Hubungan Implementasi Model Asuhan Keper 29a8c4db PDF
Hubungan Implementasi Model Asuhan Keper 29a8c4db PDF
ABSTRAK
Perubahan bidang kesehatan di Indonesia saat ini terjadi begitu pesat, persaingan bebas
terjadi di semua tatanan kesehatan terutama rumah sakit. Pepelayanan keperawatan merupakan
bagian dari sistem kesehatan di sebuah rumah sakit. Pepelayanan keperawatan merupakan
kegiatan yang selalu ada yaitu selama 24 jam di rumah sakit, sehingga baik buruknya sebuah
rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas pepelayanan keperawatan. Untuk mempertahankan
eksistensinya dalam persaingan bebas ini adalah dengan cara meningkatkan kepuasan pelanggan
(pasien dan keluarga). Kepuasan pasien tersebut bisa dicapai diantaranya dengan meningkatkan
kualitas pepelayanan keperawatan melalui penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan implementasi MAKP
Tim-Primer dengan mutu pelayanan keperawatan di RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan
data kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa
implementasi MAKP Tim – Primer disebagian besar ruangan rawat inap berada pada kategori
baik yaitu sebanyak 81 (86,2 %); mayoritas responden menyatakan bahwa mutu pelayanan
perawatan di ruang rawat inap RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng baik yaitu sebanyak 68 orang (72
%). Berdasarkan hasil uji statistik disimpulkan bahwa ada hubungan antara Implementasi MAKP
Tim – Primer dengan Mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Dr. Ben Mboi
Ruteng (α = 0,019). Hasil tersebut menunjukan bahwa ada hubungan antara Implementasi
MAKP Tim-Primer dengan Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Ruteng.
Beberapa saran yang berhubungan dengan implementasi MAKP Tim – Primer dan usaha
mempertahankan kualitas pepelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Dr. Ben Mboi
Ruteng yaitu sebagai berikut: 1). Sebaiknya menerapkan MAKP Tim, sebab MAKP Tim sangat
sesuai jika dilihat dari latar belakang pendidikan perawat yang umumnya D III Keperawatan; 2).
Tingkatkan komitmen institusi RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng dalam melaksanakan asuhan
keperawatan; 3). Meningkatkan kualifikasi pendidikan perawat khususnya Kepala Ruangan dan
Perawat Primer dengan memberikan kesempatan untuk studi lanjut dibidang keperawatan ke
jenjang Ners; 4). Pertahankan kualitas pepelayanan kepada pasien yang dirawat.
ABSTRACT
Changes in the health sector in Indonesia are now happening so fast, free competition
occurs in all settings, incuding and especially in hospital service. Nursing service is part of the
health system in a hospital. Nursing service is provided for 24 hours in the hospital, so that the
merits of a hospital is strongly influenced by the quality of nursing service. To maintain its
89
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
existence in this free competition a hospital needs to improve customer satisfaction (patients and
families). The patient satisfaction can be achieved among others by improving the quality of
service through the implementation of the Professional Nursing Care Model (PNCM/MAKP).
The purpose of this study was to analyze the relationship between the implementation of MAKP
Team - Primary and the quality of nursing care at Dr. Ben Mboi Hospital in Ruteng. The study
design used in this research is descriptive analysis using quantitative data and cross-sectional
approach. The results showed that the implementation of PNCM/MAKP Team - Primary
hospitalization in most rooms are in good category as many as 81 (86.2%); the majority of
respondents said that the quality of care in inpatient ward of the. Ben Mboi Ruteng is good as
many as 68 people (72%). Based on the statistical test it is concluded that there is a relationship
between Implementation PNCM/MAKP Team - Primer with Quality nursing care in inpatient
ward of Dr. Ben Mboi Hospital Ruteng (α = 0.019). These results show that there is a
relationship between Implementation PNCM (MAKP) Team-Primer with Nursing Service
Quality in inpatient wards of Dr. Ben Mboi Hospital Ruteng. Some suggestions related to the
implementation of PNCM (MAKP) Team - Primary and efforts to maintain the quality of nursing
service in inpatient ward of Dr. Ben Mboi Hospital Ruteng are as follows: 1). PNCM Team
should be implemented because PNCM team is very appropriate when viewed from educational
background as most of the nurses working in Dr. Ben Mboi Hospital are generally D III (Third
Degree Diploma) in Nursing; 2). Institutional commitment should be increased in implementing
nursing care; 3). Improvement of educational qualifications of primary nurses and head of
should be encouraged by providing opportunities for further to the level of nurses (S.Kep., Ns.);
4). Quality of service to hospitalized patients should be maintained.
90
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
mengatur pemberian asuhan keperawatan tidur rawat inap, lebih banyak dibanding
termasuk lingkungan untuk menopang beberapa rumah sakit milik Pemerintah
pemberian asuhan tersebut (2). MAKP telah Kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang
dilaksanakan dibeberapa negara, termasuk tersedia rata-rata 61 tempat tidur rawat inap.
rumah sakit di Indonesia sebagai suatu Berdasarkan data yang diakses dari
upaya manajemen rumah sakit untuk http://www.buk.depkes.go.id (2014), nilai
meningkatkan asuhan keperawatan melalui Bed Occupancy Ratio (BOR) RSU Ruteng
beberapa kegiatan yang menunjang kegiatan adalah 77% ( ideal 60 – 85 %), Turn Over
keperawatan profesional yang sistematik. Interval (TOI) 1 hari (ideal 1 -3 hari, Gross
Penerapan MAKP menjadi salah satu daya Death Rate (GDR) 37%, Net Death Rate
ungkit pelayanan yang berkualitas. Metode (NDR) 22%, Average Length of Stay
ini sangat menekankan kualitas kinerja (ALOS) 3 hari .
tenaga keperawatan yang berfokus pada RSUD Dr. Ben Mboy Ruteng masih
profesionalisme keperawatan antara lain memiliki masalah pada konteks mutu
melalui penerapan standar asuhan pelayanannya. Terlebih khusus pada saat
keperawatan. sebelum diterapkannya MAKP Tim –
Model Asuhan Keperawatan Primer seperti yang diterapkan sekarang ini.
Profesional (MAKP) yang diterapkan di Hal ini ditandai dengan adanya keluhan dari
hampir semua Rumah Sakit di Propinsi Nusa keluarga pasien tentang cara dan sikap
Tenggara Timur (NTT) termasuk pelayanan petugas rumah sakit (Harian
didalamnya RSUD Dr. Ben Mboy Ruteng Timor Express, 8 Desember 2009). Selain
adalah metode penugasan Tim. Akan tetapi itu, timbul keluhan dari berbagai pihak,
dalam pelaksanaanya selalu menggunakan seperti yang diberitakan majalah Flores Pos
pendekatan fungsional. Metode penugasan Kamis 28 Juli 2011 dengan judul “Tidak
fungsional adalah metode penugasan yang Adil di RSUD Dr. Ben Mboy Ruteng”,
tidak profesional, karena perawat tidak majalah online Floresa.co (08 Januari 2015)
memberikan asuhan keperawatan secara dengan judul “12 Jam RSUD Dr. Ben Mboy
utuh. Dengan metode fungsional, perawat Ruteng Telantarkan Pasien”, “Keluarga
tidak mengetahui, tidak memahami dan Pasien Kecam Pernyataan Direktur RSUD
tidak menguasai masalah-masalah yang Dr. Ben Mboy Ruteng”, “Anggota DPRD:
terjadi dengan kliennya (3). Sejak Tahun RSUD Dr. Ben Mboy Ruteng Harus Benahi
2006, MAKP sudah mulai diterapkan di Pelayanan” (Floresa.co / 09 Januari 2015).
ruangan ICU RSUD Dr. Ben Mboy Ruteng Hal ini sesuai dengan yang dikatakan dalam
dan pada Bulan Maret Tahun 2015, pihak sumber Depkes (1993) dimana keluhan
manajemen RSUD Dr. Ben Mboy Ruteng masyarakat bisa berarti ada masalah kualitas
mulai menerapkan MAKP Modifikasi Tim – pelayanan dalam suatu organisasi. Sesuai
Primer di semua ruangan rawat inap. dengan data tersebut diatas, khususnya yang
Rumah Sakit Umum (RSU) Ruteng berhubungan dengan penerapan MAKP dan
adalah Rumah Sakit Pemerintah Tipe C. keluhan akan pelayanan, bisa disimpulkan
Rumah sakit ini mampu memberikan bahwa sebelum diterapkannya MAKP Tim –
pelayanan kedokteran spesialis terbatas Primer, RSUD Dr. Ben Mboy Ruteng
dengan dilayani oleh 77 orang perawat di banyak mendapat keluhan terkait dengan
ruang rawat inap dan menampung pelayanan pelayanannya kepada masyarakat.
rujukan dari berbagai puskesmas di Rumah sakit merupakan sarana
Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur kesehatan yang menyelenggarakan
dan Manggarai Barat. Memiliki 94 tempat pelayanan kesehatan secara merata dengan
91
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
94
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
95
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
paling menonjol di RSUD Dr. Ben Mboi 2014) disimpulkan bahwa bahwa persepsi
Ruteng adalah pelayanan di ruang VIP daya tanggap dan persepsi empati ada
dan Kelas I Utama, umumnya tidak hubungan yang kuat dengan kepuasan
memiliki keluhan yang berarti selain pasien. Berkaitan dengan penelitian ini,
ketersediaan waktu khusus untuk dua aspek yang disimpulkan oleh peneliti
berkomunikasi khusus dengan pasien. sebelumnya diatas sudah sesuai dengan
Status mutu pelayanan keperawatan di kekurangan pada aspek pelayanan seperti
ruang rawat inap yang pada umumnya yang dikeluhkan oleh pasien di RSUD
baik, menurut peneliti hal ini disebabkan Dr. Ben Mboi Ruteng. Dengan demikian,
oleh karena kemampuan pengelolah pihak pengelolah rawat inap RSUD Dr.
ruang rawat inap dalam Ben Mboi Ruteng harus meningkatkan
mengkoordinasikan setiap proses pemahaman dan kesadaran perawat akan
pelayanan yang diberikan kepada pasien pentingnya daya tanggap dan empati
serta didukung oleh komitmen yang kepada pasien yang dirawat.
tinggi dari pimpinan RSUD Dr. Ben
Mboi Ruteng akan peningkatan mutu 3. Hubungan Implementasi MAKP Tim –
layanan keperawatan seperti di ruangan Primer Dengan Mutu Layanan
VIP dan ruang utama kelas I. Keperawatan
Peneliti juga berpendapat bahwa Mc Laughin, Thomas, dan Barterm
faktor pekerjaan pasien yang umumnya (1995) mengidentifikasi 8 model
petani, status pendidikan yang sebagian pemberian asuhan keperawatan, tetapi
besar SD tentu akan berpengaruh model yang umum digunakan di Rumah
terhadap permintaan pelayanan Sakit adalah asuhan Keperawatan Total,
keperawatannya. Selain itu, bila masih Keperawatan Tim, dan Keperawatan
terdapat keluhan tentang kenyamanan di Primer. Tetapi, setiap unit keperawatan
ruang rawat inap kelas III, menurut mempunyai upaya untuk menyelidiki
peneliti hal ini sangat wajar karena model untuk mengelola asuhan
jumlah bed yang banyak tidak sebanding keperawatan berdasarkan bersesuaian
dengan luas ruanganya yang umumnya ketenagaan, sarana, dan prasarana, dan
sangat sempit serta tidak memiliki tirai kebijakan Rumah Sakit. Ada 6 unsur
pemisah antara pasien yang satu dengan utama dalam penentuan pemilihan
yang lainya. Banyaknya pasien yang metode pemberian metode asuhan
dirawat dalam sebuah ruangan ditambah keperawatan yaitu: a). Sesuai dengan visi
lagi dengan banyaknya pengunjung dan dan misi institusi; b). Dapat
keluarga yang menjaga pasien serta diterapkannya proses keperawatan dalam
banyaknya penggunaan tempat untuk asuhan keperawatan; c). Efisien dan
menyimpan barang tentu akan efektif penggunaan biaya; d).
menyebabkan timbulnya masalah seperti Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga
kondisi ruangan yang kurang bersih, dan masyarakat; e). Kepuasan kinerja
kondisi tidak nyaman sehingga pasien perawat; f). Terlaksananya komunikasi
tidak bisa beristirahat dengan baik yang adekuat antara perawat dan tim
bahkan berdampak pada masalah lain kesehatan lainnya (11).
seperti kurang menjaga privasi pasien Menurut Mirza Tawi (2008), mutu
selama pelaksanaan tindakan perawatan. pelayanan kesehatan sebenarnya
Penelitian yang dilakukan oleh Ida menunjuk pada penampilan
Ayu Dwidyaniti Wira (Tesis Udayana; (performance) dari pelayaan kesehatan
99
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
yang dikenal dengan keluaran (output) RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng menurut
yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan peneliti disebabkan oleh karena; 1).
dokter dan tenaga profesi lainnya Kemauan ruangan dalam
terhadap pasien, dalam arti perubahan mengimplementasikan MAKP Tim –
derajat kesehatan dan kepuasan baik Primer, sekalipun belum sesuai dengan
positif maupun sebaliknya. Sedangkan standar namun mereka memiliki
baik atau tidaknya keluaran tersebut kemampuan dalam mengelolah ruang
sangat dipengaruhi oleh; 1). Unsur rawat inap dalam mengkoordinasikan
masukan (input) adalah tenaga, dana dan setiap proses pelayanan yang diberikan
sarana fisik, perlengkapan serta peralatan. kepada pasien berupa pemberian asuhan
Secara umum disebutkan bahwa apabila keperawatan; 2). Kesiapan perawat dan
tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) keberadaan dokter umum di ruangan
tidak sesuai dengan standar yang telah yang selalu merespon secara cepat setiap
ditetapkan (standardofpersonnel and keluhan dan kebutuhan pasien akan
facilities), serta jika dana yang tersedia tindakan medis dan; 3). Latar belakang
tidak sesuai dengan kebutuhan, maka pasien yang sebagian besar petani
sulitlah diharapkan baiknya mutu tradisional, pendidikan yang mayoritas
pelayanan; 2). Unsur lingkungan adalah SD. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
kebijakan, organisasi, manajemen. Secara standar permintaan pelayanannya.
umum disebutkan apabila kebijakan, Oleh karena itu penulis berpendapat
organisasi dan manajemen tersebut tidak bahwa standar mutu yang ditawarkan
sesuai dengan standar dan atau tidak oleh pihak ruang rawat inap yang
bersifat mendukung, maka sulitlah menerapkan MAKP Tim – Primer
diharapkan baiknya mutu pelayanan; 3). memiliki posisi lebih tinggi dari standar
Unsur proses adalah tindakan medis, permintaan layanan oleh responden
keperawatan atau non medis. Secara (pasien) di ruang rawat inap. Hal ini
umum disebutkan apabila tindakan terjadi, disebabkan oleh latar belakang,
tersebut tidak sesuai dengan standar yang pekerjaan, pendidikan dan status ekonomi
telah ditetapkan (standard of conduct), pasien yang bersangkutan. Hal ini juga
maka sulitlah diharapkan mutu pelayanan diperkuat dengan pendapat Pena (1984)
menjadi baik (12). dalam Mirza Tawi (2008), bahwa unsur
Hasil uji statistik menunjukan proses adalah tindakan medis,
bahwa ada hubungan Implementasi keperawatan atau non medis. Secara
MAKP Tim – Primer dengan Mutu umum disebutkan apabila tindakan
layanan keperawatan di ruang rawat inap tersebut tidak sesuai dengan standar yang
RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng dengan nilai telah ditetapkan (standard of conduct),
α = 0,019. maka sulitlah diharapkan mutu pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian menjadi baik (11). Dalam penelitian ini,
tersebut di atas, peneliti berpendapat sekalipun standar penerapan MAKP Tim
bahwa ada kesesuaian antara fakta dan – Primer belum memenuhi standar dan
teori bahwa penerapan MAKP Tim – sebagian besar pasien tidak memahami
Primer dapat meningkatkan mutu layanan standar itu, namun prosesnya seperti
keperawatan di RSUD Dr. Ben Mboi pemberiaan asuhan keperawatan kepada
Ruteng. Terdapat hubungan penerapan pasien sudah memenuhi kebutuhan
MAKP Tim – Primer dengan mutu pasien.
layanan keperawan di ruang rawat inap
100
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
101