Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan
akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan
antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya
adalah untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman, dan sehat sehingga
dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit (Friend &
Khon, 2007). Keselamatan dan kesehatan merupakan hal yang penting secara
ekonomi, moral, dan hukum, keselamatan dan kesehatan kerja telah menjadi
isu penting.
Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya
terdapat banyak aktivitas yang tidak terlepas dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Setiap proses pelayanan kesehatan di rumah sakit,
ada beberapa faktor penting pendukung pelayanan yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Diantaranya meliputi pasien, tenaga kerja, mesin, lingkungan
kerja, cara melakukan pekerjaan serta proses pelayanan kesehatan itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut juga dapat memberikan dampak positif maupun dampak
negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam proses pelayanan
kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag IKM FK, UGM
2000).
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Garam Kalianget bekerjasama
dengan Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja RSI Garam Kalianget dan
melaksanakan program K3. Mengingat pentingnya aspek tersebut maka program
ini menjadi salah satu pelayanan yang dilaksanakan di Instalasi secara
berkesinambungan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan karyawan.

1
BAB II
LATAR BELAKANG

Fasilitas kesehatan saat ini memiliki banyak sekali potensi bahaya yang
membahayakan kesehatan. Jika dibandingkan dengan tenaga kerja umum,
pekerja di fasilitas kesehatan memiliki presentase terkena keseleo dan cidera,
infeksi, dan penyakit berasal dari parasit, dermatitis,hepatitis, gangguan mental,
penyakit mata, influenza, dan lain lain. Perkembangan Rumah Sakit sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia akhirakhir ini sangat pesat,
baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran. Rumah Sakit
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan harus mengedepankan peningkatan mutu
pelayanan kepada masyarakat tanpa mengabaikan upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) bagi seluruh pekerja Rumah Sakit.Dengan meningkatnya
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka tuntutan
pengelolaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
semakin tinggi karena Sumber Daya Manusa (SDM) Rumah Sakit,
pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat sekitar Rumah Sakit
ingin mendapatkan perlindungan dan gangguan kesehatan dan kecelakaan
kerja, maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit
yang tidak memenuhi standar. (Kepmenkes, 2010). Rumah sakit merupakan
tempat kerja yang unik dan kompleks untuk menyediakan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi rumah sakit
tersebut, maka akan semakin komplek peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan.
Kerumitan tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi bahaya yang
sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis, tetapi juga pengunjung
rumah sakit.Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi
juga ada potensi bahayabahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di
RS, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan
dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-
bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, dan gangguan psikososial.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian penting dalam
suatu bidang pelayanan terhadap masyarakat terutama dalam produktifitas
kerja. Rumah sakit sebagai usaha yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan
sangat rawan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja maupun

2
penyakit akibat hubungan kerja. Oleh karena itu rumah sakit mempunyai
kewajiban memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.

3
BAB III
TUJUAN

A. Tujuan Umum :
Memberikan perlindungan dan jaminan kesehatan bagi seluruh
karyawan di instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Garam Kalianget.

B. Tujuan Khusus :
1. Monitoring terhadap derajat kesehatan karyawan secara berkala.
2. Melakukan tindakan tindakan kuratif dan rehabilitatif terhadap
karyawan yang memerlukan.
3. Mengidentifikasi penyakit akibat hubungan kerja dan kecelakaan
akibat kerja
4. Mengurangi risiko kecelakaan kerja bahaya radiasi dan penyakit
akibat hubungan kerja yang dapat terjadi selama bekerja baik
terhadap karyawan, pasien maupun pengunjung

4
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. Kegiatan Pokok
1. Monitoring radiasi dengan penggunaan TLD badge
2. Monitoring Pemeliharaan alat
3. Pencatatan dan Pelaporan kesehatan kerja dan kecelakaan kerja di
Instalasi Radiologi.

B. Rincian Kegiatan
1. Monitoring radiasi dengan penggunaan TLD badge
Monitoring radiasi dilakukan dengan penggunaan TLD Badge. TLD
Badge tersebut dikirim ke BPFK Surabaya setiap 3 bulan sekali.
2. Monitoring Pemeliharaan Alat
Pemeliharaan alat dilakukan setiap hari dan ditulis dibuku
pemeliharaan alat sedangkan maintenance harus dilaksanakan setiap
tahun, namun jika terjadi eror, petugas radiologi harus menghubungi
petugas elektromedis.
3. Pencatatan dan Pelaporan kesehatan kerja dan kecelakaan kerja
Apabila terjadi kesakitan atau kecelakaan akibat kerja maka Ka.
Instalasi radiologi harus mencatat dan melaporkan kejadian tersebut
kepada komite K3RS.

5
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

A. Monitoring radiasi dengan penggunaan TLD badge


a. Mengirimkan TLD badge tiga bulan sekali ke BPFK Surabaya untuk
dikalibrasi
b. Setelah dikalibrasi, TLD Badge akan dikirimkan kembali ke RSI
Garam Kalianget oleh BPFK Surabaya beserta laporan dosis paparan
yang diterima petugas radiologi selama 3 bulan..
c. Dosis paparan radiasi yang diterima petugas radiologi dicatat pada
kartu dosis.

B. Monitoring Pemeliharaan Alat


a. Melakukan pemeliharaan alat setiap hari dan di tulis di buku
pemeliharaan alat.
b. Melakukan maintenance 1 tahun sekali
c. Segera melapor apabila terjadi eror ke petugas lektromedis.

C. Pencatatan dan Pelaporan kesehatan kerja dan kecelakaan kerja di


Instalasi Radiologi
a. Apabila terdapat karyawan yang sakit atau kecelakaan akibat kerja,
segera dicatat.
b. Kemudian dilaporkan kepada komite K3RS.

6
BAB VI
SASARAN

Sasaran dari program K3 Instalasi Radiologi ini adalah


1. Sarana dan peralatan
2. Seluruh karyawan instalasi Radiologi

7
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Rencana Pelaksanaan Program


BULAN
No KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Monitoring
radiasi dengan √ √ √ √
penggunaan TLD
2. Monitoring
pemeliharaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Alat
3. Pencatatan dan
Pelaporan
kesehatan kerja
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan kecelakaan
kerja di Instalasi
Radiologi.

BAB VIII

8
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan 1 tahun sekali pada bulan


Desember. Ka. Instalasi radiologi melaporkan hasil evaluasi kegiatan kepada
Direktur RSI Garam Kalianget.

BAB IX

9
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dilakukan oleh karyawan radiologi setiap shift bila ada


karyawan radiologi yang mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat
hubungan kerja. Pelaporan dilakukan atas suatu kejadian setiap kali ada
kejadian. Sedangkan Pengiriman TLD badge dan pencatatan dosis radiasi yang
diterima dilakukan setiap tiga bulan sekali. setelah itu dilakukan Evaluasi setiap
1 tahun sekali.

BAB X

10
PEMBIAYAAN

No. PROGRAM BIAYA


1. Monitoring radiasi dengan penggunaan TLD badge Rp. 2.800.000
2. Monitoring Pemeliharaan alat -
Pencatatan dan Pelaporan kesehatan kerja dan
3. -
kecelakaan kerja di Instalasi Radiologi.

BAB XI
PENUTUP

11
Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Instalasi Radiologi RSI
Garam Kalianget tersusun berdasarkan kolaborasi antara regulasi nasional,
referensi dan implementasi dilapangan. Program ini dibuat untuk
menstandarisasi proses pemberian pelayanan di Instalasi Radiologi dengan
harapan terciptanya pelayanan yang bermutu dan berkualitas.
Pemberian pelayanan yang berkualitas selain adanya standarisasi tata cara
penyelenggaraannya juga harus dilakukannya evaluasi secara berkala apakah
standar yang telah ditetapkan ini dapat diterapkan secara maksimal atau
ketidakpatuhan karyawan terhadap standar yang dilakukan. Oleh karenanya,
tidak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah semata,
sehingga program ini tetap harus selalu dilakukan review secara berkala agar
tercipta pelayanan yg berkualiatas secara terus menerus.

12

Anda mungkin juga menyukai