Dosen Pengampu :
Ns. Yelly Herien,M.Kep
Oleh :
ROKY FIRDAUS
1811311036
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
ASUHAN KEPERAWATAN ANC TRIMESTER III
1. Pengertian
2. Proses Kehamilan
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan plasenta ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah
ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Proses pertumbuhan
ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal >> oogonium >> folikel primer >> proses
pematangan pertama. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel.
Dalam keadaan normal in vivo, umumnya pembuahan terjadi di daerah tuba fallopi,
yaitu di daerah ampula/infundibulum. Perkembangan teknologi kini memungkinkan
penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak bisa mempunyai anak) dengan car mengambil oosit
wanita dan dibuahi dengan sperma pria di luar tubuh, kemudian setelah terbentuk embrio,
embrio tersebut dimasukkan kembali kedalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik
ini disebut sebagai oembuahan in vitro (in vitro fertilization-IVF) dalam istilah awam disebut
bayi tabung. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim masuk ke dalam tuba.
Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba
yang juga terjadi saat senggama. Kemudian spermatozoa mengalami peristiwa-peristiwa
berikut ini :
Reaksi kapasitasi : selama beberapa jam, protein plasma dan glikoprotein yang berada
dalam cairan mani diluruhkan .
Reaksi akrosom : setelah deklat dengan oosit, sel sperma yang telah menjalani
kapasitasi akan terpengaruh oleh zat-zat dari korona radiata ovum sehingga isi
akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan kontak dengan lapisan korona
radiata. Pada saat ini di lepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata,
trypsine-like agent dan lysine-zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma
melewati zona pellusida untuk mencapai ovum.
Pronukeus pria dan wanita, masing-masing haploid, bersatu dan membentuk zigot
yang dimiliki jumlah DNA genap.diploid.
d. Pembentukan Plasenta
Plasenta merupakan organ yang melekatkan embrio ke dinding uterus. Sirkulasi
embrio-plasenta-ibu terbentuk pada hari ke-7 saat jantung embrio mulai berdenyut. Pada
akhir minggu ketiga, darah embrio bersirkulasi di antara embrio dan vili korion. Darah
embrio mengalir melaui dua arteri umbilikalis, lalu ke kapiler-kapiler vili, dan akhirnya
kembali melalui sebuah vena umbilikalis menuju ke embrio. Plasenta memiliki lima fungsi
utama yaitu respirasi, nutrisi, ekskresi,proteksi,prodks hormon.
Penjelasan kelima fungsi tersebut sebagai berikut :
Plasenta menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida untuk metabolisme
janin. Paru janin belum matur sampai menjelang akhir kehamilan, dan belum
berfungsi hingga bayi dilahirkan.
Plasenta menyerap nutrien yang dibutuhkan janin dan menguraikannya ( dengan
bantuan enzim) menjadi molekul yang lebih sederhana agar dapat digunakan oleh sel
janin. Beberapa nutrien disimpan oleh plasenta untuk dipakaio ketika dibutuhkan.
Sebagai contoh, glukosa disimpan oleh plasenta sebagai glikogen.
Produk sampah yang dihasilkan janin dibuang dari darah janin dan diekskresi oleh
organ ibu.
Sawar plasenta berfungsi menghalangi masukny sebagian besar bakteri, tetapi
mikroorganime kecil (seperti virus) mampu menembusnya dan mempengaruhi
perkembangan janin. Sejumlah antibodi protektif, seperti imunoglobulin IgG
disalurkan dari darah ibu kedarah janin pada akhir kehamilan dan berfungsi
melindungi janin dari berbagai organisme berbahaya sampai beberapa bulan setelah
lahir. Sebagian besar obat dapat menembus plasenta dan dapat mencederai janin.
e. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
1. Bulan ke-0
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari
ke-11
2. 4-6 minggu
Panjang janin pada usia 4-6 minggu kira-kira 7,5-10 mm (Manuaba,
2010:89). Terjadi pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari
telah terbentuk, namum masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh
(Saifuddin, 2010:156). Telinga mulai terbentuk.
3. 7-8 minggu
Ukuran janin p ada usia 7-8 minggu kira-kira 2,5 cm. Mata tampak
pada muka, juga terdapat pembentukan alis dan lidah. Bentuk mirip manusia,
dimulai pembentukan genitalia eksterna dan tulang (Manuaba, 2010:89).
Kemudian menurut Saifuddin (2010:158), sirkulasi melalui tali pusat juga sudah
dimulai.
4. 9-10 minggu
Genitalia telah menunjukkan karakteristik laki-laki atau perempuan, tetapi
masih belum terbentuk sempurna (Varney, et al, 2007:507). Kepala meliputi
separuh janin, terbentuk muka janin dan kelopak mata yang tak akan membuka
sampai usia 28 minggu.
5. 11-12 minggu
Embrio menjadi janin. Denyut janin terlihat pada USG. Mulai ada gerakan.
Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin. Panjang janin 7-9
cm. Tinggi rahim diatas simpisis (tulang kemaluan).
6. 13-16 minggu
Ini merupakan awal trimester ke-2. Denyut jantung 120-150/menit. Janin
bergerak aktif, menghisab dan menelan air ketuban, telah tumbuh lanugo (rambut
janin) (Saifuddin, 2010:158). Kulit merah tipis, uterus telah penuh, desidua
perietalis dan kapsularis (Manuaba, 2010:89). usia 13-16 minggu, ukuran janin
sekitar 15 cm.
7. 17-24 minggu
Sidik jari terbentuk, seluruh tubuh terdapat vernik kaseosa (lemak) dan
janin memiliki refleks (Saifuddin, 2010:158). Janin berukuran sekitar 30-32 cm,
dimana kulit menebal, kelopak mata jelas, alis dan bulu mata tampak.
8. 25-28 minggu
Masuk ke trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak yang cepat,
siatem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tunuh, mata mulai membuka.
Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu, rambut kepala
makin panjang, kuku-kuku jari mulai terlihat (Varneyet al, 2007:511). Kira-kira
panjang janin 35 cm, berat badan sekitar 1.000 gram.
9. 29-32 minggu
Bila bayi dilahirkan kemungkinan hidup 50-70% (Saifuddin, 2010:159).
Simpanan lemak subkutan mulai memperhalus kerutan, janin telah memiliki
kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan temperatur tubuh, refleks
cahaya terhadap pupil munvul pada akhir bulan.
3. Tanda-Tanda Kehamilan
Syncope (pingsan).
Kelelahan.
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat
seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
Pigmentasi kulit.
Menurut Hani (2011:74). Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12
minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
(1) Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung,
pipi, dan leher).
(5) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akiabat pembesaran bagian
tersebut.
Epulsi
Tanda Goodel.
Pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
Tanda Chadwicks.
Perubahan warna menjdi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
Tanda Piscaseck.
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio biasanya
terletak disebelah atas, dengan bimanual akan terasa benjolan yang asimetris.
Tanda Braxton Hicks.
Merupakan perenggangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin
di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik. Sporadis, tidak nyeri, biasanya
timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya,
lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.
Teraba Ballotement.
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada
pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup
karena dapat saja merupakan myomas uteri.
2) Kerangka janin.
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
a) Ukuran
b) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada
akhir kehamilan (40 minggu).
(1) Bulan pertama : Seperti alpukat, isthmus Ramih menjadi hipertropi dan bertambah
panjang sehingga bila diraba terasa lunak, keadaan ini yang disebut dengan tanda
hegar.
(2) 2 bulan : Sebesar telur bebek
(5) 5 bulan : Rahim teraba seperti cairan ketuban, rahim terasa tipis, itulah sebabnya
mengapa bagian-bagian janin ini dapat dirasakan melalui perabaan dinding uterus.
2) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini
akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan setelah itu akan
berperan sebagi penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal. Terjadinya
kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan
meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16
minggu.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai
timbul sejak minggu ke-6 gestasi. Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk
warna merah muda sekunder , dan puting susu menjadi lebih erektil. Peningkatan suplai
darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Selam trimester kedua dan ketiga,
pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudar meningkat secara progesif. Kadar
hormon luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi duktus laktiferus dan
jaringan lobulus-alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyebaran nodul kasar.
Walaupun perkembangan kelenjar mamae secara fungsional lengkap pada masa pertengahan
kehamilan, tetapi laktasi terhambat sampai kadar esterogen menurun, yaitu setelah janin dan
plasenta lahir. Kolostrum, cairan sebelum susu, berwarna putih kekuningan dapat dikeluarkan
dari puting susu selama trimester ketiga.
c. Sistem Kardiovaskular
1) Volume darah ibu meningkat sekitar 30-50% pada kehamilan kembar, biasanya karena
adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron dari adrenal oleh estrogen.
Cardiac outputmeningkat ± 30% pompa jantung meningkat 30 % setelah kehamilan tiga
bulan dan kemudian melambat hingga umur kehamilan 32 minggu. Setelah itu volume darah
menjadi relatif stabil.
2) Penekanan pada vena cava (aliran balik vena) dapat menyebabkan hipotensi arterial dan
wanita dapat menjadi pingsan atau kehilangan kesadaran. Hal ini dapat diatasi dengan wanita
tersebut berbaring miring atau duduk.
d. Sistem Pernapasan
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari
biasanya.
e. Sistem Perkemihan
Pada awal-awal kehamilan, kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing.
Keadaan ini akan hilang dengan tuanya kehamilan jika uterus gravidus keluar rongga
panggul. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.
f. Sistem Muskuloskeletal
1) Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan untuk terjadi lordosis.
2) Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan pinggang karena mempertahankan
posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae.
3) Relaksasi dan hipermobilitas sendi pada masa hamil kembali stabil dan ukuran sama
dengan sebelum hamil, kecuali pada kaki (Hutahaean, 2013:45).
g. Sistem Pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah. Tonus-
tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama
berada dalam saluran makanan. Resorbsi makanan baik, tetapi akan menimbulkan obstipasi.
Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari (morning
sickness) .
h. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%. Akan tetapi,
kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan yang
mengalami hopifisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan
meningkat 10x lipat pada saat kehanilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya
pada plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui. Kelenjar
tiroid akan mengalami pembesaran fingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia
kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.
2) Lelah
3) Perubahan selera
4) Emosional
a. Trimester I
Trimester I merupakan masa kekhawatiran dari penantian kehamilan menjadi aman.
Terutama bagi wanita yang mengalami keguguran sebelumnya dan profesional pelayanan
kesehatan wanita yang khawatir terhadap keguguran dan teratogen. Bertambah berat juga
menjadi bagian yang signifikan pada wanita pada Trimester I. Wanita hamil juga memiliki
perubahan keinginan seksual yang dalam Trimester I. Meskipin beberapa wanita mengalami
peningkatan hasrat, umumnya pembicaraan TM I adalah waktu menurunya libido. Libido
dipengaruhi kelelahan, mual, depresi, sakit, dan pembesaran payudara, kekhawatiran, dan
keprihatinan yang semuanya merupakan bagian yang normal pada Trimester I.
b. Kehamilan Trimester II
Kehamilan trimester II merupakan periode kesehatan yang baik atau pancaran
kesehatan.
Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi.
Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
Merasakan gerakan anak.
Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
Libido meningkat.
Menuntuk perhatian dan cinta.
Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
Hubungan sosial meningkat dengan wanita lainnya atau pada orang lain yang baru
menjadi ibu.
Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk
peran baru.
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu/penantian dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu
untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya
perhatian pada kehadiran bayi. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal
yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya
akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul
kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Di
samping ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari janinnya dan kehilanga perhatian
khusus yang diterima selama masa hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan penjelasan
dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Menentukan usia periode kehamilan dapat dilakukana dengan berbagai cara, antara lain
a. Rumus Negele
Rumus negele pertama untuk menentukan hari perkiraan lahir/HPL. Rumus ini
berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Cara menghitungnya yaitu tanggal pertama menstruasi terakhir (HPM) ditambah 7
bulan dikurangi 3.
b. Tinggi Fundus Uteri
Pada trimester pertama, ukuran uterus pada minggu ke 8 yang sesuai adalah
sebesar bola tenis, sebesar buah jeruk pada minggu ke 10. Pada trimester kedua
puncak uterus harus 3-4 lebar jari dinawah umbilicus pada minggu ke 16, 1-2 lebar
jari bawah umbilicus pada minggu ke 18, 1-2 lebar jari diatas umbilicus pada minggu
ke 22, dan 3-4 lebar jari diatas umbilicus pada minggu ke 24 .
1) Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui
usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila dilakukan pada kehamilan yang
pertama.
Tabel 2.1 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
e. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan secara rutin sebelum usia gestasi mencapai 20
minggu, yakni untuk menetukan taksiran partus dan menentukan taksiran partus dan
menentukan apakah terjadi gestasi multipel. Selain untuk menentukan taksiran
persalinan, pemeriksaan yang dilakukan pada minggu ke-14 dan ke-16 mengungkap
hampir seluruh kehamilan kembar dan pemeriksaan pada minggu ke-18 sampai ke-20
memberi informasi tentang kelainan struktur bayi .
7. Faktor-Faktor Persalinan
Ada beberapa faktor yang penting harus diperhatikan dalam proses persalinan, yaitu :
Bidang-bidang panggul
Bidang hodge adalah bidang semua sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan
persalinan, yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam/vagina toucher
(VT). Bidang hodge terbagi menjadi 4, antara lain :
1) Bidang hodge I
Bidang setinggi pintu atas panggul (PAP) yang dibentuk oleh promontorium,
artikulasio sakro-illiaka, sayap sakrum, linea inominata, ramus superior os. Pubis, tepi
atas simfisis pubis.
2) Bidang hodge II
Bidang setinggi pinggir bawah simfisi pubis, berhimpit dengan PAP (Hodge I).
4) Bidang hodge IV
Bidang setinggi ujung koksigis berhimpit dengan PAP (Hodge I).
b. Power
Menurut Marmi, (2012). faktor passanger terdiri atas 3 komponen yaitu janion, air
ketuban dan plasenta.
1) Janin
Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa
faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Namun
plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal.
2) Plasenta
Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia dianggap sebagai
penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan pada persalinan normal. Plasenta adalah bagian dari kehamilan yang
penting. Dimana plasenta memiliki peranan berupa transport zat dari ibu ke janin,
penghasil hormon yang berguna saat kehamilan, serta sebagai barier. Melihat
pentingnya peranan dari plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun
mengganggu proses persalinan.
3) Air Ketuban
Waktu persalinan air ketuban membuka servik dengan mendorong selaput
janin kedalam ostium, bagian selaput anak yang di atas ostium uteri yang menonjol
waktu his tersebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka servik. Cairan ini pernting
untuk melindungi pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu : menjadi bantalan
untuk melindungi janin terhadap trauma luar, menstabilkan perubahan suhu,
pertukaran cairan, sarana yang meyakinkan janin bergerak bebas, sampai mengatur
tekanan rahim.
d. Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi tegak
memberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa
nyaman dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, jongkok.
Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin. Kontraksi biasanya
lebih kuat dan lebih efesien untuk membantu penipisan dan dilatasi serviks sehingga
persalinan menjadi lebih cepat. Selain itu posisi tegak dianggap mengurangi insiden
penekanan tali pusat. Posisi tegak juga menguntungkan curah jantung ibu yang dalam kondisi
normal meningkat selama persalinan seiring kontraksi uterus mengembalikan darah ke
anyaman pembuluh darah. Peningkatan curah jantung memperbaiki aliran darah ke unit
uteroplasenta dan ginjal ibu.
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan sebagai alat
skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor risiko ibu hamil, yang
selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi komplikasi obstetrik
pada saat persalinan. KSPR disusun dengan format kombinasi antara checklist dari kondisi
ibu hamil / faktor risiko dengan sistem skor. Kartu skor ini dikembangkan sebagai suatu
tekologi sederhana, mudah, dapat diterima dan cepat digunakan oleh tenaga non profesional.
5. Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan, persalinan, nifas dengan kondisi
ibu dan bayinya.
6. Audit Maternal Perinatal (AMP) Sistem skor memudahkan pengedukasian mengenai berat
ringannya faktor risiko kepada ibu hamil, suami, maupun keluarga. Skor dengan nilai 2, 4,
dan 8 merupakan bobot risiko dari tiap faktor risiko. Sedangkan jumlah skor setiap kontak
merupakan perkiraan besar risiko persalinan dengan perencanaan pencegahan.
Terdapat 20 faktor risiko yang dibagi menjadi 3 kelompok faktor risiko pada penilaian KSPR.
1. Primi muda : terlalu muda, hamil pertama usia 16 tahun atau kurang
7. Tinggi badan ≤ 145 cm : terlalu pendek, belum pernah melahirkan normal dengan
bayi cukup bulan dan hidup, curiga panggul sempit
1. Penyakit ibu : anemia, malaria, TBC paru, payah jantung, dan penyakit lain.
2. Preeklampsia ringan
3. Hamil kembar
7. Letak sungsang
8. Letak Lintang
1. Perdarahan Antepartum : dapat berupa solusio plasenta, plasenta previa, atau vasa
previa 2. Preeklampsia berat/eklampsia
C. KSPR
II III IV
D.
K NO. Masalah / Faktor Resiko SKOR Triwulan
EL I II III.1 III.
2
c. diberi infus/transfuse 4
Penyakit Menular Seksual 4
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
18 Letak Lintang 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR 2
9. WOC KEHAMILAN
DATA FOKUS
Data Subyektif
1. Pasien mengatakan nyeri pada perut skala 2
2. Pasien mengatakan cemas
3.Pasien mengatakan merasa takut jika terjadi apa-apa dengan janin dan kesehatannya
4. Pasien mengatakan BAK 7-10 kali
5. pasien mengatakan tidur nya terganggu
TTV :
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/menit
S : 37˚C
RR : 18x/menit
Gejala dan tanda yang Gejala dan tanda yang Diagnosis kemungkinan
selalu ada kadang-kadang ada
Tekana diastolik ≥ 90 Hipertensi kronik
mmHg pada kehamilan <
20 minggu
Proteinurin -
Proteinurin ++
Edema paru
1. PENGKAJIAN
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
Jam :
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain dalam
suatu ruangan.
a. Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan
normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan kurang dari 35
tahun.
c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya agama
pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam
melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan
carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien / tidak.
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah untuk
melakukan kunjungan ulang.
2) Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
3) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian.
Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat penting untuk
mengontrol kehamilan ibu.
4) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya
apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria
ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing
manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta untuk
mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,
darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker
ataupun tumor.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit
menular seperti TBC, hepatitis.
b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan
hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh
karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak
kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.
(Manuaba, 2000:265)
7) Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada
usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal /
dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai
3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada
manusia adalah 25-32 hari.
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama
haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
8) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta
previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan
setelah bayi lahir, BBLR.
b) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing, hal
ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara fisiologis dan
pada akhir kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing karena
kandung kemih tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal
mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar sehingga
mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang
disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin
terhadap usus besar dan rektum.
c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita hamil, juga
dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168).
Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat
dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin (Manuaba,
2000:140).
d) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan
dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan rumah tangga
yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air,
dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh diteruskan.
Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih baik
dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang
mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya
(Christina, 2000:163).
e) Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan
nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila
kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah
BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke
belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa
tersembunyi kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak hanya
membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena pembuluh darah
terangsang dan badan terasa nyaman.
(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat
pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan celana dalam.
(Christina, 2000:159-160)
13) Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta
bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya
ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat
dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan
tidak pucat
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis,
gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
b. Payudara
1) Inspeksi :bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada
areola, puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau
dimpling
2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
3) Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea nigradan
pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.
b) Palpasi
Leopold I :
(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka
klien
(3) Rahim dibawah ke tengah
(4) Tinggi fundus uteri ditentukan
(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah
lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang
fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong
dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis
Leopold II :
Leopold III :
(1) Dipergunakan satu tangan saja
(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
(3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan
pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
Leopold IV :
Teraupetik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan sushu
yang nyaman
- Berikaan informasi tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama
Edukasi
- Jelaskan tujuan ,manfaat, batasan dan jenis
relaksasi
- Jelaskan secara rinci intervensi yang di pilih
- Ambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi dan melatih
3. teknik yang dipilih
Perubahan - Demostrasikan dan latih teknik relaksasi
eliminasi (nafas dalam, peregangan, imajinasi
terbimbing).
urine b.d
penekanan
kandung 1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
Definisi :
kemih Eliminasi urine Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan buang air keci
karena kriteria hasil :
1) Klien dapat Tidakan :
pembesara
menyebutkan Observasi
n uterus. - Identifikasi kebiasaan BAK
cara-cara untuk - Monitor integritas kulit
meminimalkan
Teraupetik
masalah
2) Klien dapat
- Dukungan penggunaan toilet secara
mengidentifikasi
konsisten
tanda / gejala - Latih BAK sesuai jadwal
- Sediakan alat bantu. Ex : kateter jika perlu
yang
memerlukan EDukasi :
evaluasi/interven
- Anjurkan BAK secara rutin
si medis
3) Klien terhindar
dari masalah
kelebihan
volume cairan
dan edema pada
daerah wajah dan
ekstremitas
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Pembimbing :
Oleh :
ROKY FIRDAUS
1811311036
Kelompok B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
A) PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.Aan
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
ii. KeluhanUtama
d. Sakit pinggang
h. Lama : 6 hari
i. Banyaknya : 3 kali
4. Pemenuhan BAB danBAK : BAB Normal, Ibu Sering BAK dalam sehari
sampai tidak dapat dihitung.
vi. RiwayatKeluarga
b. DATAOBJEKTIF
i. Kesadaran : Compos Mentis
ii. BB : 54 Kg
iii. TB :145 Cm
iv. TD : 100/70 MmHg
v. N : 85 x/menit
vi. RR : 20 x/menit
vii. T : 36,40C
viii. Refleklutut : +
ix. Pemeriksaan Fisik/Obstetri
Muka : Tidak pucat
chloasmagravidarum : -
konjungtiva : Tidak anemis
sklera : Putih
pembesaran mammae : Ibu mengatakan payudara terasa
mengencang.
Abdomen:
- Bentukpembesaran : membesar kedepan
- Strie gravidarum : + pada bagian perut bagian samping (kiri dan kanan)
- lineanigra : +
- Leopold (menyesuaikan usiakehamilan)
- TFU : 25 Cm
- DJJ : 150 x/i
- Pemeriksaan PanggulLuar
- Pemeriksaanpenunjang
KSPR
II III IV
Triwulan
KE Masalah / Faktor Resiko SKOR III.
L NO. I II III.1
2
F.R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
Penyakit Menular Seksual 4
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR 2
1. Tidak ada tanda pre eklamsia karena tekanan dara ibu normal yaitu 110/70
MmHg
b. Perdarahan pada kehamilan
c. Anemia
b)ANALISA DATA
No/Tgl Data Etiologi Masalah
1. DS : Kekhawatiran Ansietas
09/11/20 mengalami
6. Klien mengatakan cemas
kegagalan
dengan kondisi kehamilannya
karena takut terganggu
kehamilannya.
7. Klien mengatakan sering sakit
pinggang.
DO :
N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
Klien tampak tegang saat
pemeriksaan
2. DS : Kelemahan Intoleransi
09/11/20 aktivitas
8. Klien mengatakan merasa
mudah lelah dan capek kalau
berjalan.
9. Klien mengatakan cemas
melakukan aktifitas.
DO :
3. DS : Gangguan Gangguan
09/11/20 Adaptasi Rasa Nyaman
11. Klien mengatakan sering BAK
Kehamilan
DO :
c) DIAGNOSA KEPERAWATAN
i. Ansietas b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan d.d klien mengatakan
cemas dengan kondisi kehamilan, peningkatan frekuensi denyut nadi,
peningkatan frekuensi pernafasan, klien tampak tegang saat pemeriksaan
(D.0080)
ii. Intoleransi Aktivitas d.d kelemahan d.d klien merasa mudah lelah (D. 0054)
iii. Gangguan Rasa Nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan d.d klien
mengatakan sering BAK, pola eliminasi klien berubah (D.0074)
d) INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi
1) Jelaskan tujuan,
manfaat,batasan,dan jenis
relaksasi yang tersedia mis
music atau meditasi napas
dalam)
2) Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang di pilih
3) Anjurkan mengambil posisi
nyaman
4) Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
5) Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang di
pilih
6) Demonstrasikan
Terapeutik
1) Ciptakan suasan terapeutik
untuk menumbukan keprcayaan
2) Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan
3) Pahami situasi yang membuat
ansietas
4) Dengarkan dengan penuh
perhatian
5) Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
6) Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
Edukasi
a. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin di alami
b. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis)
c. Anjurkann keluarag agar selalu
bersama pasien
d. Anjurkan untuk melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif,sesuai kebutuhan
e. Anjurkan mengungkapkan
erasaan dan persesi
f. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat
antiansietas
Edukasi
(1) Jelaskan metode aktivitas fisik
sehari-hari
(2) Ajarakan cara melakukan
aktivitas yang di pilih
(3) Anjurkan melakukan aktivitas
fisik, social spiritual, dan
kognitif dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
(4) Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau terapi
jika perlu
1 Terapi relaksasi (I.09326)
Observasi
(a) Identifikasi penurunan tingkat
energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi
(b) Identifikasi teknik relaksasi
3 Gangguan yang efektif di gunakan
JENIS EBN
MENGHADAPI PERSALINAN
Link Vidio:
https://drive.google.com/file/d/1qmNk0Ean1argIQFREA9AofSnbWLuKssJ/view?
usp=drivesdk
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Pertama pergi kerumah ny.Aan (pasien) dengan berjalan kaki sekitaran 10 menit,
sampai dirumah ny.Aan mengetok pintu dan mengucapkan salam, selanjutnya
disuruh masuk sama ny.Aan dan disuruh duduk diruang tamu. Selanjutnya
berdiskusi dengan ny.Aan mengenai kandungan dan keluhan yang dirasakan oleh
ny.Aan selama masa kehamilan. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya dapatlah
keluhan utama ny.Aan adalah ansietas (kecemasan). setelah itu saya memberikan
pendididkan kesehatan yaitu terapi relaksasi teknik hypnobirthing untuk mengatasi
kecemasan yang dirasakan ny.Aan selama kehamilan. Alhamdulillah penkes
berjalan dengan sangat baik,ny.Aan mengikuti instruksi dengan sangat baik dan
penkes pun berjalan lancar tanpa ada kendala.selanjutnya saya menanyakan
perasaan ny.Aan setelah melakukan terapi ini,dan alhamdulillah ny. Aan merasa
nyaman dan tenang, dan juga ny.Aan mengatakan kecemasannya pun hilang,
selanjutnya saya memberikan leaflet kepada ny.Aan yang berisi materi dari terapi
relaksasi yang saya lakukan sebagai pegangan untuk dilakukan sendiri dirumah
apabila kecemasan itu datang lagi. Selanjutya saya berpamitan kepada ny.Aan dan
kembali kerumah.
EVALUASI
Evaluasi subjektif : alhamdulillah klien merasa nyaman.
hypnobirthing tersebut.
Reny Ilmiasih
Abstrak
Pendahuluan
Ibu hamil yang sering memiliki seperti cemas dan takut menyebabkan
peningkatan kerja sistem syaraf simpatetik. Sistem syaraf simpatik akan
melepaskan hormon ke aliran darah dalam rangka mempersiapkan badan pada
situasi darurat. System syaraf otonom selanjutnya mengaktifkan kelenjar adrenal
yang mempengaruhi sistem pada hormon epinefrin. Peningkatan hormon
adrenalin dan noradrenalin atau epinefrin dan norepinefrin menimbulkan
disregulasi biokimia tubuh, sehingga muncul ketegangan fisik pada diri ibu
hamil dan meningkatkan intensitas emosional secara keseluruhan (Kuswandi,
2003).
Relaksasi untuk persalinan saat ini telah dikenal luas dengan nama
hypnobirthing. hypnobirthing terdiri dari berbagai macam teknik relaksasi yang
dapat digunakan oleh ibu saat bersalin. Teori yang mendasari hypnobirthing
adalah metode relaksasi dengan memadukan rangkaian kegiatan berupa teknik
konsentrasi pikiran, teknik relaksasi dengan pernafasan, teknik relaksasi dengan
visualisasi, berkomunikasi dengan janin, teknik hypnobirthing semasa hamil, dan
teknik pernafasan pada proses persalinan. Metode hypnobirthing yang dapat
dilakukan mulai masa kehamilan dapat membantu menurunkan tingkat
kecemasan. Teknik hypnobirthing dapat membantu merilekkan otot-otot
sehingga ibu terhindar dari kecemasan dan dapat membantu ibu lebih tenang
dalam menghadapi persalinan.
Metode
Penelitian ini merupakan Action research tipe pra experimental one- group
pre-post test design, yaitu dengan cara suatu kelompok sebelum diberi perlakuan
diberi pra-tes dan setelah perlakuan diberikan pasca-tes. Pengujian sebab akibat
dengan cara membandingkan pra-tes dan pasca-tes. Namun tanpa melakukan
pembandingan dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan pada kelompok lain
(Nursalam, 2003). Variabel bebas adalah teknik hypnobirthing. Variabel terikat
adalah tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalianan.
Definisi Operasional Teknik Hypnobirthing Suatu cara relaksasi pada ibu hamil
dengan cara Konsentrasi pikiran Relaksasi dengan pernapasan Berkomunikasi
dengan Janin. Definisi Operasional Kecemasan Adalah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan pada ibu hamil yang dapat menimbulkan reaksi meliputi gejala
fisik dan emosi berupa perasaan tidak menentu, marah dan lain-lain . Dengan
alat ukur tingkat kecemasan menggunakan skala HARS. Score < 6 : tidak ada
kecemasan , 6- 14: kecemasan ringan, 15-26 : kecemasan sedang, > 27 :
kecemasan berat. Skala data yang digunakan adalah interval.
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil di wilayah dusun
krajan kecamatan kromengan sebanyak 40 ibu hamil. Sampel dalam penelitian
ini adalah semua ibu hamil di wilayah dusun krajan kecamatan kromengan di
Posyandu III. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan purposive
sampling diambil sampel yang memenuhi syarat sejumlah 16 orang.
Hasil Penelitian
Data Khusus
Pembahasan
1)Tingkat kecemasan ibu sebelum dilakukan latihan relaksasi hipno birthing.
Pada gambar 4 didapatkan hasil prosentase kecemasan ibu hamil sebelum
dilakukan latihan relaksasi hipnobirthing adalah: 25% responden mengalami
kecemasan sedang, 63% kecemasan ringan dan 12% tidak cemas. Prosentase
terbesar yang dialami oleh ibu hamil adalah kecemasan ringan. Kecemasan pada ibu
hamil di karenakan persepsi ibu yang kurang tepat mengenai proses kelahiran.
Kelahiran dipersepsikan sebagai proses yang menakutkan dan menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma dengan proses persalinan
pertamanya karena berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat persalinan
sehingga mereka enggan untuk merencanakan mempunyai anak kembali. Beberapa
hal diatas membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang hebat menjelang
kelahiran bayinya (Kuswandi, 2003 ).
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan tingkat kecemasan
ibu hamil sebelum dilaksanakan latihan relaksasi hypnobirthing dan sesudah
dilaksanankan relaksasi mengalami penurunan dari prosentase terbesar cemas
ringan dan sedang menurun menjadi tidak cemas sebanyak 56 %. Hasil analisis T-
Test menunjukkan ada pengaruh teknik hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan
ibu hamil pada masa persiapan menghadapi persalinan dengan angka
probabilitas p = 0.00, dengan signifikansi paired samples correlations 0.002. Bagi
profesi perawat dan tenaga kesehatan untuk mensosialisasikan pendidikan
kesehatan dan latihan relaksasi hipnobirthing kepada ibu hamil.
Daftar Pustaka
Muchtar, Rustam, dkk. (1998) Sinopsis obstetri, obstetric operatif dan social: jilid
II. Jakarta: EGC.