A. Kufur
Kufur berasal dari bahasa arab yang berarti menutupi. Secara syar’i kufur berarti
mengingkari suatu bagian dari ajaran islam dimana tanpa bagian itu keislaman seseorang
menjadi batal atau tidak sempurna. Sedangkan kata kafir merupakan bentuk kata benda
pelaku (isim fa’il) yang terbentuk dari kata ka-fa-ra yang berarti menutupi. Dalam al-
Quran kata kufur terulang sebanyak 525 kali. Penyebab terjadinya kekafiran diantaranya :
1. Faktor Internal
a. Kepicikan dan kebodohan
b. Kesombongan dan keangkuhan
c. Keputusasaan dalam hidup
d. Kesuksesan dan kesenangan dunia
2. Faktor Eksternal
Faktor lingkungan yang lahir dalam keluarga muslim merupakan pemberian Allah
di luar kehendak manusia. Jika selanjutnya menjadi muslim juga merupakan hidayah di
luar ikhtiar manusia. Hal ini bisa berubah sebaliknya, karena faktor pendidikan, dakwah
dsb.
Macam macam kufur:
1. Kufur Besar
Kufur besar bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Kufur besar ada lima
macam:
a. Kufur takzib (karena mendustakan)
Misalnya: Jika seseorang berkeyakinan bahwa Muhammad itu berdusta, Alquran
merupakan buatan Muhammad, Alquran itu tidak otentik, maka orang ini kafir karena telah
mendustakan wahyu Allah.
Dalilnya adalah firman Allah.
“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta
terhadap Allah atau mendustakan kebenaran tatkala yang hak itu datang kepadanya ?
Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?” [Al-
Ankabut : 68]
2
b. Kufur karena enggan dan sombong padahal membenarkanya
Contohnya adalah kekufuran iblis. Dia percaya bahwa Allah itu Maha Esa, bahkan
iblis pernah berdialog langsung dengan Allah. Namun, iblis tidak mau tunduk kepada
Allah karena dia bersikap sombong. Dalilnya firman Allah.
“Artinya : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, ‘Tunduklah kamu
kepada Adam’. Lalu mereka tunduk kecuali iblis, ia enggan dan congkak dan adalah ia
termasuk orang-orang kafir” [Al-Baqarah : 34]
“Dan orang-orang itu berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka”
[Al-Ahqaf : 3]
3
e. Kufur Nifaq
Bentuknya adalah dengan menampakkan keislaman secara lahiriah, namun
menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dalilnya adalah firman Allah
“Yang demikian itu adalah karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu kafir
(secara batinnya), kemudian hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat
mengerti” [Al-Munafiqun : 3]
2. Kufur Kecil
Kufur kecil yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam,
dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar.
Macam macam kufur kecil:
a. Kufur nikmat. Yaitu mengingkari nikmat atau menisbatkanya kepada selain
pemberinya yaitu Allah SWT. FirmanNya:
4
2. Kufur besar menjadikan pelakunya kekal dalam neraka, sedankan kufur kecil, jika
pelakunya masuk neraka maka ia tidak kekal di dalamnya, dan bisa saja Allah
memberikan ampunan kepada pelakunya, sehingga ia tiada masuk neraka sama sekali.
3. Kufur besar menjadikan halal darah dan harta pelakunya, sedangkan kufur kecil tidak
demikian.
4. Kufur besar mengharuskan adanya permusuhan yang sesungguhnya, antara pelakunya
dengan orang-orang mukmin. Orang-orang mukmin tidak boleh mencintai dan setia
kepadanya, betapun ia adalah keluarga terdekat. Adapun kufur kecil, maka ia tidak
melarang secara mutlak adanya kesetiaan, tetapi pelakunya dicintai dan diberi kesetiaan
sesuai dengan kadar keimananny, dan dibenci serta dimusuhi sesuai dengan
kemaksiatannya.
5. Kufur besar adalah kufur aqidah yang terkait denga hati, sedang kufur kecil adalah kufur
amali yang terkait degan badan.
B. Syirik
ٌ ْشر ),
Kata ‘syirik’ (ك ِ َ َش ِر ) yang berarti: berserikat,
berasal dari kata ‘syarika’ (ك
bersekutu, bersama atau berkongsi. Menurut istilah syirik yaitu menyekutukan Allah
dengan selain-Nya yang diharamkan oleh Allah SWT.
Macam macam syirik
1. Syirik Besar
Syirik ini terbagi menjadi dua:
a. Syirik yang berkaitan dengan dzat Allah SWT atau syirik dalam rububiyah.
Syirik ini terbagi lagi menjadi dua:
1. Syirik dalam ta’thil, seperti syirik yang dilakukan oleh Fir’aun dan orang-orang
atheis.
2. Syirik yang dilakukan oleh orang yang menjadikan sembahan lain selain Allah
SWT tetapi tidak menafikan asma (nama-nama), sifat-sifat dan rububiyah-Nya,
seperti syirik yang dilakukan oleh orang-orang Nashrani yang menjadikan Allah
SWT sebagai salah satu dari tiga Tuhan (trinitas).
b. Syirik yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah SWT atau syirik dalam
uluhiyyah.
Syirik ini ada enam jenis yaitu:
1. Syirik dalam berdo’a yaitu berdo’a kepada selain Allah SWT.
5
2. Syirik dalam niat, keinginan dan kehendak. Yaitu Beramal karena ditujukan
kepada selain Allah SWT menyebabkan pahalanya hilang.
3. Syirik dalam keta’atan yaitu seorang hamba taat kepada makhluk dalam perbuatan
maksiat kepada Allah SWT
4. Syirik dalam mahabbah yaitu seorang hamba mencintai makhluk seperti cintanya
kepada Allah SWT.
5. Syirik dalam rasa takut yaitu takut akan terjadinya suatu mudharat.
6. Syirik dalam tawakal yaitu meyerahkan urusan sepenuhya dan bergantung kepada
selain Allah SWT.
2. Syirik Kecil.
a. Yang Zhahir (tampak)
yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan
misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah SAW bersabda.
"Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur
atau syirik"
b. Yang Khafi (samar)
Yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan
sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda.
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka
(para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'.
Adapun perbedaan di antara keduanya:
1) Syirik besar menghapuskan seluruh amal baik, sedang syirik kecil hanya menghapuskan
amal yang disertainya saja.
2) Syirik besar menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka jika ia meninggal dunia
dalam keadaan belum bertaubat dari kesyirikannya, sedang syirik kecil pelakunya tidak
sampai kekal di dalam Neraka namun ia akan mendapat siksaan.
3) Syirik besar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak
menyebabkan keluar dari Islam tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan perantara
kepada syirik besar.
Cara menghindari perbuaatan syirik
1. Selalu mengagungkan Allah
6
2. Memohon pertolongan dan berdo’a kepada Allah swt agar hati kita selalu dibimbing
untuk ikhlas
3. Meyakini bahwa diri kita selalu diawasi oleh Allah
4. Mengenali perbuatan syirik, sebab-sebab dan akibatnya
5. Menyembunyikan dan merahasiakan amal
6. Menghindari perkatan yang mengarah kepada syirik
7. Melatih akal dan membersihkan jiwa
8. Selalu berikhtiar semata-mata kaarena Allah dan bertawakkal kepada-Nya
C. Nifaq
Secara bahasa nifaq berasal dari kata arab (nafiqa), yaitu salah satu lobang tempat
keluarnya yarbu (hewan jenis tikus) dari sarang nya. Nifaq juga dikatakan dari kata
(nafaq), yaitu lubang tempat bersembunyi.
Menurut syara’ nifaq berarti menampakan islam dan kebaikan, tetapi
menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.
Ada dua jenis nifaq yaitu:
a. Nifaq I’tiqadi (keyakinan)
Nifaq I’tiqadi yaitu nifaq besar, dimana pelakunya menampakan keislaman, akan
tetapi menyembunyikan kekufuran. Dalam Al Qur’an, Allah mensifati pelaku-pelaku nifaq
ini dengan berbagai kejahatan seperti kekufuran, ketiadaan iman, mengolok-olok dan
mencaci agama besar beserta pemeluknya, serta kecenderungan kepada musuh-musuh
agama untuk bergabung dengan mereka memusuhi islam. Pelaku nifaq jenis ini melakukan
tipu daya terhadap agama dan pemeluknya secara sembunyi-sembunyi, mereka hidup di
tengah umat muslim. Sebab itu,seorang munafiq menampakan keimanannya kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab kitabnya dan hari akhir, akan tetapi dalam batinya terlepas
dari semuanya itu dan lebih dari itu mereka mendustakannya. Nifaq jenis ini ada 4 macam:
(1) Mendustakan Rasulullah atau mendustakan sebagaian dari apa yang beliau bawa.
(2) Membenci Rasulullah atau membenci sebagaian dari apa yang beliau bawa.
(3) Merasa gembira dengan kemunduran agama islam.
(4) Tidak senang dengan kemenangan islam.
7
Nifaq amaly (perbuatan) yaitu melakukan perbuatan orang-orang munafik, akan
tetapi masih ada iman di dalam hati nya. Nifaq Jenis ini tidak membawa pelakunya keluar
dari agama, akan tetapi akan menjadi wasilah (perantara) bagi pelakunya keluar dari agama
jika dia melakukan perbuatan nifaq secara terus menerus. Rasulullah bersabda yang
artinya:
“Ada empat hal jika berada dalam diri seseorang maka ia akan menjadi munafik
sesungguhnya,dan jika seseorang memiliki kebiasaan salah satu daripadanya maka
berarti ia memiliki satu kebiasaan(ciri)nifaq sampai meninggalkanya jika di percaya ia
khianat ,jika bebicara ia berdusta,jika berjanji ia mengingkari,dan jika bertengkar ia
berucap kotor”(HR.Muttafaq alaih)
D. Riddah
Riddah berasal dari kata “riddah” Arab yang bearti (kembali). Menurut syara’,
riddah berarti kufur setelah Islam. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 2:217.
ت فَنِ ِع َّما ِه َي َوإِ ْن تُ ْخفُوهَا َوتُ ْؤتُوهَا ْالفُقَ َرا َء فَهُ َو َخ ْي ٌر لَ ُك ْم َويُ َكفِّ ُر َع ْن ُك ْم ِم ْن َسيِّئَاتِ ُك ْم َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر َّ إِ ْن تُ ْبدُوا ال
ِ ص َدقَا
….Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya,lalu dia mati dalam
kekafiran,Maka mereka itulah yang sia sia amalanya di dunia dan di akhirat,dan mereka
itulah penghuni neraka,mereka kekal di dalamnya.(Al baqarah 2:271)
Riddah ada empat macam :
1) Riddah dengan ucapan.
Yaitu seperti mencaci Allah atau Rasul-Nya atau malaikat-malaikat-Nya atau salah
seorang dari Rasul-rasul-Nya. Mengaku Nabi atau orang yang membenarkan orang
yang mengaku sebagai nabi. Atau berdoa selain kepada Allah dan memohon
pertolongan kepada-Nya.
8
2) Riddah dengan perbuatan.
Seperi sujud kepada patung, pohon, batu kuburan, dan memberi sembelihan
untuknya. Demikian juga dengan melakukan sihir, mempelajari dan mengajarkannya,
serta memutuskan hukum dengan selain apa yang diturunkan Allah dan meyakini
kebolehannya.
3) Riddah dengan I’tiqad (keyakinan).
Seperti kepercayaan adanya sekutu bagi Allah atau kepercayaan bahwa zinah, khamr
dan riba adalah halal. Dan demikian seterusnya
4) Riddah dengan keraguan tentang sesuatu sebagaimana yang di sebutkan diatas.
Seperti ragu terhadap diharamkanya syirik atau di haramkannya khamr dan zina.
Konsekuensi hukum bagi pelaku Riddah (Murtad):
1) Yang bersangkutan di minta untuk bertaubat.
2) Jika yang bersangkutan tidak mau bertaubat,maka ia wajib di bunuh.hadits nabi yang
berbunyi: “Barangsiapa mengganti agamanya (murtad) maka bunuhlah dia.
(HR.Bukhari dan Abu Dawud)
3) Dilarang membelanjakan hartaya saat ia dalam masa di minta untuk bertaubat, jika
ia masuk islam kembali maka harta itu miliknya, jika tidak maka harta itu menjadi
fa’iy (rampasan) baitul mal sejak ia di bunuh atau mati karena riddah.
4) Terputusnya hak waris mewarisi antara dirinya dengan keluarga dekatnya, dia tidak
mewarisi harta mereka dan mereka tidak mewarisi hartanya.
5) Jika ia mati atau di bunuh dalam keadaan riddah maka ia tidak di mandikan dan di
sholatkan.
E. Bid’ah
Bid’ah diambil dari kata bada’a yang berarti membuat sesuatu yang baru tanpa ada
contoh sebelumnya. Allah berfirman:
ِ ت َو اأْل َ ْر
ض ِ س َم َاوا
َّ َب ِد ْي ُع ال
“Allah pencipta langit dan bumi” (QS. Al Baqarah 2:117)
Yang dimaksud ayat tersebut adalah Allah-lah yang telah menciptakan langit dan
bumi tanpa ada contoh sebelumnya.sebuah ayat lain berbunyi:
9
Maksudnya ialah bukanlah aku yang pertama kali membawa risalah dari Allah
kepada para hamba-Nya, akan tetapi sudah rasul-rasul yang mendahuluiku. Ibtida’
(membat sesuatu yang baru) ada dua makna:
1) Membuat yang baru dalam hal adat (urusan keduniaan), seperti penemun-penemuan
modern. Hal semacam ini boleh-boleh saja, karena hokum asal adat dalam itu adalah
mubah
2) Membuat sesuatu yang baru dalam agama dan dalam hal ini haram hukumnya. Karena
hukum asal dalam agama adalah tauqif (terbatas pada apa yang diajarkan oleh
syari’at).
Hukum bid’ah adalah haram dan sesat. Hal ini berdasarkan sabda rasulullah SAW
كم ومحدثات األمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضال لة
“Jauhilah olehmu perkara-perkara baru, sebab sesungguhnya setiap perkara yang
baru itu adalah bid’ah adalah sesat ” (HR. Dawud)
10
Sedangkan secara syar’i sihir yaitu mantra-mantra syirik untuk mengobati suatu penyakit,
buhulan, obat-obatan dan asap. Dalam budaya kita sihir lazim disebut dengan santet, teluk,
mejik, dan sebagainya. Sihir biasanya dilakukan oleh seseorang dengan memenuhi syarat-
syarat tertentu, mempergunakan alat-alat tertentu pula yang tak lazim dipakai, serta dengan
cara-cara rahasia untuk menimbulkanefek jahat dalam diri orang lain yang menjadi
sasaran. Sihir mempunyai hakikat. Diantaranya ada yang mempengaruhi jiwa badan ,
sehingga membuat orang sakit, terbunuh, memisahkan antara suami dan isterinya, dan
semua itu terjadi karena takdir kauniyah Allah.pada hakikatnya, sihir adalah perbuatan
setan. Sebagian besar sihir tidak dapat diperoleh kecuali melalui syirik dan mendekatkan
diri pada roh-roh jahat dengan sesuatu yang disenanginya, serta mendapatkan pelayanan
dengan menyekutukannya kepada allah. Atas dasar itu, sihir disebutkan bersamadengan
syirik. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
“jauhilah tujuh perkara yang membawa kepada kehancuran, para sahabat
bertanya: “ Apakah tujuh perkara itu, ya rasulullah?” beliau menjawab: yaitu syirik
kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab yang
diharamkan agama, memakan riba,memakan harta anak yatim, membelot dalam
peperangan, dan melontarkan tuduhan zina terhadap wanita mu’minah yang terpelihara
dari perbuatan dosa dan tidak tahu menahu tentangnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sihir dapat masuk kedalam kategori syirik bias dilihat dari dua hal yaitu:
1) Karena di dalamnya terdapat istikhdam (permintaan pelayanan) dari syetan serta
ketergantungan dan kedekatan dengan mereka melalui sesuatu yang mereka sukai agar
syetan-syetan itu memberikan pelayanaan kepada tukang sihir. Allah berfirman:
11
Jadi demikian, tidak diragukan lagi bahwa sihir adalah suatu kekufuran, kesesatan
dan kemusyrikan yang bias membatalkan aqidah, serta orang yng melakukannya wajib
diingatkan.
12
kebiasaan manusia, seperti kekebalan dari pukulan, masuk ke dalam api tetapi tidak
terbakar, dan lain sebagainya daripada keanehan dan keajaiban yang pada hakikatnya
adalah sihir dan dan perbuatan syetan melalui tangan para dukun dan peramal untuk
membuat fitnah diantara manusia. Atau bisa jadi, hanya merupakan perkara ilmu yang
tidak ada hakikatnya, bahkan hanyalah tipuan halus dan licik yang mereka lakukan di
depan penglihatan, seperti perbuatan para tukang sihir Fir’aun dengan mempergunakan
tali-tali dan tongkat-tongkat.
13
PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Keimanan yang ada pada kita
harus senantiasa dipupuk dan dijaga dari segala hal yang dapat merusak kemurnian
keimanan kita. Setidaknya ada dua hal yang harus kita waspadai sebagai perusak
kemurnian keimanan kita yaitu syirik dan riddah, Walaupun perpindahan agama sebagai
salah satu contoh perbuatan riddah adalah bagian dari hak asasi manusia tetapi dalam Islam
hal itu termasuk ke dalam kejahatan besar yang hukuman maksimalnya adalah diperangi
(dibunuh).
Banyak ayat-ayat Al Qur’an dan hadits yang memberikan petunjuk kepada kita
agar kita mewaspadai kedua perbuatan tersebut, jika salahsatunya kita lakukan maka hal
itu akan membuat keimanan kita bathal dan terlepas.
Kembali kepada Al Qur’an dan sunnah adalah salah satu upaya yang harus kita
lakukan dalam rangka menangkal terjadinya perbuatan syirik dan riddah pada kita.
Sehingga jika kemurnian keimanan kita telah terjaga dengan baik maka insya Allah para
pemilik kemurnian keimanan ini akan masuk surge tanpa perhitungan terlebih dahulu.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Yunahar., Sudarno Shobron dan Muhaimin. 2007. Pendidikan Agama Islam. Gresik:
Pusat Studi dan Masyarakat Industri
www.file:///F:/kuliah/agama/bab-i-pendahuluan-aqidah-adalah-bentuk.html Minggu, 01
April 2012
www.file:///F:/kuliah/agama/Pentingnya%20Pendidikan%20Keimanan%20%C2%AB
%20Farhansyaddad%20weblog.htm pada 11 Juni 2010
15