Pertenuan 6
Pertenuan 6
PENGAWASAN
A. PENGERTIAN
Fungsi pengawasan adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini berkaitan erat
sekali dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi
karena :
4. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengawasan atau
pengukuran dilaksanakan.
Earl P. Strong :
Controlling is the process of regulating the various factor in an interprise according to the
reqruitment of its plans.
Pengawasan adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai
dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
Harold Koontz :
Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar
rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat
terselenggara.
G.R. Terry :
Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai sesuai
standar, apa yang sedang dilakukan dalam pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras
dengan standar.
Dari batasan di atas, jelaslah kiranya bahwa tujuan utama dari pengawasan adalah agar
rencana yang telah dibuat menjadi kenyataan. Terlihat pula dari pengertian di atas bahwa di
dalam pengawasan itu ada tiga proses, yaitu :
3. Mengoreksi penyimpangannya.
Tanpa adanya pengawasan, orang-orang cenderung akan melakukan penyimpangan, baik
dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Setiap pekerjaan yang penyimpangannya
menimbulkan kerugian, perlu mendapat pengawasan.
1. Untuk mengetahui apakah segala sesuatunya telah berjalan sesuai dengan rencana
yang telah digariskan.
2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatunya telah dilaksanakan sesuai instruksi, serta
asas-asas yang telah diinstruksikan.
5. Untuk mencari jalan keluar bila ada sesuatu kegiatan mengalami kesulitan atau
kegagalan-kegagalan.
B. PRINSIP-PRINSIP PENGAWASAN
Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik harus ada dua prinsip pokok, yaitu :
1. Adanya rencana.
Rencana merupakan suatu keharusan karena merupakan suatu standar untuk menilai
pekerjaan yang dilakukan bawahan. Demikian pula adanya instruksi dan wewenang yang
diberikan kepada bawahan merupakan dasar untuk mengetahui apakah bawahan sudah
melakukan tugas-tugas dengan baik.
5. Ekonomis
6. Dapat dimengerti
3. Pengawasan harus dapat mendidik, pengawasan agar bisa mendidik bawahan untuk
bekerja lebih baik serta mengurangi penyelewengan-penyelewengan.
4. Realitas, ekonomis dan efektif. Realistis berarti bahwa standar yang dipakai ukuran
keberhasilan suatu aktivitas hendaknya merupakan suatu standar yang memungkinkan
untuk dicapai dalam praktek dengan kondisi tertentu.
Sedangkan ekonomis berarti, pengawasan itu harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi
penggunaan sumber daya/financial yang ada, serta efektif berarti mampu mencapai sasaran
dengan tepat.
C. JENIS-JENIS PENGAWASAN
Ada beberapa jenis pengawasan, dilihat dari berbagai cara penggolongan/pembedaan. Cara
pembedaan untuk menggolongkan pengawasan yang umum dilakukan adalah berdasarkan
atas :
1. Waktu pengawasan
2. Obyek pengawasan
3. Subyek pengawasan
Pengawasan berkala, yaitu pengawasan yang dilakukan secara berkala sebulan sekali atau
satu kuartal sekali atau satu tahun sekali.
Pengawasan ini ditujukan pada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan
dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengawasan anggaran.
Pengawasan dilakukan pada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai,
apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi pegawai dan
lain-lain.
Pengawasan ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk
mengerjakan pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
Pengawasan ini ditujukan pada hal-hal yang bersifat fisik yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksanaan.
Pengawasan ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual
sesuai dengan target yang ditetapkan.
h. Inventory Control
i. Maintenance Control
Yaitu pengawasan yang dilakukan oleh seseorang atasan terhadap bawahannya. Cakupan
pengawasan intern ini meliputi hal-hal yang luas baik pelaksanaan tugas, prosedur, sistem,
hasil, kehadiran dan lain-lainnya.
Audit Control, yaitu pengawasan intern atas masalah-masalah yang berkaitan dengan
pembukuan perusahaan.
Dalam melakukan pengawasan data merupakan suatu hal yang amat penting. Berdasarkan
cara-cara mendapat data tersebut, pengawasan dapat dibedakan atas empat yaitu :
Dengan cara ini akan terjadi kontak langsung antara atasan dengan bawahan, sehingga
kesukaran yang ada di lapangan dapat diketahui langsung oleh atasan yang melakukan
pengawasan, serta data yang diperoleh obyektif. Tetapi kadangkala bawahan yang diawasi
merasa kikuk karena merasa diawasi secara ketat.
Pengawasan ini dilakukan dengan menerima laporan lisan, yang biasanya dilakukan
dengan wawancara. Dalam wawancara ini bisa terjadi bawahan yang diwawancarai takut
mengemukakan data secara obyektif, ada rasa enggan, rasa sungkan dan sebagainya.
Dengan laporan tertulis, biasanya kurang dapat menggambarkan kejadian dan aktivitas
secara menyeluruh, tetapi acap kali secara berlebih-lebihan. Dengan demikian sangat sulit
untuk membedakan yang mana merupakan pendapat dan mana kenyataan.
Yaitu pengawasan yang bersifat istimewa, dilakukan bila ada hal-hal yang menimbulkan
kecurigaan, jadi pengawasan ini bersifat khusus. Umumnya dapat mengurangi biaya dan
energi, tapi dengan cara ini bawahan yang diawasi merasa bahwa dirinya diawasi secara
seksama.
Seorang manajer harus mempunyai berbagai cara dalam melakukan pengawasan. Cara-cara
pengawasan ini dapat dibedakan atas :
1. Pengawasan Langsung
Yaitu pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh seorang manajer secara pribadi. Ia
memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah hasil-hasilnya sesuai
dengan yang dikehendaki.
Yaitu pengawasan jarak jauh melalui laporan yang diberikan bawahan. Laporan ini dapat
berupa kata-kata, angka-angka atau statistik yang berisi gambaran atas kemajuan yang
dicapai.
3. Pengawasan Berdasarkan Kekecualian
Yaitu pengawasan yang dikhususkan pada penyimpangan-penyimpangan yang luar biasa dari
hasil atau standar yang diharapkan.
E. ALAT-ALAT PENGAWASAN
Beberapa alat yang dapat dipergunakan sebagai fungsi pengawasan perusahaan adalah :
1. Budget
Budget atau anggaran adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan dan pengeluaran
yang disediakan untuk mencapai hasil tersebut. Pengawasan anggaran dapat diketahui atau
diawasi, yaitu apakah hasil yang diharapkan dari penerimaan atau pengeluaran sesuai
dengan yang diinginkan atau tidak.
Apabila tidak sesuai dengan budget, baik penerimaan/pengeluaran maupun hasil yang
diperoleh, maka perusahaan itu tidak efektif karena terdapat penyimpangan dan pimpinan
perusahaan harus segera mengadakan perbaikan.
2. Non Budget
a. Personal Observation
b. Report
Laporan dibuat oleh para manajer bawahan. Berdasarkan laporan-laporan ini dapat
diketahui dan diawasi perkembangan dan kegiatan-kegiatan yang sudah lampau. Tetapi jika
terjadi penyimpangan tidak segera dapat diketahui, sehingga perbaikan akan terlambat.
c. Financial Statement
Merupakan daftar laporan keuangan yang biasanya terdiri dari Neraca dan daftar
Rugi-Laba. Dari kedua daftar ini dapat diketahui dan diawasi melalui analisa laporan
keuangan, mengenai keadaan permodalan perusahaan.
d. Statistics
Titik Pulang Pokok, yaitu suatu titik atau keadaan ketika jumlah penjualan sama dengan
jumlah biaya atau dengan kata lain dalam penjualan tertentu tidak memperoleh laba
maupun menderita kerugian.
f. Internal Audit
Suatu pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan yang meliputi
bidang-bidang kegiatan secara menyeluruh menyangkut masalah keuangan, apakah sesuai
dengan prosedur dan praktek yang telah ditetapkan.
g. Personal Audit
Suatu analisa dari semua faktor yang menyangkut administrasi personalia. Berdasarkan
analisa tersebut, dan berbagai rekomendasi, diperbaiki setiap penyimpangan dari standar
yang diinginkan.
F. PROSES PENGAWASAN
Pengawasan terdiri daripada suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah
yang bersifat universal, yakni :
Membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan perbedaan (apabila ada
perbedaan).
Dengan cara yang agak berbeda dapat kita mengatakan bahwa pengawasan terdiri dari
tindakan-tindakan :
Menyetujui hasil-hasil atau menolak hasil-hasil dalam kasus mana perlu ditambahkan
penambahan tindakan-tindakan perbaikan.