial serta budaya yang berbagi dan belajar memahami perasaan,
ada disekitar anak dan anak mampu keinginan, atau kemauan orang lain.
mengembangkan konsep diri, sikap Dengan demikian, anak akan mengalami
positif terhadap belajar, memiliki perubahan perilaku menyenangkan atau
kontrol diri yang baik dan memiliki rasa tidak menyenangkan. Sebaiknya diberi
empati pada masalah orang lain”. stimulus agar anak berkembang secara
Selanjutnya R.A Thomson (dalam optimal.
Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, 2013:
119) “Perkembangan sosial emosional
hubungan satu dengan yang lain dalam
METODE PENELITIAN aspek-aspek yang diselidiki sesuai
Metode yang digunakan dalam dengan kenyataan yang ada dilapangan.
penelitian ini adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian yang digunakan
Menurut Nawawi (2012: 67) “Metode adalah penelitian kualitatif adalah
deskriptif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
prosedur pemecahan masalah yang pada filsafat postpositivisme, digunakan
diselidiki dengan menggambarkan atau untuk meneliti pada kondisi objek yang
melukiskan keadaan subjek atau objek alamiah, (sebagai lawannya adalah
peneliti (seseorang, lembaga, eksperimen) dimana peneliti adalah
masyarakat dan lain-lain) pada saat sebagai instrumen kunci, pengambilan
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang sampel sumber data bersifat induktif
terjadi atau sebagaimana adanya pada atau kualitatif, dan hasil penelitian
saat sekarang. Metode deskriftif tidak kualitatif lebih menekankan makna dari
lebih dari pada penelitian yang bersifat pada generalisasi. Sugiyono, (2014: 1).
penemuan fakta-fakta seadanya
termasuk usaha mengemukakan
Sedangkan menurut Djam’an Satori data berbentuk surat-surat, catatan
dan Aan Komariah (2014: 25) bahwa harian, cenderamata, laporan, artefak,
“Penelitian kualitatif merupakan foto, dan sebagainya. Dalam penelitian
pendekatan yang mengungkapkan ini, peneliti akan mengumpulkan
situasi sosial tertentu dengan dokumentasi dalam bentuk foto dan
mendeskripsikan kenyataan secara video pada saat kegiatan guru,
benar, dibentuk oleh kata-kata mengembangkan sosial emosional pada
berdasarkan teknik pengumpulan data anak.
yang relevan yang diperoleh dari situasi Adapun alat pengumpulan data yang
yang alamiah”. digunakan dalam penelitian ini adalah
Adapun Subjek dalam penelitian ini panduan observasi, wawancara dan
adalah 1) Anak-anak usia 5-6 Tahun dokumentasi.
sebanyak 24 anak, terdiri dari 11 anak Panduan observasi digunakan untuk
perempuan dan 13 anak laki-laki. 2) membantu peneliti saat akan melakukan
Guru Kelas yaitu guru wali kelas dan pengamatan secara langsung. Dalam
guru pendamping di Kelas B3 TK penelitian ini yang akan diobservasi
Gembala Baik Kota Pontianak. adalah guru dan anak di Kelas B3 TK
Adapun teknik dan alat pengumpulan Gembala Baik Kota Pontianak.
data terdiri dari observasi, wawancara Panduan wawancara yaitu alat
dan dokumentasi. pengumpulan data dengan cara membuat
Teknik observasi adalah kegiatan daftar pertanyaan yang akan digunakan
mengamati subjek penelitian di kelas b3 sebagai panduan dalam mengadakan
TK Gembala Baik Kota Pontianak. wawancara dengan informan. Panduan
Pengamatan terhadap suatu objek yang wawancara berisikan beberapa
diteliti secara langsung maupun tidak pertanyaan yang akan diajukan secara
langsung untuk memperoleh data yang lisan dan tatap muka dengan responden
harus dikumpulkan dalam penelitian. penelitian guru di Kelas B3 TK
Pada penelitian ini, peneliti Gembala Baik Kota Pontianak.
menggunakan teknik observasi langsung Panduan dokumentasi adalah yang
atau biasa disebut observasi partisipasi, berkaitan dengan aspek yang akan
sehingga peneliti ikut berperan dalam diteliti. Adapun yang akan dijadikan
melakukan aktivitas-aktivitas atau dokumen dalam penelitian ini adalah
kegiatan yang sama dengan subjek Rencana Kegiatan Harian (RKH),
penelitian sehingga peneliti dapat lembar penilaian anak, sarana dan
merasakan langsung apa yang dirasakan prasarana dan foto-foto pada saat akan
oleh subjek penelitian. melakukan kegiatan di sekolah terutama
Wawancara adalah suatu teknik yang berhubungan dengan
pengumpulan data untuk mendapatkan perkembangan sosial emosional.
informasi yang digali dari sumber data Teknik analisis data adalah “proses
langsung melalui percakapan atau tanya mencari dan menyusun secara sistematis
jawab. Peneliti sebagai pewawancara data yang diperoleh dari wawancara,
(interviewer) akan melakukan catatan lapangan, dan dokumentasi,
wawancara secara langsung dengan dengan cara mengorganisasikan data
pihak yang akan diwawancarai kedalam kategori, menjabarkan kedalam
(interviewee) yaitu guru kelas b3 dan unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
guru pendamping. kedalam pola, memilih mana yang
Teknik dokumentasi adalah catatan penting dan yang akan dipelajari, dan
peristiwa yang sudah berlalu. Sejumlah membuat kesimpulan sehingga mudah
besar fakta dan data tersimpan dalam dipahami oleh diri sendiri maupun orang
bentuk dokumentasi. Sebagian besar lain” Sugiyono (2014: 89).
Sedangkan Miles dan Huberman datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
(dalam Sugiyono 2014: 91) analisis data, yaitu: (1) data reduction
“Mengatakan bahwa aktivitas dalam (reduksi data), (2) data display
analisis data kualitatif dilakukan secara (penyajian data), (3) conclusion
interaktif dan berlangsung secara terus drawing/verification (penarikan
menerus sampai tuntas, sehingga kesimpulan/verifikasi)”.
Adapun penjelasan analisis data sebagai menguji kredibilitas data dilakukan
berikut: dengan cara mengecek data kepada
Data Collection/Pengumpulan Data sumber yang sama dengan teknik yang
yaitu dilakukan dengan cara observasi berbeda”. “Triangulasi waktu sering
kegiatan guru dalam mengembangkan mempengaruhi kredibilitas data. Data
perkembangan sosial emosional, yang dikumpulkan dengan teknik
wawancara dan dokumentasi. wawancara di pagi hari pada saat
Data Reduction (Reduksi Data) narasumber masih segar, belum banyak
yaitu merangkum memilih hal-hal yang masalah, akan memberikan data yang
penting agar memberikan gambaran lebih valid sehingga lebih kredibel”
yang jelas. Sugiyono, (2014: 127).
Data Display (Penyajian Data) yaitu Member chek adalah proses
membuat rangkuman temuan penelitian pengecekan data yang diperoleh peneliti
secara sistematis melalui simpulan, data kepada pemberi data. Tujuan member
tersebut diberi makna yang relevan check adalah untuk mengetahui seberapa
dengan fokus penelitian, akan dibuat jauh data yang diperoleh sesuai dengan
berupa teks yang bersifat naratif, dengan apa yang diberikan oleh pemberi data
maksud mempermudah pembaca untuk (Sugiyono, 2014: 129). Member check
mengerti apa yang terjadi. dilakukan setelah pengumpulan data
Conclusion Drawing/Verification selesai atau setelah dapat kesimpulan.
(Penarikan Kesimpulan/Verifikasi) yaitu Setelah itu peneliti datang kepemberi
membuat kesimpulan dengan data, setelah data disepakati bersama,
membandingkan para teori-teori yang maka pemberi data diminta untuk
relevan, agar gambaran tentang hasil menandatangani supaya lebih otentik.
penelitian ini yang awalnya masih
terlihat belum jelas akan menjadi jelas. HASIL PENELITIAN DAN
Adapun uji keabsahan data terdiri PEMBAHASAN
dari triangulasi dan member check. Hasil Penelitian
Triangulasi adalah Menurut Dari hasil observasi, wawancara
Sugiyono (2014: 330) dalam teknik dan dokumentasi yang peneliti
pengumpulan data “Triangulasi lakukan di Kelas B3 TK Gembala
diartikan sebagai teknik pengumpulan Baik Kota Pontianak sebagai berikut:
data yang bersifat menggabungkan dari Peran guru sebagai inspirator dalam
berbagai teknik pengumpulan data dan mengembangkan sosial emosional
sumber data yang telah ada”. anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK
Selanjutnya menurut Sugiyono (2014: Gembala Baik Kota Pontianak
125) “Triangulasi sumber, triangulasi Dari pengamatan yang peneliti
teknik, dan triangulasi waktu”.
lakukan di Kelas B3 TK Gembala
Triangulasi sumber untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara Baik Kota Pontianak, peran guru
mengecek data yang telah diperoleh sebagai inspirator adalah guru
melalui beberapa sumber (Sugiyono, mengajak anak-anak tidak hanya
2014: 127). Sedangkan Sugiyono, belajar di dalam kelas tetapi belajar
(2014: 127), “Triangulasi teknik untuk dilakukan di luar kelas, bahkan di
luar sekolah agar anak-anak tidak Peran guru sebagai model dalam
merasa bosan, pada saat itu guru mengembangkan sosial emosional
mengajak anak pergi ke polresta. anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK
Informasi yang saya dapatkan dari Gembala Baik Kota Pontianak
guru b3 bahwa kegiatan Dari pengamatan yang peneliti
pembelajaran memang tidak hanya di lakukan di Kelas B3 di TK Gembala
lakukan di dalam kelas saja tetapi di Baik Kota Pontianak, Ketika anak
luar kelas agar anak-anak dapat baru datang guru menyambut anak
berinteraksi dengan lingkungan yang dengan menyapa dan memberi
baru yang membuat anak senang, senyuman kepada anak. Guru
dokumentasi yang saya dapatkan membiasakan anak agar saling
adalah foto kegiatan guru dan anak, menghargai orang lain, bersalaman,
yang dilakukan saat pengamatan mengucap salam, membaca doa
berlangsung. sebelum memulai kegiatan
Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran, sebelum makan dan
mengembangkan sosial emosional berdoa untuk pulang sekolah, dan
anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK berbicara dengan sopan
Gembala Baik Kota Pontianak (mengucapkan kata tolong,
Dari pengamatan yang peneliti terimakasih dan maaf). Berbicara
lakukan di Kelas B3 TK Gembala tidak berteriak dan guru
Baik Kota Pontianak, peran guru membiasakan anak untuk saling
sebagai fasilitator adalah guru bekerjasama dan tolong menolong
menyediakan buku dan alat tulis kepada teman. Guru menasehati anak
lainnya di dalam kelas serta alat-alat yang mengganggu temannya untuk
permainan yang mendukung saling memaafkan, guru juga
perkembangan anak dalam menerapkan kebersihan kepada anak
pembelajaran, media yang sering agar membuang sampah di tong
digunakan adalah media gambar sampah. Guru juga memberitahu
yang diambil dari internet dan anak jika teman berdoa di depan
didalam pembelajaran, materi yang kelas agar tidak mengganggu teman.
disampaikan guru hanya Informasi yang saya dapat dari guru
menggunakan beberapa sumber kelas b3 yaitu guru mengajarkan
belajar, yang sering digunakan anak untuk menghargai orang lain,
adalah buku paket. Informasi yang dan saling memaafkan kepada anak.
saya dapatkan dari guru b3 dalam hal Dokumentasi yang saya dapatkan
fasilitator guru menyediakan sumber guru di dalam kelas sedang memberi
belajar yaitu media gambar dan alat saran kepada anak untuk tidak saling
permaian. Dokumentasi yang saya mengganggu dan pada saat memulai
dapatkan guru membagikan buku kegiatan pembelajaran guru
kepada anak saat pembelajaran mengajak anak untuk berdoa dan
berlangsung dan anak-anak menghargai teman yang berdoa di
mengambil pensil di rak masing- depan kelas.
masing.
Peran guru sebagai motivator dalam seumur hidup. Tidak hanya belajar di
mengembangkan sosial emosional dalam kelas tetapi guru mengajak anak
anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK belajar di luar ruangan dan mengajak
Gembala Baik Kota Pontianak anak berkunjung di suatu tempat yang
Dari pengamatan yang peneliti berhubungan dengan proses
lakukan di Kelas B3 di TK Gembala pembelajaran dengan suasana yang
Baik Kota Pontianak, peran guru menyenangkan anak bisa belajar dengan
sebagai motivator adalah guru baik. Menurut Ibrahim (2013: 30),
“Bahwa salah satu hal yang memegang
melakukan pendekatan pada anak
peranan penting bagi keberhasilan
dan memberi dorongan/semangat pengajaran adalah proses pelaksanaan
kepada anak yang tidak bersemangat pengajaran yang baik sangat dipengaruhi
dalam belajar. Informasi yang saya oleh perencanaan yang baik pula”.
dapatkan dari guru b3 dalam hal Peran guru sebagai fasilitator dalam
motivator, guru mendorong anak mengembangkan sosial emosional
didik agar anak bersemangat dalam anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK
belajar, guru juga memberikan saran Gembala Baik Kota Pontianak
yang positif pada anak yang Sebelum pembelajaran dimulai guru
mengalami masalah. Dokumentasi menyiapkan buku paket, dan beberapa
yang saya dapatkan adalah kegiatan media yang akan digunakan pada proses
yang dilakukan guru dan anak. pembelajaran, ketika guru
menyampaikan materi kepada anak
Peran guru sebagai evaluator dalam
mengenai tema guru biasanya
mengembangkan sosial emosional
menggunakan media gambar untuk
anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK
memudahkan guru dalam penyampaian
Gembala Baik Kota Pontianak
materi, dan gunanya agar anak mengerti
Peran guru sebagai evaluator
dengan apa yang disampaikan. Media
dalam mengembangkan sosial pembelajaran merupakan alat
emosional adalah guru melakukan komunikasi yang biasa digunakan dalam
Tanya jawab dengan anak, untuk proses pembelajaran untuk
melihat sejauh mana anak menyampaikan informasi dari guru
memahami pembelajaran yang kepada anak didik (Henich dalam
disampaikan oleh guru. Barnawi, 2014). Penyampaian materi
diperlukan beberapa sumber belajar
Pembahasan yang digunakan juga berpengaruh
Peneliti dalam pembahasan ini terhadap proses belajar mengajar. Buku
menjelaskan tentang informasi analisis paket sebagai sumber yang bisa
data sebagai berikut. digunakan dalam proses pembelajaran.
Peran guru sebagai inspirator dalam Sebagai fasilitator, guru dituntut untuk
mengembangkan sosial emosional mampu mengusahakan ketepatan dalam
anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK pemilihan sumber belajar yang mampu
Gembala Baik Kota Pontianak menunjang proses belajar mengajar,
Peran guru sebagai inspirator dalam sumber belajar yang bisa berupa buku
pembelajaran adalah guru menemukan pelajaran majalah koran dan tv
ide baru yang berhubungan dengan (Aminatul Zahroh, 2015). Guru juga
proses pembelajaran, bahwa mengajar menyiapkan alat permainan agar
yang inspiratif adalah menumbuhkan perasaan anak senang dan bisa
pola pikir anak yang lebih kreatif dan berinteraksi dengan temannya pada saat
membuat anak tidak hanya bergantung bermain. Sebagai fasilitator dalam
di kelas, tetapi menjadi pembelajar mengembangkan sosial emosional anak
dalam pembelajaran adalah guru sesuai dengan norma yang berlaku di
menggunakan fasilitas yang ada dan dunia pendidikan”.
menciptakan suasana yang Peran guru sebagai motivator dalam
menyenangkan atau dapat mengembangkan sosial emosional
membangkitkan anak untuk berekloratif anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK
dengan memberikan berbagai kegiatan Gembala Baik Kota Pontianak
dan lingkungan belajar yang fleksibel Sebagai motivator dalam
serta berbagai sumber belajar yang mengembangkan sosial emosional anak
mendorong anak untuk memilih melalui kegiatan pembelajaran adalah
aktivitasnya sendiri. Hal ini sejalan guru melakukan pendekatan,
dengan Djamarah (2010: 43) guru memberikan dorongan, semangat kepada
sebagai fasilitator yaitu guru hendaknya anak yang tidak bersemangat dalam
dapat menyediakan fasilitas yang belajar. Guru juga menstimulus anak
memungkinkan kemudahan kegiatan untuk dapat berinteraksi baik dengan
belajar anak didik. teman, maupun orang yang ada
Peran guru sebagai model dalam dilingkungan sekitar. Guru memberikan
mengembangkan sosial emosional pujian agar anak semangat dalam
anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK belajar, guru mengacungkan 2 jempol
Gembala Baik Kota Pontianak dan memberi bintang senyum untuk
Keteladanan merupakan perilaku anak yang bisa menyelesaikan tugas
guru dan tenaga kependidian dalam dengan baik. Hal ini sejalan dengan
memberikan contoh melalui tindakan- “motivasi tumbuh ketika anak dihargai
tindakan yang baik, sehingga menjadi dan penghargaan yang berupa materi,
panutan bagi anak didik yang lainnya penghargaan bisa berupa pujian dan
(Wiyani, 2012), seperti biasa sebelum apresiasi hal ini memberikan motivasi
memulai kegiatan guru menyambut anak tersendiri bagi anak untuk tetap
dengan menyapa dan memberi senyum, mempertahankan dan bahkan bisa
sebelum pembelajaran dimulai guru meningkatkan produktivitas belajarnya
mengajak anak-anak untuk bernyanyi menjadi lebih rajin” (Rudi Hartono,
dan berdoa guru selalu memberitahu 2013).
anak bagaimana sikap berdoa yang baik Peran guru sebagai evaluator dalam
tidak mengganggu teman saat berdoa, mengembangkan sosial emosional
tidak berteriak saat berdoa, dan melipat anak usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK
tangan saat berdoa. Sebagai model Gembala Baik Kota Pontianak
dalam kegiatan pembelajaran guru Sebagai evaluator guru menanyakan
memberikan contoh yang baik kepada kembali materi yang sudah dipelajari
anak untuk saling menghargai orang pada saat itu untuk melihat apakah anak
lain, berbicara dengan sopan memahami materi yang disampaikan
(mengucapkan kata tolong, terimakasih oleh guru, guru memilih tema yang
dan maaf), karena itu merupakan contoh dapat digunkan dalam megembangkan
yang baik untuk anak, guru juga harus sosial emosional anak tergantung cara
menjadi guru yang bertanggung jawab guru memilih kegiatan dan media yang
akan tugasnya dalam membimbing dan akan digunakan, guru juga memberikan
mengarahkan anak dalam proses arahan kepada anak serta mengawasi
pembelajaran. Guru menasehati anak anak pada saat pembelajaran dan saat
dan memberi saran kepada anak agar bermain. Penilaian dilakukan dengan
memiliki perilaku yang baik, sejalan observasi langsung terhadap cara belajar
dengan Asep Jihad (2013: 2) “Model dan perilaku anak, penilaian ini
adalah mampu memberikan contoh yang dilakukan untuk mengetahui sejauh
baik kepada siswa agar berperilaku mana perkembangan yang telah dicapai
oleh anak, sejalan dengan pendapat sebagai evaluator guru menilai hasil
Mulyasa (2013: 61) bahwa peran guru pembelajaraan yang telah dilakukan.
usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK Gembala
SIMPULAN DAN SARAN Baik Kota Potianak yaitu guru mampu
Simpulan membangkitkan semangat anak dan
Berdasarkan hasil penelitian yang memberikan pujian ketika anak
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan menunjukkan hasil karyanya, guru
secara umum bahwa perilaku sosial melakukan pendekatan dan memberikan
emosional anak usia 5-6 tahun di kelas dorongan kepada anak yang masih
b3 TK Gembala Baik Kota Pontianak, bersikap egosentris, suka menyendiri,
cukup baik karena guru sudah berperan tidak mau mengerjakan dan mendengar
sebagai inspirator, model dan evaluator. apa yang disampaikan oleh guru. (5)
Namun peran guru sebagai fasilitator Peran guru sebagai evaluator dalam
masih terdapat kekurangan dalam mengembangkan sosial emosional anak
pelaksanaannya serta kurangnya usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK Gembala
memanfaatkan fasilitas yang telah Baik Kota Pontianak yaitu guru
direncanakan dalam Rencana memberikan bimbingan dan arahan
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan kepada anak dalam kegiatan
(RPPM). Secara khusus dapat ditarik pembelajaran, guru mengevalusi anak
kesimpulan yakni : (1) Peran guru dengan cara memberikan pertanyaan
sebagai inspirator dalam kepada anak materi yang sudah
mengembangkan sosial emosional anak dipelajari untuk melihat seberapa anak
usia 5-6 tahun di Kelas B3 TK Gembala memahami materi yang disampaikan
Baik Kota Pontianak adalah guru guru.
merencanakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak seperti guru Saran
mengajak anak-anak belajar diluar Berdasarkan hasil penelitian dapat
ruangan dan guru mengajak anak-anak diberikan saran sebagai berikut: (1)
berkunjung disuatu tempat yang Sebagai fasilitator sebaiknya guru
berhubungan dengan pembelajaran. (2) memanfaatkan atau menggunakan media
Peran guru sebagai fasilitator dalam yang lebih kreatif dalam menyampaikan
mengembangkan sosial emosional anak pembelajaran. (2) Guru hendaknya dapat
usia 5-6 tahun di Kelaas B3 TK membuat suasana kelas yang
Gembala Baik Kota Pontianak adalah menyenangkan, lebih kreatif lagi dalam
guru memberi kemudahan kepada anak melakukan kegiatan dalam proses
untuk mengembangkan sosial emosional pembelajaran. (3) Guru harus
menciptakan kondisi kelas yang menarik melakukan pendekatan dan memahami
dan ruangan yang bersih, dan permasalahan anak agar dapat
menyediakan sumber belajar untuk menangani permasalahan anak secara
anak. (3) Peran guru sebagai model tepat.
dalam mengembangkan sosial
emosional anak usia 5-6 tahun di Kelas
B3 TK Gembala Baik Kota Pontianak
adalah guru perlu memberikan contoh
atau teladan sikap jujur, saling
menghargai orang lain. Karena anak
meniru apa yang kita lakukan maupun
yang kita ucapkan. (4) Peran guru
sebagai motivator dalam
mengembangkan sosial emosional anak
DAFTAR RUJUKAN
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Martinis dan Jamilah Sabri
Panduan Internalisasi Pendidikan Rajagrafindo Persada.
Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model
Press. Mengajar yang Mudah diterima
Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. Murud. Jogjakarta: Diva Press.
TipsMenjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru
dan Inovatif. Bandung. Alfabeta. Profesional Menciptakan
Barnawi. 2014. 46 Rahasia Sukses Pembelajaran Kreatif dan
Menjadi Guru Hebat. Jogjakarta: Ar- Menyenangkan. Bandung : PT Remaja
ruzz Media. Rosdakarya.
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Belajar. Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Henniger, Michael L. 2009. Teaching Alfabeta.
Young Children. New Jersey: Sanan. 2013. Panduan PAUD Pendidikan
Pearson. Anak Usia Dini. Ciputat: Gaung
Ibrahim, Nana syaodih. (2010). Persada Press Group.
Perencanaan pengajaran. Jakarta: Yusuf, Syamsu & Nani M. Sugandhi.
Rineka Cipta 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Isjoni. 2011. Model Pembelajara Anak (cetakan ke-1). Jakarta: PT.
Usia Dini. Bandung: Alfabeta. RajaGrafindo Persada.
Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Wiyani, Novan Ardy. 2012. Sertifikasi
di Taman Kanak-kanak jilid 3. Jakarta: Profesi Keguruan di Indonesia.
Rineka Cipta. Ciputat: Referensi.
Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Zahroh, Aminatul. 2015. Membangun
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah kualitas pembelajaran Melalui
Mada University Press. Dimensi Profesionalisme Guru.
Sardiman, 2014. Interaksi & Motivasi Bandung: PT Bumi Aksara.
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Yamin,

Anda mungkin juga menyukai