Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS

ANTERNATAL TRIMESTER III


Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas preklinik Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu :
Ns. Yelly Herien,M.Kep

Oleh :
ROKY FIRDAUS
1811311036

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
ASUHAN KEPERAWATAN ANC TRIMESTER III

1. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan


ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi Bila di hitung dari fase fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga
trimester, trimester satu berlangsung dala 13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-
14 sampai ke 27). Dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 sampai ke-40).

2. Proses Kehamilan

a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan plasenta ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah
ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Proses pertumbuhan
ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal >> oogonium >> folikel primer >> proses
pematangan pertama. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel.

Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai


devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan
hormon estrogen yang dapat memengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium,
gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltic tuba makin aktif. Ketiga faktor ini
menyebabkan aliran cairan dalam tuba semakin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH
yang semakin besar dan fluktasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut
ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah
dilepaskan sefera di tangkap oleh fimbriae tuba. Ovum yang telah tertangkap terus berjalan
mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk
dibuahi.

b. Konsepsi atau Fertilisasi


Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (senggama/koitus) terjadi ejakulasi sperma
dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, dimana akan melepaskan cairan mani
berisi sel-sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadsi dalam
sekitar masa ovulasi (disebut “masa subur” wanita), maka ada kemungkinan sel sperma di
dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan
pada saat ovulasi. Pertemuan/penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut
pembuahan atau ferlilisasi.

Dalam keadaan normal in vivo, umumnya pembuahan terjadi di daerah tuba fallopi,
yaitu di daerah ampula/infundibulum. Perkembangan teknologi kini memungkinkan
penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak bisa mempunyai anak) dengan car mengambil oosit
wanita dan dibuahi dengan sperma pria di luar tubuh, kemudian setelah terbentuk embrio,
embrio tersebut dimasukkan kembali kedalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik
ini disebut sebagai oembuahan in vitro (in vitro fertilization-IVF) dalam istilah awam disebut
bayi tabung. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim masuk ke dalam tuba.
Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba
yang juga terjadi saat senggama. Kemudian spermatozoa mengalami peristiwa-peristiwa
berikut ini :
 Reaksi kapasitasi : selama beberapa jam, protein plasma dan glikoprotein yang berada
dalam cairan mani diluruhkan .
 Reaksi akrosom : setelah deklat dengan oosit, sel sperma yang telah menjalani
kapasitasi akan terpengaruh oleh zat-zat dari korona radiata ovum sehingga isi
akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan kontak dengan lapisan korona
radiata. Pada saat ini di lepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata,
trypsine-like agent dan lysine-zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma
melewati zona pellusida untuk mencapai ovum.

Sekali pembuahan spermatozoa menyuentuh zona pellusida, akan terjadi pelekatan


yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Sekali telah terjadi penembusan zona oleh satu
sperma, terjadi reaksi khusus di zona pellusida (zone -reaction) yang bertujuan mencegah
terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian sangat jarang sekali
terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma. Setelah sel sperma mencapai oosit ,akan
terjadi hal-hal berikut.
 Reaksi zona/reaksi kortikal pada selaput zona pellusida.

 Oosit menyeleseikan pembelahan meosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang


kemudian menjadi pronukleus wanita.
 Inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria.

 Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.

 Pronukeus pria dan wanita, masing-masing haploid, bersatu dan membentuk zigot
yang dimiliki jumlah DNA genap.diploid.

Hasil utama pembuahan adalah sebagai berikut :


1) Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari
ayah dan ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan jumlah kromosom diploid.
2) Penetuan jenis kelamin bakal individu baru, bergantung pada kromosom X atau Y
yang dikandung sperma yang membuahi ovun tersebut.
3) Permulaan pembelahan, serta stadium-stadium pembentukan dan perkembangan
embrio (embryogenesis)

c. Nidasi atau implantasi


Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma “vitelus” membangkitkan
kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan
dan pemetangan mengikuti bentuk “anafase” dan “telofase” sehingga pronukleusnya menjadi
“haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti
ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pria dan wanita.
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa
jam telah manpu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Berbarengan dengan
permbelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus.
Hasil pembelahan sel memenuhi keseluruh ruangan di dalam ovum yang besarnya
100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula. Selama pembelahan sel di bagian dalam,
terjadi pembentukan sel di luar morula yang kemungkinan berasal dari korana radiata yang
menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormone
korionik gonadropin, yang mempertahankan korpus luteum gravidarum. Pembelahan berjalan
terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.
Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung blastula dengan vili korealisnya yang
dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sementara itu, pada fase sekresi,
endometrimium telah makin tebal dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut
desidua. Sel trofoblas yang mengikuti “primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-
proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium, proses penanaman
clastula yang di sebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai ke 7 setelah
konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan
yang disebut tanda.

d. Pembentukan Plasenta
Plasenta merupakan organ yang melekatkan embrio ke dinding uterus. Sirkulasi
embrio-plasenta-ibu terbentuk pada hari ke-7 saat jantung embrio mulai berdenyut. Pada
akhir minggu ketiga, darah embrio bersirkulasi di antara embrio dan vili korion. Darah
embrio mengalir melaui dua arteri umbilikalis, lalu ke kapiler-kapiler vili, dan akhirnya
kembali melalui sebuah vena umbilikalis menuju ke embrio. Plasenta memiliki lima fungsi
utama yaitu respirasi, nutrisi, ekskresi,proteksi,prodks hormon.
Penjelasan kelima fungsi tersebut sebagai berikut :
 Plasenta menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida untuk metabolisme
janin. Paru janin belum matur sampai menjelang akhir kehamilan, dan belum
berfungsi hingga bayi dilahirkan.
 Plasenta menyerap nutrien yang dibutuhkan janin dan menguraikannya ( dengan
bantuan enzim) menjadi molekul yang lebih sederhana agar dapat digunakan oleh sel
janin. Beberapa nutrien disimpan oleh plasenta untuk dipakaio ketika dibutuhkan.
Sebagai contoh, glukosa disimpan oleh plasenta sebagai glikogen.
 Produk sampah yang dihasilkan janin dibuang dari darah janin dan diekskresi oleh
organ ibu.
 Sawar plasenta berfungsi menghalangi masukny sebagian besar bakteri, tetapi
mikroorganime kecil (seperti virus) mampu menembusnya dan mempengaruhi
perkembangan janin. Sejumlah antibodi protektif, seperti imunoglobulin IgG
disalurkan dari darah ibu kedarah janin pada akhir kehamilan dan berfungsi
melindungi janin dari berbagai organisme berbahaya sampai beberapa bulan setelah
lahir. Sebagian besar obat dapat menembus plasenta dan dapat mencederai janin.
e. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

1. Bulan ke-0

Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari
ke-11
2. 4-6 minggu
Panjang janin pada usia 4-6 minggu kira-kira 7,5-10 mm (Manuaba,
2010:89). Terjadi pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari
telah terbentuk, namum masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh
(Saifuddin, 2010:156). Telinga mulai terbentuk.

3. 7-8 minggu
Ukuran janin p ada usia 7-8 minggu kira-kira 2,5 cm. Mata tampak
pada muka, juga terdapat pembentukan alis dan lidah. Bentuk mirip manusia,
dimulai pembentukan genitalia eksterna dan tulang (Manuaba, 2010:89).
Kemudian menurut Saifuddin (2010:158), sirkulasi melalui tali pusat juga sudah
dimulai.

4. 9-10 minggu
Genitalia telah menunjukkan karakteristik laki-laki atau perempuan, tetapi
masih belum terbentuk sempurna (Varney, et al, 2007:507). Kepala meliputi
separuh janin, terbentuk muka janin dan kelopak mata yang tak akan membuka
sampai usia 28 minggu.

5. 11-12 minggu
Embrio menjadi janin. Denyut janin terlihat pada USG. Mulai ada gerakan.
Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin. Panjang janin 7-9
cm. Tinggi rahim diatas simpisis (tulang kemaluan).

6. 13-16 minggu
Ini merupakan awal trimester ke-2. Denyut jantung 120-150/menit. Janin
bergerak aktif, menghisab dan menelan air ketuban, telah tumbuh lanugo (rambut
janin) (Saifuddin, 2010:158). Kulit merah tipis, uterus telah penuh, desidua
perietalis dan kapsularis (Manuaba, 2010:89). usia 13-16 minggu, ukuran janin
sekitar 15 cm.

7. 17-24 minggu
Sidik jari terbentuk, seluruh tubuh terdapat vernik kaseosa (lemak) dan
janin memiliki refleks (Saifuddin, 2010:158). Janin berukuran sekitar 30-32 cm,
dimana kulit menebal, kelopak mata jelas, alis dan bulu mata tampak.
8. 25-28 minggu
Masuk ke trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak yang cepat,
siatem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tunuh, mata mulai membuka.
Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu, rambut kepala
makin panjang, kuku-kuku jari mulai terlihat (Varneyet al, 2007:511). Kira-kira
panjang janin 35 cm, berat badan sekitar 1.000 gram.

9. 29-32 minggu
Bila bayi dilahirkan kemungkinan hidup 50-70% (Saifuddin, 2010:159).
Simpanan lemak subkutan mulai memperhalus kerutan, janin telah memiliki
kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan temperatur tubuh, refleks
cahaya terhadap pupil munvul pada akhir bulan.

10. 33-36 minggu


Kulit menjadi halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan dan
tungkai tampak montok. Pada janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke
skrotum (Varney, et al, 2007:551). Berat janin pada usia 33-36 minggu sekitar
1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35 minggu paru telah matur,
janin akan dapat hidup tanpa kesulitan.

11. 37-40 minggu


Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi
seluruh uterus. Ari ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal
(Saifuddin, 2010:159). Panjang janin sekitar 50-55 cm (Manuaba, 2010:89). Janin
kini bulat sempurna dengan dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua
janis kelamin, kedua testis telah masuk ke dalam skrotum pada akhir bulan ini,
kuku-kuku mulai mengeras. Warna kulit bervariasi mulai dari putih, hingga merah
muda hingga merah muda kebiruan tanpa menghiraukan ras.

3. Tanda-Tanda Kehamilan

 Tanda Presumptif Kehamilan (Tanda Tidak Pasti)

 Amenorea (berhentinya mestruasi).


Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf
dab ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi
dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan . Tetapi, amenorea juga dapat
disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitari, perubahan dan faktor
lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan
kehamilan.

 Ngidam (menginginkan makanan tertentu).


Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

 Mual (nausea) dan Muntah (emesis).


Mual muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak enak sampai
muntah yang berkepanjangan dalam kedokteran sering dikenalmorning
sicknesskarena munculnya sering kali pada pagi hari. Mual dan muntah diperberat
oleh makanan yang baunya menusuk dan juga emosi penderita yang tidak stabil.
Untuk mengatasinya penderita perlu diberi makanan-makanan yang ringan, mudah
dicerna, dan dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering
dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan hiperemesis
gravidarum.

 Syncope (pingsan).

Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia


susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi
terutama jika berada pada tempat yasng ramai, biasanya akan hilang setelah 16
minggu.
 Gangguan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena
desakan uterus yang membesar dan tarikan uterus oleh kranial. Hal ini terjadi pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan III, gejala biasanya timbul karena janin mulai
masuk keruang panggul dan menekan kembali kandung kencing (Romauli, 2011:91).

 Kelelahan.
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat
seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

 Pigmentasi kulit.
Menurut Hani (2011:74). Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12
minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
(1) Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung,
pipi, dan leher).

(2) Sekital leher : tampak lebih hitam

(3) Dinding perut : sriae livide/grsvidsrum (terdapat pada seorang


primigravida, warnanya membiru), striae nigra,linea alba menjadi lebih hitam
(linea grisea/nigra).

(4) Sekitar payudara, hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola


sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah
muda pada kulit putih, coklat tuia pada wanita kulit coklat , dan hitam pada
wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar Montgomeri menonjol dan pembuluh
darah manifes sekitar payudara.

(5) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akiabat pembesaran bagian
tersebut.

 Epulsi

Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan pertama.


b. TandaTidak Pasti Kehamilan

Tanda kemungkinan kehamilan yaitu :


 Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi dari Rahim.

 Tanda Hegar. Pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.

 Tanda Goodel.

Pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
 Tanda Chadwicks.
Perubahan warna menjdi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
 Tanda Piscaseck.
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio biasanya
terletak disebelah atas, dengan bimanual akan terasa benjolan yang asimetris.
 Tanda Braxton Hicks.
Merupakan perenggangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin
di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik. Sporadis, tidak nyeri, biasanya
timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya,
lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.
 Teraba Ballotement.
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada
pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup
karena dapat saja merupakan myomas uteri.

 Tes urine kehamilan (tes HCG) positif


Tes urine dilaksanakan minimal 1 minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan
dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urin.
Kadar yang melebihi amabang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami
kehamilan.

c. Tanda Pasti Kehamilan

1) Denyut jantung janin.


Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop Laenec, DJJ baru dapat di
dengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

2) Kerangka janin.
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

3) Gerakan janin dalam rahim


Gerakan janin dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin dapat
dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu .
4) Melihat, meraba atau mendengar pergerakan saat melakukan pemeriksaan.

4. Perubahan Anatomis dan Fisiologis Selama Kehamilan

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

a) Ukuran

Ukuran pada kehamilan cukup bulan adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas


lebih dari 4.000 cc.

b) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada
akhir kehamilan (40 minggu).
(1) Bulan pertama : Seperti alpukat, isthmus Ramih menjadi hipertropi dan bertambah
panjang sehingga bila diraba terasa lunak, keadaan ini yang disebut dengan tanda
hegar.
(2) 2 bulan : Sebesar telur bebek

(3) 3 bulan : Sebesar telur angsa

(4) 4 bulan : Berbentuk bulat

(5) 5 bulan : Rahim teraba seperti cairan ketuban, rahim terasa tipis, itulah sebabnya
mengapa bagian-bagian janin ini dapat dirasakan melalui perabaan dinding uterus.

2) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini
akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan setelah itu akan
berperan sebagi penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal. Terjadinya
kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan
meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16
minggu.

3) Vagina dan Vulva


Pada kehamilan TM III kadang terjadi peningkatan rabas vagina. Peningkatan
cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal
kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan
cairan tersebut akan lebih cair.
b. Payudara

Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai
timbul sejak minggu ke-6 gestasi. Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk
warna merah muda sekunder , dan puting susu menjadi lebih erektil. Peningkatan suplai
darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Selam trimester kedua dan ketiga,
pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudar meningkat secara progesif. Kadar
hormon luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi duktus laktiferus dan
jaringan lobulus-alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyebaran nodul kasar.
Walaupun perkembangan kelenjar mamae secara fungsional lengkap pada masa pertengahan
kehamilan, tetapi laktasi terhambat sampai kadar esterogen menurun, yaitu setelah janin dan
plasenta lahir. Kolostrum, cairan sebelum susu, berwarna putih kekuningan dapat dikeluarkan
dari puting susu selama trimester ketiga.

c. Sistem Kardiovaskular

1) Volume darah ibu meningkat sekitar 30-50% pada kehamilan kembar, biasanya karena
adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron dari adrenal oleh estrogen.
Cardiac outputmeningkat ± 30% pompa jantung meningkat 30 % setelah kehamilan tiga
bulan dan kemudian melambat hingga umur kehamilan 32 minggu. Setelah itu volume darah
menjadi relatif stabil.

2) Penekanan pada vena cava (aliran balik vena) dapat menyebabkan hipotensi arterial dan
wanita dapat menjadi pingsan atau kehilangan kesadaran. Hal ini dapat diatasi dengan wanita
tersebut berbaring miring atau duduk.

d. Sistem Pernapasan

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari
biasanya.

e. Sistem Perkemihan
Pada awal-awal kehamilan, kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing.
Keadaan ini akan hilang dengan tuanya kehamilan jika uterus gravidus keluar rongga
panggul. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.

f. Sistem Muskuloskeletal

1) Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan untuk terjadi lordosis.

2) Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan pinggang karena mempertahankan
posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae.
3) Relaksasi dan hipermobilitas sendi pada masa hamil kembali stabil dan ukuran sama
dengan sebelum hamil, kecuali pada kaki (Hutahaean, 2013:45).

g. Sistem Pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah. Tonus-
tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama
berada dalam saluran makanan. Resorbsi makanan baik, tetapi akan menimbulkan obstipasi.
Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari (morning
sickness) .

h. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%. Akan tetapi,
kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan yang
mengalami hopifisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan
meningkat 10x lipat pada saat kehanilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya
pada plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui. Kelenjar
tiroid akan mengalami pembesaran fingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia
kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.

6. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan


a. Kehamilan Trimester I
Trimester pertama ini sering di rujuk pada masa penentuan yang membuat fakta
bahwa wanita itu hamil. Kebanyakana wanita bingung tentang kehamilannya, hampir 80%
wanita hamil kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung. Ibu hamil trimester I akan
merenungkan dirinya. Hal tersebut akan muncul kebingungan tentang kehamilannya,
kebingungan secara normal berakhir spontan ketika ibu hamil tersebut menerima
kehamilannya. Beberapa ketidaknyamanan pada Trimester 1 :
1) Mual

2) Lelah

3) Perubahan selera

4) Emosional
a. Trimester I
Trimester I merupakan masa kekhawatiran dari penantian kehamilan menjadi aman.
Terutama bagi wanita yang mengalami keguguran sebelumnya dan profesional pelayanan
kesehatan wanita yang khawatir terhadap keguguran dan teratogen. Bertambah berat juga
menjadi bagian yang signifikan pada wanita pada Trimester I. Wanita hamil juga memiliki
perubahan keinginan seksual yang dalam Trimester I. Meskipin beberapa wanita mengalami
peningkatan hasrat, umumnya pembicaraan TM I adalah waktu menurunya libido. Libido
dipengaruhi kelelahan, mual, depresi, sakit, dan pembesaran payudara, kekhawatiran, dan
keprihatinan yang semuanya merupakan bagian yang normal pada Trimester I.

b. Kehamilan Trimester II
Kehamilan trimester II merupakan periode kesehatan yang baik atau pancaran
kesehatan.

 Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi.
 Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
 Merasakan gerakan anak.
 Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
 Libido meningkat.
 Menuntuk perhatian dan cinta.
 Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
 Hubungan sosial meningkat dengan wanita lainnya atau pada orang lain yang baru
menjadi ibu.
 Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk
peran baru.

c. Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu/penantian dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu
untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya
perhatian pada kehadiran bayi. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal
yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya
akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul
kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Di
samping ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari janinnya dan kehilanga perhatian
khusus yang diterima selama masa hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan penjelasan
dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

6. Menetukan Usia Periode Kehamilan

Menentukan usia periode kehamilan dapat dilakukana dengan berbagai cara, antara lain
a. Rumus Negele
Rumus negele pertama untuk menentukan hari perkiraan lahir/HPL. Rumus ini
berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Cara menghitungnya yaitu tanggal pertama menstruasi terakhir (HPM) ditambah 7
bulan dikurangi 3.
b. Tinggi Fundus Uteri
Pada trimester pertama, ukuran uterus pada minggu ke 8 yang sesuai adalah
sebesar bola tenis, sebesar buah jeruk pada minggu ke 10. Pada trimester kedua
puncak uterus harus 3-4 lebar jari dinawah umbilicus pada minggu ke 16, 1-2 lebar
jari bawah umbilicus pada minggu ke 18, 1-2 lebar jari diatas umbilicus pada minggu
ke 22, dan 3-4 lebar jari diatas umbilicus pada minggu ke 24 .
1) Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui
usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila dilakukan pada kehamilan yang
pertama.
Tabel 2.1  Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri

Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

2) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.


Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini ada atau
tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut
jantung janin adalah salah satu cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4
bulan. Gambaran DJJ:
 Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
 Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
 Normal: antara 120-160x/menit
 Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
 Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
 Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit

c. Tafsiran Berat Janin


Tafsiran ini bila berlaku untuk janin presentasi kepala. Rumusnya adalah
sebagai berikut :
(Tinggi Fundus dalam cm-n) x 155 = berat (Gram). Bila kepala di atas atau
pada spina iskiadika maka n = 12. Bila kepala dibawah spina iskiadika maka n = 11

d. Persepsi Gerakan Janin Pertama


Gerakan janin pertama biasanya dirasakan pada umur kehamilan 18 minggu
pada primigravida dan 16 minggu pada multigravida .

e. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan secara rutin sebelum usia gestasi mencapai 20
minggu, yakni untuk menetukan taksiran partus dan menentukan taksiran partus dan
menentukan apakah terjadi gestasi multipel. Selain untuk menentukan taksiran
persalinan, pemeriksaan yang dilakukan pada minggu ke-14 dan ke-16 mengungkap
hampir seluruh kehamilan kembar dan pemeriksaan pada minggu ke-18 sampai ke-20
memberi informasi tentang kelainan struktur bayi .
7. Faktor-Faktor Persalinan

Ada beberapa faktor yang penting harus diperhatikan dalam proses persalinan, yaitu :

a. Passage (Jalan lahir)


Menurut Rohani dkk (2011:21-23), jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni tulang
yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus, janin harus berhasil menyesuaikan dirinya
terhadap jalan lahir yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus
ditentukan sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir terbagi atas :
 Bagian keras : tulang-tulang panggul.
 Bagian lunak : uterus, otot dasar panggul, dan perineum.

Ruang panggul (Pelvic Cavity)dibagi menjadi 2 yaitu :


 Pelvis Mayor (flase pelvic), diatas linea terminalis.
 Pelvis Minor (true pelvic), dibawah linea terminalis

Bidang-bidang panggul
Bidang hodge adalah bidang semua sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan
persalinan, yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam/vagina toucher
(VT). Bidang hodge terbagi menjadi 4, antara lain :
1) Bidang hodge I
Bidang setinggi pintu atas panggul (PAP) yang dibentuk oleh promontorium,
artikulasio sakro-illiaka, sayap sakrum, linea inominata, ramus superior os. Pubis, tepi
atas simfisis pubis.

2) Bidang hodge II
Bidang setinggi pinggir bawah simfisi pubis, berhimpit dengan PAP (Hodge I).

3) Bidang hodge III


Bidang setinggi ischiadica berhimpit dengan PAP (Hodge I).

4) Bidang hodge IV
Bidang setinggi ujung koksigis berhimpit dengan PAP (Hodge I).

b. Power

Menurut Rohani, dkk (2011:16-17) :


1) His (kontraksi otot rahim)
Kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari kehamilan dan
sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontrasi rahim yang disebut his. His dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a) His pendahuluan atau his his palsu
Yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi dari braxton
hicks. His pendahuluan ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut
bagian bawah dan lipatan paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari
pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan.
b) His persalinan
Walaupun his merupakan suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis,
akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya bersifat nyeri. Perasaan
nyeri tergantung juga pada ambang nyeri dari penderita, yang ditentukan oleh kondisi
jiwanya. Kontraksi rahim bersifat otonom, artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan,
namun dapat dipengaruhi oleh luar, misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan.

2) Kontraksi dinding rahim

3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

C. Passanger (Isi kehamilan)

Menurut Marmi, (2012). faktor passanger terdiri atas 3 komponen yaitu janion, air
ketuban dan plasenta.
1) Janin
Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa
faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Namun
plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal.
2) Plasenta
Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia dianggap sebagai
penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan pada persalinan normal. Plasenta adalah bagian dari kehamilan yang
penting. Dimana plasenta memiliki peranan berupa transport zat dari ibu ke janin,
penghasil hormon yang berguna saat kehamilan, serta sebagai barier. Melihat
pentingnya peranan dari plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun
mengganggu proses persalinan.

3) Air Ketuban
Waktu persalinan air ketuban membuka servik dengan mendorong selaput
janin kedalam ostium, bagian selaput anak yang di atas ostium uteri yang menonjol
waktu his tersebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka servik. Cairan ini pernting
untuk melindungi pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu : menjadi bantalan
untuk melindungi janin terhadap trauma luar, menstabilkan perubahan suhu,
pertukaran cairan, sarana yang meyakinkan janin bergerak bebas, sampai mengatur
tekanan rahim.

d. Posisi Ibu

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi tegak
memberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa
nyaman dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, jongkok.
Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin. Kontraksi biasanya
lebih kuat dan lebih efesien untuk membantu penipisan dan dilatasi serviks sehingga
persalinan menjadi lebih cepat. Selain itu posisi tegak dianggap mengurangi insiden
penekanan tali pusat. Posisi tegak juga menguntungkan curah jantung ibu yang dalam kondisi
normal meningkat selama persalinan seiring kontraksi uterus mengembalikan darah ke
anyaman pembuluh darah. Peningkatan curah jantung memperbaiki aliran darah ke unit
uteroplasenta dan ginjal ibu.

8. Kartu Skor Poedji Rochjati

Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan sebagai alat
skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor risiko ibu hamil, yang
selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi komplikasi obstetrik
pada saat persalinan. KSPR disusun dengan format kombinasi antara checklist dari kondisi
ibu hamil / faktor risiko dengan sistem skor. Kartu skor ini dikembangkan sebagai suatu
tekologi sederhana, mudah, dapat diterima dan cepat digunakan oleh tenaga non profesional.

Fungsi dari KSPR adalah:

1. Melakukan skrining deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.

2. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.

3. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana (Komunikasi Informasi


Edukasi/KIE).

4. Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.

5. Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan, persalinan, nifas dengan kondisi
ibu dan bayinya.

6. Audit Maternal Perinatal (AMP) Sistem skor memudahkan pengedukasian mengenai berat
ringannya faktor risiko kepada ibu hamil, suami, maupun keluarga. Skor dengan nilai 2, 4,
dan 8 merupakan bobot risiko dari tiap faktor risiko. Sedangkan jumlah skor setiap kontak
merupakan perkiraan besar risiko persalinan dengan perencanaan pencegahan.

Kelompok risiko dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) : Skor 2(hijau)

2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) : Skor 6-10 (kuning)

3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) : Skor ≥ 12 (merah)

Terdapat 20 faktor risiko yang dibagi menjadi 3 kelompok faktor risiko pada penilaian KSPR.

1) Kelompok Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetrik)

1. Primi muda : terlalu muda, hamil pertama usia 16 tahun atau kurang

2. Primi Tua : terlalu tua, hamil usia ≥ 35 tahun

3. Primi Tua Sekunder : jarak anak terkecil >10 tahun


4. Anak terkecil < 2 tahun : terlalu cepat memiliki anak lagi

5. Grande multi : terlalu banyak memiliki anak, anak ≥ 4

6. Umur ibu ≥ 35 tahun : terlalu tua

7. Tinggi badan ≤ 145 cm : terlalu pendek, belum pernah melahirkan normal dengan
bayi cukup bulan dan hidup, curiga panggul sempit

8. Pernah gagal kehamilan

9. Persalinan yang lalu dengan tindakan

10. Bekas operasi sesar

2) Kelompok Faktor Risiko II

1. Penyakit ibu : anemia, malaria, TBC paru, payah jantung, dan penyakit lain.

2. Preeklampsia ringan

3. Hamil kembar

4. Hidramnion : air ketuban terlalu banyak

5. IUFD (Intra Uterine Fetal Death) : bayi mati dalam kandungan

6. Hamil serotinus : hamil lebih bulan (≥ 42 minggu belum melahirkan)

7. Letak sungsang

8. Letak Lintang

3) Kelompok Faktor Risiko III

1. Perdarahan Antepartum : dapat berupa solusio plasenta, plasenta previa, atau vasa
previa 2. Preeklampsia berat/eklampsia

C. KSPR
II III IV
D.
K NO. Masalah / Faktor Resiko SKOR Triwulan
EL I II III.1 III.
2

F. Skor Awal Ibu Hamil 2 2


R
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4

2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4

Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4

3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4

6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4

7 Terlalu pendek ≥145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

Pernah melahirkan dengan


4
a.terikan tang/vakum
9
b. uri dirogoh 4

c. diberi infus/transfuse 4

10 Pernah operasi sesar 8

II Penyakit pada ibu hamil


4
         Kurang Darah      b. Malaria,
11          TBC Paru            d. Payah Jantung 4

         Kencing Manis (Diabetes) 4

         Penyakit Menular Seksual 4

Bengkak pada muka / tungkai


12 4
dan tekanan darah tinggi.

13 Hamil kembar 4

14 Hydramnion 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4


17 Letak sungsang 8

18 Letak Lintang 8

III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8

20 Preeklampsia/kejang-kejang 8

JUMLAH SKOR 2

9. WOC KEHAMILAN

10. Data Fokus pada Kehamilan

DATA FOKUS

 Data Subyektif
1. Pasien mengatakan nyeri pada perut skala 2
2. Pasien mengatakan cemas
3.Pasien mengatakan merasa takut jika terjadi apa-apa dengan janin dan kesehatannya
4. Pasien mengatakan BAK 7-10 kali
5. pasien mengatakan tidur nya terganggu
 TTV :
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/menit
S : 37˚C
RR : 18x/menit

11. ASKEP KEHAMILAN TRIMESTER III

1. Ketidak Nyamanan Ibu Hamil pada Trimester III


Trimester ketiga adalah usia kehamilan minggu ke-33 sampai ke-34. Trimester ketiga
mungkin merupakan periode yang paling tidak nyaman dari kehamilan.
Ketidaknyamanan yang biasa dirasakan dalam kehamilan dini menjadi tidak terlalu
mengganggu lagi dan memperoleh kembali nafsu makan dan kekuatan.
1. Gangguan Mayor/Minor
a. Sembelit
Buang air besar melambat karena pengaruh hormone progesterone dan BAB
menjadi keras dan tidak sering. Kebiasaan buang air besar mungkin akan
mengalami perubahan selama kehamilan. Banyak wanita yang mengalami
sembelit, sering disertai dengan kebiasaan buang air besar tak teratur dan
wasir. Masalah ini biasanya merupakan akibat dari perlambatan dalam gerakan
makanan melalui sistem gastrointestinal dan perlambatan pencernaan zat besi
sebagai suplemen atau yang terdapat dalam vitamin pralahir.
Cara mengatasi: Minumlah banyak cairan, makanlah selada segar, sereal dan
berolahragalah secara teratur. Biji pyllium yang dikupas pada malam hari
dengan secangkir air hangat atau susu dapat membantu. Obat pencahar yang
lebih keras harus dihindari.
b. Wasir
Tekanan terus-menerus dari kepala bayi menyebabkan pembuluh darah
disekitar lubang anus membesar dan membengkak. Ketegangan lebih lanjut
untuk mengevakuasi BAB yang keras dan a lot meningkatkan pengisian perut
ini. Rasa sakit, gatal dan kadang-kadang perdarahan mungkin terjadi saat
mengeluarkan feses.
Untuk mencegah hal ini, hindari sembelit dan berdiri terlalu lama. Obat salap
(urap) dapat digunakan untuk mengobati gatal dan kesakitan
tersebut.Menghilangkan rasa tak nyaman akibat wasir, antara lain:
a. Istirahat sedikitnya 1 jam setiap hari dengan tungkai dan pinggul
ditinggikan.
b. Berbaringlah dengan tungkai ditinggikan dan lutut dibengkokkan (posisi
sim), jika anda tidur pada malam hari.
c. Makanlah makanan yang berserat dalam jumlah yang cukup dan minum
banyak cairan.
d. Lakukan mandi hangat untuk menghilangkannya.
e. (Obat supositoria ), pelunak feses dapat mencegah pembentukan feses
yang keras, yang dapat merusak jaringan yang sangat halus.
f. Pada saat bekrja, cobalah untuk mengatur waktu seriap hari untuk melepas
sepatu dan meninggikan kaki.
g. Pasang kantung es atau kola kapas yang direndam dalam larutan alcohol
pada daerah yang terkena.
h. Jangan duduk untuk waktu yang lama.
c. Varises
Varises juga disebut varikositis atau vena varicose, adalah pelebaran
pembuluh darah yang dipenuhi oleh darah. Tampaknya terdapat faktor
predisposisi keturunan terhadap varises yang dapat menjadi lebih buruk
selama kehamilan. Masalah dengan varises biasanya terjadi pada tungkai
tetapi juga mungkin tampak pada jalan lahir dan dalam vulva. Tekanan dari
rahim dan perubahan dalam aliran darah selama kehamilan dapat membuat
varises makin memburuk. Varises pada tungkai dan varises pada rectum dapat
menyebabkan nyeri dan rasa tak nyaman. Gejalanya bervariasi, sebagian
wanita varises hanya berupa noda atau bercak ungu kebiruan pada tungkai
yang menyebabkan rasa tak nyaman kecil. Pada beberapa wanita varises
tampak sebagai benjolan yang mengharuskannya ditinggikan sore hari atau
diperlukan tindakan lainnya. Hindari pakaian yang ketat dan berdiri dengan
waktu yang lama.Cara mengatasi dan pencegahan varises selama kehamilan:
a. Memperbaiki sirkulasi pada tungkai melalui olahraga atau perubahan
posisi.
b. Berjalan –jalan jika memungkinkan dan lakukan gerakan memutar-mutar
pergelangan kaki.
c. Berduduk-duduk atau bergoyang-goyang di kursi goyang pun juga
membantu.
d. Berbaringlah miring kek kiri untuk meningkatkan aliran darah.
e. Tinggikan pinggang dan tungkai ketika istirahat atau berbaring.
f. Jagalah penambahan berat badan selama kehamilan dengan batasan normal
(antara 12,5-17,5 kg untuk wanita dengan berat badan normal).
g. Banyak wanita menggunakan kaos kaki dengan kompresi bertingkat atau
penyangga.
h. Kenakan celana dalam yang longgar,
i. Gunakan sepatu yang datar.
j. Jangan silangkan tungkai pada lutut.
k. Jangan berdiri untuk waktu yang lama atau jinjitkan telapak kaki dengan
perlahan setiap beberapa menit.
b. Gusi berdarah
Gusi berdarah lunak dan lebih rentan terhadap cedera. Menggosokgigi dapat
menimbulkan cedera dan mengeluarkan darah.
Untuk menghindari ini, gunakan sikat yang lembut dan secara rutin
pijatlah dengan lembut gusi anda.
c. Sariawan
Ada peningkatan peluang untuk terserang sariawan vagina. Kondisi yang
dicirikan oleh keluarnya kotoran berdarah pekat dan gatal-gatal di daerah
vagina, dalam beberapa kasus iritasi dapat terasa sakit.Hindari sabun dan
pakaian dalam dari nilon dan jagalah agar daerah itu tetap kering. Dokter akan
menasihati pengobatan tertentu. Ikuti petunjuk pemakaiannya dengan cermat
untuk menghindari infeksi, karena bayi yang melewati lintasan yang terinfeksi
dapat menyebabkan sariawan dan berakhir dengan perdarahan.
d. Sulit tidur (insomnia)
Wanita hamil, bagaimanapun memiliki tambahan alasan fisik
sebagai penyebab insomnia. Hal ini meliputi ketidaknyamanan akibat uterus
yang membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan, dan pergerakan
janin, terutama jika janin tersebut aktif. Penanganan insomnia melalui
pengaturan waktu bias efektif bias tidak.
Bagi kebanyakan wanita setidaknya terdapat beberapa hal yangdapat
dilakukan:
a. Mandi air hangat.
b. Minum air hangat (susu, the tanpa kafein dicampur susu) sebelum tidur.
c. Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur.
d. Ambil posisi relaksasi.
e. Gunakan teknik relaksasi progresif.
e. Berkeringat
Sebagian wanita merasa panas dan berkeringat dan mungkin banyak
mengeluarkan keringat hanya karena gerakan fisik ringan.Hal ini
diakibatkan karena kelenjar apokrin perubahan hormonal,aktivitas kelenjar
eccerine yang meningkat, aktivitas kelenjar tiroid yang meningkat, berat
badan, dan kegiatan metabolic yang meningkat; keringat pada telapak
tangan karena aktivitas hormone adrekortisol dan kelenjar sebasea.
Seringnya berkeringat pada kehamilan dapat diatasi dengan:
a. Pakaian longgar dan titpis.
b. Banyak minum.
c. Mandi secara teratur.
f. Anemia
Adalah kondisi ketika konsentrasi pigmen hemoglobin turun dalam
darah. Ptotein ini membawa oksigen persyaratan vital untuk melanjutkan
kehidupan dan untuk kesejahteraan orang. Level normal berkisar antara 12-15
gm/ml darah. Kurang dari 19 gm menjadikan seseorang anemia. Dalam
anemia ringan, orang mudah lelah, tampak pucat dan sulit bernapas terjadi
bahkan dalam aktivitas ringan. Meningkatnya kerentanan terhadap injeksi,
bayi yang lebih kecil dari normal, kelahiran premature atau kelahiran yang
sulit.
Untuk mengobati dan mencegah anemia, makanlah makanan bergizi
dan sehat dengan banyak sayuran berdaun, kacang-kacangan, daging merah,
dan sebagainya, karena kekurangan zat besi merupakan penyebab paling
umum anemia dan makanan ini kaya akan zat besi. Minumlah tablet besi dan
kalsium sebagmaina diresepkan oleh dokter secara teratur.
1. Komplikasi pada Trimester ke II
a. Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual
dan muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2.
Namun, ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami
komplikasi.kehamilan. Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat
meningkatkan risiko keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga
rentan mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding
rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani perawatan
medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
b. Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau
radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena
kadar hormon progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam
keadaan ini, gusi menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri.
Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama
jika rongga mulut mendapat suplai darah yang lebih banyak.
c. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu
sering lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung
menurun. Bila menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam
darah. Pandangan kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu
tandanya.

d. Tekanan Darah Tinggi


Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal
ini terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen
pada janin. Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi
secara berlarut-larut.

Gejala dan tanda yang Gejala dan tanda yang Diagnosis kemungkinan
selalu ada kadang-kadang ada
Tekana diastolik ≥ 90 Hipertensi kronik
mmHg pada kehamilan <
20 minggu

Tekana diastolik 90-110 Hipertensi kronik dengan


mmHg pada kehamilan < superimposed pre-
20 minggu eklamsia ringan

Protein urin < ++

Tekana diastolik 90-110 Hipertensi dalam


mmHg (2 ppengukuran kehamilan
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu

Proteinurin -

Tekana diastolik 90-110 Pre-eklamsi ringan


mmHg (2 ppengukuran
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu

Proteinurin ++

Tekana diastolok ≥ 110 Nyeri kepala (tidak hilang Pre-eklamsi berat


mmhg pada kehamilan > dengan analgesik biasa)
20 minggu
Penglihatan kabur
Proteinurin ≥ +++
Oliguria (< 400ml/24
jam)

Nyeri abdomen atas


(epigastrium)

Edema paru

Kejang Koma Eklamsia

Tekanan diastolik ≥ 90 Sama seperti pre-eklamsi


mmHg pada kehamilan > berat
20 minggu
Proteinurin ≥ ++

1. PENGKAJIAN
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
Jam :
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain dalam
suatu ruangan.
a. Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan
normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan kurang dari 35
tahun.
c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya agama
pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam
melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan
carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien / tidak.
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah untuk
melakukan kunjungan ulang.
2) Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
3) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian.
Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat penting untuk
mengontrol kehamilan ibu.
4) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya
apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria
ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing
manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta untuk
mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,
darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker
ataupun tumor.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit
menular seperti TBC, hepatitis.
b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan
hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh
karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak
kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.
(Manuaba, 2000:265)
7) Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada
usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal /
dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai
3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada
manusia adalah 25-32 hari.
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama
haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.

8) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta
previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan
setelah bayi lahir, BBLR.

9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu


Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu
apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan
adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan
selanjutnya.
10) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu
normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan
tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu.

b) Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18


minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida.
Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan
lebih dari 28 minggu.
c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval
minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x
pada kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup
diberikan satu kali (TT boster). Pemberian TT pada ibu hamil tidak
membahayakan janin walupun diberikan pada kehamilan muda.
e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual hilang,
minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia
kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang biasa, dan
dapat mendeteksi adanya komplikasi.
11) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan /
tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.
12) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi,
vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan yang
banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan
perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan.

b) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing, hal
ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara fisiologis dan
pada akhir kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing karena
kandung kemih tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal
mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar sehingga
mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang
disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin
terhadap usus besar dan rektum.

c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita hamil, juga
dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168).

Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat
dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin (Manuaba,
2000:140).
d) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan
dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan rumah tangga
yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air,
dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh diteruskan.
Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih baik
dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang
mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya
(Christina, 2000:163).

e) Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan
nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila
kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah
BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke
belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa
tersembunyi kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak hanya
membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena pembuluh darah
terangsang dan badan terasa nyaman.
(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat
pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan celana dalam.
(Christina, 2000:159-160)
13) Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta
bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya
ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat
dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.

14) Pola Spiritual


Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi
badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan berat badan
sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau
penurunan berat badan.
- Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir kehamilan
pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
- Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang
merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk,
sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR
- Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur

2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan
tidak pucat
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis,
gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
b. Payudara
1) Inspeksi :bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada
areola, puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau
dimpling
2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
3) Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea nigradan
pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.
b) Palpasi
Leopold I :
(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka
klien
(3) Rahim dibawah ke tengah
(4) Tinggi fundus uteri ditentukan
(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah
lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang
fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong
dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis

Leopold II :

(1) Kedua tangan pindah ke samping


(2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
(3) Tentukan letak punggung anak
(4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu
tangan menekan di fundus.

Leopold III :
(1) Dipergunakan satu tangan saja
(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
(3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan
pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.

Leopold IV :

(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.


(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala
sudah melewati pintu atas panggul)
(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar
kepala belum melewati pintu atas panggul). Leopold IV untuk
menentukan bagian yang terendah danberapa masuknya bagian yang
bawah ke dalam ronggapanggul.
4) Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
5) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan
vagina. Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta
harus dicurigai.
USG : Untuk menentukan letak placenta.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien
lemahserta pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia.
Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ansietas b.d Kecemasan mengalami kegagalan d.d klien mengatakan cemas/takut
dengan kondisi kehamilan, peningkatan frekuensi denyut nadi, peningkatan
frekuensi pernafasan
b. Gangguan Rasa Nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan d.d klien mengatakan sering
BAK, mengeluh sulit tidur, pola eliminasi klien berubah
c. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Penekanan kandung kemih karena
pembesaran uterus.
d. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya
informasi.
e. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan
f. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen
yang mengalirkan O2

SDKI SLKI SIKI

1 Ansietas Tingkat ansietas (L.09093)


 Terapi Relaksasi otot progresif(I.05187)
Indikator :
b.d
- Verbalisasi Definisi : menggunakan teknik penegangan dan
Kecemasan peregangan otot untuk meredakan ketegangan otot, ansietas ,
kebingungan
mengalami (5) nyeri serta meningkatkan kenyamanan, konsentrasi dan
kebugaran.
kegagalan - Verbalisasi :
d.d klien khawatir akibat
 Observasi
kondisi yg
mengatakan dihadapi (5) - Identifikasi tempat yang tenang dan nyaman
cemas/takut
- Pola tidur (5) - Monitor secara berkala untuk memastikan
dengan otot rileks
kondisi
kehamilan,
- Monitor adanya indicator tidak rileks
peningkata
 Teraupetik
n frekuensi
- Atur lingkungan agar tidak ada gangguan
denyut
saat terapi
nadi,
- Berikan posisi nyaman
peningkata
- Hentikan sesi relaksasi secara bertahap
n frekuensi
pernafasan - Beri waktu untuk mengungkapkan
perasaan.
 Edukasi
- Anjurkan memakai pakaian yang nyaman
dan tidak sempit
- Anjurkan melakukan relaksasi otot rahang
- Anjurkan menegangkan otot 5-10
detik,kemudian anjurkan merelekskan otot
20-30 detik masing-masing 8 kali
- Anjurkan meneangkan otot kaki 5 detik
untuk menghindari terjadi kram.
- Anjurkan bernapas dalam dan perlahan
- Anjuran berlatih di antara sesi regular
dengan perawat

Gangguan Status kenyamanan (L.08064) Terapi Relaksasi (09326)


Rasa Indikator : Definisi : menggunakan teknik peregangan untuk
Nyaman mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan seperti
- Keluhan tidak
b.d nyeri, ketegangan otot, dan kecemasan.
nyaman (5)
gangguan Tindakan :
adaptasi - Pola tidur (5)  Observasi
kehamilan
d.d klien - Pola eliminasi - Identifikasi penurunan tingkat energy,
mengataka (5) ketidakmampuan berkonsentrasi , atau
n sering gejala lain yang menggangu kemampuan
BAK, kognitif.
mengeluh
sulit tidur, - Identifikasi teknik relaksasi yang akan
pola digunakan
eliminasi
klien - Identifikasi kesediaan, kemampuan dan
berubah penggunaan teknik
(D.0074) - Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah dan suhu sebelum dan setelah
- Monitor respon terhadap terapi relaksasi

 Teraupetik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan sushu
yang nyaman
- Berikaan informasi tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama

 Edukasi
- Jelaskan tujuan ,manfaat, batasan dan jenis
relaksasi
- Jelaskan secara rinci intervensi yang di pilih
- Ambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi dan melatih
3. teknik yang dipilih
Perubahan - Demostrasikan dan latih teknik relaksasi
eliminasi (nafas dalam, peregangan, imajinasi
terbimbing).
urine b.d
penekanan
kandung 1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
Definisi :
kemih  Eliminasi urine Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan buang air keci
karena kriteria hasil :
1) Klien dapat Tidakan :
pembesara
menyebutkan Observasi
n uterus. - Identifikasi kebiasaan BAK
cara-cara untuk - Monitor integritas kulit
meminimalkan
Teraupetik
masalah
2) Klien dapat
- Dukungan penggunaan toilet secara
mengidentifikasi
konsisten
tanda / gejala - Latih BAK sesuai jadwal
- Sediakan alat bantu. Ex : kateter jika perlu
yang
memerlukan EDukasi :
evaluasi/interven
- Anjurkan BAK secara rutin
si medis
3) Klien terhindar
dari masalah
kelebihan
volume cairan
dan edema pada
daerah wajah dan
ekstremitas

DAFTAR PUSTAKA

1. RETNA W. Asuhan Kebidanan Continuity of Care Pada Ny S Masa Hamil


Sampai Keluarga Berencana Di Pmb Yuni Siswati Balong Ponorogo. Univ
Muhammadiyah Ponorogo. 2018:13-393.
2. Bruno L. Skor Pudji Rochyati. J Chem Inf Model. 2019;53(9):1689-1699.
3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017) . Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(1st ed, cetakan ke II). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
4. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(1st ed, cetakan ke II).Jakarta.Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
5. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed , cetakan ke II). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

IBU HAMIL TRIMESTER III

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Preklinik Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing :

Ns. Yelly Herien, M.Kep

Oleh :

ROKY FIRDAUS

1811311036

Kelompok B

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

IBU HAMIL TRIMESTER III

A) PENGKAJIAN

Hari / Tanggal: Selasa, 10 November


2020
a. DATASUBJEKTIF Oleh : Roky Firdaus

i. Identitas Pasien dan penanggungjawab

a. Identitas Pasien

 Nama : Ny.Aan

 Agama : Islam

 Pendidikan : S1

 Pekerjaan : Guru

 Alamat : Jln. Bandes Binuang Kp dalam

b. Identitas Penanggung Jawab

 Nama : Tn. Marwanto

 Agama : Islam

 Pendidikan : SMK

 Pekerjaan : Wiraswasta

 Alamat : Jln. Bandes Binuang Kp dalam

ii. KeluhanUtama

c. Merasa cemas dengan kehamilan

d. Sakit pinggang

e. Merasa mudah lelah

iii. Riwayat Haid

f. HPHT : 25 maret 2020


g. Siklus : 28 hari

h. Lama : 6 hari

i. Banyaknya : 3 kali

j. Sifat Darah : Berwarna merah gelap

k. Menarche : Usia 13 tahun (2 SMP)

l. HPL : 31 Desember 2020

m. UK (usia Kehamilan) : 33 Minggu (Trimester 3)

iv. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas lalu


E. G= 3 P= 2 A= 0 H= 2
BBL Penolong ASI Komplik
No L/P Cara Lahir
Nifas asi
1 L 3.100 gr Normal Bidan Eksklusif -
2 P 3.300 gr Normal Bidan Eksklusif -

v. Riwayat kehamilan sekarang

n. Gangguan yangdialami : Merasa cemas, sakit pinggang, Merasa


mudah lelah.

1. Tempat memeriksakan : Dirumah Bidan sebanyak 1x perbulan

2. Pergerakananak : + (Terasa sangat kuat)

3. Nafsu makan selamahamil : Diawal kehamilan ibu tidak nafsu makan,


setelah kehamilan 33 minggu ini nafsu makan ibu normal.

4. Pemenuhan BAB danBAK : BAB Normal, Ibu Sering BAK dalam sehari
sampai tidak dapat dihitung.

vi. RiwayatKeluarga

1. Penyakitdarikeluarga yang menular /menurun : Tidak ada

2. Anakkembar : Tidak ada

b. DATAOBJEKTIF
i. Kesadaran : Compos Mentis
ii. BB : 54 Kg
iii. TB :145 Cm
iv. TD : 100/70 MmHg
v. N : 85 x/menit
vi. RR : 20 x/menit
vii. T : 36,40C
viii. Refleklutut : +
ix. Pemeriksaan Fisik/Obstetri
 Muka : Tidak pucat
 chloasmagravidarum : -
 konjungtiva : Tidak anemis
 sklera : Putih
 pembesaran mammae : Ibu mengatakan payudara terasa
mengencang.
 Abdomen:
- Bentukpembesaran : membesar kedepan
- Strie gravidarum : + pada bagian perut bagian samping (kiri dan kanan)
- lineanigra : +
- Leopold (menyesuaikan usiakehamilan)
- TFU : 25 Cm
- DJJ : 150 x/i
- Pemeriksaan PanggulLuar
- Pemeriksaanpenunjang

 KSPR
II III IV

Triwulan
KE Masalah / Faktor Resiko SKOR III.
L NO. I II III.1
2
F.R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2

I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4

2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4

Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4

3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4

6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4

7 Terlalu pendek ≥145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

9 Pernah melahirkan dengan


4
a.terikan tang/vakum

b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4

10 Pernah operasi sesar 8

II Penyakit pada ibu hamil


4
a.         Kurang Darah      b. Malaria,

11          TBC Paru            d. Payah Jantung 4

e.         Kencing Manis (Diabetes) 4

         Penyakit Menular Seksual 4

Bengkak pada muka / tungkai


12 4
dan tekanan darah tinggi.

13 Hamil kembar 4

14 Hydramnion 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 8

18 Letak Lintang 8

III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8

20 Preeklampsia/kejang-kejang 8

JUMLAH SKOR 2

Termasuk Kehamilan Resiko Rendah karena total skor 2

(1) MES/ Maternal Emergency Skrining


a. Pre-eklamsia

1. Tidak ada tanda pre eklamsia karena tekanan dara ibu normal yaitu 110/70
MmHg
b. Perdarahan pada kehamilan

2. Tidak ada perdarahan saat kehamilan

c. Anemia

3. Tidak ada tanda anemia, Konjungtiva ibu normal

d. KEK ( Kekurangan Energi Kronik)

4. LILA ibu normal yaitu 24 Cm

5. IMT ibu normal : 20,93

b)ANALISA DATA
No/Tgl Data Etiologi Masalah

1. DS : Kekhawatiran Ansietas

09/11/20 mengalami
6. Klien mengatakan cemas
kegagalan
dengan kondisi kehamilannya
karena takut terganggu
kehamilannya.
7. Klien mengatakan sering sakit
pinggang.
DO :

 N : 85 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Klien tampak tegang saat
pemeriksaan
2. DS : Kelemahan Intoleransi
09/11/20 aktivitas
8. Klien mengatakan merasa
mudah lelah dan capek kalau
berjalan.
9. Klien mengatakan cemas
melakukan aktifitas.
DO :

10. Klien tidak mampu


mempertahankan aktifitas
rutin (klien tampak tidak
melakukan kegiatan apa pun
dirumah)

3. DS : Gangguan Gangguan
09/11/20 Adaptasi Rasa Nyaman
11. Klien mengatakan sering BAK
Kehamilan
DO :

12. Pola eliminasi klien berubah

c) DIAGNOSA KEPERAWATAN
i. Ansietas b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan d.d klien mengatakan
cemas dengan kondisi kehamilan, peningkatan frekuensi denyut nadi,
peningkatan frekuensi pernafasan, klien tampak tegang saat pemeriksaan
(D.0080)

ii. Intoleransi Aktivitas d.d kelemahan d.d klien merasa mudah lelah (D. 0054)

iii. Gangguan Rasa Nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan d.d klien
mengatakan sering BAK, pola eliminasi klien berubah (D.0074)

d) INTERVENSI KEPERAWATAN

N SDKI SLKI SIKI


O
1 1 Tingkat Ansietas 1.terapi relaksasi (I.09326)
Ansietas b.d
(L.09093) Tindakan
Kekhawatira Kriteria Hasil : Observasi
n mengalami II. Verbalisasi f. Identifikasi penurunan tingkat
kebingungan di energy,ketidakmampuan
kegagalan
turunkan ke level berkonsentrasi, atau gejala lain
d.d klien 5 yang menganggu kemampuan
kognitif
mengatakan III. Verbalisasi
cemas khawatir akibat g. Identifikasi teknik relaksasi
kondisi yang di yang efektif di gunakan
dengan hadapi di turunkan
ke level 5 h. Identifikasi
kondisi kesediaan,kemampuan,dan
kehamilan, IV. Prilaku gelisah di penggunaan teknik sebelumnya
turunkan ke level
peningkatan i. Periksa ketegangan
5
frekuensi otot,frekuensi nadi,tekanan
V. Prilaku tegang di darah,dan suhu sebelum dan
denyut nadi, turunkan ke level sesudah latihan
peningkatan 5
j. Monitor respon terhadap terapi
frekuensi VI. Kosentrasi pola relaksasi
tidur di tingkatkan
pernafasan, ke level 5
klien tampak Terapeutik
VII. Frekuensi
tegang saat  Ciptakan ligkungan tenang dan
pernafasan di
tanpa gangguan dengan
pemeriksaan tingkatkan ke
pencahayaan dan suhu ruang
level 5
(D.0080) nyaman, jika memungkinkan
VIII. Frekuensi
 Berikan iformasi tertulis
nadi di tingkatkan
tentang persiapan dan prosedur
ke level 5
teknik relaksasi
 Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
 Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai

Edukasi
1) Jelaskan tujuan,
manfaat,batasan,dan jenis
relaksasi yang tersedia mis
music atau meditasi napas
dalam)
2) Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang di pilih
3) Anjurkan mengambil posisi
nyaman
4) Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
5) Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang di
pilih
6) Demonstrasikan

2 Reduksi Ansietas (I.09314)


Observasi
a. Identifikasi saat tingkat
ansietas berubah (mis,
kondisi,waktu,stressor)
b. Identifikasi kemampuan
mengambil keputusan
c. Monitor tanda-tanda ansietas
(verbal dan onverbal)

Terapeutik
1) Ciptakan suasan terapeutik
untuk menumbukan keprcayaan
2) Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan
3) Pahami situasi yang membuat
ansietas
4) Dengarkan dengan penuh
perhatian
5) Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
6) Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan

Edukasi
a. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin di alami
b. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis)
c. Anjurkann keluarag agar selalu
bersama pasien
d. Anjurkan untuk melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif,sesuai kebutuhan
e. Anjurkan mengungkapkan
erasaan dan persesi
f. Latih teknik relaksasi

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat
antiansietas

1 terapi aktivitas (I.05186)


Observasi
2) Identifikasi deficit tingkat
aktivitas
1 Toleransi Aktivitas
2 Intoleransi 3) Identifikasi kemampuan
(L.05047)
berpartisipasi dalam aktivitas
Aktivitas d.d Kriteria hasil
tertentu
kelemahan 4) Kemudahan
melakukan 4) Identifikasi sumber daya untyk
d.d klien aktifitas yang diinginkan
aktivitas sehari-
merasa mudah hari di tingkatkan
5) Identifikasi strategi
ke level 5
lelah (D. meningkatkan partisipasi
5) Jarak berjalan di dalam aktivitas
0054)
tingkatkan ke 6) Identifikasi makna aktivitas
level 5 rutin(mis bekerja( dan waktu
luang
6) Keluhan lelah di
turunkan ke level 7) Monitor respon emosional,fisik
5 social dan spiritual
7) Dyspnea saat
aktivitas di Terapeutik
turunkan ke level
a. Fasilitasi focus pada
5
kemampuan, bukan deficit yang
8) Dyspnea setelah dialami
aktivitas di
b. Sepakati komitmen untuk
turunkan ke level
meningkatkan frekuensi dan
5
rentang aktivitas
9) Frekuensi nadi di
c. Fasilitas memilih aktivitas dan
tingkatakn ke
tetapkan tujuan aktivitas yang
level 5
konsisten sesuai kemampuan
fisik, psikologi, dan social
d. Koordinasi pemilihan aktivitas
yang di pilih
e. Fasilitasi aktivitas fisik rutin
(mis ambulasi mobilisasi)
f. Fasilitasi aktivitas motoric
untuk merelaksasi otot

Edukasi
(1) Jelaskan metode aktivitas fisik
sehari-hari
(2) Ajarakan cara melakukan
aktivitas yang di pilih
(3) Anjurkan melakukan aktivitas
fisik, social spiritual, dan
kognitif dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
(4) Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau terapi
jika perlu
1 Terapi relaksasi (I.09326)
Observasi
(a) Identifikasi penurunan tingkat
energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi
(b) Identifikasi teknik relaksasi
3 Gangguan yang efektif di gunakan

Rasa (c) Identifikasi kesediaan,


kemampuan, dan penggunaan
Nyaman b.d teknik sebelumnya
gangguan 1 status kenyaman
(N.2008) (d) Periksa ketegangan
adaptasi otot,frekuensi nadi, tekanan
Kriteria hasil
kehamilan darah dan suhu sebelum dan
 Kesejateraan fisik sesudah latihan
d.d klien di tingkatkan ke
level 5 (e) Monitor respon terhadap terapi
mengatakan relaksasi
sering BAK,  Control terhadap
gejala di
pola tingkatakn ke Terapeutik
eliminasi level 5 a) Ciptakan lingkungan tenang
klien berubah  Kesejahteraan dan tanpa gangguan
psikologi di denganpencahayaan dan suhu
(D.0074) ruang nyaman
tinngkatakn ke
level 5 b) Berikan informasi tertulis
 Lingkungan fisik tentang persiapan da prosedur
di tingkatakn ke teknik relaksasi
level 5 c) Gunakan pakaian longgar
 Dukungan social d) Gunakan nada suara lembut
dan keluarga di dengan irama lambat dan
tingkatakn ke berirama
level 5
e) Gunakan relaksasi sebagai
 Hubungan social strategi penunjang dengan
di tingkatakn ke analgetik atau tindakan medis
level 5 lain
 Perawatan sesuai
dengan Edukasi
kebutuhan di
a. Jelaskan tujuan, manfaat,
tingkatakn ke batasan, dan jenis relaksasi
level 5 yang tersedian (mis musi)
b. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang di pilih
c. Anjurkan megambil posisi
nyaman
d. Anjurkan rileks dan merasaka
sensasi relaksasi
e. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang di
pilih
f. Demonstrasikan

IMPLEMENTASI EBN PADA Ny Aan

DENGAN KASUS ANC TRIMESTER 3

JENIS EBN

Judul : PENGARUH TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP


TINGKAT KECEMSAN PADA PENGARUH TEKNIK

HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN IBU HAMIL PADA MASA PERSIAPAN

MENGHADAPI PERSALINAN

Penulis : Reny Ilmiasih

Tahun publikasi artikel : 2017


PELAKSANAAN IMPLEMENTASI

Hari/ Tanggal : Jumat, 13 november 2020

Tempat : Jln Bandes Binuang Kp. Dalam

Lama : 15-20 menit

Link Vidio:
https://drive.google.com/file/d/1qmNk0Ean1argIQFREA9AofSnbWLuKssJ/view?
usp=drivesdk

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

Pertama pergi kerumah ny.Aan (pasien) dengan berjalan kaki sekitaran 10 menit,
sampai dirumah ny.Aan mengetok pintu dan mengucapkan salam, selanjutnya
disuruh masuk sama ny.Aan dan disuruh duduk diruang tamu. Selanjutnya
berdiskusi dengan ny.Aan mengenai kandungan dan keluhan yang dirasakan oleh
ny.Aan selama masa kehamilan. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya dapatlah
keluhan utama ny.Aan adalah ansietas (kecemasan). setelah itu saya memberikan
pendididkan kesehatan yaitu terapi relaksasi teknik hypnobirthing untuk mengatasi
kecemasan yang dirasakan ny.Aan selama kehamilan. Alhamdulillah penkes
berjalan dengan sangat baik,ny.Aan mengikuti instruksi dengan sangat baik dan
penkes pun berjalan lancar tanpa ada kendala.selanjutnya saya menanyakan
perasaan ny.Aan setelah melakukan terapi ini,dan alhamdulillah ny. Aan merasa
nyaman dan tenang, dan juga ny.Aan mengatakan kecemasannya pun hilang,
selanjutnya saya memberikan leaflet kepada ny.Aan yang berisi materi dari terapi
relaksasi yang saya lakukan sebagai pegangan untuk dilakukan sendiri dirumah
apabila kecemasan itu datang lagi. Selanjutya saya berpamitan kepada ny.Aan dan
kembali kerumah.

EVALUASI
Evaluasi subjektif : alhamdulillah klien merasa nyaman.

Evaluasi objektif : klien sempat menanyakan mengenai teknik


hypnobrithing dan alhamdulillah pasien memmahami tekhnik

hypnobirthing tersebut.

PENGARUH TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN IBU HAMIL PADA MASA PERSIAPAN MENGHADAPI
PERSALINAN

Reny Ilmiasih

Abstrak

Proses persalinan normal merupakan proses lahirnya bayi dengan


serangkaian kejadian yang dipersepsikan menakutkan dan menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma dengan proses
persalinan pertamanya karena berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat
persalinan sehingga mereka enggan untuk merencanakan mempunyai anak
kembali.Beberapa hal diatas membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang
hebat menjelang kelahiran bayinya. Penelitian ini bertujuan Menganalisa
pengaruh teknik hypnobirthing terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu
hamil dalam menghadapi persalinan.

Penelitian ini menggunakan Action research tipe pra experimental.


Sesuai tujuan penelitian maka desain penelitian yang digunakan adalah “pra
eksperimen one- group pre-post test design”, besar sampel 16 responden.Uji
statistic menggunakan T-Test dengan signifikansi α = 0.05. Hasil penelitian
menunjukkan nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variable ( =
11,0625; = 5,8750; SD1 = 3,95759; SD2 = 3,53789), dengan hasil uji

statistik p = 0.00. Tingkat kecemasan ibu hamil sesudah dilaksanakan latihan


relaksasi hypnobirthing 56% tidak cemas dan 38% tingkat kecemasan ringan.
Berdasarkan hasil analisis diatas didapatkan kesimpulan bahwa pemberian
latihan relaksasi hypnobirthing berpengaruh terhadap tingkat kecemasan ibu
hamil. Bagi profesi perawat dan tenaga kesehatan untuk mensosialisasikan
pendidikan kesehatan dan latihan relaksasi hipnobirthing kepada ibu hamil. Bagi
peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan sampel
khusus pada ibu hamil trimester tiga yang mengalami kecemasan berat dan
sedang.

Kata kunci: Hybnobirthing, Kecemasan, Persalinan

Pendahuluan

Proses persalinan normal merupakan proses lahirnya bayi dengan


serangkaian kejadian yang dipersepsikan menakutkan dan menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma dengan proses
persalinan pertamanya karena berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat
persalinan sehingga mereka enggan untuk merencanakan mempunyai anak
kembali. Beberapa hal diatas membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang
hebat menjelang kelahiran bayinya.

Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan


tidak dapat dibenarkan yang disertai dengan gejala fisiologis (Tomb, 2003). Pada
sebagian wanita, reaksi psikologik dan emosional pertama adalah kecemasan,
ketakutan, dan kepanikan. Kecemasan pada ibu hamil dirasakan sejak trimester
pertama, dimana kecemasan akibat dari adaptasi terhadap perubahan habitus
tubuhnya, rahim yang mulai membesar, perubahan pada payudara
(Mochtar,1998). Kecemasan ini berlanjut pada trimester selanjutnya samapi pada
trimester tiga. Tiga bulan terakhir kecemasan mulai meningkat akibat persepsi
persalinan yang menghasilkan rasa sakit dan resiko pada status kesehatan serta
semakin meningkat sampai persalinan tiba (Brice,1996).

Ibu hamil yang sering memiliki seperti cemas dan takut menyebabkan
peningkatan kerja sistem syaraf simpatetik. Sistem syaraf simpatik akan
melepaskan hormon ke aliran darah dalam rangka mempersiapkan badan pada
situasi darurat. System syaraf otonom selanjutnya mengaktifkan kelenjar adrenal
yang mempengaruhi sistem pada hormon epinefrin. Peningkatan hormon
adrenalin dan noradrenalin atau epinefrin dan norepinefrin menimbulkan
disregulasi biokimia tubuh, sehingga muncul ketegangan fisik pada diri ibu
hamil dan meningkatkan intensitas emosional secara keseluruhan (Kuswandi,
2003).

Data dari puskesmas kromengan diketahui sekitar 40 ibu hamil dalam


periode bulan April 2009. Dari jumlah tersebut 75% mengalami kecemasan dan
menyatakan rasa takut dengan kehamilan dan proses persalinan yang akan
berlangsung baik pada ibu primipara maupun multipara. Hasil penelitian
mahasiswa DIII keperawatan dengan judul ”Pengaruh pemberian pendidikan
Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dalam Menghadapi
Rasa Nyeri Persalinan di Puskesmas Dinoyo Malang”, dengan jumlah populasi
ibu hamil trimester III sebanyak 40 orang dan 14 responden yang memenuhi
kriteria penelitian didapatkan 100% mengalami kecemasan sedang (Zumrotin,
2004).

Relaksasi untuk persalinan saat ini telah dikenal luas dengan nama
hypnobirthing. hypnobirthing terdiri dari berbagai macam teknik relaksasi yang
dapat digunakan oleh ibu saat bersalin. Teori yang mendasari hypnobirthing
adalah metode relaksasi dengan memadukan rangkaian kegiatan berupa teknik
konsentrasi pikiran, teknik relaksasi dengan pernafasan, teknik relaksasi dengan
visualisasi, berkomunikasi dengan janin, teknik hypnobirthing semasa hamil, dan
teknik pernafasan pada proses persalinan. Metode hypnobirthing yang dapat
dilakukan mulai masa kehamilan dapat membantu menurunkan tingkat
kecemasan. Teknik hypnobirthing dapat membantu merilekkan otot-otot
sehingga ibu terhindar dari kecemasan dan dapat membantu ibu lebih tenang
dalam menghadapi persalinan.

Metode

Penelitian ini merupakan Action research tipe pra experimental one- group
pre-post test design, yaitu dengan cara suatu kelompok sebelum diberi perlakuan
diberi pra-tes dan setelah perlakuan diberikan pasca-tes. Pengujian sebab akibat
dengan cara membandingkan pra-tes dan pasca-tes. Namun tanpa melakukan
pembandingan dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan pada kelompok lain
(Nursalam, 2003). Variabel bebas adalah teknik hypnobirthing. Variabel terikat
adalah tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalianan.
Definisi Operasional Teknik Hypnobirthing Suatu cara relaksasi pada ibu hamil
dengan cara Konsentrasi pikiran Relaksasi dengan pernapasan Berkomunikasi
dengan Janin. Definisi Operasional Kecemasan Adalah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan pada ibu hamil yang dapat menimbulkan reaksi meliputi gejala
fisik dan emosi berupa perasaan tidak menentu, marah dan lain-lain . Dengan
alat ukur tingkat kecemasan menggunakan skala HARS. Score < 6 : tidak ada
kecemasan , 6- 14: kecemasan ringan, 15-26 : kecemasan sedang, > 27 :
kecemasan berat. Skala data yang digunakan adalah interval.
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil di wilayah dusun
krajan kecamatan kromengan sebanyak 40 ibu hamil. Sampel dalam penelitian
ini adalah semua ibu hamil di wilayah dusun krajan kecamatan kromengan di
Posyandu III. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan purposive
sampling diambil sampel yang memenuhi syarat sejumlah 16 orang.

Tehnik pengumpulan data dengan cara membagikan questioner tingkat


kecemasan sebelum dilaksanakan latihan dan pendampingan teknik
hypnobirthing. Setelah data awal dan data akhir dari questioner kecemasan
didapatkan, skor masing-masing responden digunakan sebagai data interval
dalam analisa data untuk mengetahui adanya pengaruh antar variable. Analisa
pengaruh antara dua variable menggunakan uji statistik T Test untuk menegtahui
komparatif dua sample yang berkorelasi bila data berbentuk interval dengan
derajat kemaknaan α ≤ 0,05 (Sugiono, 2003).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh teknik relaksasi


hipnobirthing terhadap tingkat kecemasan ibu hamil dalam persiapan
menghadapi persalinan, dari 17 responden yang ada terdapat 16 responden yang
dapat dianalisis datanya. Sedangkan 1 reponden tidak dapat dilakukan evaluasi
karena telah melahirkan. Data yang diperoleh menampilkan karakteristik
responden meliputi umur, usia kehamilan, frekuensi kehamilan. Data khusus
meliputi tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan latihan relaksasi
hipnobirthing dan hasil analisis pengaruh antara dua data pre dan post perlakuan.

Hasil Penelitian

Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur.

Dari gambar 1 didapatkan gambaran dari 16 responden dengan umur


mulai dari 19 tahun sampai 38 tahun. Terdapat 25 % responden dengan usia
rawan resiko tinggi kehamilan yaitu 35 tahun keatas dan 1 orang dibawah usia
20 tahun.
Gambar 1 Diagram Line Distribusi responden berdasarkan umur.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan.

Dari gambar 2 didapatkan gambaran dari 16 responden dengan usia


kehamilan mulai dari 12 minggu sampai 36 minggu. Usia kehamilan paling
banyak pada trimester ke III.

Gambar 2 Diagram Line Distribusi responden berdasarkan usia kehamilan.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan frekuensi kehamilan.

Dari gambar 3 didapatkan gambaran dari 16 responden dengan


prosentase hamil pertama sebanyak 37 % (6 responden) dan hamil kedua 63 %
(10 responden).
Gambar 3 Diagram Pie Distribusi responden berdasarkan frekuensi
kehamilan.

Data Khusus

 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan sebelum dan


sesudah dilaksanakan latihan relaksasi hipnobirthing pada ibu hamil.

Berdasarkan gambar 4 dan 5 dapat diamati bahwa terjadi penurunan jumlah


tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilaksanakan latihan relaksasi
hipnobirthing. Pada data setelah latihan didapatkan prosentase tertinggi adalah tidak
ada kecemasan.

Gambar 4 Diagram Pie Distribusi frekuensi responden berdasarkan


tingkat kecemasan sebelum dilaksanakan latihan relaksasi
hipnobirthing pada ibu hamil

Pada Gambar 4, tingkat kecemasan sebelum dilakukan latihan relaksasi


hipnobirthing didapatkan 25% responden mengalami kecemasan sedang, 63%
kecemasan ringan dan 12% tidak cemas.
Gambar 5 Diagram Pie Distribusi frekuensi responden berdasarkan
tingkat kecemasan sesudah dilaksanakan latihan relaksasi
hipnobirthing pada ibu hamil

Pada Gambar 5, tingkat kecemasan sesudah dilakukan latihan relaksasi


hipnobirthing didapatkan 6% responden mengalami kecemasan sedang, 38%
kecemasan ringan dan 56% tidak cemas.

 Analisa pengaruh relaksasi hipnobirthing terhadap penurunan kecemasan


pada ibu hamil dalam rangka persiapan menghadapi persalinan.

Tabel 1 Hasil uji statistik dengan menggunakan metode T-test


Pada tabel 1penghitungan hasil analisis dengan T test didapatkan hasil p =
0.000 < 0.005 menunjukkan adanya pengaruh teknik hipnobirthing terhadap tingkat
kecemasan.

Pembahasan
1)Tingkat kecemasan ibu sebelum dilakukan latihan relaksasi hipno birthing.
Pada gambar 4 didapatkan hasil prosentase kecemasan ibu hamil sebelum
dilakukan latihan relaksasi hipnobirthing adalah: 25% responden mengalami
kecemasan sedang, 63% kecemasan ringan dan 12% tidak cemas. Prosentase
terbesar yang dialami oleh ibu hamil adalah kecemasan ringan. Kecemasan pada ibu
hamil di karenakan persepsi ibu yang kurang tepat mengenai proses kelahiran.
Kelahiran dipersepsikan sebagai proses yang menakutkan dan menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma dengan proses persalinan
pertamanya karena berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat persalinan
sehingga mereka enggan untuk merencanakan mempunyai anak kembali. Beberapa
hal diatas membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang hebat menjelang
kelahiran bayinya (Kuswandi, 2003 ).

Adanya pikiran-pikiran seperti melahirkan yang akan selalu diikuti dengan


nyeri kemudian akan menyebabkan peningkatan kerja sistem syaraf simpatetik.
Dalam situasi ini, sistem endokrin, terdiri dari kelenjarkelenjar, seperti adrenal,
tiroid, dan pituitary (pusat pengendalian kelenjar), melepaskan pengeluaran hormon
masing-masing ke aliran darah dalam rangka mempersiapkan badan pada situasi
darurat. Akibatnya, system syaraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenal yang
mempengaruhi sistem pada hormon epinefrin. Peningkatan hormon adrenalin dan
noradrenalin atau epinefrin dan norepinefrin menimbulkan disregulasi biokimia
tubuh, sehingga muncul ketegangan fisik pada diri ibu hamil. Dampak dari proses
fisiologis ini dapat timbul pada perilaku sehari-hari. Ibu hamil menjadi mudah
marah atau tersinggung, gelisah, tidak mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu,
bahkan kemungkinan ingin lari dari kenyataan hidup (Dariyo, 1997). Kondisi ini
dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan lebih lanjut sehingga membentuk
suatu siklus umpan balik yang dapat meningkatkan intensitas emosional secara
keseluruhan (Kuswandi, 2003).
2) Tingkat kecemasan ibu sesudah dilakukan latihan relaksasi hipno birthing.
Pada gambar 5 didapatkan hasil prosentase kecemasan ibu hamil sebelum
dilakukan latihan relaksasi hipnobirthing adalah: 56% tidak cemas. Hal ini
menunjukkan penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil setelah dilakukan
latihan relaksasi hipnobirthing. Penurunan tingkat keceemasan ini dikarenakan
Teknik ini mempunyai cara kerja dengan membawa kerja otak pada gelombang alfa
yaitu gelombang yang memiliki frekuensi14-30 HZ. Pada kondisi ini otak dalam
keadaan relaks, santai, antara sadar dan tidak dan nyaris tertidur, saat tubuh mulai
mengeluarkan hormon serotonin dan endorfin (Evarini, 2007).

3) Analisis pengaruh latihan relaksasi hipnobirthing terhadap tingkat


kecemasan pada ibu hamil.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dengan pemberian latihan relaksasi hypnobirthing pada ibu hamil. Hal ini dapat
diketahui dari hasil analisa SPSS dengan uji statistik T-Test, didapatkan hal p =
0,000.

Adanya pengaruh latihan relaksasi terhadap tingkat kecemasan dapat di


jelaskan dengan teori dan cara kerja hipnobirthing. Metode relaksasi hipnobirthing
membantu memusatkan perhatian berdasarkan pada keyakinan bahwa perempuan
dapat mengalami persalinan melalui insting untuk melahirkan secara alami dengan
tenang, nyaman, percaya diri. Latihan ini mengajarkan ibu hamil menjalankan
teknik relaksasi yang alami, sehingga tubuh dapat bekerja dengan seluruh syaraf
secara harmonis dan dengan kerjasama penuh. Rangkaian teknik relaksasi mulai
dari relaksasi otot, relaksasi pernafasan, relaksasi pikiran dan penanaman kalimat
positif yang dilakukan secara teratur dan konsentrasi akan menyebabkan kondisi
rileks pada tubuh sehingga tubuh memberikan respon untuk mengeluarkan hormon
endorfin yang membuat ibu menjadi rileks dan menurunkan rasa nyeri terutama
ketika otak mencapai gelombang alfa atau saat istirahat. Pada kondisi ini saat tubuh
mengeluarkan hormon serotonin dan endorfin sehingga manusia dalam kondisi
rileks tanpa ketegangan dan kecemasan (Workbook pelatihan basic hypnosis dan
hypnobirthing, 2010).

Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan tingkat kecemasan
ibu hamil sebelum dilaksanakan latihan relaksasi hypnobirthing dan sesudah
dilaksanankan relaksasi mengalami penurunan dari prosentase terbesar cemas
ringan dan sedang menurun menjadi tidak cemas sebanyak 56 %. Hasil analisis T-
Test menunjukkan ada pengaruh teknik hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan
ibu hamil pada masa persiapan menghadapi persalinan dengan angka
probabilitas p = 0.00, dengan signifikansi paired samples correlations 0.002. Bagi
profesi perawat dan tenaga kesehatan untuk mensosialisasikan pendidikan
kesehatan dan latihan relaksasi hipnobirthing kepada ibu hamil.

Daftar Pustaka

Andriana, Evarini (2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode


Relaksasi Hypnobirthing. PT Buana Ilmu Populer : Jakarta

Burn, N. & Groove, S. K (2000). Dasar-Dasr Riset Keperawatan. Alih Bahasa


Yasmin, A. & Anik, M. ECG. Jakarta.

Http:// www.anxiety and pregnancy. com. Diakses tanggal 10 Agustus 2009.


Kuswandy, Lanny.(2003 ). Terapi Hynobirthing: melahirkan tanpa rasa sakit
persalinan .

Muchtar, Rustam, dkk. (1998) Sinopsis obstetri, obstetric operatif dan social: jilid
II. Jakarta: EGC.

Nadhiroh, Zumrotin. (2004). Pengaruh pemberian pendidikan Kesehatan


Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dalam Menghadapi Rasa
Nyeri Persalinan diPuskesmas Dinoyo Malang. Karya Tulis Ilmiah Program
Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Narbuko, C. & Achmadi,A. (1999). Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.

Nursalam & Pariani. (2001). Metodologi Riset Keperawatan. CV Sagung Seto.


Jalarta.

Nursalam (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Ilmu


Keperawatan. Medika Salemba : Jakarta
Sugiyono. (2003). Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Stuart dan Sudden.(1995 ). Buku saku keperaawatan jiwa (edisi 3)”.


Terjemahan oleh Achir Yani S Hamid, 1998, Jakarta: EGC.

Workbook Pelatihan Hypnobriting .(2010). CVC Klinik : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai