Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH SISTEM MANAJEMEN K3 DAN PENGENDALIAN MUTU

“INDUSTRI TAMBANG MINYAK”

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Manajemen K3 dan
Pengendalian mutu
Dosen pengampu :
1. M Dody Izhar, S. KM., M. Kes.
2. Budi Aswin Sanrus, S.KM., M. Kes.

Disusun Oleh : Kelomok 4


Peminatan K3
Yunita Masdayani N1A118015
Widya Anggraini N1A118099
Muhammad Iqbal N1A118111
Ghina Salsabila N1A118146
Vera Yunika Marpaung N1A118147

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana telah
memberikan kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata
kuliah Sistem Manajemen K3 Dan Manajemen Mutu yang berjudul “Industri
Tambang Minyak” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih
kepada Bapak dosen pembimbing mata kuliah ini.

Tak ada gading yang tak retak, untuk itu kami pun menyadari bahwa
makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak
kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis.
Untuk itu kami membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan
penulisan-penulisan mendatang dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal
yang dianggap tidak berkenan di hati mohon dimaafkan.

Jambi, November 2020

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3 Tujuan........................................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

2.1 Visi dan Misi Industri Tambang Minyak..................................................6

2.2 Program K3 di Industri Tambang Minyak...............................................6

2.4 Struktur Organisasi IndustriTambang Minyak..........................................9

2.5 Bagaimana Pembagian Tugas Pada Industri Tambang Minyak................9

2.6 Pembagian Jam Kerja Industri Tambang Minyak...................................20

BAB III..................................................................................................................23

3.1 Kesimpulan..............................................................................................23

3.2 Saran........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia memiliki salah satu industri minyak tertua di dunia dan
menunjukkan eratnya kaitan antara ekonomi dan negara. Berdasarkan hasil
penelitian oleh (Zainal, 2009 : 86) sejak tahun 1920 minyak bumi tersebut
mengalami peningkatan hasil yang setiap tahun semakin meningkat yang
membuat sektor perekonomian yang paling utama mengalami dampak
positif serta ditopang oleh hasil kebun dan hutan sampai Indonesia bebas
dari penjajahan. Hasilnya sejak Indonesia berada di tangan pemerintahan
Orde Baru, sangat banyak terjadi perubahan dalam kehidupan masyarakat
seperti peningkatan dalam taraf hidup yang diaplikasikan lewat jerih payah
pembangunan yaitu melalui industri tambang, salah satunya karena
penghasilan negara yang sangat melimpah dari cucuran sektor Migas pada
tahun 1960 dan 1970-an (Sjafri 2002 : 242).
Zaki (2013), mengatakan bahwa sektor Migas telah menjadi
elemen penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 1980-an
Indonesia merupakan negara pengekspor minyak di dunia. Indonesia telah
menempatkan paradigma pendirian perusahaan tambang sebagai agen
pembangunan dan agen modernitas yang akan membawa perubahan untuk
pembangunan sosial ekonomi. Menurut Isra (2013), keberadaan
perusahaan tambang di tengah-tengah masyarakat merupakan dua
komponen yang saling mempengaruhi dimana perusahaan memerlukan
masyarakat sekitar dalam pengembangan perusahaan itu sendiri, begitupun
sebaliknya masyarakat memerlukan perusahaan tersebut dalam
peningkatan Universitas Sumatera Utara 2 perekonomian masyarakat serta
pengembangan daerah akibat keberadaan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa visi dan misi industri tambang minyak ?

4
b) Apa program smk3 yang terdapat pada industry tambang minyak ?
c) Bagaimana struktur organisasi industry tambang minyak ?
d) Bagaimana pembagian tugas organiasi pada industry tambang minyak ?
e) Bagaimana pembagian jam kerja industry tambang minyak ?

1.3 Tujuan Masalah

a) Untuk mengetahui visi dan misi intambang minyak


b) Untuk mengetahui program smk3 yang terdapat pada industry tambang
minyak
c) Untuk mengetahui pembagian tugas daripada organisasi industry tambang
minyak
d) Untuk mengetahui bagaimana pembagian jam kerja industry tambang
minyak

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 visi dan misi industry tambang minyak

Adapun Visi dan Misi yang dimiliki oleh industry tambang minyak ini
adalah:

1. Visi
“ menjadi perusahaan teladan yang bertanggung jawab untuk
menghasilkan kualitas karya maupun produk yang baik dengan tetap
mengutamakan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan yang aman,
sehat, sejahtera”.
2. Misi
“ Memajukan perusahaan hingga berskala international. Selalu
menyempurnakan kerja sama antara pelanggan dan mitra kerjanya dalam
melaksanakan petunjuk- petunjuk keselamatan kesehatan kerja dan
lingkungan untuk mencapai standar keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan yang mumpuni, kesadaran keselamatan dan keuntungan
bersama melalui karyawan yang berkualitas dengan mematuhi segala
hokum yang berlaku”.

2.2 program smk3 yang terdapat pada industry tambang minyak

Program zero accident (kecelakaan nihil) ialah tanda


penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diberikan
pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil dalam
melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga
mencapai nihil kecelakaan (zero accident). Penghargaan zero
accident (kecelakaan nihil) diberikan kepada perusahaan yang telah
berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa
menghilangkan waktu kerja.

6
Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan dalam
bentuk piagam dan plakat yang ditetapkan melaui Surat Keputusan
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.

Dasar Hukum pelaksanaan program zero accident (kecelakaan nihil) di


tempat kerja

1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


2. Undang-Undang No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.
3. Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
5. Kepmenaker RI no 463 Tahun 1993 tentang Pola Gerakan Nasional
Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kriteria/kategori/kelompok Perusahaan peserta program zero


accident (kecelakaan nihil) di tempat kerja

1. Perusahaan Besar : jumlah tenaga kerja keseluruhan lebih dari 100


(seratus) orang.
2. Perusahaan Menengah : jumlah tenaga kerja keseluruhan antara 50
(lima puluh) orang sampai dengan 100 (seratus) orang.
3. Perusahaan Kecil : jumlah tenaga kerja keseluruhan sampai dengan
49 (empat puluh sembilan) orang.

Kriteria/kategori/kelompok kecelakan kerja yang menghilangkan waktu


kerja menurut program zero accident (kecelakaan nihil) antara lain :

1. Kecelakaan kerja yang menyebabkan tenaga kerja tidak dapat kembali


bekerja dalam waktu 2 x 24 jam.
2. Kecelakaan kerja ataupun insiden tanpa korban jiwa (manusia/tenaga
kerja) yang menyebabkan terhentinya proses/aktivitas kerja maupun

7
kerusakan peralatan/mesin/bahan melebihi shift kerja normal
berikutnya.

adapun program yang di gunakan dalam industry tambang minyak ini guna
mengeliminasi accident adalah :

1. Zero Accident Mindset (ZAM)


Merupakan program yang diadopsi sebagai pergeseran
paradigma manajemen terhadap pengelolaan kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja, hal ini juga menunjukkan besarnya komitmen
manajemen dalam melindungi pekerja dari cidera. Adapun
dilakukannya program ini yaitu untuk membentuk pola pikir
selamat, perilaku selamat, dan budaya keselamatan secara
berkelanjutan.
2. zero accident unplanned shutdown
adapun program ini dikutip dari rencana program
pemerintah yang secara garis besar, program ini akan dibagi dalam
2 tahap di mana tahap pertama adalah pengecekan data dan
identifikasi resiko dari Badan Usaha Hulu dan Hilir Migas.
Identifikasi Risiko akan dilakukan pada seluruh kegiatan usaha
hulu dan hilir migas. "Risiko akan diidentifikasi berdasar jenis
instalasi, potensi bahaya, dampak pada instalasi.
Sesuai UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi, tanggung jawab serta jaminan keselamatan kegiatan usaha
hulu migas berada di tangan badan usaha dan Pemerintah bertugas
membina dan mengawasi pelaksanaannya. Dengan demikian,
diperlukan Kepala Teknik dan Wakil Kepala Teknik yang memiliki
kompetensi.
Rangkaian program ini meliputi penyiapan peraturan
perundangan dan pedoman, sosialisasi, pemeriksaan keselamatan,
audit SMKM, investigasi, pelaporan dan pemberian penghargaan
keselamatan migas. 

8
Adapun program yang dilakukan terfokus pada 2 program
diatas, seiring waktu tentu saja kami akan berinovasi lebih lagi
terkait penambahan program guna mengeliminasi secara
menyeluruh kecelakaan maupun kesakitan, sehingga menunjang
produksi minyak hingga kancah internasional.
2.3 struktur organiasasi pada industry tambang minyak

2.4 pembagian tugas dan wewenang

1. Direktur Utama
2.4 Tugas dan Wewenang:
 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang
administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.

9
 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan
perlengkapan.
 Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
  Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan
air dari langganan.
 Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
 Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab
kepada Direktur Utama.
 Memimpin seluruh  dewan atau komite eksekutif
 Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerjasama
dengan MD atau CEO)
 Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tata-
tertib; keadilan  dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara
tepat; menyesuaikan alokasi waktu per item masalah; menentukan urutan
agenda; mengarahkan diskusi ke arah konsensus; menjelaskan dan
menyimpulkan tindakan dan kebijakan
  Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan
dunia luar
 Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board
dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas

2. Wakil Direktur
Tugas wakil direktur:
 Mewakili perusahaan di dalam dan di luar organisasi.
 Menyusun dan mengevaluasi sasaran dan rencana perusahaan.
 Mengelola kekayaan perusahaan.
 Mengawasi dan mengevaluasi jalannya perusahaan.
 Mengawasi kegiatan dan kinerja pegawai tingkat atas.
3. Satuan Pengawasan Internal (SPI)
Kedudukan dan Kualifikasi:

10
 SPI mempunyai kedudukan langsung di bawah Direktur Utama untuk
menjaminindependensinya dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit.
 Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang
memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
 Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan
persetujuan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab SPI:

 Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan;


 Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara keseluruhan
serta melakukankajian secara berkala;
 Memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi efektif
termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah terjadinya
penyimpangan serta melakukan assessment terhadap sistem tersebut
secara berkala;
 Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha yang
meliputi antara lainbidang akuntansi, keuangan, sumber daya manusia dan
operasional;
 Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik pekerja
maupun manajemenPerusahaan kepada peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
 Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkap kasus yang
mempunyai indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang, penggelapan,
penyelewengan, dan kecurangan(fraud);
 Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi yang
obyektif tentangkegiatan yang diaudit kepada semua tingkatan
manajemen;
 Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen mengenai
upaya peningkatanefektivitas pengendalian intern, peningkatan efisiensi,

11
manajemen risiko, dan kegiatanlainnya terkait dengan peningkatan
kinerja;
 Mendukung penetapan GCG dilingkungan Perusahaan
 Menyiapkan dukungan data, informasi dan analisis untuk Direksi dalam
rangka penyampaian laporan Direksi kepada Komisaris;
 Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada
Direktur Utama danmemberikan tembusan kepada Komisaris melalui
Komite Audit.
4. Sekretaris Perseroan

Kedudukan dan Kualifikasi :

 Sekretaris Perseroan diangkat, diberhentikan, dan bertanggung jawab


langsung kepada Direktur Utama.
 Sekretaris Perseroan harus memiliki kualifikasi akademis, kompetensi
yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai


berikut:

 mempersiapkan penyelenggaraan RUPS;


 menghadiri rapat Direksi dan rapat gabungan antara Komisaris dengan
Direksi;
 mengelola dan menyimpan dokumen yang terkait dengan kegiatan
Perusahaan meliputi dokumen RUPS, risalah rapat Direksi, risalah rapat
gabungan antara Direksi dengan Komisaris, dan dokumen-dokumen
Perusahaan yang penting lainnya;
 mencatat Daftar Khusus berkaitan dengan Direksi dan keluarganya serta
Komisaris dan keluarganya baik dalam Perusahan maupun afiliasinya yang
mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis, dan peranan lain yang
menimbulkan benturan kepentingan dengan kepentingan Perusahaan;

12
 melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung-jawabnya kepada Direktur
Utama secaraberkala;
 menghimpun semua informasi yang penting mengenai Perusahaan dari
setiap unit kerja;
 menentukan kriteria mengenai jenis dan materi informasi yang dapat
disampaikan kepadastakeholders, termasuk informasi yang dapat
disampaikan sebagai public document;
 memelihara dan memutakhirkan informasi tentang Perusahaan yang
disampaikan kepada stakeholders, baik dalam website, buletin, atau media
informasi lainnya;
 memastikan bahwa Laporan Tahunan Perusahaan (Annual Report) telah
mencantumkanpenerapan GCG di lingkungan Perusahaan.

5. Kepala Hukum Korporat

Tugas dan tanggung jawab:


 Memastikan seluruh rancangan, pembuatan dan pelaksanaan segala
peraturan jasa kustodian sentral: Peraturan operasional serta perjanjian-
perjanjian resmi yang diterapkan Perusahaan dilakukan sesuai dengan
standar dan kaidah yang benar serta mengikuti peraturan perundangan
yang berlaku.
 Memastikan Kesesuaian Peraturan dan Pengambilan keputusan : bahwa,
dalam pengambilan keputusan, penerapan kebijakan, penanganan kasus-
kasus dengan para pelanggan, seluruh Divisi di KSEI menerapkan
ketentuan-ketentuan, prosedur dan peraturan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
 Penanganan Penyelesaian Perselisihan Perusahaan : menangani
penyelesaian perselisihan KSEI dengan pihak ketiga dengan memastikan
bahwa Perusahaan memegang kebenaran serta memiliki kelengkapan
dokumen-dokumen untuk penyelesaian perselisihan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

13
 Berkoordinasi dalam pengelolaan dokumen-dokumen
Peraturan :pengelolaan dokumen-dokumen yang erat hubungannya dengan
peraturan perundangan seperti peraturan dan prosedur pengelolaan jasa
kustodian sentral, perjanjian-perjanjian dengan para pemegang rekening,
serta bertanggung jawab dalam administrasi saham, daftar pemegang
saham dan dokumen-dokumen perusahaan yang lain.

6. Kepala Unit Usaha LNG


Kepala Bidang Usaha LNG membawahi: Manajer Pengembangan Pasar
LNG, Manajer Penjualan LNG, Manajer Transportasi LNG, Manajer Operasi
Kilang LNG.

7. Direktur Hulu

Direktur Hulu membawahi: Deputi Direktur Perencanaan dan Evaluasi,


Deputi Direktur Pengembangan Usaha serta General Manajer terkait kegiatan
hulu, sementara untuk Legal Consultan dan Sekretariat Direktorat Hulu
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Hulu.

8. Direktur Pengolahan

Tugas Direktur Pengolahan:

 Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai pengolahan dan


distribusi, pemeliharaan sumber-sumber dan distribusi air;

 Menyetujui rencana kerja masing-masing bagian yang dibawahnya dan


menetapkan dalam bidangnya;

 Memberikan keputusan untuk menyelesaikan soal prinsipil dalam


bidangnya;

 Perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan dari Bagian Produksi,


Perawatan, Transmisi & Distribusi, Perencanaan Teknik & Evaluasi;

14
 Persiapan perencanaan dan design pekerjaan yang akan dilaksanakan,
penyusunan rencana kerja dan pelaksanaannya;

 Pengawasan pelaksanaan konstruksi dan perbaikan perpipaan dibawah


instansi lokal;

 Menyiapkan kontrak dengan pemborong /pelaksana pekerjaan,


pengawasan pelaksanaannya dan pemeriksaan dilapangan;

 Pengaturan dan pengawasan distribusi air, persetujuan pemasangan


/penutupan sumber air kelangganan;

 Mengusahakan agar semua kegiatan dibagian-bagian yang dibawahi


berjalan lancar dan mengusulkan penyesuaian terhadap kebijaksanaan
perusahaan dalam bidang distribusi, sambungan-sambungan baru dan
sebagainya sesuai dengan perkembangan dan kemampuan perusahaan;

 Memelihara hubungan baik dengan kalangan industri dan pembangunan,


perusahaan swasta dan Instansi Pemerintah Daerah dan Pusat, menghadiri
pertemuan umum yang menyangkut bidangnya;

 Melaksanakan fungsi-fungsi lain yang diberikan Direktur Utama;

 Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan;

 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.

9. Direktur Umum

Tugas & Wewenang Direktur Umum 

 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang


administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan. 
 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan
perlengkapan. 

15
 Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan. 
 Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan
air dari langganan. 
 Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama. 
 Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab
kepada Direktur Utama. 
10. Direktur Pemasaran dan Niaga

Tugas dan Wewenang:

Tugas perencanaan :

 Melakukan perencanaan strategi pemasaran hasil produksi yang terpadu


dan efisien dengan memperhatikan sumber daya perusahaan.
 Menyusun perencanaan program kerja untuk jangka pendek dan jangka
panjang dalam menunjang terlaksananya tujuan pemasaran.
 Merencanakan dan menganggarkan biaya pemasaran / marketing seefisien
mungkin dengan koordinasi bersama atasan.
 Melakukan perencanaan prosedur kerja yang efektif di Bagian Marketing
sehingga dapat mendukung perkembangan perusahaan.
 Melakukan perencanaan pengembangan dan alokasi sumber daya manusia
di bagiannya, dengan melakukan koordinasi bersama Bagian lain yang
terkait sehingga tercipta efisiensi sumber daya

Tugas pelaksanaan:

 Melakukan koordinasi kerja dan pembagian / pendelegasian tugas serta


tanggung jawab di lingkungan intern Bagian Marketing untuk
menghasilkan pola kerja yang lebih baik.
 Melakukan koordinasi dengan Bagian lain untuk mendukung kelancaran
proses kerja di perusahaan.
 Menjalin relasi dan kerja sama yang baik dengan konsumen / pelanggan.

16
 Melakukan analisa penerapan prosedur yang berlaku di Bagian Marketing
sebagai bahan evaluasi atas prosedur yang sudah ada.
 Melakukan analisa laporan kondisi dan situasi pasar beserta analisa
pesaing.
 Menetapkan kalkulasi harga jual produksi sebagai patokan harga yang
ditawarkan ke pasar / pelanggan.
 Menyusun Prosedur dan Instruksi Kerja untuk Bagian Marketing sehingga
membantu kelancaran proses kerja di bagiannya.
 Menyampaikan laporan hasil kerja ke Marketing Manager untuk dilakukan
evaluasi dan analisa.
 Melakukan koordinasi dengan Bagian PPIC dan Produksi sehubungan
dengan perencanaan, proses dan hasil produksi.
 Melakukan koordinasi dengan Bagian terkait untuk mendukung kelancaran
cara kerja di Bagian Marketing.
 Melakukan penilaian karya kepada para bawahan dengan memberikan
pembinaan dan pengarahan kepada bawahan.
 Memantau potensi-potensi bawahan untuk dilakukan pembinaan sehingga
menjadi lebih baik.
 Memeriksa dan / atau menandatangani dokumen-dokumen/formulir/data-
data yang berkaitan dengan bidang tugas Bagian Marketing.
 Menjalankan tugas-tugas yang diminta oleh atasan sehubungan dengan
fungsi kerja di Bagian Marketing.

Tugas pengawasan:

 Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap proses dan cara kerja


di Bagian Marketing.
 Melakukan pengawasan di Bagian Marketing sehingga dapat bekerja
sesuai dengan ketentuan perusahaan.
 Melakukan pengawasan dan pengendalian biaya pemasaran.

17
 Melakukan pengawasan terhadap kedisiplinan kerja dan ketertiban
bawahan baik yang bersifat operasional maupun administratif agar dapat
bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab personil Bagian
Marketing.
 Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin) di lingkungan kerja Bagian Marketing.
 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh atasan.
 Melakukan monitoring terhadap kelancaran proses pengiriman barang.

11. Direktur SDM

Tugas Direktur SDM:

 Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi di


bidang pengelolaan dan pengembangan SDM (termasuk perekrutan dan
pemilihan kebijakan / practices, disiplin, keluhan, konseling, upah dan
peryaratannya, kontrak-kontrak, pelatihan dan pengembangan,
perencanaan suksesi, moril dan motivasi, kultur dan pengembangan sikap
dan moral kerja, manajemen penimbangan prestasi dan hal seputar
manajemen mutu – dan  lain-lain (ditambahakan selama masih relvean)

 Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur aspek


penting dari pengembangan HR

 Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan, peluang,


rencana pengembangan yang berhubungan dengan SDM dan
pencapaiannya dalam skala  waktu dan bentuk / format yang sudah
disepakati.

 Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan direct


report  kepadanya).

 Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen sesuai


anggaran-anggaran yang disetujui

18
 Bertindak sebagai penghubung (liaison) dengan para manajer functional /
manajer department yang lain agar memahami semua aspek-aspek penting
dalam pengembangan SDM, dan untuk memastikan mereka telah
mendapatkan informasi yang tepat dan mencukupi tentang  sasaran,
tujuan / obyektif dan pencapaian-pencapaian dari pengembangan SDM.

 Memelihara kesadaran dan pengetahuan tentang teori pengembangan HR


yang sesuai zaman dan metoda-metoda dan menyediakan penafsiran yang
pantas untuk para direktur, para manajer dan staf di dalam organisasi

 Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan SDM


dan kinerja dalam pengimplementasian strategi tersebut, dengan bekerja
sama dengan tim eksekutif.

 Memastikan setiap aktivitas mempunyai benang merah serta


terintegrasikan dengan persyaratan-persyaratan organisasi (organizational
requirements) untuk bidang-bidang manajemen mutu, kesehatan dan
keselamatan kerja, syarat-syarat hukum, kebijakan-kebijakan dan tugas
umum kepedulian lingkungan.

 Jika merupakan jabatan direktur formal,  Melaksanakan tanggung-jawab


dari seorang direktur utama / Board of Director (BOD) menurut patokan-
patokan etis dan hukum yang berlaku, seperti  yang tuangkan di dalam
kebijakan direktur atau dokumen standar (lain) yang biasa digunakan.

12. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawab Direktur Keuangan adalah :

 Menetapkan rencana pendapatan dan pengeluaran jangka panjang juga


jangka pendekberdasarkan anggaran yang telah disetujui dalam rapat
Direktur Utama.
 Mengawasi semua masalah yang menyangkut kelancaran penyediaan
keungan dan semua dana perusahaan.

19
Mengawasi pengalokasian dana–dana yang tersedia agar sesuai dengan taksiran
kebutuhan, serta mengambil keputusan dalam pemindahan dana–dana yang
diperlukan.

2.5 pembagian jam kerja

1. pengaturan WKWI Secara Umum (general)


a.    Ketentuan waktu kerja dan waktu istirahat secara umum, atau sering
disebut polawaktu kerja dan waktu istirahat secara normal (pola WKWI
normal), dapat memilih, 2 (dua) alternatif*:
1)    7 (tujuh) jam perhari dan 40 (empat puluh) jam per minggu,
untuk pola waktu kerja 6:1, dalam arti: 6 (enam) hari kerja dan 1
(satu) hariistirahat mingguan; atau
2)    8 (delapan) jam perhari dan 40 (empat puluh) jam per minggu,
untukpola waktu kerja 5:2, maksudnya: 5 (lima) hari kerja dan 2 (dua)
hariistirahat mingguan (Pasal 77 ayat (2) UU No. 13 Th. 2003).

Ketentuan WKWI sebagaimana tersebut, tidak menentukan kapan saatnya


waktu kerja dimulai dan kapan diakhiri. Dalam arti, saat dimulainya jam kerja,
adalah kapan saja, atau saat apa saja sesuai kebutuhan dan karakteristik pekerjaan,
sepanjang tidak (belum masuk) pada hari istirahat mingguan atauhari libur resmi.
Artinya, bisa dimulai di pagi hari, dapat juga di siang hari, sore hari, atau malam
hari, bahkan bisa dimulai tengah malam (dini hari). Yang penting, bahwa dalam
satu periode waktu kerja dan waktu istirahat, tidak boleh melebihi 7 (tujuh) jam
per-hari (untuk pola 6:1) atau tidak boleh melebihi 8 (delapan) jam per-hari (untuk
pola 5:2) sebagaimana tersebut di atas, dan tidak boleh melampaui (masuk) pada
hari istirahat mingguan atau hari libur resmi.

Dengan perkataan lain, pengertian hari dan waktu kerja adalah, bahwa
semua hari dapat ditentukan sebagai hari kerja (mulai dari Ahad s/d Sabtu),
kecuali hari libur resmi. Sebaliknya, semua hari tersebut dapat dipilih dan
dijadikan hari istirahat mingguan, dengan ketentuan apabila hari istirahat

20
mingguan waktunya jatuh (bersamaan) pada hari libur resmi, tidak boleh ada
penggantian hari istirahat mingguan (di hari lain), kecuali untuk sektor usaha atau
pekerjaan tertentu (Pasal 77 ayat [3] dan Pasal 79 ayat [2] huruf b jo. Pasal 85
ayat [1] dan ayat (2) UU No.13/2003 beserta penjelasannya).

b. Demikian juga dapat diatur ketentuan waktu kerja bergilir (shift)


dalam satu hari sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Artinya,
kalau kebutuhan dan kemampuan perusahaan pekerjaan harus dilakukan secara
terus-menerus dan tidak terputus-putus, maka dapat diatur dan dilakukan waktu
kerja bergilir (shift) dimaksud.

Selanjutnya, apabila waktu kerja dan waktu istirahat dilakukan melebihi


pola WKWI normal atau dilakukan pada hari istirahat mingguan/hari libur resmi,
maka berlaku ketentuan waktu kerja lembur (WKL) dan pengusaha wajib
membayar upah kerja lembur (UKL) sesuai perhitungan yang ditentukan (vide
Pasal 78 ayat [1] dan ayat [2] jo Pasal 85 ayat [3] UU No. 13/2003 dan Pasal 11 jo
Pasal 8 Kepmenakertrans No. Kep-102/Men/VI/2004).

2. Pengaturan WKWI Secara Khusus (Untuk Sektor Usaha/Pekerjaan


Tertentu)

a. Ketentuan waktu kerja dan waktu istirahat khusus sektor usaha atau pekerjaan
tertentu, berdasarkan Pasal 77 ayat (3) dan ayat (4) UU No. 13/2003 disebutkan,
bahwa ketentuan waktu kerja normal tidak berlaku bagi sektor usaha atau
pekerjaan tertentu yang -untuk itu- diatur tersendiri dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (“Permen”).

Permen yang mengatur mengenai ketentuan waktu kerja untuk sektor


usaha atau pekerjaan tertentu sebagai amanat Pasal 77 ayat (4) UU No.13/2003,
hingga saat ini baru ada 3 (tiga), yakni :

1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Kep-


234/Men/2003 tentang Waktu Kerja dan Istirahat Pada Sektor Usaha Energi Dan
Sumber Daya Mineral Pada Daerah Tertentu;

21
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Per-
15/Men/VII/2005 tentang Waktu Kerja dan Istirahat Pada Sektor Usaha
Pertambangan Umum Pada Daerah Operasi Tertentu; dan

3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Per-


11/Men/VII/2010 tentang Waktu Kerja dan Istirahat Di Sektor Perikanan Pada
Daerah Operasi Tertentu.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Visi dan misi industry tambang minyak bertujuan untuk menjadi
perusahaan teladan yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kualitas
karya maupun produk yang baik dengan tetap mengutamakan keselamatan
kesehatan kerja dan lingkungan yang aman, sehat, sejahtera dan Memajukan
perusahaan hingga berskala international. Bekerja sama antara pelanggan dan
mitra kerjanya dalam melaksanakan petunjuk- petunjuk keselamatan
kesehatan kerja dan lingkungan untuk mencapai standar keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan yang mumpuni, kesadaran keselamatan dan
keuntungan bersama melalui karyawan yang berkualitas dengan mematuhi
segala hokum yang berlaku. Program zero accident (kecelakaan nihil) ialah
tanda penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diberikan
pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil dalam
melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga
mencapai nihil kecelakaan (zero accident). adapun program yang di
gunakan dalam industry tambang minyak ini guna mengeliminasi accident
adalah Zero Accident Mindset (ZAM) dan zero accident unplanned shutdown

3.2 Saran

23
Daftar Pustaka

http://id.jobsdb.com/ID/EN/Search/JobAdSingleDetail?
jobsIdList=200003000504683&sr=1 diakses pada 19 November 2020

http://blog.ub.ac.id/arofah/2012/03/22/48/
http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/02/tugas-dan-wewenang.html diakses pada
19 November 2020

http://indosdm.com/deskripsi-tugas-direktur-sdm-human-resources-head-hr-
director diakses pada 19 November 2020

24
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=13724 diakses pada 19 November 2020

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47364/Chapter
%20I.pdf;sequence=4 diakses pada 19 November 2020

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/11/program-zero-
accident-kecelakaan-nihil.html diakses pada 19 November 2020

https://migas.esdm.go.id/post/read/tingkatkan-pembinaan-dan-pengawasan-ditjen-
migas-gelar-program-zero-accident-dan-unplanned-shutdown diakses pada 19
November 2020

25

Anda mungkin juga menyukai