Anda di halaman 1dari 5

Jl. A. H. Manaf Lubis (Gaperta Ujung) No. 50, Kel. Tanjung Gusta, Kec.

Medan Helvetia, Kota Medan

Duplik Terlawan
No.Reg.799/Pdt.Plw/2019/PN-MDN

Yang Terhormat,
Majelis Hakim Yang memeriksa perkara No.Reg.799/Pdt.Plw/2019/PN-MDN
Di – Medan

Dengan Hormat,
Terlawan melalui kuasanya, bersama ini mengajukan Duplik dalam perkara aquo dan
Terlawan tetap pada dalil-dalil Terlawan yang dengan tegas membantah dan menolak
seluruh gugatan dalil-dalil Pelawan terkecuali sepanjang yang diakui secara tegas oleh
Terlawan dalam Duplik ini sebagai berikut:
1. Bahwa Terlawan membantah dengan tegas Replik Pelawan poin 1 sebagai berikut :
- Terlawan keberatan dan membantah dengan keras jika dituduh memiliki
selingkuhan, Pelawan selama ini salah paham dan telah mengada-ada, padahal
yang dimaksud oleh Pelawan tersebut faktanya hanyalah sebagai teman dari
Terlawan yang sudah lama berteman baik dan bahkan sudah dianggap oleh
Terlawan sebagai keluarga yang menjadi teman bercerita atau teman curhat
yang sangat dipercayai oleh Terlawan, apalagi permasalahan Terlawan dan
Pelawan yang sering ribut dan cek-cok di rumah tangga dan permasalahan
perekonomian usahanya menjadi bahan cerita (curhat) Terlawan kepada teman
baiknya tersebut, sehingga tidaklah mengherankan dan sangat manusiawi apabila
Terlawan mau menceritakan keluh kesah permasalahannya baik permasalahan
keluarga maupun permasalahan perekonomian usahanya kepada teman yang
Terlawan percayai tersebut, oleh karenanya tuduhan dari Pelawan sangat tidak
berdasar dan terkesan mengada-ada;
- Bahwa perlu diketahui oleh Majelis Hakim bahwa sebenarnya Pelawan yang
sangat kuat diduga memiliki pria lain (selingkuhannya) yang awalnya diberitahu
oleh Pelawan sendiri kepada Terlawan bahwa ada pria lain yang mendekati
Pelawan untuk menjalin hubungan lebih serius lagi secara terang-terangan
melalui chatting keduanya dan adanya screenshot (tangkapan layar) mengenai isi
chattingan Pelawan dengan pria lain tersebut yang diteruskan kepada Terlawan,
hal tersebut membuat Terlawan merasa sakit hati dan sangat cemburu, apalagi
berkali-kali Pelawan selalu menantang Terlawan (suaminya) agar segera
mengurus perceraian apabila terjadi cek-cok baik itu permasalahan keuangan
suami (Terlawan) yang sedang memburuk maupun permasalahan cara mengasuh
anak dan permasalahan kecil yang dibesar-besarkan oleh Pelawan, sehingga
kesabaran dari Terlawan tidak dapat dipertahankan lagi selain menerima
tawaran Pelawan untuk mengakhiri pernikahan keduanya (bercerai);
- Bahwa Terlawan tetap pada pernyataan sebelumnya dimana Pelawan sangat
rutin berpergian keluar negeri berhari-hari tanpa kejelasan dengan siapa dan
tujuannya apa, minimal sebulan sekali pergi keluar negeri, padahal saat
Terlawan tanya kepada perusahaan tempat Pelawan bekerja ternyata hanya ada
3 (tiga) hari batas waktu Pelawan dibiayai perusahaan untuk beraktivitas diluar
negeri, namun kenyataannya Pelawan bisa pulang dari luar negeri selama 7
(tujuh) hari lamanya, sehingga menimbulkan kecurigaan Terlawan kepada
Pelawan yang menduga terjadi perselingkuhan antara Pelawan dengan pria lain
yang dimaksud oleh Pelawan sebelumnya bahwa ada pria lain yang mendekati
Pelawan sesuai dengan screenshot (tangkapan layar) mengenai isi chattingan
Pelawan dengan pria lain tersebut;
- Bahwa adalah benar Pelawan memiliki kebiasaan kleptomania yang telah
diketahui oleh Terlawan selama pernikahan keduanya sebanyak 2 (dua) kali
kejadian pengutilan barang berharga (branded) yang terjadi di 2 (dua) toko pada
pusat perbelanjaan (mall) ternama di Kota Medan, kejadian tersebut diketahui
oleh Terlawan setelah mendapat pesan whatsaap dari teman Terlawan yang
isinya bahwa isterinya (Pelawan) telah tertangkap basah telah mengutil barang
branded tersebut, sehingga mau tidak mau memaksa Terlawan saat itu untuk
menebus seluruh kerugian yang timbul agar tidak adanya tuntutan
hukum/pelaporan kepada Pelawan, hal tersebut sangat memalukan bagi keluarga
besar maupun tidak menjadi contoh yang baik untuk tumbuh kembang ketiga
anak-anak Pelawan dan Terlawan;

2. Bahwa Terlawan membantah dengan tegas dalil Replik Pelawan pada poin (4)
sehubungan dengan hak pengasuhan dan biaya nafkah atas ketiga anak Terlawan
dan Pelawan dengan alasan sebagai berikut :
- Bahwa anak pertama dari Terlawan dan Pelawan tidak secara paksa dan
intimidasi diambil oleh Terlawan, justru anak pertama lah yang menginginkan
sendiri ikut dengan Terlawan dan ingin tinggal bersama Terlawan dikarenakan
merasa takut atas siksaan dan perilaku kasar kepada anak pertama bernama
GILBERT HALLEY, bahkan Terlawan juga sangat kasar dalam mendidik anak
kedua bernama GARRICK HALLEY dan anak ketiga bernama GAVIN HALLEY,
namun Terlawan juga merasa sadar kalau kedua anak yang sedang berada dalam
pengasuhan ibunya juga butuh perhatian ibunya sehingga Terlawan rela anak
kedua dan anak ketiga untuk tetap tinggal dengan ibunya, bukan berarti
Terlawan mendiskreditkan hak dari anak pertama namun hanya saja dari niat
anak pertama lah yang tidak ingin ikut lagi dengan Pelawan;
- Bahwa kondisi anak pertama bersama Terlawan sangat terurus dan sangat
merasa lebih tenang dan nyaman setelah tinggal dengan Terlawan, baik dari segi
kebutuhan hidupnya, kedekatan emosionalnya, hiburannya maupun dalam
kebutuhan pendidikannya;
- Bahwa tidak benar pernyataan dari Pelawan pada point 4 (empat) halaman 3
(tiga) yang menyatakan bahwa ….“Terlawanlah yang sekarang aktif bekerja dan
meneruskan usaha keluarga…..yaitu usaha/bisnis toko bangunan (panglong) yang
pelawan ketahui….”. Hal tersebut tidak benar dikarenakan bahwa usaha yang
dimaksud oleh Pelawan bukanlah bergerak dibidang material bangunan
(panglong) melainkan bergerak dalam usaha penjualan cat tembok saja, yang
kini faktanya akan dijual oleh Terlawan dikarenakan krisis pelanggan dan krisis
penghasilan dari toko cat tersebut, apalagi masih banyak cicilan kredit yang
harus ditanggulangi dan dibebani pelunasannya, yang satu-satunya jalan adalah
menjual toko cat tersebut;
- Bahwa Terlawan tidak mempermasalahkan jika Pelawan menginginkan hak asuh
atas anak kedua bernama GARRICK HALLEY dan anak ketiga bernama GAVIN
HALLEY, sedangkan Terlawan hanya menuntut hak asuh bernama GILBERT
HALLEY dikarenakan keinginan dari anak pertama itu sendiri dan pertimbangan
atas perilaku Pelawan (ibunya) yang memiliki gaya hidup boros dan glamour
serta menghambur-hamburkan uang, memiliki perilaku kebiasaan Kleptomania,
terkesan kasar dan tidak memiliki sopan santun serta adanya dugaan
berselingkuh dengan pria lain, sehingga perilaku tersebut tidak dapat menjadi
contoh tauladan yang baik bagi pekembangan anak-anak terlebih-lebih bagi anak
pertamanya GILBERT HALLEY yang merasa tertekan batin. Oleh karena alasan
tersebut diatas memohon kepada Majelis Hakim agar meletakkan hak asuh anak
pertama bernama GILBERT HALLEY kepada Terlawan sebagaimana dituntun dan
diarahkan pasal 41 huruf (a) dan huruf (b) UU No.1 Tahun 1974;
- Begitu pula untuk pembiayaan hak nafkah anak kedua bernama GARRICK
HALLEY dan anak ketiga bernama GAVIN HALLEY adalah tanggungan dari
Terlawan yang sangat adil dan wajar bila ditetapkan sebesar Rp.5.000.000,-
(lima juta rupiah) setiap bulan, sedangkan untuk pembiayaan nafkah anak
pertama bernama GILBERT HALLEY seluruhnya ditanggung oleh Terlawan sendiri
setiap bulannya. Hal ini dikarenakan Terlawan sedang mengalami krisis ekonomi
(penghasilan) dan sekarang hanyalah seorang pekerja mocok-mocok yang tidak
memiliki pekerjaan secara tetap (non-job), penghasilan yang tidak tetap dan
tidak memungkinkan, serta adanya biaya-biaya lain yang harus ditanggulangi dan
dibebani pelunasannya. Sehingga sangatlah adil dan wajar Pelawan dan Terlawan
wajib secara bersamaan menanggung hak asuh dan hak biaya ketiga anak
tersebut dengan pertimbangan ketidakmampuan yang dialami oleh Pelawan dan
hanya menyanggupi biaya terhadap anak kedua dan anak ketiga sebesar Rp.
5.000.000 (lima juta rupiah) setiap bulan sebagaimana dituntun dan diarahkan
pasal 41 huruf (a) dan huruf (b) UU No.1 Tahun 1974, hal itu akan meringankan
Terlawan atas kesulitan ekonominya, karena anak pertama tetap akan diasuh
dan dibiayai seluruh kehidupannya oleh Terlawan;
- Bahwa Terlawan tidak pernah membatasi Pelawan untuk bertemu dengan anak
pertama, Terlawan selalu mengizinkan apabila Pelawan ingin berkunjung untuk
bertemu dengan anak pertama, kecuali ada niat jahat dari Pelawan untuk
menganggu dan mengintimidasi anak pertama atas kejadian perceraian ini, hal
tersebut tidak akan dibenarkan oleh Terlawan;
- Bahwa begitu pula perlu diketahui oleh Majelis Hakim bahwa disaat Terlawan
ingin berkunjung untuk melihat dan mengajak jalan-jalan anak kedua dan anak
ketiga malahan Pelawan keberatan dan menolak keinginan Terlawan tersebut,
hal tersebut sangatlah tidak adil dan tidak sesuai dengan perintah perundang-
undangan. Oleh sebab itu Terlawan memohon kepada Majelis Hakim dapat
memberi pertimbangan dan memutus agar Terlawan diberi hak mengunjungi
anak kedua dan anak ketiga oleh Pelawan dengan ketentuan minimal 1 (satu)
hari dalam seminggu sesuai tuntunan dan arahan dari pasal 41 huruf (a) dan
huruf (b) UU No.1 Tahun 1974;

Berdasarkan uraian-uraian pada Duplik ini, dengan hormat Terlawan mohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo untuk memutus perkara ini
dengan putusan sebagai berikut :
1. Menolak Perlawanan (Verzet) dari Pelawan seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan Perlawanan (Verzet) dari Pelawan tidak dapat diterima (Niet
Onvantkelijke Verklaard);
2. Menerima dan mengabulkan Jawaban Terlawan untuk seluruhnya .
SUBSIDAIR: Apabila Majelis Hakim yang yang memeriksa serta menyidangkan perkara
ini berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).

Medan, 04 Agustus 2020


Hormat Kami
LAW OFFICE LAOLI SINAGA SIHALOHO & PARTNERS
PETTRUS OBERLIN LAOLI, S.H. LEONARD P. SINAGA, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai