Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DO
DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENDAH
DISUSUN OLEH :
Intan Putrienjelina Waeo
711440118046
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang
sangat penting. Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan.
Selain hal inimerupakan peran petugas kesehatan, tetapi merupakan hal
yang menuntutadanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai pihak
selain individu itusendiri, keluarga maupun lingkungan.Dari berbagai
masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri denganharga diri rendah
banyak mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi,
terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk pada
diri pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadp diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan ideal
diri (Keliat, 1998). Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika
kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan
hubungan interpersonal yang buruk.
B. TUJUAN
a) Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
individu mata kuliah Keperawatan jiwa
b) Tujuan umum
Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan
evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Penyakit
Selain tanda dan gejala tersebut, penampilan seseorang dengan harga diri
rendah juga tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian
tidak rapi, selera makan menurun,tidak berani menatap lawan bicara, lebih
banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah.
Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun
dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai
oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.
2. Menanamkan gagasan
3. Mendorong aspirasi
IDENTITAS
Umur : 25 thn
Pekerjaan :-
Pendidikan : SMP
Keluhan utama :
Alasan masuk RS :
2 bulan lalu sebelum masuk RS, klien sering menyendiri, sulit berkomunikasi, dan
sulit tidur
FAKTOR PREDISPOSISI
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sekitar 5 tahun yang lalu dan pernah
rawat jalan di RS , kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasi. Klien dulu
pernah terlibat pergaulan yang salah dan sempat mengkonsumsi pil estasi/sabu.
STATUS MENTAL
1) Pasien
2) Keluarga
a. Tanyakan persepsi pasien tentang saat ini dan harapan pasien saat ini
Klien saat ini menginginkan bisa kembali normal tidak mempunyai
penyakit apapun
b. Tanyakan apa yang dirasakan pasien saat ini :
Klien mengatakan merasa minder dan masih merasa malu bila berada
ditengah-tengah masyarakat dan keluarganya
c. Tanyakan pada keluarga tentang kondisi pasien dan harapan pasien :
Keluarga pasien mengatakan kondisi pasien selalu menyediri dan
merasa diri tidak berharga
d. Tanyakan apa yang dirasakan keluarga saat ini terkait dengan keadaan
pasien :
Keluarga mengatakan saat ini merasa sedih dan cemas dengan keadaan
pasien
1. Pekerjaan :
Klien tidak bekerja
2. Hubungan Sosial:
Orang yang dekat dengan klien adalah ibu, hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain karna klien merasa malu dengan masalah keluarganya
3. Spritual
Klien mengatakan bahwa dirinya jarang berdoa
RIWAYAT KELUARAGA
1. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki : pasien
: Meninggal
PENGKAJIAN FISIK
1. Riwayat Penyakit
klien mengatakan malu untuk bersosialisasai dengan tetangganya karena
masalah yang dialami keluarganya. Klien mengatakan lebih suka di rumah
karena sering di kucilkan oleh orang lain, klien mengatakan merasa tidak
berguna karena putus sekolah dan tidak bekerja
2. Pemeriksaan Fisik :
TD : 130/90mmHg
N : 75x/m
R : 20x/m
S : 36 C
Keadaan fisik :Klien tidak mengeluh sakit apa-apa, tidak ada kelainan fisik
3. Kebiasaan Yang Berhubung dengan Status Kesehatan :
Merokok : Pasien pernah merokok.
Akohol/obat terlarang : Pasien pernah mengkonsumsi alcohol/obat
terlarang.
4. Istirahat dan tidur :
Pasien mengatakan Istirahat dan tidur cukup, Normal ( 7-8 Jam)
5. Nutrisi :
Pola Makan pasien baik/normal 3xsehari (Nasi,Ikan dan sayur+buah).
6. Eliminasi :
7. Pola Eliminasi pasien baik/normal, BAB : 1-2xsehari dengan konsistensi
feses lembek. BAK 5-6xsehari dengan warna urine jernih.
8. Orientasi : pasien berbicara dengan pelan
9. Tingkat Aktivitas : pasien hanya berdiam diri
Energi : tingkat energi pasien stabil
A. Analisa Data
B. Pohon Masalah
Resiko menarik
diri
Perubahan
peran sosial
Harga diri
rendah
situasional
DIAGNOSA (D.0087 Hal.194)
TINDAKAN KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan
LAMPIRAN
Pertemuan : Ke 1 (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien selalu terlihat menyendiri dan tidak mau bergaul.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
4. Tindakan Keperawatan
1.1 Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal
1.2 Perkenalkan diri dengan sopan
1.3 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
1.4 Jelaskan tujuan pertemuan
1.5 Jujur dan menepati janji
1.6 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
1.7 Berikan perhatian kepada klien
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak sekarang? Apa semalam Bapak tidur
nyenyak?”
c. Kontrak
“Bapak, saya bertugas disini untuk merawat Bapak dari hari Senin
sampai Sabtu mulai dari jam 08.00 sampai dengan 14.00 apabila dinas
pagi, dan juga dari jam 14.00-20.00 WITA apabila dinas sore, saya
harap selama saya merawat Bapak, saya dapat memberikan pelayanan
yang terbaik.”
2. FASE KERJA
a. “Bapak, tadi sudah menyebutkan nama Bapak, lalu berapa umur Bapak
sekarang?”
b. “Bapak sudah berapa lama dirawat disini ?”
c. “Bapak berasal dari mana ?”
d. “Bapak bersaudara berapa ?”
e. “Siapa saja yang diajak tinggal dirumah?
f. “Bapak masih ingat tidak kapan dibawa kesini ?”
g. “Siapa yang membawa Bapak kesini ?”
h. “Menurut Bapak, dibawa kesini karena apa ?”
i. “Selama dirawat disini hal apa yang sudah Bapak lakukan ?”
j. “Bagaimana perasaan Bapak saat melakukan kegiatan tersebut?”
k. Boleh saya tahu apa pekerjaan Bapak sebelum disini? Bisa diceritakan
tentang pekerjaannya?”
l. “Wah, kegiatan Bapak bagus sekali”.
3. TERMINASI
a. Mengakhiri kontrak
“Sesuai janji kita tadi, kita sudah mengobrol 15 menit, sekarang sudah
pukul 11.15 WITA, untuk saat ini kita akhiri dulu ya Pak. Tadi Bapak
sudah bagus sekali mau mendengarkan saya dan menjawab dengan
baik.”
b. Evaluasi
(Subyektif) : “Setelah kita ngobrol tadi, bagaimana perasaan Bapak?”
Pertemuan : Ke 2 (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tampak duduk sendiri di depan nurse station, klien sedang
menunduk.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan Khusus
Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2.2 Bersama klien buat daftar tentang aspek positif dan kemampuan yang
dimiliki
2.3 Berikan pujian yang realistik dan hindarkan memberi penilaian yang
negatif
.
B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
“Selamat sore, Pak. Masih ingat dengan saya ?”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini ?”
c. Kontrak
a. Topik : “Kemarin, kita sudah janji bahwa sekarang jam 4 sore,
kita akan berbicara tentang keluarga serta kemampuan dan
kegiatan yang pernah Bapak lakukan. Apakah Bapak
bersedia?”
b. Waktu : “Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana
jika 15 menit, dari jam 4 sampai jam 4 lewat 15 menit ?”
c. Tempat : “Bapak mau berbincang-bincang di mana? Baiklah,
mari kita duduk di depan ruangan Bapak”
2. FASE KERJA
a. “Bapak, sekarang kita akan berbicara tentang keluarga Bapak ya.
Apakah Bapak bisa menyebutkan anggota keluarga Bapak?”
b. “Nah sekarang kita akan membicarakan tentang kemampuan yang
Bapak miliki. Kalau boleh tahu, apa saja kemampuan yang Bapak
miliki?”
c. “Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bapak lakukan?
Bagaimana dengan merapikan tempat tidur? Menyapu? Mencuci piring
?”
d. “Wah bagus sekali Bapak bisa menyapu, Bapak harus rutin melakukan
semua itu ya. Pagi setelah bangun tidur harus merapikan tempat tidur,
menyapu dan mencuci piring setelah makan ya!”
3. TERMINASI
a. Mengakhiri kontrak
“Nah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah jam 4
lewat 15 menit, jadi kita cukupkan dulu sampai di sini.”
a. Evaluasi
(Subyektif) : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-
ngobrol tadi?”
(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak
mata sudah mulai bagus.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan
atau ditanyakan, Bapak bisa sampaikan saat bertemu lagi dengan
saya.”
Pertemuan : Ke 3 (tiga)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tenang, duduk menyendiri di depan nurse station sambil sesekali
melihat orang yang sedang berbicara di sampingnya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan Khusus
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dimilki dan dapat menetapkan
jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
3.1 Diskusikan kemampuan yang dapat digunakan selama sakit
3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan di rumah
3.3 Meminta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di
rumah sakit
3.4 Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh
3.5 Beri pujian atas keberhasilan klien
3.6 Diskusikan jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih
B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
“Selamat siang, Bapak. Masih ingat dengan saya ?”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
c. Kontrak
Topik : “Kemarin kita berjanji pukul 10 akan membicarakan
kegiatan yang masih bisa Bapak lakukan di rumah sakit.
Apakah Bapak bersedia?”
Waktu : “Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana jika 15
menit, dari pukul 10.00 sampai 10.15?”
Tempat : “Bapak mau berbincang-bincang di mana? Bagaimana
jika di sini?”
2. FASE KERJA
a. “Pada pertemuan sebelumnya, kita telah membahas tentang
kegiatan/kemampuan yang Bapak kerjakan atau miliki. Bapak bisa
menyapu, namun terkadang Bapak tidak mau menyapu, namun bapak
harus terus berlatih agar rutin menyapu”.
b. Nah, selain menyapu apakah ada kegiatan/ kemampuan lain yang
masih dapat dikerjakan di rumah sakit?”
c. “Bagus sekali Bapak, apakah setiap pagi Bapak membersihkan tempat
tidur?”
d. Bapak seharusnya setiap pagi harus mau menyapu, merapikan tempat
tidur dan mencuci piring setelah makan. Apakah Bapak mau?”
e. “Selain itu apakah Bapak suka mengobrol dengan teman atau perawat
di sini?”
f. “Bapak tidak usah malu dan malas untuk berbicara, kalau Bapak suka
mengobrol nanti Bapak pasti banyak punya teman dan tentunya bisa
cepat dapat jodoh”.
g. “Apakah Bapak senang punya banyak teman?”
h. “Bagus sekali kalau Bapak mau mencoba, nanti saya kenalkan dengan
teman saya. Apakah Bapak bersedia?”
3. TERMINASI
a. Mengakhiri kontrak
“Nah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul
10.15, jadi kita cukupkan dulu sampai di sini. Tadi Bapak bagus sekali
mau bercerita tentang kemampuan yang masih dapat lakukan saat ini.
Serta jadwal kegiatan harian yaitu merapikan tempat tidur, menyapu,
dan mencuci piring ya”
b. Evaluasi
(Subyektif) : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-
ngobrol tadi?”
(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak
mata mulai bagus. Klien juga mau berbicara dengan
perawat serta temannya namun masih bicara sedikit.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan
atau ditanyakan, Bapak bisa sampaikan saat bertemu lagi dengan
saya.”
Pertemuan : Ke 4 (empat)
A.PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tenang, duduk bersama temannya di dapur namun interaksi dengan
teman masih kurang. Klien tampak mendengar temannya berbicara dengan
teman lain, sambil klien sesekali melihat mereka berbicara.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan Khusus
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang
dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
5.1 Berikan kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
5.2 Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
“Selamat siang, Bapak. Masih ingat dengan saya ?”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
c. Kontrak
Topik : “Kemarin kita sudah berjanji mengobrol mengenai
kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang dimiliki, Bapak
sudah siap bercerita?”
Waktu : “Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana jika 15
menit, dari pukul 12.00 sampai 12.15?”
Tempat : “Bapak mau berbincang-bincang di mana? Bagaimana
jika di sini?”
2. FASE KERJA
a. “Pada pertemuan kali ini, kita akan mengobrol mengenai kegiatan apa
yang bisa Bapak lakukan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang
Bapak miliki. Apa saja kegiatan yang bisa Bapak lakukan saat bapak
kumat?
b. “Oh bagus sekali Pak, dalam kondisi sakit Bapak bisa menyapu di
dalam kamar”.
c. “Nah, lakukan kegiatan menyapu itu setiap pagi hari sesuai jadwal
yang kita buat kemarin ya Pak”.
3. TERMINASI
a. Mengakhiri kontrak
“Baiklah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah
pukul 12.15, jadi kita cukupkan dulu sampai di sini ngobrolnya. Tadi
Bapak bagus sekali mau bercerita tentang kemampuan yang masih
dapat dilakukan saat ini.”
b. Evaluasi
(Subyektif) : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-
ngobrol tadi?”
(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak
mata bagus. Klien juga sesekali mau bertanya dengan
perawat, namun klien masih terlihat malu.
Pertemuan : Ke 5 (lima)
4. Tindakan Keperawatan
4.1 Diskusikan dengan klien dan keluaraga tentang dosis, frekuensi,
manfaat, serta efek samping obat
4.2 Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
4.3 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
4.4 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
b. FASE KERJA
a. “Apakah Bapak tau obat apa yang bapak minum? Apa warnanya? Apa
manfaatnya? Kapan aturan minumnya? Serta akibat jika Bapak tidak
minum obat?”
b. “Baiklah, kalau Bapak belum tau, akan saya jelaskan ya.”
c. “Bapak mendapat terapi obat Cycozam tablet 25 mg. Warna obatnya
oranye muda. Fungsinya sebagai obat penenang. Aturan minumnya
setiap pagi dan sore sesudah makan. Pada pagi hari Bapak mendapat
obat 1 tablet dan pada sore hari mendapat obat 2 tablet sesuai resep
dokter. Jika Bapak tidak minum, Bapak bisa kumat lagi dan akan
membuat Bapak lebih lama di sini. Bapak ingin cepat pulang kan?”
c. TERMINASI
b. Mengakhiri kontrak
“Nah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul
10.15, jadi kita cukupkan dulu sampai di sini. Tadi Bapak bagus sekali
sudah bisa menyampaikan jenis obat yang Bapak minum, warna obat,
manfaat, aturan minum obat dan akibat jika tidak minum obat”.
c. Evaluasi
(Subyektif) : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-
ngobrol tadi?”
(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak
mata bagus. Klien juga mau berbicara dengan
perawat serta klien lain namun masih bicara
seperlunya
d. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan
atau ditanyakan, Bapak bisa mencari saya di Nurse Station ya, kita bisa
mengobrol lagi dan menceritakan keluhan yang Bapak alami. Saya
tinggal ya Pak, terimakasih atas waktunya.”
BAB IV
PEMBAHASAN
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadp diri sendiri
atau kemampuan diri. Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika
kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan
hubungan interpersonal yang buruk. Harga diri meningkat bila
diperhatikan/dicintai dan dihargai atau dibanggakan.
Setelah dilakukan pengkajian tanggal 27 Oktober 2020 pada
Tn.DO maka didapatkan analisa data pertama yaitu data subyektifnya : 2
bulan lalu sebelum masuk RS, klien sering menyendiri, sulit
berkomunikasi, dan sulit tidur, dan data obyektifnya : pasien tampak
menundukan kepala pada waktu diajak berbicara, kontak mata kurang.
Berdasarkan data-data yang ditunjukan oleh pasien maka penulis
menegakan diagnosa keperawatan harga diri rendah situasional b/d
perubahan peran sosial.
Untuk mencapai kriteria yang maksimal penulis memilih rencana
tindakan keperawatan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SDKI). Setelah di implementasikan didapati data Klien mengatakan
senang dilibatkan dalam jadwal kegiatan harian diruangan dan merasa
senang berbincang dengan perawat, klien dapat mengungkapkan
perasaannya, TD :130/90mmHg, N: 75x/m, R: 20x/m, S: 36 C
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Tn.DO dengan
harga diri rendah selama 3 X 24 Jam, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
dalam malakukan perawatan jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling
percaya dan juga membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis
(dokter dan perawat), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan masarakat)
terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat maupun perawat yang
merawat tercapai
B. SARAN
1. Institusi Pendidikan
Sebagai sumber informasi bagi Institusi/Lembaga dalam meningkatkan
Program DIII Keperawatan pada masa yang akan datang, sebagai bahan bacaan
di perpustakaan
2. Klien dan Keluarga
Meningkatkan pengetahuan Klien dan keluarga mengenai cara pencegahan,
perawatan dan pengobatan pada Klien yang mengalami skizofrenia dengan
masalah Keperawatan Harga Diri Rendah.
1. Tujuan umum
Pada akhir proses penyuluhan peserta penyuluh dapat mengetahui
tentang peran serta keluarga p ada klien dengan harga diri rendah.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan diharapkan pengunjung di RSJ Prof. Dr.
V.L Ratumbuysang Manado
1) Menjelaskan tentang pengertian harga diri rendah
2) Menjelaskan tentang tanda dan gejala harga diri rendah
3) Menjelaskan tentang penyebab harga diri rendah
4) Menjelaskan tentang cara meningkatkan harga diri rendah
5) Menjelaskan tentang peran keluarga dalam meningkatkan harga
diri rendah
3. Materi
1) Pengertian harga diri rendah
2) Tanda dan gejala harga diri rendah
3) Penyebab harga diri rendah
4) Cara meningkatkan harga diri
5) Peran keluarga dalam meningkatkan harga diri
4. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi / tanya jawab
5. Media
1) Laptop
2) Power point
6. Jadwal Pelaksanaan
7. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di di RSJ Prof. Dr.
V.L Ratumbuysang Manado
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2) Evaluasi proses
a. Keluarga memperhatikan terhadap materi penyuluhan
b. Keluarga bertanya tentang materi penyuluhan
c. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
3) Evaluasi akhir
a. Keluarga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tentang
harga diri rendah
Materi Penyuluhan
Harga Diri Randah
1. Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat
terjadi secara kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung
lama. Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.
Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif, membenci diri sendiri dan
menolak diri sendiri (Keliat, 1998).
3. Penyebab
a. Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis.
b. Dikucilkan dari teman/ masyarakat.
c. Harapan atau cita-cita yang tidak realistis tidak sesuai dengan kemampuan
diri.
d. Trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami,
putus sekolah, putus hubugan kerja,sering mengalami kegagalan dalam
usaha dll.
4. Cara Meningkatkan Harga Diri
a. Ungkapkan pikiran dan perasaan kepada orang lain seperti keluarga, teman
untuk membantu mengatasinya
b. Menggali potensi diri yang dapat dikembangkan untuk mencapai
kesuksesan
c. Buat rencana kegiatan yang realistis untuk mencegah resiko kegagalan
d. Yakinkan diri bahwa kegagalan yang pernah dialami adalah kesuksesan
yang tertunda
e. Lakukan kegiatan yang telah direncanakan dengan tekun
f. Jika mengalami masalah selama melakukan kembali kegiatan, mintalah
bantuan orang lain khususnya keluarga
5. Peran keluarga dalam meningkatkan harga diri
a. Tingkatkan kesadaran diri pasien dengan menjalalin hubungan yang baik,
memberikan dan membimbing melakukan peker-jaan yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
b. Menggali kelebihan pasien dengan mendorong pasien mengungkapkan
pikiran dan perasaannnya, mengidentifikasi kemampuan positif yang
dimiliki pasien.
c. Mengevaluasi diri pasien dengan memotivasi pasien menungkapkan upaya
yang biasa dilakukan bila menghadapi masalah, dengarkan setiap keluhan
pasien dan bantu memcari alternative pemecahan yang lebih baik.
d. Bantu pasien menetapkan tujuan yang realistis dengan berdiskusi dengan
pasien tentang berbagai rencana kegiatan yang akan dilakukan, utamakan
pekerjaan yang sesuai dan mampu diselesaikan dengan baik.
e. Buatkan jadual kegiatan harian pasien dan berikan pujian jika dapat
melakukan dengan baik.
f. Bila pasien mengalami kegagalan selama melakukan berbagai pekerjaan
jangan menyalahkan tetapi bimbing untuk melaku-kannya dengan baik.
g. Secara bertahap bantu pasien melakukan kegiatan bersama orang
lain/masyarakat.
h. Fasilitasi dan pantau penggunaan obat.
DAFTAR PUSTAKA
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
- Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap
tentang hal positif diri sendiri.
2) Menjelaskan tujuan pertemuan pertama yaitu:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Kerja
1) Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan
serta memakai papan nama
2) Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien
3) Terapis diminta menuliskan pengalaman yang tidak
menyenangkan.
4) Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
5) Terapis membagikan kertas kedua
6) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri,
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan di rumah
dan di rumah sakit.
7) Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis
secara bergiliran sampai semua klien mendapatkan giliran.
8) Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu hal positif diri yang
dapat diterapkan di rumah sakit dan di rumah.
2) Menyepakati waktu dan tempat .
2. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi persepsi:
harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak
menyenangkan, mengalami kesulitan dalam menyebutkan hal positif
diri. Anjurkan klien menuliskan kemampuan dan hal positif dirinya dan
tingkatkan reinforcement (pujian).
Sesi 2 : Melatih positif diri
Tujuan :
1. Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan
2. Klien dapat memilih hal positif diri yang akan dipilih
3. Klien dapat melatih hal positif diri yang telah dipilih
4. Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan yang telah dilatih
Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3. Ruangan nyaman dan tenang
Alat :
1. Spidol dan papan tulis/whiteboard/flipchart
2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3. Kertas daftar kemampuan positif pada sesi 1
4. Jadwal kegiatan sehari-hari dan pulpen.
Metode:
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran
Langkah Kegiatan:
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melatih hal positif pada klien
2) Menjelaskan aturan permainan yaitu:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
5. Kerja
1) Terapis meminta semua klien membaca ulang daftar kemampuan
positif pada sesi 1 dan memilih satu untuk dilatih
2) Terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan
ditulis diwhiteboard.
3) Terapis meminta semua klien untuk memilih satu dari daftar
di whiteboard. Kegiatan yang paling banyak dipilih diambil untuk
dilatih
4) Terapis melatih cara pelaksanaan kegiatan/kemampuan yang
dipilih dengan cara berikut:
Terapis memperagakan
Klien memperagakan ulang (semua klien mendapatkan giliran)
Beri pujian sesuai dengan keberhasilan klien.
5) Kegiatan a sampai dengan d, dapat diulang untuk
kemampuan/kegiatan yang berbeda.
6. Terminasi
Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
Tindak lanjut
1) Terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang telah dilatih
pada jadwal kegiatan sehari-hari.
10:30-11:00
Jumat , 30 oktober
2020