Anda di halaman 1dari 2

PEMUKIMAN DARURAT

Jenis perkampungan ini biasanya bersifat sementara (darurat) dan timbulnya


perkampungan ini karena adanya bencana alam. Untuk menyelamatkan penduduk dari bahaya
banjir maka dibuatkan perkampungan darurat pada daerah/lokasi yang bebas dari banjir. Mereka
yang rumahnya terkena banjir untuk sementara ditampatkan dipernkampungan ini untuk
mendapatkan pertolongan baantuan dan makanan pakaian dan obat obatan. Begitu pula ada
bencana lainnya seperti adanya gunung berapiyang meletus dan lain lain. Daerah pemukiman ini
bersifat darurat tidak terencana dan biasanya kurang fasilitas sanitasi lingkungan sehingga
kemungkina penjalaran penyakit akan mudah  terjadi. [ CITATION Kem151 \l 1033 ]

Syarat-Syarat Pemukiman Darurat


• Tempat dipilih harus bebas dari bahaya penularan penyakit.
• Topografi lahan harus memungkinkan penyaluran air limbah yang mudah dan terletak
lebih tinggi
• Tempat terlindungi secara alami dari kondisi cuaca yang tidak bersahabat
• Hindarkan dengan tempat yang berdekatan dengan zona industri, perdagangan, bising,
pencemaran udara, dll
• Terdapat lahan untuk pengelolaan sanitasi dan sampah yang cukup dekat dengan
pemukiman.
• Area pemukiman menghadap berlawanan dengan arah angin agar terhindar dari bau yang
berasal dari jamban.
• Tersedia cukup ruang untuk korban bencana.
• Tempat distribusi makanan harus diatur agar tercipta kondisi aman untuk orang
mengambil makanan dan membagikan makanan.
• Kampung pengungsian jangan menampung lebih dari 10.000 – 12.000 orang agar
menghindari terjadinya penularan penyakit.
• Saluran limbah digali di sekeliling tenda atau tempat bernaung. Alirkan jauh dari tempat
bernaung, jamban, pusat kesehatan dan gudang.
• Pemukiman dilengkapi dengan dua akses jalan demi keamanan dan mengurangi
kemungkinan terputusnya jalan karena banjir.
• Permukaan jalan dapat diperciki air untuk mengurangi debu.
• Tempat bernaung diatur berbaris atau berkelompok sebanyak 10-12 unit di kedua tepi
jalan (lebar minimal 10 m, supaya lalu lintas lancar dan dapat dilewati ambulan)
• Pada daerah yang cukup dingin, sediakan kompor penghangat, ajarkan cara pemakai
untuk mencegah kebakaran.
• Jika tidak ada tenaga listrik, gunakan lampu minyak atau baterai
• Sedikan cukup ventilasi.
• Sediakan: air bersih, jamban (1 untuk 20 orang), tempat sampah.
• Tempat pengungsian harus dibersihkan secara teratur dan dijadwalkan.
• Disediakan unit-unit rehabilitasi gizi (dapur umum). [ CITATION Pra18 \l 1033 ]

DAPUS
Keman, S. (2015). Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman. Jurnal Kesehatan
Lingkungan, 29-42.

Prasetyawati, N. D., Gravitiani, E., Sunarto, & Sudaryanto, S. (2018). Analisis Kondisi Sanitasi
Permukiman di Kota Yogyakarta Tahun 2015. Jurnal EKOSAINS, 29-36.

Anda mungkin juga menyukai