BAB II TINJAUAN PUSTAKA New
BAB II TINJAUAN PUSTAKA New
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
b
c
d
e
f
kesetimbangan sistem. Kualitas daya listrik dapat dikatakan baik jika arus,
tegangan, dan frekuensi yang terdapat di suatu tempat atau sektor selalu
konstan. Tetapi pada kenyataanya arus, tegangan dan frekuensi tersebut
tidak selalu bernilai konstan, tergantung pada peralatan listrik atau beban
yang dipakai dan pengaturan sistem distribusi listriknya.
Ket :
Vreg = Tegangan Regulasi (%)
Vs = Tegangan Kirim (V)
Vr = Tegangan Terima (V)
(Assaffat, 2009 : 18)
Serta telah diatur dalam SPLN No. 1 Tahun 1995 tentang Tegangan-
tegangan Standar bahwa kenaikan tegangan maksimal pada jaringan
sebesar 5% dan penurunan sebesar 10%.
12
Daya semu adalah daya yang lewat pada suatu saluran transmisi atau
distribusi yang memiliki satuan Volt Ampere (VA). Daya semu adalah
perkalian antara tegangan dan arus yang lewat melalui penghantar pada
saluran.
S 1 = V . I ………………………….(2.3)
S 3 = √3 . V . I ……………………….(2.4)
Ket :
P 1 = V . I . cos …………………………(2.5)
P 3 = √3 . V . I . cos ………………………(2.6)
13
Ket :
Daya reaktif adalah selisih antara daya semu yang masuk dalam
saluran dengan daya aktif yang terpakai. Dinyatakan dalam satuan Volt-
Ampere-Reaktive (VAR).
Q 3 = √3 . V . I . sin ………………………(2.8)
Ket :
(Assaffat, 2009 : 20 )
Faktor daya atau cos adalah besaran sudut yang timbul akibat adanya
perbedaan vektor antara tegangan dan arus. Perbedaan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
P
PF = cos = …………………………………………(2.9)
S
Ket :
2.5.7 Grounding
2.6 Transformator
Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan
arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet.
Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan
dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan
dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan
serta merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat
banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik.
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan
hukum Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan
sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah
15
satu kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik maka jumlah garis
gaya magnet berubah-ubah.
dimana:
S : daya transformator (kVA)
V : tegangan sisi primer transformator (kV)
I : arus jala-jala (A)
Pada Gambar 2.7 (a) Vektor diagram arus dalam keadaan seimbang.
Dapat dilihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah
sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral (IN). sedangkan pada
Gambar 2. (b) Vektor diagram arus dalam keadaan tidak seimbang. Maka
terlihat bahwa terdapat vektor arus netral (IN) yang muncul akibat tidak
kesimbangan beban. (Gassing & Jaya, 2013 : 2)
I R+ I S+ I T
I RATA-RATA = ……..…………….(2.13)
3
Dimana, arus phasa dalam keadaan seimbang (I) sama dengan arus
rata-rata, maka koefisien a,b, dan c adalah 1, maka rata-rata
ketidakseimbangan beban dalam (%) adalah sebagai berikut:
Ir It It
a= b= c= ...……..…………….
Irata ¿ Irata ¿ Irata ¿
(2.14)
% Ketidakseimbangan ¿ ¿ ¿…….(2.15)
(Sibarani, 2013 : 51)
Ket :
IN = Arus netral (A)
IR, IS, IT = Arus pada masing – masing fasa (A)
θ = Sudut pada tiap fasa (°)
(Sibarani, 2013 : 50)
Ket :
PN = Rugi-rugi yang timbul pada penghantar netral (W)
IN = Arus yang mengalir melalui kawat netral (A)
RN = Tahanan pada kawat netral (Ω)
(Setiadji dkk, 2013 : 69)
Ket :
PN = Daya netral (kW)
P = Daya Aktif Transformator (kW)
(Dahlan, 2000 : 7)
21
Ket :
Faktor Beban( FB ) = Rasio pemakaian beban
Arus terukur = Nilai arus melalui pengukuran (A)
Arus Terpasang = Nilai arus melalui data terpasang (A)
Losses energi dalam hal ini dapat dihitung melalui data arus netral
yang mengalir pada penghantar netral jaringan tegangan rendah.
Timbulnya arus netral pada pengahantar netral GTT G0010 akan
mengakibatkan tidak terjualnya nilai kWh. Untuk mengetahui kerugian
daya yang diakibatkan adanya arus netral yang mengalir pada penghantar
netral, maka dapat dihitung menggunakan perhitungan total losses akibat
arus netral sebagai berikut :
PN total G0010 = PN total WBP + PN total LWBP ……..……..(2.22)
Ket :
PN rata-rata G0010 = Daya netral rata-rata pada GTT G0010 (kW)
PN total WBP = Daya netral total pada WBP (kW)
PN total LWBP = Daya netral total pada LWBP (kW)
Ket :
PN total WBP = Daya netral total pada WBP (kW)
PN WBP = Energi dari arus netral pada WBP (kW)
Ket :
PN total LWBP = Daya netral total pada LWBP (kW)
PN LWBP = Energi dari arus netral pada LWBP (kW)