Anda di halaman 1dari 4

D.

Biaya Oportunitas

Jika kelangkaan mengharuskan adanya kebutuhan memilih, pilihan secara tidak langsung
menandakan adanya biaya. Artinya, keputusan untuk memproduksi sesuatu lebih banyak
memerlukan keputusan untuk memproduksi sesuatu yang lain lebih sedikit. Lebih sedikitnya
memproduksi sesuatu yang lain dianggap sebagai biaya memproduksi sesuatu lebih banyak.
Dengan demikian, muncullah apa yang dinamakan biaya oportunitas.

Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus mengatakan bahwa biaya oportunitas dari
suatu keputusan terjadi karena melakukan pilihan terhadap barang langka dengan mengorbankan
barang lain. Biaya oportunitasnya adalah nilai dari barang atau jasa yang dilepaskan.

Sejalan dengan pengertian tersebut, Lipsey mengartikan biaya oportunitas sebagai biaya
yang dikorbankan untuk menggunakan sumber daya bagi tujuan tertentu, yang diukur dengan
manfaat yang dilepasnya karena tidak digunakan untuk tujuan lain. Dengan kata lain, diukur
dengan satuan barang lain yang seharusnya bisa diperoleh.

E. Sistem Ekonomi untuk Memecahkan Masalah Ekonomi

Sistem perekonomian melahirkan tindakan untuk memecahkan masalah-masalah dasar


ekonomi dengan cara yang berbeda. Perbedaan dari setiap sistem ekonomi suatu negara memiliki
cara tersendiri dalam mengambil keputusan berdasarkan permasalahan ekonomi negaranya.
Di dunia ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang menjadikan sistem ekonomi
suatu negara berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:

1. Ada tidaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.


2. Sistem pemertintahan yang di anut suatu negara.
3. Kepemilikan negara terhadap faktor-faktor produksi.
4. Sumber daya yang ada dalam suatu negara, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alam yang dimiliki.

Ada berbagai macam sistem ekonomi di dunia, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Ekonomi Tradisional


a. Pengertian
Sistem ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi di mana organisasi
kehidupan ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun
temurun dengan mengandalkan faktor produksi apa adanya.

b. Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional


1) Belum adanya pembagian kerja yang jelas.
2) Ketergantungan pada sektor pertanian/agraris.
3) Ikatan tradisi bersifat kekeluargaan sehingga kurang dinamis.
4) Teknologi produksi sederhana.

c. Kelebihan sistem ekonomi Tradisional


Menimbulkan rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan masing-masing individu
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping itu, Pertukaran secara barter dilandasi
rasa kejujuran daripada mencari keuntungan.

d. Kekurangan sistem ekonomi Tradisional


Pola pikir masyarakat secara umum yang masih statis. Dan hasil produksinya
terbatas, karena hanya menggantungkan faktor produksi alam dan tenaga kerja secara apa
adanya.
2. Sistem Ekonomi Terpusat/Komando
a. Pengertian
Sistem ekonomi terpusat adalah sistem ekonomi di mana pemerintah memegang peranan
penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan melalui
pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota
masyarakat. Negara yang menganut sistem ini antara lain: Rusia, RRC dan negara-negara
Eropa Timur (bekas negara Uni Soviet).

b. Ciri-ciri sistem ekonomi Terpusat


1) Kegiatan perekonomian dari produksi, distribusi dan konsumsi serta harga ditetapkan
pemerintah dengan peraturan negara
2) Hak milik perorangan atau swasta tidak diakui, sehingga kebebasan individu dalam
berusaha tidak ada.
3) Alat-alat produksi dikuasai negara.

c. Kelebihan sistem ekonomi Terpusat


1) Pemerintah lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian
2) Kemakmuran masyarakat merata
3) Perencanaan pembangunan lebih cepat direalisasikan

d. Kekurangan sistem ekonomi Terpusat


1) Adanya pasar gelap yang diakibatkan oleh adanya pembatasan yang terlalu ketat oleh
pemerintah
2) Anggota masyarakat tidak dijamin untuk memilih dan menentukan jenis pekerjaan
serta memilih barang konsumsi yang dikehendaki
3) Pemerintah bersifat paternalistis, artinya apa yang telah diatur/ditetapkan oleh
pemerintah adalah benar dan harus dipatuhi.

3. Sistem Ekonomi Liberal


a. Pengertian
Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang
seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa campur
tangan dari pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah benar-benar lepas tangan
dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut laissez-faire.
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah menganut sistem
ekonomi liberal pada tahun 1950-an.

b. Ciri-ciri sistem ekonomi Liberal


1) Diakuinya kebebasan pihak swasta/masyarakat untuk melakukan tindakantindakan
ekonomi.
2) Diakuinya kebebasan memiliki barang modal (barang kapital).
3) Dalam melakukan tindakan ekonomi dilandasi semangat untuk mencari keuntungan
sendiri.

c. Kelebihan sistem ekonomi Liberal


1) Adanya persaingan sehingga mendorong kemajuan usaha.
2) Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi kecil sehingga mendorong
kesempatan lebih luas bagi pihak swasta.
3) Produksi didasarkan pada permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat.
4) Pengakuan hak milik oleh negara mendorong semangat usaha masyarakat.

d. Kekurangan sistem ekonomi Liberal, yaitu:


1) Adanya praktik persaingan tidak sehat, yaitu penindasan pihak yang lemah.
2) Persaingan tidak sehat dapat menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat.
3) Timbulnya praktik yang tidak jujur yang didasari mengejar keuntungan yang
sebesar-besarnya, sehingga kepentingan umum dikesampingkan.

4. Sistem Ekonomi campuran


a. Pengertian
Yaitu suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah memberikan
kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan ekonomi, tetapi
disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian yang bertujuan
menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya
ekonomi. Campur tangan pemerintah tersebut dalam bentuk:
1) Membuat peraturan atau undang-undang yang mengatur dan mengawasi kegiatan
ekonomi masyarakat.
2) Mendirikan perusahaan-perusahaan negara yang kegiatannya hampir sama dengan
kegiatan usaha swasta, yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat banyak.
3) Pemerintah menetapkan berbagai kebijakan-kebijakan dalam bidang perekonomian.

b. Ciri-ciri sistem ekonomi Campuran


1) Adanya pembatasan pihak swasta oleh negara pada bidang-bidang yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
2) Mekanisme kegiatan ekonomi yang terjadi di pasar adalah campur tangan pemerintah
dengan berbagai kebijakan ekonomi.
3) Hak milik perorangan diakui tetapi penggunaannya tidak boleh merugikan
kepentingan umum.

c. Kelebihan sistem ekonomi Campuran


1) Sektor ekonomi yang dikuasai oleh pemerintah lebih bertujuan untuk kepentingan
masayarakat.
2) Hak individu/swasta diakui dengan jelas.
3) Harga lebih mudah untuk dikendalikan.

d. Kekurangan sistem ekonomi Campuran, yaitu:


1) Peranan pemerintah lebih berat dibandingkan dengan swasta.
2) Timbulnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintah karena banyak
sektor-sektor produksi yang lebih menguntungkan pihak pemerintah sedangkan
sedikit sekali pengawasannya.

5. Sistem Ekonomi Pancasila


a. Pengertian
Dua jenis perekonomian yang pernah dilaksanakan di Negara Indonesia adalah
ekonomi liberal dan ekonomi komando. Setiap jenis perekonomian tersebut memiliki
kekuatan dan kelemahan. Kelemahannya yaitu jenis perekonomian ini terlalu merugikan
dan liberal di satu pihak, kemudian terlalu bersifat komando di pihak lain. Hal ini telah
menyadarkan bangsa Indonesia bahwa sistem ekonomi Pancasila merupakan sistem
ekonomi yang sesuai dengan kehidupan berbangsa Indonesia pada saat menyatakan
kemerdekaan, benar-benar perlu dilaksanakan secara konsekuen.
Sistem ekonomi Pancasila sebagaimana dikemukakan oleh Mubyarto, yaitu : sistem
ekonomi yang khas (berjati diri) Indonesia yang digali dan dikembangkan berdasarkan
kehidupan ekonomi riil (real-life economy) rakyat Indonesia. Ekonomi Pancasila berpijak
pada kombinasi antara gagasan-gagasan normatif dan fakta-fakta empirik yang telah
dirumuskan oleh bangsa Indonesia dalam wujud sila-sila dalam Pancasila, Pembukaan
UUD 1945, dan pasal-pasal (ekonomi) UUD 1945, yaitu pasal 27, 33, dan 34.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang mengacu pada  sila-sila
dalam Pancasila yang terwujud dalam lima landasan ekonomi, yaitu ekonomi moralistik
(ber-Ketuhanan), ekonomi kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi
(ekonomi kerakyatan), dan diarahkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Selanjutnya, Boediono dalam bukunya Ekonomi Pancasila yang mengkaji masalah
pengendalian makro dalam ekonomi Pancasila. Pokok permasalahan yang dibahas adalah
bagaimana corak dari cara-cara pengendaliannya. Permasalahan makro di sini dibatasi
permasalahan makro jangka pendek, yaitu inflasi, pengangguran, dan ketimpangan
neraca pembayaran.

b. Ciri-ciri sistem ekonomi Pancasila


1) Peranan dominan dari koperasi, bersama dengan perusahaanperusahaan negara dan
perusahaan swasta.
2) Memandang manusia secara utuh. “... manusia bukan ‘economic man’ tetapi juga
‘social and religious man’ dan sifat manusia yang terakhir ini bisa dilambangkan
setaraf dengan sifat yang pertama sebagai motor penggerak kegiatan duniawi
(ekonomi).
3) Adanya “kehendak sosial yang kuat ke arah egalitarianisme atau kemerataan sosial”.
4) Diberikannya prioritas utama pada terciptanya suatu “perekonomian nasional” yang
tangguh. Konsep “perekonomian nasional” ditafsirkan sebagai pemupukkan
ketahanan nasional dan pemberian prioritas utama pada kepentingan nasional untuk
mencapai suatu perekonomian yang mandiri, tangguh dan terhormat di arena
internasional dan yang didasarkan atas solidaritas dan harmoni dalam negeri.
5) Pengendalian pada sistem desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan
ekonomi, diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai pemberi arah bagi
perkembangan ekonomi dicerminkan dalam cita-cita koperasi”.

6. Sistem Ekonomi Syariah


Sistem ekonomi syariah menarik untuk dikaji karena diharapkan dapat memecahkan
masalah-masalah yang melanda ekonomi dunia. Kemampuan ekonomi syariah di Indonesia
dibuktikan dengan tidak goyahnya Bank Muamalat Indonesia dan lembaga-lembaga
keuangan yang berdasarkan pada syariat Islam dalam menghadapi krisis ekonomi pada 1997
sampai sekarang. Dewasa ini telah banyak bank umum yang mendirikan bank syariah. Di
samping itu, ekonomi syariah sebagai suatu sistem merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang dijiwai oleh ajaran Islam.
Dalam kehidupan ekonomi, sistem ekonomi syariah dapat dilihat penerapannya, yaitu
sebagai berikut.
a. Islamic Development Bank (IDB) atau Bank Pembangunan Islam yang tidak
menerapkan sistem bunga (interest) dan ternyata mampu bersaing dengan bank-bank
kapitalis (barat).
b. Bank-bank Islam (Bank Muamalat Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat Syariah, dan
lembaga keuangan lain non-bank (pegadaian syariah, dan leasing syariah).
c. Pusat-pusat perdagangan berdasarkan syariah.

Anda mungkin juga menyukai