Anda di halaman 1dari 12

Taksonomi Bloom

November 1, 2020  4 min read


Taksonomi Bloom sering dimanfaatkan untuk menilai level kognitif, psikomotorik dan afektif dari sebuah materi dan konsep dalam
sebuah pembelajaran. Manfaat lainnya adalah dipakai untuk sebagai parameter dari kesuksesan dalam hasil pembelajaran.

Daftar Isi
 Pengertian
 Tujuan Pendidikan pada Taksonomi Bloom
 Kata Kerja Operasional (KKO) Taksonomi Bloom
o Kata Kerja Operasional Kognitif (Pengetahuan)
 Kognitif Taksonomi Bloom (Revisi)
o Kata Kerja Operasional Psikomotorik (Keterampilan)
 Afektif (Revisi)
o Kata Kerja Operasional Afektif (Sikap)
 Psikomotorik (Revisi)
 Kesimpulan

Pengertian
Taksonomi Bloom adalah sebuah sistem tingkatan yang mengidentifikasi keahlian dari seorang individu dari level bawah sampai level
atas.

Awal mula dari Taksonomi Bloom adalah saat penemunya yaitu Benjamin S. Bloom melakukan tindakan evaluasi belajar yang ada di
kelas. Dan beliau melakukan pengujian kepada siswa untuk melakukan hafalan atau mengingat dari mata pelajaran yang telah
disampaikan.

Berdasarkan pemaparan Benjamin S. Bloom, bahwa mengingat atau hafalan adalah level paling bawah dalam keahlian berpikir.
Sedangkan keahlian/kemampuan berpikir memiliki banyak tingkatan/level yang lebih tinggi/atas yang harus diraih. Ini bertujuan agar
aktivitas pembelajaran bisa menciptakan siswa yang berkualitas.

Taksonomi bloom merupakan sistem hierarki yang mengenali keterampilan manusia dari yang tinggi hingga rendah. Berikut
penjelasan pada media gambar atau infografis.
Tujuan Pendidikan pada Taksonomi Bloom
Di Indonesia Taksonomi Bloom merupakan alat untuk membuat tujuan pendidikan yang dimanfaatkan untuk menciptakan tujuan
pembelajaran serta tujuan kurikulum.

Berdasarkan penuturan Benjamin S. Bloom, tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi beberapa wilayah. Wilayah yang
berlandaskan tiga tingkatan/level tersebut, diantaranya adalah:
1. Kognitif, dimana didalamnya terkandung sikap yang memfokuskan pada faktor pengetahuan, konsep, intelektual, pengertian
dan thinking skill keterampilan berpikir.
2. Afektif, pada ranah ini terdapat faktor yang memfokuskan pada emosi dan perasaan, contohnya adalah cara dalam menanggapi
mulai dari sikap, apresiasi, minat hingga adaptasi diri.
3. Psikomotor, didalamnya mencakup sikap yang memfokuskan pada faktor keterampilan motorik, contohnya adalah mengasah
keahlian dalam mengendarai, olahraga, menjalankan mesin hingga tulis tangan.

Di lingkungan sekolah dan kelas Taksonomi Bloom ini dimanfaatkan oleh guru untuk evaluasi keefektifan dan kualitas dari
pembelajaran. Setiap elemen dari Taksonomi Bloom memiliki berbagai kata kerja operasional (KKO) yang bisa mendeskripsikan
setiap bentuk untuk meraih tujuan pembelajaran. Kata kerja operasional (KKO) ini digunakan untuk Guru untuk membuat RPP dan
silabus.

Pelajari juga: Model Pembelajaran Discovery Learning

Kata Kerja Operasional (KKO) Taksonomi Bloom


Di bawah ini merupakan contoh kata kerja operasional dari setiap elemen pada taksonomi bloom. Dan tabel kata operasional tersebut
berasal dari In House Training Revisi Kurikulum.

Kata Kerja Operasional Kognitif (Pengetahuan)


Kognitif Taksonomi Bloom (Revisi)

Saat ini Taksonomi Bloom mengalami sedikit pergantian model, tetapi isinya masih hampir sama dengan model taksonomi bloom
yang telah ada sejak era awal. Berikut adalah KKO Taksonomi Bloom pada tataran level Kognitif. Untuk lebih jelas mari simak salah
satu urain tentang level kognitif.

Level 1 Remembering

Pada level ini akan diterapkan tingkatan berpikir rendah dan gampang untuk diimplementasikan dalam pembelajaran. Dalam
prakteknya siswa akan diberi sebuah materi/pengetahuan lalu mereka diminta untuk bisa menghafal dan mengingat dari
materi/pengetahuan tersebut.

Level 2 Understanding

Pada tingkatan ini siswa ditujukan untuk dapat menguasai dan memahami konsep. Misalnya adalah bisa memahami, mengkategorikan,
merangkum, mencontohkan, menerangkan, menyimpulkan dari konsep yang telah diberikan.

Level 3 Applying

Di level ini siswa sudah bisa melaksanakan dan menerapkan sebuah sistem dari konsep untuk dilakukan di kehidupan nyata.

Level 4 Analyzing

Di tingkatan ini siswa melakukan pengembangan apa yang telah dikuasai mengenai materi yang telah dipelajari. Selain itu siswa juga
bisa melaksanakan pemecahan masalah untuk dijadikan sebuah klasifikasi yang utuh. Lalu memastikan bagian tersebut bisa saling
terkait dengan keseluruhan sistem.

Level 5 Evaluating

Pada bagian ini siswa akan bisa menciptakan dan memutuskan sebuah penilaian yang berlandaskan standar yang telah ditentukan.

Level 6 Creating
Pada tahapan yang paling tinggi ini siswa bisa menciptakan, merencanakan, dan menghasilkan sesuatu yang baru.

Kata Kerja Operasional Psikomotorik (Keterampilan)

Afektif (Revisi)

Pada ranah afektif terdapat lima level domain yang diungkapkan Bloom yang berfokus utama pada emosi atau perasaan. Pada bagian
ini Bloom membuatnya dengan David Krathwohl. Diantaranya adalah:

Level Penerimaan
Penerimaan adalah sikap siswa untuk bisa melihat dan memperhatikan sebuah aktivitas atau objek. Penerimaan merupakan rasa atau
sensibilitas siswa untuk bisa mendapatkan stimulus dari luar dirinya. Ini merupakan sikap untuk bisa menerima apa yang disampaikan
oleh guru.

Level Tanggapan

Tanggapan adalah sikap siswa untuk bisa bereaksi tentang apa yang telah diberikan oleh guru kepadanya. Ini merupakan sikap inisiatif
dan kemampuan siswa untuk berperan proaktif dalam sebuah kejadian atau pelajaran yang diungkapkan oleh guru.

Level Penghargaan

Penghargaan merupakan penanaman sikap kepada siswa agar mereka bisa menilai atau memilih apa yang baik dan buruk bagi dirinya.
Sehingga pada praktiknya siswa bisa mengatakan tidak pada apa yang buruk bagi dirinya.

 Level Pengorganisasian

Pada ranah pengorganisasian ini siswa akan didorong dan ditanamkan untuk bisa mengetahui skala prioritas, pengkategorian dan
klasifikasi. Selain itu siswa akan diajarkan perbedaan, keterkaitan hingga urutan dari sebuah entitas atau objek tertentu. Ini bisa
dilakukan oleh guru dengan mengenalkan jenis warna, bentuk objek dsb.

Level Karakterisasi Berlandaskan Nilai

Ini merupakan penggabungan dari apa yang telah dilaksanakan di atas. Level ini akan mengatur keterkaitan personal, sosial dan
perasaan. Nilai-nilai yang telah dijabarkan di atas nantinya bisa digabungkan menjadi satu sehingga karakter siswa akan terbangun.

Guru nantinya harus jeli untuk melihat salah satu potensi siswa yang bisa ditingkatkan berdasarkan nilai-nilai: penerimaan, tanggapan,
penghargaan, pengorganisasian.

Kata Kerja Operasional Afektif (Sikap)


Psikomotorik (Revisi)

Pada ranah Psikomotorik fokus utamanya adalah untuk memaksimalkan penggunaan gerakan fisik atau motorik siswa dengan baik
seperti menulis, berlari, melakukan keterampilan tangan dsb. Pada bagian ini nilai yang digunakan bukan berdasar pada Bloom namun
oleh Simpson. Berikut diantaranya:

Level Persepsi

Persepsi atau sudut pandang dalam pikiran sangat berpengaruh dalam memaksimalkan sistem motorik suatu individu pada sebuah
gerakan. Ini bisa dilihat pada saat menulis latin, jika siswa diarahkan ke sudut pandang lain mengenai sesuatu hal. Bisa jadi tulisan
latin miliknya akan semakin bagus.

Level Kesiapan
Kesiapan pada level ini di dalamnya mencakup kesiapan jasmani dan rohani dalam melaksanakan suatu hal. Dengan persiapan
matang, indera yang akan digunakan akan bisa dimaksimalkan secara penuh.

Level Respon Terpimpin

Pada level ini adalah gerbang pembuka dari suatu individu untuk bisa mengakuisisi sebuah keahlian atau keterampilan yang rumit. Try
and error adalah sebuah hal yang biasa dalam ranah ini termasuk tiru dan modifikasi. Inti dari level ini adalah kesanggupan siswa
untuk bisa bertahan dengan apa yang sedang dikerjakan hingga mencapai tujuan.

Level Mekanisme

Mekanisme merupakan habit untuk terus melakukan gerakan yang sama dari suatu apa yang telah dipelajari. Sehingga akan
memunculkan kebiasaan yang akan menjadikannya ahli dan mempunyai pengalaman.

Level Respon Jelas  Kompleks

Maksud dari level ini adalah siswa sudah bisa menerapkan sebuah keterampilan yang baik dan utuh dengan baik, efektif dan presisi.

Level Penyesuaian

Penyesuaian merupakan cara siswa untuk bisa memastikan bahwa keahliannya bisa digunakan dan diadaptasi sebaik mungkin untuk
masalah yang berbeda-beda. Contohnya adalah ketika siswa melakukan aktivitas menulis latin yang mana dari segi kecepatan dan
keindahan di atas rata-rata. Selanjutnya siswa dianjurkan untuk mengajari siswa lain dalam kondisi apapun untuk bisa menulis latin
baik dan benar.

Level Penciptaan

Ini bisa diinstruksikan siswa untuk melakukan alur baru dalam membuat sesuatu. Ini bisa dilakukan pada aktivitas menulis latin. Guru
bisa menginstruksikan siswa untuk menulis latin dengan spidol atau melakukan variasi tambahan sehingga daya pikir dan kreatif siswa
bisa berkembang.

Kesimpulan
Kata kerja operasional (KKO) dipakai adalah landasan dasar bagi guru untuk menentukan seberapa jauh materi pelajaran akan
disampaikan. Guru bisa menentukannya berdasar hanya untuk menguasai, mengingat, memahami, mengkategorikan atau
memperagakannya saja. Segala macam yang ada di KKO merupakan seberapa jauh mata pelajaran akan diraih pada sesi akhir
pembelajaran.

Kata kerja yang digunakan tersebut merupakan acuan bagi pengajar untuk menentukan kedalaman dari materi, apakah cukup hanya
memahami, mengklasifikasikan atau mendemonstrasikan saja? Semua itu tergantung dari apa yang ingin dicapai pada akhir
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai