Anda di halaman 1dari 16

Mycobacterium

4 TH C O F F E E

tubercolosis
FITRIA
PUTRI INDAH SARI
RAHMA WULANDARI
Saluran pernapasan atau tractus respiratorius
(respiratory tract) → tempat lintasan dan tempat
4 TH C O F F E E

pertukaran gas dalam proses pernapasan. Saluran ini


berpangkal pada hidung dan berakhir pada paru-paru.

Patogen → agen biologis yang menyebabkan penyakit


pada inangnya.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
4 TH C O F F E E

Morfologi :
• Ukuran 3x 0,5 um
• Pada pembenihan berbentuk kokoid dan berfilamen
• Pada pewarnaan Ziehl-Neelsen/Tan Thiam Hok kuman berwarna merah
Cara penularan
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan
dahak.
4 TH C O F F E E

Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu
yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari
langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan yang gelap dan lembab.
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien
tersebut.
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi
percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
a. Bakteri Mycobacterium tuberculosis
berbentuk batang disebut juga basil koch
b. Bersifat tahan asam sehingga dikenal
4 TH C O F F E E

juga sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).


c. Penularan:droplet
d. Batang,spora (-)
e. Patogen pada manusia
f. Sifat tahan asam:
o dinding sel tebal terdiri dari
o lap lilin dan lemak yang mengandung asam
o lemak mikolat
Penyelubung sel

o Secara garis besar dibedakan atas dua struktur besar yakni dinding sel dan
4 TH C O F F E E

kapsul
o Komponen dinding sel, terdiri : lipoarabinomannan (LAM), arabino galactan
(AG), peptidoglikan, mycolate → faktor virulensi dan mengganggu respon
sistem imun pada sel host
o Komponen sebagian kapsul : phenolic glycolipids (PGL)
o Sebagian besar polisakarida kapsul, tersusun : glukan, arabinomannan
(AM), oligopolisakarida dan mannan
LIPID PROTEIN POLISAKARIDA
4 TH C O F F E E

Mycobacterium
Mengandung banyak
mengandung beberapa
lemak seperti lemak Mycobacterium
protein yang menimbulkan
kompleks, Asam lemak mengandung bermacam
reaksi tuberkulin. Ikatan
dan lilin. Lemak berperan polisakarida, dapat
protein pada fraksi lilin
pada sifat tahan asam, menimbulkan reaksi
dapat menyebabkan
bila lemak dihilangkan, hipersensitif
sensitivitas tuberkulin dan
sifat tahan asam akan
dapat menimbulkan
hilang
pembentukan antibodi
Patogenesis

Infeksi melalui debu atau titik cairan (droplet) pada saluran nafas
4 TH C O F F E E

Penyakit muncul setelah kuman menetap dan berkembang biak di


paru atau kelenjar getah bening
Perjalanan mycobacterium
4 TH C O F F E E

saluran limfe kelenjar limfe sirkulasi darah seluruh tubuh


Mekanisme Patogenitas
Karena ukurannya yang sangat kecil, mycobacterium tubercolosis dalam percik renik (droplet
nuclei) yang terhirup, dapat mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi
oleh mekanisme imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit kuman TB dan
biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar kuman TB. Akan tetapi, pada sebagian
kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi
4 TH C O F F E E

dalam makrofag. Kuman TB dalam makrofag yang terus berkembang biak, akhirnya akan
membentuk koloni di tempat tersebut. Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru
disebut Fokus Primer GOHN.

Dari focus primer, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe regional,
yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke lokasi focus primer. Penyebaran ini
menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe
(limfadenitis) yang terkena. Jika focus primer terletak di lobus paru bawah atau tengah,
kelenjar limfe yang akan terlibat adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika focus primer
terletak di apeks paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. Kompleks primer
merupakan gabungan antara focus primer, kelenjar limfe regional yang membesar
(limfadenitis) dan saluran limfe yang meradang (limfangitis). Masa inkubasi TB biasanya
berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang waktu antara 2-12 minggu. Dalam
masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga mencapai jumlah 103 -104 yaitu jumlah yang
cukup untuk merangsang respons imunitas seluler.
Pada saat terbentuknya kompleks primer inilah, infeksi primer dinyatakan telah terjadi. Hal
tersebut ditandai oleh terbentuknya hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein, yaitu
timbulnya respons positif terhadap uji tuberculin. Selama masa inkubasi, uji tuberculin masih
negatif. Setelah kompleks primer terbentuk, imunitas seluluer tubuh terhadap TB telah
4 TH C O F F E E

terbentuk. Pada sebagian besar individu dengan system imun yang berfungsi baik, begitu
system imun seluler berkembang, proliferasi kuman TB terhenti. Namun, sejumlah kecil
kuman TB dapat tetap hidup dalam granuloma. Bila imunitas seluler telah terbentuk, kuman
TB baru yang masuk ke dalam alveoli akan segera dimusnahkan. Setelah imunitas seluler
terbentuk, focus primer di jaringan paru biasanya mengalami resolusi secara sempurna
membentuk fibrosis atau kalsifikasi setelah mengalami nekrosis perkijuan dan enkapsulasi.
Kelenjar limfe regional juga akan mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tetapi
penyembuhannya biasanya tidak sesempurna focus primer di jaringan paru. Kuman TB dapat
tetap hidup dan menetap selama bertahun-tahun dalam kelenjar ini.
Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat terjadi penyebaran
limfogen dan hematogen. Pada penyebaran limfogen, kuman menyebar ke kelenjar limfe
regional membentuk kompleks primer. Sedangkan pada penyebaran hematogen, kuman TB
masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Adanya penyebaran
hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit sistemik. Penyebaran
hamatogen yang paling sering terjadi adalah dalam bentuk penyebaran hematogenik
tersamar (occult hamatogenic spread). Melalui cara ini, kuman TB menyebar secara sporadic
4 TH C O F F E E

dan sedikit demi sedikit sehingga tidak menimbulkan gejala klinis. Kuman TB kemudian akan
mencapai berbagai organ di seluruh tubuh. Organ yang biasanya dituju adalah organ yang
mempunyai vaskularisasi baik, misalnya otak, tulang, ginjal, dan paru sendiri, terutama apeks
paru atau lobus atas paru. Di berbagai lokasi tersebut, kuman TB akan bereplikasi dan
membentuk koloni kuman sebelum terbentuk imunitas seluler yang akan membatasi
pertumbuhannya. Di dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi
pertumbuhannya oleh imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam bentuk dormant. Fokus ini
umumnya tidak langsung berlanjut menjadi penyakit, tetapi berpotensi untuk menjadi focus
reaktivasi. Bertahun-tahun kemudian, bila daya tahan tubuh pejamu menurun, focus TB ini
dapat mengalami reaktivasi dan menjadi penyakit TB di organ terkait, misalnya meningitis, TB
tulang, dan lain-lain.
4 TH C O F F E E
Sifat Pertumbuhan

Aerob obligat,memperoleh energi dari oksidasi senyawa karbon sederhana


Waktu pembelahan lambat dengan waktu berkembang biak 12-18 jam
4 TH C O F F E E

Waktu pembelahan 20 jam suhu 22-23˚ C


Pada pembenihan pertumbuhan akan tampak setelah 2-3 minggu
Koloni : cembung,kering, berwarna kuning gading
Daya Tahan

Daya tahan lebih besar dibanding kuman lainnya karena sifat hidrofobik
pada permukaan sel
4 TH C O F F E E

Asam dan alkali mendukung ketahanan kuman


Kuman mycobacterium tb tahan terhadap kekeringan dan bertahan hidup
selama periode waktu yang lama dalam sputum kering
4 TH C O F F E E

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai