Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EJAAN BAHASA INDONESIA DAN DIKSI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4 :

 CUT WINA RAIDA ANGGRAINI

 INDRA ISNAIDI

 LISA NOVITA

 MELA CLARISSHA PUTRI

 MERISA ENJHIRA

DOSEN PENGAMPU :
MOH. ARIO WAHDI ELSYE, S.E,M.E

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2018 / 2019

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami selaku kelompok penyusun dapat
menyelesaikan makalah “Ejaan Bahasa Indonesia dan Diksi” dengan baik dan
tepat pada waktunya.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas “Bahasa Indonesia”,


Dalam makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai referensi buku
dan website. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat
kelemahan dan kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami
butuhkan dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai acuan pembuatan makalah yang sama
dikemudian hari.

Pekanbaru, Februari 2019

Kelompok Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3 Tujuan ........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
2.1 Ejaan Bahasa Indonesia...............................................................................................5
A. Pengertian Ejaan.............................................................................................................5
B. Tujuan Ejaan....................................................................................................................5
C. Jenis-jenis Ejaan..............................................................................................................5
D. Kesalahan-kesalahan Ejaan.............................................................................................9
2.2 Diksi...........................................................................................................................10
A. Pengertian Diksi............................................................................................................10
B. Syarat Ketetapan Kata...................................................................................................10
C. Fungsi Diksi...................................................................................................................10
D. Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi..............................................................................11
E. Pedomana Diksi.............................................................................................................14
BAB III PENUTUP...............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................16
3.2 Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini,
karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa
merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat.

Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling


mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita
miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa/berbicara
apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang diakatakan. Untuk itu
keseragaman berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancar.

Maka daripada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar
1945, dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin meluas dan
menyangkut berbagai bidang kehidupan.

Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara bahasa Indonesia ini,
memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi kehidupan masa
globalisasi, yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan
menggunakan bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan
bangsa ini, supaya bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain.
Maka dari itu disini penulis akan mencoba menguraikan tentang “Diksi dan
Ejaan”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Diksi Dan Ejaan ?

2. Apa Tujuan Ejaan?

3. Apa Saja Jenis-Jenis Diksi Dan Ejaan ?

4. Apa Saja Kesalahan-Kesalahan Ejaan?

5. Bagaimana Syarat Ketetapan Diksi?

3
6. Bagaimana Pedoman Diksi?

7. Apa Saja Fungsi Diksi?

8. Bagaimana Klasifikasi Kata Dalam Diksi?

1.3 Tujuan

1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

2. Untuk Menambah Wawasan Penulis Serta Pembaca Tentang Diksi Dan Ejaan.

3. Untuk Memahami Cara-Cara Pengunaan Kata Yang Baik.

4. Untuk Memahami Jenis-Jenis Diksi Dan Ejaan.

5. Mengetahui Fungsi Dan Tujuan Dalam Ejaan Dan Diksi

6. Mengetahui Apa Saja Pedoman Dan Klasifikasi Kata Dalam Diksi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ejaan Bahasa Indonesia

A. Pengertian Ejaan

Ejaan adalah suatu keseluruhan system penulisan bunyi-bunyi bahasa yang


meliputi:

a) Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi)

b) Ketetapan penulisan satuan-satuanbentuk kata misalnya kata dasar,


kata ulang, kata majemuk dan lain sebagainya.

c) Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-bagian dengan


menggunakan tanda baca.

            Adapun ejaan yang pernah berlaku diIndonesia adalah :

a) Ejaan Van Ophusyen

b) Ejaan Republik / Ejaan Suwandi

c) Ejaan Malindo

d) Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

B. Tujuan Ejaan

Tujuan dari penulisan ini adalah memahami dan mencermati ejaan dalam
bahasa tulis. Apakah tanpa ejaan yang baik tuliasan dapat dimengerti dan
menteliti sejauh mana peranan ejaan dalam bahasa tulis.

C. Jenis-jenis Ejaan

1. Ejaan Van Ophusyen

5
Ejaan Van Ophusyen disebut juga ejaan balai pustaka. Masyarakat
pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai dengan 1947. ejaan ini
merupakan karya Ch.A. Van Ophusyen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe
(1901).

Ciri khusus ejaan Van Ophusyen adalah :

 Huruf /u/ ditulis /oe/

 Koma hamzah /k/ ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata, misalnya
bapa’, ta’

 Jika pada suatu kata berakhiran huruf /a/ mendapat akhiran /i/
maka diatas akhiran itu diberi tanda trema /”/

 Huruf /e/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ di atasnya.


Contoh pada kata /emek/ ditulis /ema’/

 Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (dibaca: janda-janda)

 Kata majemuk ditulis dengan tiga cara :

o Dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/,


dsb

o Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya /rumah-


sakit/,/anak- negeri/

o Dipisahkan, misalnya /anak negeri/ , .rumah sakit/

2. Ejaan Repulik/Ejaan Suwandi

Ejaan Republik dimuat dalam suratkeutusan Menteri P dan K Mr.


Soewandi No. 264/Bhs. A tanggal 19 Maret 1947 oleh sebab itu ejaan ini
disebut Ejaan Suwandi. System ejaan Suwandi merupakan system ejaan latin
untuk Bahasa Indonesia.

6
Pada dasarnya ejaan ini sama dengan Van Ophusyen, hanya saja ada
beberapa penyederhanaan dan perubahan. Ciri khusus ejaan Republik / Suwandi
dalah sebagai berikut :

 Huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophusyen berubah menanda /u/

 Tanda trema pada huruf a dan I dihilangkan.

 Koma ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis


dengan /k/ misalnya kata’ menjadi katak.

 Huruf /e/ keras dan /e/ lemah ditulis tidak menggunakan tanda,
misalnya ejaan, seekor, dsb.

 Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga


cara.Contohnya :

o Tata laksana

o Tata-laksana

o Tatalaksana

 Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan /e/
lemah (pepet) dalam bahasa indoneia ditulis tidak menggunakan /e/
lemah. Misalnya : /putra/ bukan /putera/, /praktek/ bukan /peraktek/

3. Ejaan Malindo

Ejaan Malindo (melayu-indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan


ejaan melayu dan Indonesia. Perumusan ini berangkat dari konggres bahasa
Indonesia II tahun 1954 diMedan, Sumatra Utara. Kemudian pada tahun 1959
dirumuskan Ejaan Malindo tersebut. Sayangnya, Ejaan Malindo belum sempat
diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara
Indonesia dengan Malaysia.

4. Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD )

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari


ejaan-ejaan sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan

7
memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII, 17 Agustus 1972. kemudian
dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil
kerja panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk pada tahun 1966. 

Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu:

a) Gabungan kata yang sudah dianggap senyawa (satu kata) ditulis


serangkai. Contohnya : Akhirulkalam, Assamualaikum, hulubalang,
matahari, dsb.

b) Kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang


dimiliki. Contohnya : kumiliki, dipukul, barangmu, pacarku, pacarnya,
dsb.

c) Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contohnya :

Bentuk Benar Bentuk Salah


§  Di surabaya §  Disurabaya

§  Ke singapura §  Kesingapura

§  Di kebun §  Dikebun

§  Ke sini §  Kesini

§  Ke sana §  Kesana

§  Di sini §  disini

d) Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pun yang


sudah menjadi kelompok kata. Contohnya :

- Kapan pun Aku tetap menantinya

8
- Siapa pun orangnya, boleh meminjam buku ini.

- Walaupun seribu tahun Aku tetap menunggu. (walaupun adalah                      


kelompok kata)

- Meskipun demikian aku tak akan marah. (meskipun merupakan


kelompok kata)

e) Penulisang si dan sang dipisahkan dari kata yang mengikutinya.


Contohnya:

- Si penjual bakso          bukan              sipenjual bakso

- Si pengirim                  bukan              sipengirim

f) Partikel per berarti tiap-tiap dipisahkan dari kata yang mengikutinya.


Contohnya :

- Per orang  bukan         perorang

- Per lembar                  bukan        perlembar

- Per kilogram                bukan        perkilogram

D. Kesalahan-kesalahan Ejaan

Ø  Bentuk Salah Ø Bentuk Benar Ø  Penjelasan

9
·    penelitian ·         Penelitian ·         Letak kesalahan pada
penulisan kata di samping ialah
·    kendari ·         kendari
tidak menggunakan huruf
·    tingka laku ·         Tingkah laku kapital setelah adanya tanda

·    pengalian ·         Pengalihan titik, padahal yang sebenarnya


harus menggunakan huruf
·    peterakan ·         Peternakan
kapital sesudahnya. Serta
·    sebagai sebagai ·         Sebagai kesalahan penulis kata dan
penempatan tanda titik yakni
·    Anslisis data ·         Analisis data
kapan seharusnya kita
·    Persyatan ·         Persyaratan
menggunakan tanda titik.
·    Ternasuk ·         Termasuk

·    Umunya ·         Umumnya

·    Mengerakan ·         Menggerakkan

·    Menggerakan ·         Menggerakkan

·    Altematif ·         Alternatif

·    Mengunakan ·         Menggunakan

·    Selarn ·         Selama

·    Seperti kaki dan ·         Seperti kaki dan


lutut namun dengan lutut. Namun dengan

·    mikrohabibtat ·         mikrohabitat

2.2 Diksi

A. Pengertian Diksi

10
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen
Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan). Jadi, pengertian diksi adalah pemilihan kata yang tepat
dan selaras penggunaannya. Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-
kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-
ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

B. Syarat Ketepatan Kata

1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.

2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim,


misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-
beda.

3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya,


misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterefrensi (saling mempengaruhi).

4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat


sendiri.

5. Menggunakan imbuhan asing. (jika diperlukan)

6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan)


yang benar.

7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.

8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.

C. Fungsi diksi

1. Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak


salah pahamterhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis

2. Untuk mencapai target komunikasi yang efektif 

3. Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal

11
4. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi,
tidak resmi)sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

D. Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi

Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu
berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa
kelompok yaitu :

1. Makna Leksikal

Makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata


tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya
penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).

a) Denotatif

Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya
yang di miliki oleh sebuah kata. Umpamanya adalah kata ”kurus‟
bermakna denotatif keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari
ukuran normalnya. Contoh: Adik makan nasi. Makan artinya
memasukkan sesuatu ke dalam mulut.

b) Konotatif

Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan


merujuk padahal yang lain. Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu,
konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan
baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif merupakan kata yang
bermakna kasar atau tidak sopan.

Contohnya, Pak Slesh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat


tekun dan berdedikasi. Ia selalu disiplin dalam mengerjakan sesuatu.
Pada saat rapat kerja, salah satu kolega yang hadir melihat kinerja
beliau dan kemudian berkata kepada sesame kolega yang lain “Jam
tangan pak Slesh bagus yah”.

12
Dalam ilustrasi diatas, frase jam tangan memiliki makna konotasi yang
berartisebenarnya disiplin. Namun makna ini hanya diketahui
oleh orang-orang yang bekerjadi kantoran atau semacamnya yang
berpacu dengan waktu. Dalam contoh diatas, JamTangan memiliki
Makna Konotasi Positif karena sifatnya memuji.

2. Makna Gramatikal

Untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna


gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia,
menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah
buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.

a) Sinonim

Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna.


Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai
makna yang sama,tetapi bentuknya berlainan.
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan.

Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada


tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam
pemakaianya bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan
bahasa seseorang dan
mengonkritkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewa
t bahasa itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat
memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakannya
sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya. Contoh: Kata
buruk dan jelek, mati dan wafat.

b) Antonim

Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang


maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh:

13
Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim
dengan kata kecil.

c) Polisemi

Merupakan sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang


memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ;
bagian tubuh dari leher ke atas,seperti terdapat pada manusia dan
hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan,
seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari
suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala
jarum dan Iain-lain.

d) Hiponim

Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang
lain,sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang
maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.
Hiponim merupakan kata-kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan,
sebab makna tongkol termasuk makna ikan.

e) Hipernim

Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain. Hiponim


merupakan bagian dari Hipernim. Contoh:
kucing, serangga, dan merpati adalah hiponim dari hewan hewan
adalah hiperonim dari kucing, serangga, dan merpati.

f) Homonim

Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi


namun berbeda makna. Contoh: Bu Andi bisa membuat program
perangkat lunak komputer dengan berbagai bahasa pemrograman (bisa
= mampu). Bisa ular itu ditampung kedalam bejana untuk diteliti (bisa
= racun).

14
g) Homofon

Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan


artinya berbeda. Contoh: Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan
kutai (masa = waktu). Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat
di media massa (massa = masyarakat umum).

h) Homograf

Merupakan kata-kata yang memiliki ejaan yang sama tetapi lafal dan
artinya berbeda. Contoh: Bapak dia seorang pejabat teras pemerintahan
yang menjadi tersangka korupsi (teras= pejabat tinggi). Kami tidur
diteras karena kunci rumah dibawa oleh Andi (teras = bagian rumah).

3. Makna Referensial dan Nonreferensial

Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah
berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kataitu
mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu.
Kata bermakna referensial,  kalau mempunyai referen,
sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen.
Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi
(bermakna nonreferensial). 

E. Pedoman Diksi

Ketepatan diksi adalah kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan


gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa
yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.

1. Membedakan secara cermat makna denotasi dan makna konotasi

Jika pengertian dasar yang dperlukan, penulis atau pembicara harus


memilih katadenotasi. Sebaliknya jika menghendaki reaksi emosional
tertentu, penulis atau pembaca harus memilih kata konotatif.

2. Membedakan kata-kata bersinonim

15
Contoh: Habib suka (menonton, melihat, memandang, mengawasi)
film Dora

3. Pemakaian kata yang bernilai rasa

Contoh : Bapaknya (gugur, meninggal, wafat, tutup usia) pada hari


raya Idul Fitri

4. Pemakaian kata / istilah asing

Kata / istilah asing yang boleh dipakai dengan pertimbangan sebagai


berikut:

- Lebih cocok karena konotasinya, misalnya, kritik = kecaman

- Lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahannya, misalnya,


eksekusi = pelaksanaan hukuman mati

- Bersifat internasonal, misalnya, Hidrogen = zat air

5. Pemakaian kata-kata kongkret dan abstrak

Kata kongkret adalah kata yang menunjuk kepada objek yang dapat
dilihat, didengar, dirasakan, diraba, atau dibau, misalnya, meja.
Sedangkan, kata abstrak ialah : kata yang menunjukkan kepada sifat,
konsep, atau gagasan, misalnya, cantik.

6. Pemakaian kata-kata umum dan khusus

Contohnya, umum: melihat, khusus: memandang (gunung, sawah,


laut).

7. Kata yang dipilih harus tepat benar terutama kata-kata mirip ejaan atau
pelafalannya,contohnya, syarat, sarat

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

  Pada dasarnya kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa


Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi ketika kita berbicara seringkali kita
tidak mengikuti kaidah/aturan dari tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam berkomunikasi sehari-hari. kita sering menggunakan tata bahasa yang
salah, sehingga bermula dari kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi sebuah
kebiasaan dan hal tersebut menjadi membudaya dan dibenarkan penggunaan
dalam keseharian. Untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk saling
mengingatkan agar menggunakan kaidah tata bahasa yang baik dan benar.

3.2 Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun, kami menyadari bahwa


makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca, supaya pada penyusunan makalh
selanjutnya bias lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi berbagai
pihak.

DAFTAR PUSTAKA
http://hendro-cyberr.blogspot.com/2013/04/tugas-makalah-diksi-dan-ejaan-
bahasa.html

17
https://www.scribd.com/doc/242570982/Diksi-Dan-Ejaan

18

Anda mungkin juga menyukai