24894-56870-1-SM Hidrolisa PDF
24894-56870-1-SM Hidrolisa PDF
*Email : endang-mastuti@yahoo.co.id
Abstract: Cassava peel is generally used as animal feed and sometimes just thrown away. To
increase the economic value of cassava peels used as alternative materials to manufacture
glucose by hydrolysis. This study aims to determine the effect of material and the concentration
ratio of acid to the peel of cassava starch hydrolysis of the resulting reduction of glucose and
starch hydrolysis reaction rate constants of the cassava peel with hydrochloric acid catalyst.
Variables remained in the study was 250 ml volume of cooking and temperature 95oC (boiling
temperature). Variable is the ratio of materials that were reviewed (30 gr, 40 gr, 50 gr and 60 gr)
and acid concentration (0.05 N, 0.1 N; 0.15 N; and 0.2 N). Glucose samples were analyzed by
using the Lane-Eynon. Data analysis showed the material and the larger the ratio of acid
concentration, the glucose formed higher. So also with increasing reaction time, glucose is
formed also higher. Operating conditions which result in maximum glucose in the ratio 5:1
material and acid concentration 0.2 N. In this study the reaction of first order reaction rate
constants obtained in ratio of materials from 0.0116 to 0.0172/min and at variable acid
concentrations from 0.0157 to 0.0252/min.
PENDAHULUAN
Salah satu cara pembuatan glukosa Kulit singkong merupakan limbah dari
adalah dengan proses hidrolisa pati. Proses ini singkong yang memiliki kandungan karbohidrat
memiliki keuntungan karena bahan baku yang tinggi dan dapat digunakan sebagai sumber
relatif murah. Penelitian pembuatan glukosa pakan ternak. Persentase jumlah limbah kulit
dengan hidrolisa pati telah banyak dilakukan bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total
menggunakan bahan baku yang berbeda- beda singkong segar dan limbah kulit bagian dalam
yang mengandung karbohidrat, misalnya pati sebesar 8-15%, sehingga kulit singkong dapat
singkong, pati jagung, pati garut. Sedangkan dijadikan salah satu alternatif bahan baku
reaksinya ada yang menggunakan katalisator pembuatan glukosa karena mengandung
enzim ataupun menggunakan katalisator asam. karbohidrat. Selama ini kulit singkong umumnya
Glukosa memiliki beberapa kegunaan digunakan sebagai makanan ternak dan
dalam industri antara lain, sebagai pemanis kadang hanya dibuang begitu saja menjadi
makanan dan bahan dasar pembuatan sampah. Untuk menambah nilai ekonomis
bioetanol. Pemanis merupakan senyawa kimia maka kulit singkong dicoba untuk dijadikan
yang sering digunakan untuk keperluan produk bahan alternatif pembuatan glukosa yang
olahan pangan, industri serta minuman dan diolah dengan cara hidrolisa.
makanan kesehatan. Sedangkan bioetanol Singkong (cassava) yang juga dikenal
merupakan etanol (alkohol) dengan bantuan sebagai ketela pohon atau ubi kayu adalah
makhluk hidup. pohon tahunan tropika dan subtropika dari
Singkong merupakan bahan pangan keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas
yang banyak diproduksi di Indonesia. Indonesia sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat
termasuk sebagai negara penghasil singkong dan daunnya sebagai sayuran. Panjang
terbesar ketiga (13.300.000 ton) setelah Brazil singkong rata-rata 50-80 cm dan bergaris
(25.554.000 ton), Thailand (13.500.000 ton) tengah 2-3 cm. Daging umbinya berwarna putih
serta disusul negara-negara seperti Nigeria atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak
(11.000.000 ton), India (6.500.000 ton). bisa disimpan lama walaupun ditempatkan di
(http://faperta.ugm.ac.id) lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai
dengan keluarnya warna biru gelap akibat
5
terbentuknya asam sianida yang bersifat racun sehingga memudahkan pemisahan produk-
bagi manusia. nya.
Pati dapat diperoleh dari berbagai jenis 3. Hidrolisa dengan katalis larutan basa, bisa
tumbuhan seperti jagung, garut, kentang, sagu, berupa basa encer atau basa pekat.
singkong dan lain-lain. Dalam tanaman, pati Reaksi menggunakan bentuk padat sama
tersimpan pada akar, batang, buah, biji, dan dengan reaksi bentuk cair, hanya reaksinya
kulit. Pati adalah karbohidrat yang berbentuk lebih sempurna atau lebih reaktif dan
polisakarida dengan rumus umum (C6H10O5)n, biasanya hanya digunakan untuk maksud
dimana harga n bervariasi. tertentu, misalnya proses peleburan
Pati tersusun oleh rangkaian amilosa dan benzene menjadi phenol.
amilopektin dengan perbandingan 1:4. Amilosa 4. Hidrolisa dengan menggunakan katalis
merupakan polimer rantai lurus yang terdiri dari enzim, banyak digunakan pada industri
rantai panjang glukosa yang terikat pada ikatan pembuatan alkohol dari tetes tebu.
1,4--glukosid, sedangkan amilopektin merupa- 5. Alkali fussion, dengan sedikit atau tanpa air
kan rantai cabang yang terdiri dari rantai normal pada temperatur tinggi
glukosa yang terikat pada 1,4--glukosid dan (Groggins, 1958)
ikatan lainnya pada 1,6--glukosid. (Kirk, R.E. Kondisi proses hidrolisa untuk suatu
and Othmer,1960) bahan berbeda dengan kondisi proses untuk
Pati adalah sumber karbohidrat yang bahan yang lain. Hal ini disebabkan jenis dan
penting dalam makanan. Pati dijumpai se- komposisi pati suatu bahan berbeda dari jenis
bagian besar pada biji, tempat penyimpanan dan komposisi pati dari bahan yang lainnya.
karbohidrat pada tumbuhan. Pati memberikan (Kirk, R.E. and Othmer,1960).
warna biru jika direaksikan dengan iodium Faktor- faktor yang mempengaruhi
disebabkan adanya pembentukan senyawa proses hidrolisa pati dengan menggunakan
yang kompleks. Reaksi ini digunakan untuk asam adalah ukuran bahan, konsentrasi asam,
mendeteksi adanya pati. suhu, waktu, ratio bahan dan pengadukan.
a) Pembuatan glukosa dari pati kulit a) Ukuran bahan
singkong menggunakan cara hidrolisa. Semakin halus ukuran bahan permukaan
Hidrolisa adalah suatu proses antara reaktan bidang kontak akan semakin luas sehingga
dengan air agar suatu senyawa pecah atau kecepatan reaksi akan bertambah cepat dan
terurai. Tetapi reaksi antara pati dan air memperbesar konversi reaksi.(Supranto, 1998)
berlangsung sangat lambat sehingga b) Konsentrasi Asam
diperlukan bantuan katalisator untuk Kecepatan reaksi proses hidrolisa akan
memperbesar kereaktifan air. Ada beberapa bertambah oleh konsentrasi asam yang tinggi.
reaksi hidrolisa berdasarkan katalisator yang Umumnya kecepatan reaksi sebanding dengan
digunakan yaitu: ion H+ tetapi pada konsentrasi tinggi
1. Hidrolisa murni, hanya menggunakan air. hubungannya tidak terlihat lagi. Karena itu,
Kelemahan zat penghidrolisa ini adalah diperlukan perbandingan yang sesuai antara
prosesnya lambat kurang sempurna dan pati yang akan dihidrolisa dengan konsentrasi
hasilnya kurang baik. Untuk mempercepat asam yang ditambahkan. (Othmer,1960)
reaksi hidrolisa, biasanya ditambahkan c) Suhu
katalisator dan juga digunakan uap air pada Suhu berpengaruh terhadap konstanta
temperatur tinggi. Zat penghidrolisa air kecepatan reaksi. Jika suhu tinggi, konstanta
ditambah zat-zat yang sangat reaktif. kecepatan reaksi akan semakin besar sehingga
2. Hidrolisa dengan katalis larutan asam, bisa reaksi dapat semakin cepat. (Othmer,1960)
berupa asam encer atau asam pekat. d) Waktu
Asam biasanya berfungsi sebagai katalisator Waktu yang semakin lama akan
dengan mengaktifkan air dari kadar asam memperbanyak jumlah tumbukan zat- zat
yang encer. Pada hidrolisa asam, biasanya pereaksi sehingga molekul- molekul yang
digunakan H2SO4, HCl, dan H2C2O4. bereaksi semakin banyak dan memperbanyak
Umumnya kecepatan reaksi sebanding hasil yang terbentuk.(Supranto, 1998)
dengan ion H+ dari asam yang digunakan, e) Rasio bahan
tetapi pada konsentrasi asam yang tinggi Rasio bahan terhadap larutan yang semakin
hubungannya tidak terlihat lagi. H2C2O4 besar maka konsentrasi glukosa hasil hidrolisa
jarang dipakai karena harganya mahal, HCl juga semakin besar. Karena dengan semakin
lebih menguntungkan karena lebih reaktif besar rasio bahan semakin besar pula bahan
dibandingkan H2SO4 dan mudah menguap yang bereaksi dengan larutan sehingga
Hidrolisa Pati dari Kulit Singkong (Variabel Ratio Bahan dan Konsentrasi Asam) 7
(Endang Mastuti, Amanda Ayu K, Purwanti)
Gambar 4-1. Grafik hubungan berat glukosa pada
setiapwaktu untuk berbagai ratio Gambar 4-2. Grafik hubungan berat glukosa pada
bahan dengan konsentrasi setiap waktu untuk berbagai
HCl 0,1 N konsentrasi asam dengan ratio
bahan 50 gram/ 250 ml
Dari Tabel IV-1 dan Gambar 4-1 bisa
ditunjukan bahwa semakin lama waktu dan Dari Tabel IV-2 dan Gambar 4-2 bisa
ratio bahan yang diperlukan untuk hidrolisa, ditunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi
maka semakin besar pula kadar glukosa yang asam klorida (HCl) yang digunakan dan
diperoleh. Karena dengan semakin besar ratio semakin lama waktu reaksi, maka jumlah
bahan, semakin besar pula bahan yang glukosa yang dihasilkan cenderung semakin
bereaksi dengan larutan sehingga dihasilkan besar. Hal ini dikarenakan semakin
glukosa yang semakin banyak pula. Akan tetapi meningkatnya konsentrasi maka kecepatan
jika rasio bahan terlalu besar, glukosa yang reaksinya juga akan semakin bertambah.
terbentuk akan menjadi sedikit. Hal ini Dengan demikian jumlah pati yang bereaksi
dikarenakan rasio bahannya terlalu banyak dengan asam pada waktu tertentu juga akan
yang menyebabkan tumbukan tidak optimum bertambah. Semakin banyak pati yang
lagi. Kondisi optimum diperoleh pada saat rasio bereaksi, maka glukosa yang dihasilkan juga
bahan 50 gr/ 250 ml larutan HCl 0,1 N. semakin besar. Konsentrasi HCl optimum yang
diperoleh adalah 0,2 N.
Variabel Konsentrasi Asam
Kinetika
Pada penelitian ini dilakukan pada suhu
Dengan mengetahui berat glukosa, dapat
operasi 95oC, kecepatan pengadukan 150 rpm,
dihitung konversi pada berbagai rasio volume
berat bahan 50 gr dan volume larutan HCl 250
larutan dengan berat bahan dan pada berbagai
ml.
Tabel IV- 2. Data Analisa Hasil Hidrolisa pada kecepatan pengadukan. Hal ini di tunjukkan
Berbagai Konsentrasi Asam HCl pada Tabel 3 dan Tabel 6. Dari Persamaan -ln
dengan Ratio Bahan 50 gram/ 250 ml (1-XA) = k’.t + C dilakukan regresi linier maka
nilai k dapat ditentukan yang hasilnya
No Waktu Massa glukosa reduksi (gr/ml) ditunjukkan pada tabel 4 dan Tabel 6.
(menit) 0,05 N 0,1 N 0,15 N 0,2 N Untuk mendapatkan konstanta kecepatan
1. 10 16,89 17,84 18,31 19,18 reaksi hidrolisa pati kulit singkong dengan
2. 20 18,16 19,47 20,49 21,64 katalis asam klorida (HCl) digunakan
3. 30 20,40 21,47 24,86 26,50
persamaan ln (1-x) =k.t , dengan
4. 40 26,05 26,70 28,21 32,41
5. 50 27,86 28,46 32,41 35,76 x = massa glukosa reduksi
6. 60 29,29 29,62 36,82 37,89 massa sampel
Hidrolisa Pati dari Kulit Singkong (Variabel Ratio Bahan dan Konsentrasi Asam) 9
(Endang Mastuti, Amanda Ayu K, Purwanti)
glukosanya. Tetapi, pada suatu kondisi Fessenden and Fessenden, 1997, “Kimia
tertentu akan mencapai kondisi optimum, Organik”, PT Erlangga, Jakarta.
yaitu 50 gram pati/ 250 ml larutan HCl. Groggins, P.H., 1958, “Unit Process In Organic
2. Semakin tinggi konsentrasi asam, maka Synthesis”, Mc Graw Hill Book Company,
kadar glukosa yang dihasilkan akan New York.
semakin meningkat sampai diperoleh Kirk, R.E, and Othmer,D.F., 1960,
kondisi optimum. Konsentrasi asam klorida “Encyclopedia of Chemical Technology,
(HCl) optimum adalah 0,2 N. The Interscience Encyclopedia Inc”, New
3. Tetapan kecepatan reaksi pada kondisi York.
optimum sebesar 0,0252/menit. yang Kismaharini, 2004, ”Pengaruh Kecepatan
berlaku pada kondisi berat bahan 50 gram, Reaksi pada Hidrolisa Pati Sukun dengan
suhu 95oC, konsentrasi larutan HCl 0,2 N Katalisator Asam”, Laporan Penelitian
dengan volume pemasakan 250 ml dan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
waktu pemasakan 60 menit. Levenspiel, 1972, “Chemical Reaction
Engineering”, 2nd. John Willey and Sons
Daftar Pustaka Inc, New York.
Cahyari, dan Sundari Dwi, 2003, “Pemanfaatan Matz, S.A., 1970, “Sereal Technology”, The Avi
Garut untuk Pembuatan Glukosa dengan Publishing. Co.Inc., West Port,
Cara Hidrolisa”, ”, Laporan Penelitian Connecticut.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta Supranto, Ir, 1998, “Proses Industri Kimia II”,
Feronika Dwi, dan Suwartini, 2007, ”Pengaruh Teknik Kimia FT UGM, Yogyakarta.
Konsentrasi Asam dan Ratio Bahan
terhadap Hidrolisa Dami Nangka”,
Laporan Penelitian Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.