Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rio Munas Suseno

Npm : 191010301

Dosen pengampu : Dr. M. Musa, S.H., M.H..

1.Coba saudara sebutkan ketentuan pasal dalam KUHP yang mengatur tentang pemalsuan
surat.

: Tindak pidana berupa pemalsuan suatu surat dapat kita jumpai ketentuannya dalam Pasal
263 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang berbunyi:
 
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang
diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai
atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak
dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena
pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat
palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat
menimbulkan kerugian.

Selanjutnya, di dalam Pasal 264 KUHP ditegaskan bahwa:


 
(1) Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun, jika
dilakukan terhadap:
1.    akta-akta otentik;
2.    surat hutang atau sertifikat hutang dari sesuatu negara atau bagiannya
ataupun dari suatu lembaga umum;
3.    surat sero atau hutang atau sertifikat sero atau hutang dari suatu
perkumpulan, yayasan, perseroan atau maskapai:
4.    talon, tanda bukti dividen atau bunga dari salah satu surat yang
diterangkan dalam 2 dan 3, atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai
pengganti surat-surat itu;
5.    surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan;
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai surat
tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak sejati atau yang dipalsukan seolah-olah
benar dan tidak dipalsu, jika pemalsuan surat itu dapat menimbulkan kerugian.

Lebih lanjut, menurut Pasal 264 ayat (1) angka 1 KUHP, bahwa tindak pidana pemalsuan surat
sebagaimana Pasal 263 KUHP lebih berat ancaman hukumannya apabila surat yang dipalsukan
tersebut adalah surat-surat otentik. Surat otentik, menurut Soesilo adalah surat yang dibuat
menurut bentuk dan syarat-syarat yang ditetapkan undang-undang, oleh pegawai umum seperti
notaris.
2. Uraikan tentang pengertian yuridis ilmiah yang dimaksud dengan:

a. Surat,

b. Surat formil dan surat materiil

c. Membuat surat palsu,

d. Memalsukan surat

e. Pemalsuan intelektuil terhadap surat.

f. Pemalsuan secara materiil terhadap surat.

: a.surat : adalah alat bukti tertulis yang harus dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan
sumpah atau dalam pengertian umum surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan
informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain dengan tujuan memberitahukan maksud
pesan dari si pengirim.

b. - surat formil : adalah surat yang diberi tanggal dan memuat identitas lengkap yang meliputi
nama lengkap, tempat lahir, umur / tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal,
agama dan pekerjaan

- surat materiil : surat yang Menyebutkan waktu dan tempat dilakukan, Memuat uraian secara
cermat, jelas dan lengkap.

c. membuat surat palsu adalah membuat sebuah surat yang seluruh atau sebagian


isinya palsu. Palsu artinya tidak benar atau bertentangan dengan yang sebenarnya.

d.memalsukan surat : berarti mengubah surat itu sedemikian rupa, sehingga isinya menjadi lain
dari pada isi surat yang asli

e. Pemalsuan intelektuil terhadap surat : Pemalsuan terhadap isi suratnya. Perbuatan dalam


pemalsuan intelektuil bisa merupakan perbuatan membuat palsu surat dengan juga bisa
perbuatan memalsu surat. Pemalsuan intelektuil sebagaimana dijelaskan dikwalifikasikan
melanggar Pasal 263 ayat (1) KUH Pidana

f.Pemalsuan secara materiil terhadap surat : memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu
hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu
hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-
olah isinya benar dan tidak dipalsu.

3.Coba uraikan unsur-unsur pemalsuan surat Pasal 263, 264, dan 265 KUHP. Uraikan
dengan penjelasannya.
: pasal 263 : 1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang
diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai
atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak
dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena
pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat
palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat
menimbulkan kerugian.

Unsur objektif, meliputi perbuatan: (a) membuat surat palsu, (b) memalsu. Objeknya
yakni surat: (a) yang dapat menimbulkan hak, (b) yang menimbulkan suatu perikatan,
(c)yang menimbulkan suatu pembebasan hutang; (d) ang diperuntukan sebagai bukti
dari pada suatu hal, dapat menimbulkan akibat kerugian dari pemakai surat tertentu.

Unsur subjektif: dengan maksud untuk menggunakanya sebagai surat yang asli dan
tidak dipalsukan atau untuk membuat orang lain menggunakan surat tersebut.

: pasal 264 :  Pasal 264 KUHP ditegaskan bahwa:


 
(1) Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun, jika
dilakukan terhadap:
1.    akta-akta otentik;
2.    surat hutang atau sertifikat hutang dari sesuatu negara atau bagiannya
ataupun dari suatu lembaga umum;
3.    surat sero atau hutang atau sertifikat sero atau hutang dari suatu
perkumpulan, yayasan, perseroan atau maskapai:
4.    talon, tanda bukti dividen atau bunga dari salah satu surat yang
diterangkan dalam 2 dan 3, atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai
pengganti surat-surat itu;
5.    surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan;
(2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai surat
tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak sejati atau yang dipalsukan seolah-olah
benar dan tidak dipalsu, jika pemalsuan surat itu dapat menimbulkan kerugian.

Pasal 265 : pasal ini Ditiadakan berdasarkan Stbl. 1926. No. 359 jo. No. 429.

Anda mungkin juga menyukai