Anda di halaman 1dari 17

PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN

oleh:

I MADE WARTAMA ( 1702612010862 )

KADEK AYU WIDYAWATI ( 1702612010867 )

KADEK SRI PUSPITASARI ( 1702612010669 )

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga

makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak

terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan

baik materi maupun pikirannya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan

terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki

makalah ilmiah ini.

    

                                                                                                                                    

Gianyar , 7 Februari 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam sebuah system pengendalian manajemen yang baik dapat membantu dalam

proses pembuatan keputusan dam memotivasi setiap individu dalam sebuah organisasi

agar melakukan keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem pengendalian

manajemen adalah suatu proses yang menjamin bahwa sumber-sumber diperoleh dan

digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, dengan

kata lain pengendalian manajemen dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa

sumber manusia, fisik dan teknologi dialokasikan agar mencapai tujuan organisasi secara

menyeluruh.

Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan manajemen sesuai

dengan garis besar pedoman yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan strategi.

Sistem pengendalian manajemen meramalkan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap

level aktifitas, anggaran, evaluasi kinerja dan motivasi karyawan. Dalam era globalisasi

saat ini perkembangan industri dan perekonomian harus diimbangi oleh kinerja karyawan

yang baik sehingga dapat tercipta dan tercapainya tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Salah

satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (pegawai) dalam

organisasi adalah mengukur kinerja pegawai. 

Pengukuran kinerja dikatakan penting mengingat melalui pengukuran kinerja dapat

diketahui seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam

menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi

secara keseluruhan. Selain itu, hasil pengukuran kinerja pegawai akan memberikan

informasi penting dalam proses pengembangan pegawai.


Namun, sering terjadi pengukuran dilakukan secara tidak tepat. Ketidaktepatan ini

dapat disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaktepatan

pengukuran kinerja diantaranya adalah ketidakjelasan makna kinerja yang

diimplementasikan, ketidapahaman pegawai mengenai kinerja yang diharapkan,

ketidakakuratan instrumen pengukuran kinerja, dan ketidakpedulian pimpinan organisasi

dalam pengelolaan kinerja.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Informasi apa saja yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja ?

2. Apa saja system pengukuran kinerja ?

3. Apa yang dimaksud dengan Balance Scorecard ?

4. Bagaimana penerapan Balance Scorecard ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mencari nilai pada mata pelajaran system pengendalian manajemen.

2. Untuk mengetahui informasi apa saja yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja.

3. Untuk mengetahui apa itu Balance Scorecard.

4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Balance Scorecard.


BAB II

PEMBAHASAN

  

2.1 Pengukuran Kinerja Manajemen

A. INFORMASI YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN

Seorang manager fungsinya adalah menjamin bahwa pekerjaan yang ada pada

organisasi dilakukan secara efisien dan efektif. Manajer tidaklah mengendalikan

biaya secara langsung. Yang dilakukan manejer adalah berupaya mempengaruhi

tindakan orang-orang yang bertanggungjawab atas pengeluaran biaya.

Dengan demikian, dalam pengendalian manajemen manajer bekerja melalui

orang lain melalui berbagai cara berikut ini;

a. Memilih pegawai

b. Memastikan pegawai dilatih secara layak.

c. Memutuskan dimana pegawai tesebut cocok pada organisasi.

d. Pemberdayaan pegawai.

e. Memberikan nasehat dan saran.

f. Mengatasi masalah.

g. Menjamin bahwa lingkungan pekerjaan memuaskan.

h. Pendisipilanan setiap pegawai.

i. Mengatasi perselisihan antar pusat pertanggungjawaban

j. Menyutuji tindakan-tindakan yang diusulkan oleh bawahan.

k. Berinteraksi dengan manajer lain untuk bekerja sama dan mengatasi

masalah yang muncul dari pusat pertanggungjawaban.

l. Membuat suasana yang memungkinkan pegawai bekerja secara efisien dan

efektif.
Untuk menjalankan tugas-tugas di atas, manajer membutuhkan informasi.

Pada bagian berikut ini dijelaskan sifat dari beberapa informasi yang bermanfaat

dalam proses pengendalian.

1. Informasi informal

Banyak informasi yang digunakan manajer adalah informasi informal-manajer

menerimanya melalui pengamatan, percakapan, telepon, rapat, memo, pertemuan-

pertemuan sehingga sama sekali berbeda dengan informasi yang diperoleh dari

laporan formal.

2. Informasi pengendalian tugas

Kebanyakan informasi formal yang ada pada suatu organisasi adalah informasi

pengendalian tugas. Sistem pengendalian produksi menyediakan informasi yang

menjadualkan pengiriman bahan baku, penggunaan tenaga kerja dan sumber daya

lain, sehingga produk yang sebenarnya dan jumlah yang benar dapat diperoleh

pada akhir proses. Sitem juga mengendalikan pemesanan, gaji, penyimpanan, dan

aktivitas lain. Informasi pengendalian manajemen terutama merupakan ringkasan

dari informasi pengendalian tugas. Karena pesatnya perkembangan computer dan

biaya pertransaksi yang semakin lebih rendah, masalah utama yang dalam

memperoleh informasi manajemen yang bermanfaat telah manjadikan bagian kecil

dari informasi yang tersedia mudah digunakan oleh manajer.

3. Laporan anggaran

Anggaran yang disetujui nmerupakan media pengendalian aktivitas pusat

pertanggungjawaban yang ada, dan suatu laporan yang membandingkan

pendapatan sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan merupakan laporan

keuangan yang penting. Walaupun anggaran merupakan pedoman penting bagi

manajer pusat pertanggungjawaban, anggaran hanyalah merupakan pedoman. Jika


manajer menemukan cara yang lebih baik dalam mencapai tujuan, atau jika

keadaan berubah dari asumsi awal, manager boleh tidak menggunakan anggaran.

Yang perlu dipahami bahwa manajer akan bekerja sesuai dengan anggaran jika

cara lain tersebut tidak ditemukan.

Sinyal Anggaran. Manajemen operasi seharusnya memahami bahwa jumlah

anggaran merupakan jumlah yang diharapkan, yang mana bagian yang tingkat

keberhasilannya terlalu tinggi (optimis), dan bagian mana yang rendah. Jumlah

yang terlalu tinggi misalnya biaya intertainmen, biaya berlengganan, biaya iklan

dimana anggaran ini member sinyal pada manajer untuk mengeluarkan uang tidak

lebih dari yang dianggarkan tanpa adanya persetujuan khusus. Biaya yang telalu

rendah, misalnya pelatihan, biaya ini member sinyal entuk mengeluarkan

setidaknya sejumlah yang dianggarkan.

4. Informasi no keuangan

Informasi non keuangan tertentu merupakan indicator penting tentang

bagaimana setrategi yang dipilih diterapkan. Hal ini mengacu pada beberapa cara

variable-variabel penting, faktor-faktor strategi, faktor kesuksesan kunci, factor

kesuksesan kritis atau indicator kinerja kunci. Pada bagian berikut ini kita dapat

melihat bahwa informasi non keuangan dapat digabung dengan informasi

keuangan dalam merancang sistem pengukuran kinerja.

2.2 Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem pengukuran kinerja memiliki sasaran impelementasi strategi. Dalam

menentukan system pengukuran kinerja menajemen puncak memilih serangkaian

ukuran-ukuran yang menujukan strategi perusahaan. Ukuran keuangan kesuksesan

perusahaan, laba dan pendapatan menunjukkan hasil keputusan masa lalu yang telah
diambil oleh perusahaan. Karena dunia usaha telah menggun akan ukuran pendapatan

dan biaya untuk jangka waktu yang lama, ukuran ini cukup baik. Namun beberapa tahun

terakhir menunjukkan adanya penigkatan kebutuhan untuk mendapatkan pengukuran

non keuangan.

Di masa lalu, perusahaan sebenarnya telah menggunakan ukuran keuangan dan non

keuangan. Namun perusahaan cenderung menggunakan ukuran non keuangan untuk

pengendalian tugas, sedangkan ukuran keuangan digunakan untuk tingkatan

pengendalian manajemen. Dengan sitem pengukuran kinerja, gabungan antara ukurasn

keuangan dan non keuangan digunakan pada semua kegiatan organisasi. Contoh

penerapan sistem pengukuran kinerja saat ini adalah pendekatan Balanced Scorecard.

Sistem penguran ini merupakan indicator dan ukuran mengenai berbagai aspek setrategi

bisnis.

 Manfaat Pengukuran Kinerja Manajemen

Pengukuran kinerja manajemen merupakan suatu proses yang harus dilakukan

dalam pengendalian manajemen. Pengukuran tersebut dimaksudkan untuk

mnemperoleh informasi yang efektif dan valid tentang prilaku dan kinerja anggota

organisasi. Secara lebih lengkap, manfaat pengukuran kinerja bagi manajemen

maupum karyawan sebagai berikut

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian

karyawan secara maksimum,

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti

promosi, transfer, dan pemberhentian.


c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk

menyediakan kriteria, sleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka

menilai kinerja mereka,

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi p;engghargaan

2.3 Balanced scorecard

Balanced Scorecard merupakan contoh sistem pengukuran kinerja. Balanced

scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Kapten dan Norton. Ia menekankan

keseimbangan antara ukuran setrategis dalam upaya mencapai keselarasan tujuan,

sehingga mendorong bawahan untuk bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan., Untuk

keselarasan tujuan, balanced scorecard merupoakan alat dalam memfokuskan organisai,

meningkatkan komunikasi, menetapkan tujuan organisasi, dan menyediakan umpan balik

dalam manajemen.

Setiap ukuran dalam balanced scorecard menekankan aspek setrategi perusahaan. Dalam

membuat balanced scorecard, aksekutif harus memilih seperangkat ukuran yang;

a. Menunjukkan factor kritis secara akurat yang akan menentukan kesuksesan

strategu perusahaan;

b. Menunjukkan hubungan diantara ukuran individual sebagai penyebab; dan

c. Menyediakan pandangan yang lebih luas tentang setatus terkini perusahaan.

Balanced scorecard menciptakan gabungan ukuran strategis; hasil dan ukuran

pemicu, ukuran keuangan dan non keuangan, dan ukuran internal dan eksternal.

Hasil dan Ukuran Pemicu. Ukuran hasil menunjukkan hasil dari suatu setrategi
(pendapatan yang meningkat atau kualitas yang yang membaik). Jumlah

pendapatan yang meningkat adalah hasil dari penerapan setrategi yang berhasil.

Ukuran Keuangan dan Non Keuangan. Organisai telah mengembangkan sisstem

yang sangat canggih untuk mengukur kinerja keuangan. Namun sulitnya, di

Amerika serikat banyak perusahaan pada era 1980an, industrinya didorong oleh

perubahan dalam wilayah non keuangan, seperti kepuasan pelanggan dan kualitas,

yang dipengaruhi oleh kinerja keuangan.

Ukuran Internal dan Eksternal. Perusahaan harus melakukan keseimbangan

diantara ukuran-ukuran eksternal, seperti manufaktur. Alas an untuk ini adalah banyak

perusahaan sering mengorbankan pengembangan internal untuk hasil eksternal atau

mengabaikan hasil eksterna, dengan keyakinan bahwa ukuran internal sudah cukup.

Sebagaimana disebutkan sebelumya bahwa system pengukuran kinerja dengan

balanced scorecard akan membantu manajer di dalam melihat bisnis dari empat

perspektif, keangan, pelanggan, proses bisnis internal dasn pertumbuhan dan

pembelajaran

Berikut ini adalah penjelasan keempat perspektif yang dihubungkan dengan sasaran

strategi dan ukuran hasil;

1. Kinerja Keuagan

Kinerja keuangan mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai

pasar. Ukuran keuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan

dan nilai pemegang saham. Alat ukur yang biasa digunakan adalah Return ofn

Invesment dan Residual Income.


2. Kepuasan Pelanggan

Kepauasan poelanggan ini diukur dari bagaimana perusahaan dapat memuaskan

Pelanggan. Alat ukur yang biasa digunakan adalah market share, costumer

retention, customer acquisition, customer satisfaction dan customer probability.

3. Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif ini kinerja peruahaan dapat menghasilkan produk atau jasa

secara efektif dan efisien. Ukuran biasa yang biasa digunakan adalahkualitas,

response time, cost dan pengenalan produk baru.

4. Prospektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Prospektif ini menekankan pada bagaimana perusahaan dapat berinoifasi dan terus

tumbuh dan berkembang agar dapat bersaing di masa sekarang maupun yang akan

dating. Oleh karena itu seumber daya di tuntut untuk produktif dan terus belajar

agar mempunyai kemampuan dalamn berinovasi dan mengembangakan produk

baru yang memiliki value bagi costumer. Alat ukur yang bisa dipakai adalah

employee satisfaction dan information sytem avalaible

Dari keempat perspektif yang telah dijelaskan di muka terlihat aspek-aspek

keuangan (financial aspek) dan aspek-aspek non keuangan (nonfinancial aspek).

Pengukuran kinerja manajemen dengan balanced scorecard teelah ada keseimbangan

antara ukuran keuangan dan non keuangan


2.4 Penerapan Balanced Scorecad

Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen baru.

Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dengan

peristiwa jangka pendek. Kempat proses tersebut menurut (Kaplan dan Norton, 1996)

antara lain :

1. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan

Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan dan

sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di

masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi

untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian

dijabarkan dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.

2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis

balanced scorecard

Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap karyawan apa yang

dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para

pemegang saham dan konsumen. Hal ini bertujuan untuk mencapai kinerja

karyawan yang baik.

3. Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif rencana

bisnis

Memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana

keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan

sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk diprioritaskan, akan

menggerakkan kearah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.


4. Meningkatkan Umpan balik dan pembelajaran strategis

Proses keempat ini akan memberikan strategis learning kepada perusahaan.

Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan

melakukan monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam

jangka pendek.

 Keunggulan balanced scorecard

Keunggulan balanced scorecard sebagai metode pengukuran kinerja manajemen

dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional adalah

1. Merupakan konsep pengukuran yang komperehensif. Balanced scorecard

menekankan pengukuran kinerja tidak hanya pada aspek kuantatif saja, tetapi juga

aspek kualitatif. Aspek financial dilengkapi dengan aspek customer, inovcasi dan

pengembangan pasar merupakan focus pengukuran integral. Keempoat prespektif

menyediakan keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba dengan

ukuran internal seperti pengembangan produksi baru. Keseimbangan ini

menunjukkan trade-off yang dilakukan oleh manager terhadapo ukuran-ukuran

tersebut dan mendorong manager untuk mencapai tujuan mereka dimasa depan

tanpa membuat trade-off diantara kunci-kunci sukses tersebut. Melalui empat

perspektif, balanced scorecard mempu memandang bebagai factor lingkungan

secara menyeluruh.

2. Merupakan konsep yang adaptif dan sesponsif terhadap lingkungan bisnis.

3. Memberikan focus terhadap tujuan menyeluruh perusahaan.

 Kelemahan balanced scorecard

Masalah-masalah berikut ini dapat mengurangi manfaat dari balanced scorecard.

Masalah-masalah tersebut adalah;


1. Kurangnya hubungan antara ukuran dan hasil non keuangan. Tidak ada jaminan

bahwa tingkat keuntungan masa depan akan mengikuti pencapaian target pada

setiap bidang non keuangan. Inilah masalah terbesar yang ada pada balanced

scorecard karena adanya asumsi yang melekat bahwa tingkat keuntungan masa

depan akan berasal dari pencapaian ukuran ukuran balanced scorecard.

Menentukan hubungan sebab akibat dari berbagai ukuran lebih mudah diucapkan

daripada melaksanakan.

2. Fixation on Fonancial Results. Pencapoaian ukuran keuangan seringkali tidak

dikaitkan dengan program insentif sehingga tekanan baik dari pemegang saham

maupun dewn dereksi berpengaruh pada pencapaian target.

3. Tidak adanya mekanisme perbaikan. Seringkali perusahaan tidak memiliki

mekanisme perbaikan jika ukuran-ukuran hasil tidak ada.

4. Ukuran-ukurannya tidak diperbarui. Banyak perusahaan tidak memiliki

mekanisme formal untuk memperbarui ukuran-ukuran agar segaris dengan

perubahan strategi. Hasilnya adalah perusahaan menghasilkan ukuran yang

berdasarkan penghasilan strategi sebelumnya.

5. Pengukuran terlalu berlebihan. Beberapa kali ukuran kritis dapat dilakukan pada

manager tanopa kehilangan focus.

6. Kesultan dalam menentukan trades-offs


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja juga dapat digambarkan sebagai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dan mewujudkan sasaran, tujuan, visi perusahaan

yang tertuang dalam perumusan strategi planning suatu perusahaan.

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan

dimana pengukuran tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta

sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan.

Selama ini, pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi

keuangan. Melalui balanced scorecard , perusahaan tidak hanya mengukur kinerja organiasasi

(perusahaan) dari satu perspektif keuangan saja, tetapi kinerja perusahaan diukur melalui

empat persfektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis

internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran


PERTANYAAN

1. I made wartama

Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan kelemahan Balanced Scorecard ?

2. Kadek ayu widyawati

Apa manfaat program manajemen kinerja ?

3. Kadek sri puspitasari

Kesulitan apa yang biasa dihadapi dalam mengimplementasikan Sistem Pengukuran

Kinerja ?
DAFTAR PUSTAKA

http://miftahuddin-kumpulanmakalah.blogspot.com/2010/10/pengukuran-kinerja-manajemen.html

http://iskandaaar.blogspot.com/2013/11/makalah-pengukuran-kinerja.html

http://riskymahira.blogspot.com/2013/01/penerapan-balanced-scorecard-bsc-dalam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai