Anda di halaman 1dari 23

JURNAL MASEPI, Vol.3, No.

2, Oktober 2018

ANALISIS DYNAMIC LOCATION QOUTIENT (DLQ)


DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU

Gerry Permana Gultom¹,Dimas Deworo Puruhito²,Agatha Ayiek Sih Sayekti²


¹Mahasiswa Fakultas Pertanian INSTIPER
²Dosen Fakultas Pertanian INSTIPER

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pelalawan, mengetahui sektor
unggulan yang ada di kabupaten landak. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan
teknik pengambilan data melakukan pencatatan, dimana data yang diambil adalah data BPS di
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata laju
pertumbuhan PDRB di Kabupaten Pelalawan selama tujuh tahun terakhir dari 2011 sampai 2017
sebesar 4,87%. Kemudian untuk share dari setiap sektor, Pertanian 37,77%, dan Industri
Pengolahan 51,47% memiliki nilai share paling tinggi terhadap PDRB Kabupaten. Sedangkan
hasil dari Analisis sektor unggulan, dari kelima sektor unggulan tersebut, Pertambangan dan
Penggalian serta Konstruksi menjadi sektor unggulan, dimana kedua sektor ini dapat diharapkan
pada masa mendatang bagi perekonomian Kabupaten Pelalawan dengan hasil Analisis sebesar
1,056 dan 1,007.

Kata kunci : Sektor Unggulan, Produk Domestik Regional Bruto.

PENDAHULUAN atau paling tidak mempertahankan


Pembangunan merupakan proses pendapatan yang telah dicapai. Bagi
perubahan yang dilaksanakan hampir semua Indonesia, masih banyak tantangan dan
bangsa-bangsa di dunia, karena hambatan yang dihadapi, sehingga tidaklah
pembangunan merupakan bagian yang tidak mudah untuk melaksanakan pembanunan
terpisahkan dari usaha mencapai kemajuan ekonomi, yang juga akan berdampak pada
bagi bangsa tersebut. Pembangunan adalah aspek sosial dan politik (Umar,2003).
upaya multidimensional yang meliputi Pembangunan ekonomi nasional sebagai
perubahan pada berbagai aspek termasuk di upaya untuk membangun seluruh kehidupan
dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, masyarakat, bangsa dan negara untuk
serta institusi nasional tanpa mewujudkan salah satu tujuan nasional yaitu
mengesampingkan tujuan awal yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti
pertumbuhan ekonomi, penanganan yang tersurat pada alenia IV Pembukaan
ketimpangan pendapatan serta perluasan UUD 1945. Pembangunan ekonomi daerah
kesempatan kerja. Pembangunan diartikan sebagai suatu proses dimana
dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah daerah dan seluruh komponen
pemerintah. Masyarakat adalah pelaku masyarakat mengelola berbagai sumber daya
utama pembangunan sedangkan pemerintah yang ada dan membentuk suatu pola
berkewajiban untuk mengarahkan, kemitraan untuk membentuk suatu lapangan
membimbing dan menciptakan suasana yang pekerjaan baru dan merangsang
menunjang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam
Pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah tersebut Shofwan Thohir dalam
terus dilaksanakan dalam rangka menaikan (Kuncoro, 2004:110).
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Pada dasarnya pembangunan adalah pemerintah daerah dalam memanfaatkan


suatu proses perubahan yang direncanakan sumber daya yang ada dan dapat digunakan
dan merupakan rangkaian kegiatan yang sebagai bahan utama perencanaan dan
berkesinambungan, berkelanjutan dan pengambilan keputusan (Muta’ali, 2015).
bertahap menuju tahap yang lebih baik. Menurut Shofwan Thohir dalam
Keberhasilan suatu negara merupakan Widodo (2007:111), ada dua faktor utama
cerminan keberhasilan pembangunan yang perlu diperhatikan dalam
daerahnya. Pembangunan daerah mengacu mengidentifikasi potensi kegiatan kegiatan
pada pemerataan dan kesejahteraan ekonomi daerah. Pertama, sektor ekonomi
rakyatnya. Pendapatan regional tercermin yang unggul atau mempunyai daya saing
dari besaran Produk Domestik Regional dalam beberapa periode tahun terakhir dan
Bruto (PDRB). PDRB didefinisikan sebagai kemungkinan prospek sektor ekonomi
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh dimasa datang. Kedua, sektor ekonomi yang
seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau potensial untuk dikembangkan di masa
merupakan jumlah seluruh nilai barang dan mendatang, walaupun pada saat ini belum
jasa akhir yang dihasilakan oleh seluruh unit mempunyai tingkat daya saing yang baik.
ekonomi disuatu wilayah. Secara Pembangunan ekonomi akan optimal bila
keseluruhan PDRB memiliki kesamaan didasarkan pada keunggulan komparatif
dengan Produk Domestik Bruto (PDB), (comparative advantage) dan keunggulan
bedanya PDB dalam lingkup nasional dan kompetitif (competitive advantage).
PDRB dalam lingkup yang lebih kecil Pemerintah daerah dalam menjalankan
(wilayah). pembangunan daerah hendaknya lebih bijak
Terdapat dua tipe perhitungan PDRB dalam memilih dan mengembangkan
yaitu berdasarkan harga berlaku dan harga potensi-potensi yang dimiliki oleh daerah
konstan. PDRB atas dasar harga berlaku tersebut, dengan cara membuat suatu
menggambarkan nilai tambah barang dan perencanaan yang berkiblatkan pada sektor
jasa yang dihitung menggunakan harga pada Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu
setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar proses, yaitu proses mencakup pembentukan
harga konstan menunjukan nilai tambah institusi-institusi baru, pembangunan
barang dan jasa yang dihitung menggunakan industri-industri alternatif, perbaikan
harga pada tahun tertentu sebagai tahun kapasitas tenaga kerja yang ada untuk
dasar, dimana dalam dimana dalam menghasilkan produk dan jasa yang lebih
perhitungan terakhir digunakan harga tahun baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu
2000. Pendapatan regional atas dasar harga pengetahuan, dan pengembangan
berlaku yang telah dikurangi dengan perusahaan-perusahaan baru. Setiap upaya
perkembangan inflasi dikenal dengan pembangunan ekonomi daerah mempunyai
pendapatan regional atas dasar harga tujuan untuk meningkatkan jumlah dan jenis
konstan. peluang kerja untuk masyarakat daerah
Secara umum PDRB atas dasar harga Shofwan Thohir dalam (Arsyad, 2010:374).
berlaku digunakan untuk menunjukan Pertumbuhan ekonomi adalah salah
kemampuan sumber daya ekonomi, satu tolok ukur yang dapat dipakai untuk
pergeseran dan struktur ekonomi, sedang meningkatkan adanya pembangunan suatu
harga konstan digunakan untuk mengetahui daerah dari berbagai macam sektor ekonomi
pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, yang secara tidak langsung menggambarkan
PDRB merupakan indikator untuk mengatur tingkat perubahan ekonomi. pertumbuhan
sampai sejauh mana keberhasilan ekonomi berarti perkembangan kegiatan
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

dalam perekonomian yang menyebabkan Metode Deskriptif ini dilakukan dengan


barang dan jasa yang diproduksi bertambah jalan mengumpulkan data, menyusun,
dan kemakmuran masyarakat meningkat. menganalisa, dan kemudian dilakukan
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah lebih pengembalian kesimpulan.
kepada cara memproduksi suatu barang dan Penelitian Deskriptif biasanya dilakukan
jasa yang bisa mensejahterakan rakyatnya tanpa suatu hipotesa tertentu yang telah
agar perekonomian daerah tersebut bisa dirumuskan secara ketat. Kalau pun
maju. Upaya-upaya pemerintah daerah menggunakan hipotesa tetapi tidak diuji
dalam menumbuhkan perekonomian secara sistematik (Singaribun dan sofyan,
daearahnya bisa dengan cara mengelola 1989).
sumber daya yang dimiliki, kemudian diolah Metode Penentuan Lokasi dan Waktu
dengan memberdayakan masyarakatnya Pelaksanaan Penelitian
guna mengurangi pengangguran di daerah Penentuan daerah penelitian
tersebut. dilakukan secara purposive atau dengan
Dynamic Location Quotient (DLQ) tujuan tertentu (sengaja). Penelitian
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dilakukan di Kabupaten Pelalawan Provinsi
metode LQ yang bersifat statis yang hanya Riau dengan pertimbangan bahwa
memberikan gambaran pada suatu waktu Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu
tertentu, sekaligus menyempurnakannya, kabupaten yang mengalami perkembangan
sehingga dapat diketahui perubahan atau pesat. Daerah sampel penelitian dipilih
reposisi sektoral. Analisis DLQ pada karena daerah ini tepat dalam pengambilan
prinsipnya sama dengan LQ, yakni data menurut peneliti, juga karena faktor
digunakan untuk menganalisis sektor biaya, waktu dan jangkauan peneliti.
unggulan dari suatu wilayah yang dapat Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan
dikembangkan. Perbedaannya hanya dimulai pada tanggal 1 Agustus sampai
mengintroduksikan laju pertumbuhan dengan 30 Agustus 2018.
masing-masing sektor dengan asumsi bahwa Metode Penentuan Sampel
setiap nilai tambah sektoral maupun PDRB Metode penentuan sampel diambil
mempunyai rata-rata laju pertumbuhan secara acak dengan metode penelusuran
pertahun sendiri-sendiri selama kurun waktu (Accidental Purposive Sampling).
tertentu. Accidental Purposive Sampling yaitu
Dalam hal ini lah atas dasar pertimbangan metode pengambilan sampel dari responden
penjelasan tersebut diatas yang melatar yang terkait memiliki kriteria atau syarat-
belakangi saya melakukan penelitian yang syarat yang sesuai dengan objek penelitian
berjudul: bagi peneliti, yaitu Badan Pusat Statistik
“Analisis Dynamic Location Quotient (BPS) Kabupaten Pelalawan dan Provinsi
(DLQ) Di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
Riau”. Metode Pengambilan dan Pengumpulan
Data
METODE PENELITIAN Data yang dikumpulkan di dalam
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder. Data
penelitian ini adalah Deskriptif, yaitu suatu sekunder yaitu data-data pendukung yang
penelitian yang memutuskan diri pada diperoleh dari Instansi terkait seperti BPS
pemecahan masalah-masalah yang ada (Badan Pusat Statistik) Kabupaten
dimasa sekarang,dimana data dikumpulkan, Pelalawan dan Provinsi Riau, dan instansi
disusun, dijelaskan, lalu kemudian dianalisa. terkait lainnya.
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Metode wawancara atau interview yaitu Analisis deskriptif pada penelitian ini akan
usaha mengumpulkan informasi dengan membahas mengenai perkembangan PDRB
mengajukan pertanyaan secara lisan untuk (Pendapatan Domestik Regional Bruto) dari
dijawab secara lisan oleh respondennya. Kabupaten Pelalawan dan Provinsi Riau
Analisis Data dan Pembentukan Model berdasarkan pada Lima tahun terakhir 2011-
Metode Analisis yang digunakan 2015. Pengukuran variabel yang digunakan
ialah Metode Analisis Tabel, yakni dalam penelitian ini meliputi : Rata-rata laju
merupakan suatu metode analisis yang Pertumbuhan Sektor Pertanian, Industri
dipakai untuk menyajikan gambaran ataupun Pengolahan dan Perdagangan di Kabupaten
melakukan analisis kebermanfaatan. (Tahun), PDRB (Rupiah), Selisih PDRB
Analisis deskriptif pada penelitian ini akan dari Tahun sebelumnya (Rupiah), Rata-rata
membahas mengenai perkembangan PDRB laju pertumbuhan sektor, Pertanian, Industri
(Pendapatan Domestik Regional Bruto) dari Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian
Kabupaten Pelalawan dan Provinsi Riau serta Konstruksi.
berdasarkan pada Lima tahun terakhir 2011- Analisis Gabungan LQ dan DLQ
2017. Analisis gabungan LQ dan DLQ
Konseptualisasi dan Pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui terjadinya
Variabel pergeseran dan reposisi serta menilai
Metode Analisis yang digunakan prospek kebedaraan sektor ekonomi wilayah
ialah Metode Analisis Tabel, yakni pada masa mendatang. Dengan kriteria yang
merupakan suatu metode analisis yang melekat pada analsisi LQ dan DLQ maka
dipakai untuk menyajikan gambaran ataupun dapat disusun tabel silang tipologi prospek
melakukan analisis kebermanfaatan. pengembangan basis ekonomi wilayah.

Tabel 3.1. Tipologi Sektor Berdasarkan Nilai LQ dan DLQ


DLQ > 1 DLQ< 1

LQ>1 Tipe I Tipe III


Sektor Basis, Sektor Basis, Tidak
Prospektif Prospektif

LQ<1 Tipe II Tipe IV


Sektor Non Basis, Sektor Non Basis,
Prospektif Tidak
Prospektif

Sumber : Teknik Analisis Regional, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat diklasifikasi masih menjadi basis ekonomi (unggulan)
empat tipologi prospek pengembangan dimasa yang akan datang.
sektor basis yaaitu : b. Tipe II, dicirikan dengan LQ < 1 dan
a. Tipe I, dicirikan dengan LQ > 1 dan DLQ > 1, sehingga meskipun sektor
DLQ > 1, maka suatu sektor tetap tersebut tidak termasuk sektor basis
menjadi basis (mantap), dan diharapkan unggulan, namun sektor telah
mengalami perkembangan pesat
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

sehingga dapat diandalkan pada masa Mrenurut Suyatno (2000), munculnya varian
yang akan datang (prospektif) LQ yaitu Dynamic Location Quotient (DLQ)
c. Tipe III, dicirikan dengan LQ > 1 dan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan
DLQ <1, maka meskipun sektor tersebut metode LQ yang bersifat statis yang hanya
tergolong basis unggulan, namun telah memberikan gambaran pada satu waktu
mengalami reposisi dan menurun tertentu, sekaligus menyempurnakannya,
perannya sehingga tidak bisa diharapkan sehingga dapat diketahui perubahan atau
untuk menjadi basis ekonomi dimasa reposisi sektoral.
yang akan datang. Analisis DLQ pada prinsipnya sama dengan
d. Tipe IV, dicirikan dengan LQ < 1 dan LQ, yakni digunakan untuk menganalisis
DLQ < 1, sehingga tergolong sektor non sektor unggulan dari suatu wilayah yang
basis dan mengalami kemunduran peran dapat dikembangkan. Perbedaannya hanya
sehingga bisa diandalkan sebagai mengintroduksikan laju pertumbuhan
penopang perekonomian wilayah pada masing-masing sektor dengan asumsi bahwa
masa mendatang. setiap nilai tambah sektoral maupun PDRB
mempunyai rata-rata laju pertumbuhan
Konsep dan Definisi pertahun sendirisendiri selama kurun waktu
Teknik LQ dapat dibedakan menjadi 2 (dua) tertentu.
yaitu: LQ Statis (Static Location Quotient)
dan LQ dinamis (Dynamic Location
Quotient).
(1+

= (1+

(1 +
(1 + G)

Keterangan : (misalnya analisis DLQ tingkat Kriteria pengukuran DLQ adalah sebagai
Kabupaten) berikut :
DLQ = Indeks Dynamic Location Quotient DLQ erarti proporsi laju pertumbuhan
gij = Rata-rata laju pertumbuhan sektor subsektor i terhadap laju pertumbuhan
atau subsektor i di kabupaten gj = Rata- PDRB kabupaten/kota n lebih cepat
rata laju pertumbuhan dikabupaten dibandingkan laju pertumbuhan subsektor
Gi = Rata-rata laju pertumbuhan sektor atau tersebut terhadap PDB Provinsi (Nasional).
subsektor i ditingkat Provinsi Sektor ke i prospektif dan masih dapat
(Nasional) diharapkan untuk menjadi basis ekonomi
G = Rata-rata laju pertumbuhan ditingkat dimasa yang akan datang.
Provinsi (Nasional) t = kurung waktu (1) DLQ < 1 berarti proporsi laju
analisis. pertumbuhan subsektor i terhadap laju
pertumbuhan PDRB kabupaten/kota n
Interpretasi lebih rendah dibandingkan laju
Tafsiran nilai DLQ pada dasarnya sama pertumbuhan subsektor tersebut
dengan LQ, kecuali perbandingan ini lebih terhadap PDB Provinsi (Nasional).
menekankan pada laju pertumbuhan. Sektor ke i tidak prospektif sehingga
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

sulit diharapkan untuk menjadi basis PDRB merupakan indikator untuk mengatur
ekonomi dimasa yang akan datang. sampai sejauh mana keberhasilan
(2) bila DLQ = 1 berarti laju pertumbuhan pemerintah daerah dalam memanfaatkan
subsektor i terhadap laju pertumbuhan sumber daya yang ada dan dapat digunakan
PDRB kabupaten/kota n sebanding sebagai bahan utama perencanaan dan
dengan laju pertumbuhan subsektor pengambilan keputusan. Dibawah ini Tabel
tersebut terhadap PDB Provinsi PDRB Provinsi Riau dan Kabupaten
(Nasional). Pelalawan atas dasar harga konstan kurun
waktu Tujuh tahun terakhir 2011 – 2017
HASIL PENELITIAN DAN dalam bentuk jutaan rupiah.
PEMBAHASAN Manfaat PDRB merupakan data dasar
analisis perekonomian wilayah sehingga
Analisis Produk Domestik Regional Bruto memiliki manfaat yang sangat banyak dalam
Pendapatan regional tercermin menentukan kebijakan pembangunan
dari besaran Produk Domestik Regional ekonomi wilayah. Sebagian besar analisis
Bruto (PDRB). PDRB didefinisikan sebagai ekonomi wilayah yang dibahas dalam buku
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh ini menggunakan data PDRB sebagai input
seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau data. Beberapa manfaatnya antara lain
merupakan jumlah seluruh nilai barang dan sebagai indikator tinggkat pertumbuhan
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi, tingkat pendapatan per kapita,
ekonomi disuatu wilayah. Secara kemakmuran, kenaikan dan penurunan daya
keseluruhan PDRB memiliki kesamaan beli masyarakat, tingkat inflasi dan deflasi,
dengan Produk Domestik Bruto (PDB), menggambarkan struktur perekonomian dan
bedanya PDB dalam lingkup nasional dan potensi ekonomi daerah serta hubungan
PDRB dalam lingkup yang lebih kecil antar sektor. Data PDRB tidak hanya
(wilayah). menggambarkan kondisi ekonomi yang
Terdapat dua tipe perhitungan PDRB yaitu terjadi, tetapi juga menggambarkan
berdasarkan harga belaku dan harga konstan. perekonomian di masa lalu dan
PDRB atas dasar harga berlaku kemungkinan-kemungkinan prediksi
menggambarkan nilai tambah barang dan perubahan dimasa yang akan datang.
jasa yang dihitung menggunakan harga pada Seperti tertera pada Tabel 5.1 dapat
setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar dilihat bahwa PDRB Kabupaten Pelalawan
harga konstan menunjukan nilai tambah selalu mengalami peningkatan dalam setiap
barang dan jasa yang dihitung menggunakan tahun nya. dimana itu dibuktikan dengan
harga pada tahun tertentu sebagai tahun data dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir
dasar, dimana dalam perhitungan terakhir dari tahun 2011 sampai dengan 2017 ( hasil
digunakan harga tahun 2010. Pendapatan selengkapnya pada lampiran : Hal 1-2 ).
regional atas dasar harga berlaku yang telah Produk Domestik Regional Bruto menurut
dikurangi dengan perkembangan inflasi lapangan usaha dirinci menjadi 9 kategori
dikenal dengan pendapatan regional atas menurut lapangan usaha berikut uraian
dasar harga konstan. perkembangan dari tiga nilai PDRB tertinggi
Secara umum PDRB atas dasar harga dan paling terendah di setiap lapangan usaha
berlaku digunakan untuk menunjukan periode 2011-2017.Kategori yang
kemampuan sumber daya ekonomi, sedang memberikan kontribusi terbesar terhadap
harga konstan digunakan untuk mengetahui PDRB Kabupaten Pelalawan pada tahun
pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, 2017 atas dasar harga konstan yaitu Industri
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Pengolahan sebesar 16.566.038 juta rupiah, Diurutan ketiga terdapat kategori Jasa
dari tahun 2011-2017 Industri Pengolahan Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
ini selalu mengalami peningkatan yang dimana kategori ini memberikan kontribusi
signifikan terhadap PDRB Kabupaten terhadap PDRB Kabupaten Pelalawan
Pelalawan. Kemudian diurutan kedua sebesar 870.174 juta rupiah. Kemudian
kategori lapangan usaha Pertanian yang kategori Pengadaan Listrik, Gas, dan Air
dimana memberikan kontribusi terhadap Bersih menjadi kontribusi terendah terhadap
PDRB Kabupaten Pelalawan sebesar PDRB Provinsi Riau sebesar 11.339 juta
11.862.886 juta rupiah, kategori ini juga rupiah, akan tetapi selalu mengalami
sama dengan kategori Industri Pengolahan peningkatan dari tahun 2011-2017.
dimana dari tahun 2011 sampai 2017 selalu
mengalami peningkatan yang signifikan.

Grafik 5.2 PDRB Kabupaten Pelalawan atas Dasar Harga Konstan 2011-
2017(Jutaan Rupiah)
18,000,000
Pertanian
16,000,000
14,000,000
Pertambangan
12,000,000 dan Penggalian
10,000,000
Industri
8,000,000 Pengolahan
6,000,000
Listrik, Gas dan
4,000,000 Air Bersih
2,000,000
Konstruksi
0

Seperti tertera pada Tabel 5.3 dapat dilihat dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir dari
bahwa PDRB Provinsi Riau selalu tahun 2011 sampai dengan 2017 ( hasil
mengalami peningkatan dalam setiap tahun selengkapnya pada lampiran : Hal 1)
nya. dimana itu dibuktikan dengan data
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Produk Domestik Regional Bruto rupiah, kategori ini juga sama dengan
menurut lapangan usaha dirinci menjadi 9 kategori Industri Pengolahan dimana dari
kategori menurut lapangan usaha berikut tahun 2011 sampai 2017 selalu mengalami
uraian perkembangan dari tiga nilai PDRB peningkatan. Diurutan ketiga terdapat
tertinggi dan paling terendah di setiap kategori Pertambangan dan Penggalian
lapangan usaha periode 2011-2017. Kategori dimana kategori ini memberikan kontribusi
pertama yang memberikan kontribusi terhadap PDRB Provinsi Riau sebesar
terbesar terhadap Provinsi Riau yaitu 97.468.953 juta rupiah, namun kategori ini
Industri Pengolahan, kontribusi kategori dari tahun 2011-2017 selalu mengalami
Industri Pengolahan terhadap PDRB pada penurunan dikarenakan semakin
tahun 2017 atas dasar harga konstan menurunnya harga minyak di Pasar
mencapai 140.038.255 juta rupiah, dari Internasional. Kemudian kategori Pengadaan
tahun ke tahun Industri Pengolahan ini Listrik, Gas, dan Air Bersih menjadi
selalu mengalami peningkatan sehingga kontribusi terendah terhadap PDRB Provinsi
kategori lapangan usaha pertama yang Riau sebesar 341.333 juta rupiah, akan tetapi
memberikan kontribusi terhadap PDRB selalu mengalami peningkatan dari tahun
Provinsi Riau. Kemudian diurutan kedua 2011-2017.
terdapat kategori dari lapangan usaha
Pertanian yang dimana pada tahun 2017 B. Rata-Rata Laju Pertumbuhan
memberikan kontribusi terhadap PDRB Ekonomi Kabupaten dan Provinsi
Provinsi Riau sebesar 119.228.442 juta

Tabel 5.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pelalawan Atas Dasar Harga
Konstan (%) 2011 -2017 (Jutaan Rupiah)
N Lapangan 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Rata-
O Usaha Persenta Persenta Persenta Persenta Persenta Persenta Rata
se se se se se se Pertumbu
han
Sektor
1 Pertanian 4,35 4,41 5,96 0,04 2,55 4,47 3,63
2 pertamban 5,59 6,76 3,28 0,92 -0,34 -2,46 2,29
gan
3 industri 0,93 5,55 6,71 3,91 3,24 4,04 4,06
pengolaha
n
4 listrik,gas 7,40 7,43 21,83 8,10 14,00 6,16 10,82
dan air
bersih
5 konstruksi 8,08 9,56 9,77 9,11 4,02 6,32 7,81
6 perdagang 9,97 8,33 8,71 2,94 4,66 5,01 6,60
an
7 pengangku 9,75 8,05 7,74 6,96 4,11 4,45 6,84
tan dan
komunikas
i
8 keuangan 10,70 9,94 1,43 2,94 2,61 2,14 4,96
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

9 jasa-jasa 9,77 10,79 9,72 8,46 5,01 7,76 8,58


Rata-Rata 7,39 7,87 8,35 4,82 4,43 4,21
PDRB
Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.

Grafik 5.6 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pelalawan Atas Dasar Harga
Konstan (%) 2011 -2017 (Jutaan Rupiah)
25.00
Pertanian

20.00

Pertambangan
dan
15.00
Penggalian

Industri
10.00 Pengolahan

5.00 Listrik, Gas


dan Air Bersih

0.00
Konstruksi
Perdagangan
-5.00

Seperti tertera pada Tabel 5.5 dan Grafik 5.6 meningkatnya produksi di seluruh kategori
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu yang sudah bebas dari pengaruh inflasi.
indikator makro untuk melihat kinerja Perekonomian Kabupaten Pelalawan
perekonomian secara riil disuatu wilayah. pada tahun 2017 mengalami penurunan yang
Laju pertumbuhan ekonomi dihitung cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan
berdasarkan perubahan PDRB atas dasar tahun sebelumnya. Presentase laju
harga konstan tahun yang bersangkutan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan
terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan tahun 2017 mencapai 4,21 persen,
ekonomi dapat dipandang sebagai sedangkan tahun 2016 hanya sebesar 4,43
pertambahan jumlah barang dan jasa yan persen. Rata-rata pertumbuhan ekonomi
dihasilkan oleh semua kategori kegiatan tertinggi dicapai oleh kategori Listrik, Gas
ekonomi yang ada disuatu wilayah selama dan Air Bersih sebesar 10,82 persen. Hampir
kurun waktu setahun. ( hasil selengkapnya seluruh kategori mengalami pertumbuhan
pada lampiran : Hal 3 ) Berdasarkan harga positif pada tahun 2017. Rata-rata
konstan 2010, nilai PDRB kabupaten pertumbuhan ekonomi kategori
pelalawan pada tahun 2017 meningkat. Pertambangan dan Penggalian yang
Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh merupakan kategori paling dominan dalam
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

perekonomian Kabupaten Pelalawan justru 6,60 persen, sedangkan kategori Konstruksi


tidak memberikan kontraksi paling besar, yang merupakan kategori kelima terbesar
yaitu sebesar 2,46 persen. Namun, kategori dalam kontribusi perekonomian Kabupaten
lain yang kontribusinya juga cukup Pelalawan mengalami pertumbuhan sebesar
signifikan, seperti kategori Industri 7,81 persen. Sementara itu, kategori-
Pengolahan dan Pertanian, Kehutanan, dan kategori lainnya dengan kontribusi kurang
Perikanan masing-masing tumbuh sebesar dari 2 persen dalam kontibusi sektor
4,06 persen dan 3,63 persen. Disamping itu, pertumbuhan terhadap perekonomian
kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Kabupaten Pelalawan juga mengalami
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh pertumbuhan positif.

Tabel 5.7. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Riau Atas Dasar Harga Konstan
(%) 2011 -2017 (Jutaan Rupiah)
N Lapangan 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Rata-
O Usaha Persent Persent Persent Persent Persent Persent Rata
ase ase ase ase ase ase Pertumbu
han
Sektor
1 Pertanian 3,82 4,40 6,15 0,434 3,98 5,28 4,01
2 pertamba -1,43 (4,44) -5,24 -6,949 -4,22 -6,25 -4,76
ngan
3 industri 6,83 6,95 5,63 3,626 4,60 5,51 5,53
pengolaha
n
4 listrik,gas 4,23 2,45 7,46 8,105 10,62 2,00 5,81
dan air
bersih
5 konstruks 3,70 2,65 8,46 6,387 4,92 5,92 5,34
i
6 perdagan 10,98 5,59 3,96 1,492 4,88 6,37 5,54
gan
7 pengangk 13,15 8,14 6,86 5,289 3,82 4,78 7,01
utan dan
komunika
si
8 keuangan 6,17 7,24 3,78 4,705 1,52 1,25 4,11
9 jasa-jasa 9,48 9,30 11,14 10,137 6,35 7,90 9,05
Rata-Rata 6,33 4,70 5,35 3,69 4,1 3,64
PDRB
Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.

Grafik 5.8 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Riau Atas Dasar Harga Konstan (%)
2011-2017 (Jutaan Rupiah)
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

15.00
Pertanian

10.00
Pertambangan
dan Penggalian

5.00
Industri
Pengolahan

0.00
Listrik, Gas dan
Air Bersih

-5.00
Konstruksi

-10.00

Seperti tertera pada Tabel 5.7 dan Grafik 5.8 kategori lain yang kontribusinya juga cukup
perekonomian Riau pada tahun 2017 signifikan, seperti kategori Industri
mengalami penurunan yang cukup Pengolahan dan Pertanian, Kehutanan, dan
signifikan dibandingkan pertumbuhan tahun Perikanan masing-masing tumbuh sebesar
sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi 5,53 persen dan 4,01 persen. Disamping itu,
Riau tahun 2017 mencapai 3,64 persen, kategori Perdagangan Besar dan Eceran;
sedangkan tahun 2016 hanya sebesar 4,1 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh
persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi 5,54 persen, sedangkan kategori Konstruksi
dicapai oleh kategori Jasa-Jasa sebesar 9,05 yang merupakan kategori kelima terbesar
persen. Hampir seluruh kategori mengalami dalam kontribusi perekonomian Riau
pertumbuhan positif, kecuali kategori mengalami pertumbuhan sebesar 5,34
Pertambangan dan Penggalian yang persen. Sementara itu, kategori-kategori
mengalami pertumbuhan negatif dari tahun lainnya dengan kontribusi kurang dari 2
2012-2017.( hasil selengkapnya pada persen terhadap perekonomian Riau juga
lampiran : Hal 2 ) Kategori Pertambangan mengalami pertumbuhan positif
dan Penggalian yang merupakan kategori
paling dominan dalam perekonomian Riau C. Kontribusi Sektor Pembangunan
justru mengalami kontraksi paling besar, Terhadap PDRB Provinsi dan Kabupaten
yaitu sebesar minus 4,76 persen. Namun,
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Tabel 5.9. Hasil Konstribusi Sektor Pembangunan PDRB Kabupaten Pelalawan


Atas Dasar Harga Konstan (%) 2011 -2017 (Jutaan Rupiah)
N Lapangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Rata-Rata
O Usaha Shar Shar Share Share Share Share Share Pertumbuh
e e PDR PDR PDR PDR PDR an Sektor
PDR PDR B B B B B
B B (%) (%) (%) (%) (%)
(%) (%)
1 Pertanian 22,9 23,0 23,43 24,22 24,27 24,68 25,30 23,99
9 0
2 pertamban 31,8 30,2 28,22 26,04 24,18 22,65 20,68 26,27
gan 6 7
3 industri 24,7 25,4 26,57 27,33 28,26 28,92 29,71 27,28
pengolahan 3 6
4 listrik,gas 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,07 0,06
dan air
bersih
5 konstruksi 6,84 6,83 6,84 7,23 7,67 7,87 8,12 7,34
6 perdaganga 7,65 8,19 8,43 8,54 8,65 8,87 9,19 8,50
n
7 pengangkut 1,68 1,83 1,94 2,01 2,12 2,15 2,19 1,99
an dan
komunikasi
8 keuangan 3,84 3,93 4,12 4,16 4,35 4,32 4,25 4,14
9 jasa-jasa 0,34 0,36 0,38 0,41 0,45 0,47 0,49 0,41
Rat-rata 100, 100 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Pertuum.PDRB 0 0 0 0 0 0
Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.
Grafik 6.0 Hasil Konstribusi Sektor Pembangunan PDRB Kabupaten Pelalawan
Atas Dasar Harga Konstan (%) 2011 -2017 (Jutaan Rupiah)

60
Pertanian
50
Pertambangan
dan Penggalian
40
Industri
Pengolahan
30
Listrik, Gas dan
20 Air Bersih
Konstruksi
10
Perdagangan
0
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Seperti tertera pada Tabel 5.9 dan dari peranan masingmasing lapangan usaha
Grafik 6.0 berdasarkan harga konstan 2010, terhadap pembentukan PDRB Kab
angka PDRB juga mengalami kenaikan, dari Pelalawan.
30.654.906 juta rupiah pada tahun 2016. Hal Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB
ini menunjukkan selama tahun 2017 Kabupaten Pelalawan pada tahun 2017
kabupaten pelalawan mengalami dihasilkan oleh kategori Industri
pertumbuhan ekonomi lebih cepat Pengolahan, yaitu mencapai 51,91 persen,
dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan kemudian diikuti kategori
PDRB ini disebabkan oleh meningkatnya Pertanian,Kehutanan dan Perikanan sebesar
produksi di seluruh lapangan usaha. ( hasil 37,17 persen. Kedua kategori ini
selengkapnya pada lampiran : Hal 5) menyumbang PDRB Kabupaten Pelalawan
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha hingga 88,09 persen. Dalam tujuh tahun
ekonomi dalam memproduksi barang dan terakhir, kedua kategori utama, yaitu
jasa sangat menentukan struktur ekonomi Pertanian maupun Pengolahan mengalami
yang terbentuk dari nilai tambah yang peningkatan peranan, peranan kategori
diciptakan oleh setiap lapangan usaha Pertanian didukung oleh Subkategori
menggambarkan seberapa besar perkebunan tahunan yang terus mengalami
ketergantungan suatu daerah terhadap peningkatan produksi (kelapa sawit) sejalan
kemampuan berproduksi dari setiap dengan kebutuhan minyak sawit untuk
lapangan usaha. memenuhi komsumsi makanan. Sementara
Selama tujuh tahun terakhir (2011- kategori Industri Pengolahan didukung
2017) struktur perekonomian kabupaten keberadaan industri pulp yang merupakan
pelalawan didominasi oleh 2 (dua) kategori salah satu industri pulp terbesar Indonesia.
lapangan usaha, diantaranya: Pertanian dan Peningkatan produksi pulp sendiri sejalan
Industri Pengolahan. Hal ini dapat dilihat dengan peningkatan komsumsi kertas dunia.

Tabel 6.1. Hasil Konstribusi Sektor Pembangunan PDRB Provinsi Riau Atas Dasar Harga
Konstan (%) 2011 -2017 (Jutaan Rupiah)

N Lapangan 2011 20122013 2014 2015 2016 2017 Rata-Rata


O Usaha Share Share
Shar Shar Share Share Share Pertumbuh
PDR PDR e e PDR PDR PDR an Sektor
B B PDR PDR B B B
(%) (%) B B (%) (%) (%)
(%) (%)
1 Pertanian 38,11 38,60 38,1 38,1 37,19 37,04 37,17 37,77
8 0
2 pertamban 2,20 2,26 2,28 2,22 2,19 2,12 1,98 2,18
gan
3 industri 51,89 50,84 50,8 51,0 51,80 51,94 51,91 51,47
pengolahan 4 8
4 listrik,gas 0,02 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04 0,03
dan air
bersih
5 konstruksi 1,84 1,93 2,00 2,07 2,20 2,22 2,27 2,07
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

6 perdaganga 2,31 2,46 2,53 2,59 2,60 2,64 2,67 2,54


n
7 pengangkut 0,81 0,86 0,88 0,89 0,93 0,94 0,95 0,90
an dan
komunikasi
8 keuangan 2,60 2,79 2,91 2,78 2,79 2,78 2,73 2,77
9 jasa-jasa 0,22 0,23 0,24 0,25 0,27 0,27 0,28 0,25
Rata-Rata 100,0 100,0 100 100, 100,0 100,0 100,0 100,0
Pertumbuhan 0 0 0 0 0 0
PDRB
Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.

Grafik 6.2 Hasil Konstribusi Sektor Pembangunan PDRB Provinsi Riau Atas Dasar
Harga Konstan (%) 2011 -2017 (Jutaan Rupiah)
35
Pertanian
30

25
Pertambangan
20 dan Penggalian

15
Industri
10 Pengolahan

5
Listrik, Gas dan
0
Air Bersih
Konstruksi

Seperti tertera pada Tabel 6.1 dan memberikan kontribusi terbesar terhadap
Grafik 6.2 struktur ekonomi Riau perekonomian Riau, namun kontribusinya
didominasi oleh tiga kategori utama, yaitu terus mengalami penurunan selama 7 tahun
Pertambangan dan Penggalian; Industri terakhir. Hal ini diakibatkan semakin
Pengolahan; serta Pertanian, Kehutanan dan berkurangnya produksi minyak di Riau
Perikanan. Kategori Perdagangan, selama beberapa tahun terakhir. Kontribusi
Konstruksi, Pengangkutan dan Komunikasi kategori ini pada tahun 2011 mencapai
serta Jasa Keuangan memberikan kontribusi 31,86 persen, kemudian terus mengalami
yang cukup besar terhadap perekonomian penurunan hingga menjadi 20,68 persen di
Riau, sedangkan kategori lain peranannnya tahun 2017. Sebaliknya, kategori Industri
di bawah 2 persen. ( hasil selengkapnya Pengolahan yang memberikan kontribusi
pada lampiran : Hal 4 ) Pada tahun 2017, terbesar kedua dalam perekonomian Riau,
kategori Pertambangan dan Penggalian mengalami peningkatan dari 20,56 persen
memberikan kontribusi sebesar 20,68 persen pada tahun 2013 menjadi 25,31 persen pada
terhadap PDRB Riau. Kategori ini konsisten tahun 2017.
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Peningkatan kontribusi kategori kategori Industri Pengolahan, khususnya


Industri Pengolahan sejalan dengan Industri Makanan dan Minuman.
peningkatan kontribusi kategori Pertanian, D. Hasil Formulasi DLQ Rata-rata
Kehutanan, dan Perikanan terutama subsek Kabupaten dan Provinsi a. Sektor
or perkebunan yang menyuplai bahan baku Pertanian
pada industri pengolahan. Pada tahun 2011, Sektor Pertanian di Kabupaten
kontribusi kategori ini sebesar 22,29 persen Pelalawan, Provinsi Riau mempunyai peran
naik menjadi 25,30 persen pada tahun 2017. yang sangat besar, hal ini terlihat pada
Komoditas utama dari kategori Pertanian, kontribusi sektor pertanian selama 7 tahun
Kehutanan, dan Perikanan di Riau utamanya terakhir yakni dari tahun 2011-2017, dari
adalah kelapa sawit yang menjadi bahan tahun ketahun kontribusi sektor pertanian
baku utama CPO yang masuk dalam dalam terhadap PDRB mengalami terus
peningkatan.

Tabel 6.3.Hasil DLQ Sektor Pertanian


Rata-rata Laju Pertumbuhan Sektor Rata-rata Laju Pertumbuhan
Pertanian Pertanian
Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi
0.036 0.040 0.040 0.024
Hasil DLQ Pertanian = (0.980)
Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.

Seperti tertera pada Tabel diatas 0,040 cukup tinggi, dibandingkan dengan
dapat dilihat bahwa rata-rata laju rata-rata laju pertumbuhan di Provinsi Riau
pertumbuhan sektor Pertanian di Kabupaten yang berjumlah 0,024 yang membuat beda
Pelalawan sebesar 0,036, dan hasil rata-rata nyata keduanya.
laju pertumbuhan di kabupaten Pelalawan . Dibawah ini hasil dari DLQ Sektor
sebesar 0,040. Pertanian, di Kabupaten Pelalawan, Provinsi
Seperti tertera pada Tabel diatas dapat Riau selama tujuh tahun terakhir dari 2011-
dilihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan 2017.
sektor pertanian di Provinsi Riau sebesar

Grafik 6.4. Trend dari Sektor Pertanian Kabupaten & Provinsi 2011-2017

Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.


JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Dapat dilihat pada grafik diatas dari sektor b. Sektor Industri Pengolahan
Pertanian Kabupaten mengalami Sumbangan sektor industri pengolahan
pengingkatan begitu juga Provinsi 2011- terhadap pembentukan PDRB selalu
2017 cenderung mengalami kenaikan yang mengalami peningkatan dari setiap tahun
dapat dilihat pada garis trend diatas, nya di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau
sehingga sektor ini dapat diharapkan pada selama tujuh tahun terakhir dari 2011-2017
masa yang akan datang.
.
Tabel 6.5 Hasil DLQ Sektor Industri Pengolahan
Rata-rata Laju Pertumbuhan Sektor Rata-rata Laju Pertumbuhan
Industri Pengolahan Industri Pengolahan
Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi

0.041 0.055 0.040 0.024

Hasil DLQ Industri Pengolahan = (0.970)

Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.

Seperti tertera pada Tabel diatas dapat sektor Industri Pengolahan di Provinsi Riau
dilihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,055, sedangkan rata-rata laju
sektor industri pengolahan di Kabupaten pertumbuhan di Provinsi sebesar 0,024,
Pelalawan sebesar 0,041, dan hasil ratarata dengan begitu maka rata-rata laju
laju pertumbuhan di kabupaten Pelalawan pertumbuhan sektor Industri Pengolahan dan
sebesar 0,040. rata-rata laju pertumbuhan di Provinsi tidak
Seperti tertera pada Tabel diatas dapat mengalami kesamaan yang membuat
dilihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan bedanyata keduanya.

Grafik 6.6. Trend dari Sektor Industri Pengolahan Kabupaten & Provinsi 20112017

Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.


JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Dapat dilihat pada grafik diatas dari sektor c. Sektor Perdagangan


Industri Pengolahan Kabupaten dan Provinsi Besarnya kontribusi sektor perdagangan
2011-2017 cenderung mengalami kenaikan selama tujuh tahun terakhir 2011-2017
yang dapat dilihat pada garis trend terhadap PDRB selalu mengalami
menunjukkan terjadinya peningkatan, peningkatan dari setiap tahun nya di
sehingga sektor ini dapat diharapkan pada Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau selama
masa yang akan datang. tujuh tahun terakhir dari 2011-2017.

Tabel 6.7 Hasil DLQ Sektor Perdagangan


Rata-rata Laju Pertumbuhan Sektor Rata-rata Laju Pertumbuhan
Perdagangan Perdagangan
Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi

0.066 0.055 0.040 0.024

Hasil DLQ Perdagangan = (0.994)


Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.

Seperti tertera pada Tabel diatas dapat Perdagangan di Provinsi Riau sebesar 0,055,
dilihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan sedangkan rata-rata laju pertumbuhan di
sektor perdagangan di Kabupaten Pelalawan Provinsi sebesar 0,024, dengan begitu maka
sebesar 0,066, tinggi dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan sektor
rata-rata laju pertumbuhan di Kabupaten perdagangan dan rata-rata laju pertumbuhan
Pelalawan yang berjumlah 0,040. Sperti di Provinsi tidak mengalami kesamaan yang
tertera pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa membuat bedanyata keduanya.
rata-rata laju pertumbuhan sektor

Grafik 6.8. Trend dari Sektor Perdagangan Kabupaten & Provinsi 2011-2017

Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.


JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Dapat dilihat pada grafik diatas dari sektor d. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Perdagangan Kabupaten dan Provinsi 2011- Subkategori Pertambangan Minyak, Gas dan
2017 cenderung mengalami kenaikan yang Panas Bumi merupakan subkategori yang
dapat dilihat pada garis trend menunjukkan memiliki kontribusi terbesar terhadap
terjadinya peningkatan, sehingga sektor ini pembentukan PDRB di Kabupaten
dapat diharapkan pada masa yang akan Pelalawan, Provinsi Riau. Namun dalam 7
datang. tahun teakhir dari 2011-2017, perannya
semakin menurun dengan bergejolaknya
harga minyak di pasar Internasional dan
liftingnya yang semakin berkurang
.
Tabel 6.9. Hasil DLQ Sektor Pertambangan
Rata-rata Laju Pertumbuhan Sektor Rata-rata Laju Pertumbuhan
Pertambangan Pertambangan
Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi

0.023 (-0.048) 0.040 0.024

Hasil DLQ Pertambangan = (1.056)


Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.

Seperti tertera pada Tabel diatas dapat mengalami penurunan sebesar (0,048),
dilihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan sedangkan rata-rata laju pertumbuhan di
sektor Pertambangan dan Penggalian di Provinsi sebesar 0,024, dengan begitu maka
Kabupaten Pelalawan sebesar 0,023 rendah, rata-rata laju pertumbuhan sektor
dibandingkan dengan rata-rata laju Pertambangan dan Penggalian serta ratarata
pertumbuhan di Kabupaten Pelalawan yang laju pertumbuhan di Provinsi tidak
berjumlah 0,040. mengalami kesamaan yang membuat
Seperti tertera pada Tabel diatas dapat bedanyata keduanya. ( hasil selengkapnya
dilihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan pada lampiran : Hal 10-11 )
sektor Perdagangan di Provinsi Riau

Grafik 7.0. Trend dari Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten &
Provinsi 2011-2017

Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.


JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Dapat dilihat pada grafik diatas dari sektor e. Sektor Konstruksi


Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Besarnya kontribusi sektor Konstruksi
dan Provinsi 2011-2017, pada grafik trend selama tujuh tahun terakhir 2011-2017
kabupaten mengalami kenaikan, dan grafik terhadap PDRB selalu mengalami
trend provinsi mengalami penurunan yang peningkatan dari setiap tahun nya di
dapat dilihat pada garis trend diats namun Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau selama
sektor ini masih dapat diharapkan pada masa tujuh tahun terakhir dari 2011-2017.
yang akan datang.

Tabel 7.1 Hasil DLQ Sektor Konstruksi


Rata-rata Laju Pertumbuhan Sektor Rata-rata Laju Pertumbuhan
Konstruksi Konstruksi
Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi
0.078 0.053 0.040 0.024
Hasil DLQ Konstruksi = (1.007)
Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.

Seperti tertera pada Tabel diatas dapat sektor Konstruksi di Provinsi Riau sebesar
dilihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan 0,0
sektor Pertambangan dan Penggalian di 53, sedangkan rata-rata laju pertumbuhan di
Kabupaten Pelalawan sebesar 0,078 tinggi, Provinsi sebesar 0,024, dengan begitu maka
dibandingkan dengan rata-rata laju rata-rata laju pertumbuhan sektor Konstruksi
pertumbuhan di Kabupaten Pelalawan yang serta rata-rata laju pertumbuhan di Provinsi
berjumlah 0,040. tidak mengalami kesamaan yang membuat
Seperti tertera pada Tabel diatas dapat bedanyata keduanya. ( hasil selengkapnya
dilihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan pada lampiran : Hal 11-12 )

Grafik 7.2 Trend dari Sektor Konstruksi Kabupaten & Provinsi 2011-2017

Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.


JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Dapat dilihat pada grafik diatas dari sektor terjadinya peningkatan, sehingga sektor ini
Konstruksi Kabupaten dan Provinsi 2011- dapat diharapkan pada masa yang akan
2017 cenderung mengalami kenaikan yang datang.
dapat dilihat pada garis trend menunjukkan

Tabel 7.3. Hasil DLQ PDRB Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau dari lima sektor unggulan
Tahun 2011-2017
Sektor Hasil DLQ

Pertanian 0,980

Industri Pengolahan 0.970

Perdagangan 0,994

Pertambangan 1.056

Konstruksi 1.007
Sumber : Analisis Data Sekunder,2018.

Pembahasan Perdagangan, kemudian dengan nilai sebesar


Perbandingan hasil DLQ Kelima Sektor 0,970 dimiliki oleh sektor Industri
Unggulan Pengolahan dan yang terakhir dengan nilai
Berdasarkan hasil analisis Dynamic sebesar 0,980 dimiliki oleh sektor Pertanian
Location Quotient (DLQ) dalam Tabel 7.5 Sektor Pertanian mempunyai nilai rata-rata
diatas terlihat bahwa dari lima sektor DLQ sebesar 0,980 yang berarti sektor ini
unggulan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi tidak prospektif sehingga sulit diharapkan
Riau, satu diantaranya dapat diharapkan untuk menjadi sektor basis ekonomi dimasa
untuk menjadi sektor basis bagi yang akan datang.
Perekonomian Kabupaten Pelalawan. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Kelima sektor unggulan tersebut antara lain merupakan sektor potensial yang
sektor Pertanian, Industri Pengolahan, diperkirakan akan menjadi sektor dengan
Perdagangan, Pertambangan dan Penggalian pertumbuhan PDRB Kabupaten sebanding
serta Konstruksi. Dari jumlah nilai DLQ dengan laju pertumbuhan subsektor tersebut
kelima sektor potensial, hanya dua sektor terhadap PDB Provinsi (Nasional). Hal ini
yang jumlah DLQ nya lebih dari satu. berarti menunjukan produk sektor tersebut
Dengan nilai DLQ tertinggi sebesar 1,056 hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal.
dimiliki oleh sektor Pertambangan dan
Penggalian dan nilai DLQ terendah dimiliki Pengaruh Besar/Kecil Hasil Analisis DLQ
sektor Konstruksi dengan nilai DLQ sebesar kelima Sektor Unggulan
1,007 , dan ada tiga jumlah nilai DLQ sektor Dari hasil analisis DLQ yang
unggulan yang kurang dari satu. Dengan dilakukan menunjukan hasil dimana kelima
nilai sebesar 0,994 dimiliki oleh sektor sektor unggulan yang menjadi acuan dalam
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Penelitian ini. hasil dari kelima sektor Prospek dari Hasil Analisis DLQ kelima
tersebut hanya dua sektor unggulan yang Sektor Unggulan
mencapai lebih dari 1, dengan begitu maka Adapun prospek dari hasil analisis
sektor ini dapat menjadi sektor basis dan DLQ yang dilakukan menunjukan bahwa
Prosfektif untuk diharapkan menjadi basis Pertambangan dan Konstruksi memiliki
ekonomi dimasa yang akan datang. prospek yang bagus untuk masa yang akan
Dari hasil analisis kelima sektor unggulan datang di Kabupaten Pelalawan. Dalam hal
tersebut ada tiga sektor yang hasil nilai DLQ ini Pertambangan dan Penggalian mampu
tidak mencapai 1 yaitu sektor Pertanian, membantu dan mampu mengekspor hasil
Perdagangan, Industri Pengolahan, dari Industri serta membantu memajukan
walaupun sektor pertanian dan Industri infrastruktur yang ada di Kabupaten
Pengolahan menjadi sektor unggulan Pelalawan. Dengan hasil nilai DLQ yang
pertama yang nilai PDRB atas dasar harga mencapai 1 maka diharapkan sektor ini
konstan nya selama tujuh tahun terakhir, mampu menjadi basis ekonomi dimasa yang
selalu menjadi sektor yang nilai nya paling akan datang untuk Kabupaten Pelalawan.
tinggi dengan posisi pertama dan kedua Dari ketiga sektor unggulan yang nilai DLQ
dalam PDRB Kabupaten Pelalawan, nya tidak mencapai 1 diharapkan mampu
Provinsi Riau. Sedangkan sektor menjadi sektor yang dapat berubah menjadi
perdagangan menjadi sektor ketiga yang sektor basis dimasa yang akan datang,
nilai DLQ nya tidak mencapai 1 . dalam dengan memperbaiki segala lini yang
PDRB atas dasar harga konstan tujuh tahun membuat sektor potensial ini tidak mencapai
terakhir dari 2011-2017, sektor perdagangan 1 nilai DLQ nya, diharapkan dengan
menjadi sektor unggulan yang menempati perhatian yang lebih dari pemerintah dan
posisi ketiga setelah sektor Pertanian dan masyarakat Kabupaten Pelalawan, ketiga
Industri Pengolahan. sektor ini dapat menjadi sektor yang
Pengaruh besar kecilnya hasil nilai memiliki prospek yang bagus seperti
DLQ kelima sektor unggulan tersebut Pertambangan dan Konstruksi, dan membuat
diantara lain, untuk sektor Pertambangan sektor-sektor lainnya menjadi sektor yang
dan Penggalian, serta Konstruksi yang nilai memiliki prospek yang baik kedepan.
DLQ nya mencapai 1, pengaruh besarnya
nilai DLQ sektor ini dibandingkan dengan Masalah dari hasil Analisis DLQ kelima
ketiga sektor lain nya yang tidak mencapai Sektor Unggulan
nilai DLQ sebesar 1 adalah sudah lumayan Adapun masalah-masalah dari hasil
merata nya pengetahuan informasi serta analisis DLQ kelima sektor unggulan ini
teknologi yang diterapkan dalam adalah, yang pertama sektor Pertanian yang
memajukan pengolahan serta pengangkutan menunjukan nilai DLQ nya tidak mencapai
dan infrastruktur berbagai macammacam 1, disebabkan kurangnya pengetahuan
industri baik dari skala besar, sedang, kecil mendalam mengenai dunia pertanian pada
bahkan rumah tangga yang masing-masing umumnya, dan kurangnya penyuluhan
terdiri dari sejumlah unit usaha yang ada di mengenai pertanian yang dilakukan
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. pemerintah daerah kepada masyarakat yang
dengan begitu maka sektor Pertambangan bermukim didaerah pedalaman, dimana
dan Penggalian serta Konstruksi mampu masih susahnya medan, transportasi dan
menjadi sektor yang Prosfektif untuk masa waktu dalam menuju setiap daerah-daerah
yang akan datang. pedalaman. Sehingga berpengaruh terhadap
PDRB daerah tersebut, yang menghasilkan
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

nilai DLQ tidak lebih dari satu. dengan dalam memajukan Kabupaten Pelalawan
begitu maka hasil dari sektor pertanian kedepan lebih baik.
masih kurang dibandingkan dengan luas nya
lahan yang ada, dalam hal ini masih Tujuan hasil Analisis DLQ kelima Sektor
kurangnya pemanfaatan lahan dengan Unggulan
efektif. Sedangkan masalah yang dihadapi Dari hasil analisis DLQ yang
sektor perdagangan yang membuat nilai dilakukan terdapat beberapa tujuan dari hasil
DLQ nya tidak mencapai 1 disebabkan oleh analisis DLQ tersebut antara lain,
belum baiknya pengelolaan dan stabil nya mengetahui sektor-sektor unggulan yang
daya beli masyarakat terhadap perdagangan bisa menjadi basis dan prosfektif untuk masa
yang ada di Kabupaten Pelalawan. Salah yang akan datang di Kabupaten Pelalawan,
satu faktor yang mempengaruhi rendahnya Provinsi Riau. Dimana dari hasil analisis
nilai DLQ sektor perdagangan di tersebut sektor Pertambangan dan
Kabupaten Pelalawan, iyalah tidak stabil nya Pnggalian, Konstruksi lah yang dapat
daya beli masyarakat terhadap sektor menjadi basis ekonomi untuk masa yang
perdagangan, yang dimana itu dipengaruhi akan datang, sedangkan ketiga sektor
oleh jauh nya jarak antara pasar dengan lainnya yaitu sektor Pertanian, Perdagangan
pemukiman masyrakat di Kabupaten dan Industri Pngolahan belum dapat
Pelalawan yang sebagian besar hidup diharapkan menjadi sektor basis.
didaerah pedalaman, sehingga mengalami Diharapkan ada perhatian khusus yang
kesulitan jika harus melakukan transaksi diberikan pemerintah terhadap kedua sektor
perdagangan kedaerah satu dan lainnya. tersebut agar dapat menjadi sektor yang
Sedangkan masalah yang dihadapi memiliki prospek kedepan seperti
sektor Industri Pengolahan yang Pertambangan dan Penggalian serta
menunjukan nilai DLQ nya hanya mencapai Konstruksi
kurang dari 1, masih kurangnya pengetahuan Tujuan kedua dari analisis DLQ
mengenai teknologi-teknologi baru dan yang dilakukan adalah, mengetahui rata-rata
informasi mengenai pengolahan yang nilai
keberlanjutan, diharapkan pemerintah DLQ dari setiap sektor yang dianalisis, agar
daerah mampu membantu dalam menjadi bahan untuk mengetahui bagaimana
peningkatan segala lini dalam sektor Industri pengaruh dan prospek sektor-sektor tersebut
Pengolahan sehingga dapat mendongkrak untuk masa yang akan datang di Kabupaten
sektor ini menjadi sektor unggulan kedepan Pelalawan, Provinsi Riau.
dan mampu memberikan produk untuk
dipasarkan dan memenuhi kebutuhan dari KESIMPULAN
luar daerah. Namun pemerintah daerah Berdasarkan hasil Analisis Data dan
dalam beberapa tahun ini sudah melakukan Pembahasan yang diperoleh dari hasil
banyak perubahan, mulai dari infrastruktur Penelitian Analisis Dynamic Location
dan penataan daerah pasar. Diharapkan Qutient di Kabupaten Pelalawan, Provinsi
dengan dilakukan nya perubahan tersebut Riau, dapat ditarik beberapa kesimpulan
sektor perdagangan bisa berubah dan sebagai berikut:
menjadi sektor basis bagi perekonomian 1. Dari hasil Analisis Dynamic Location
Kabupaten Pelalawan Kedepan, tapi itu Quotient di Kabupaten Pelalawan
semua dapat terwujud dengan lancar apabila Provinsi Riau terdapat dua sektor
masyarakat dan pemerintah daerah kompak unggulan yang melebihi 1 yaitu,
Pertambangan dan Penggalian,
JURNAL MASEPI, Vol.3, No.2, Oktober 2018

Konstruksi. Dari hasil Analisis dapat Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi


dilihat bahwa sektor Pertambangan dan Pertanian. PT. Pustaka LP3ES
Penggalian serta Konstruksi dapat Indonesia. Jakarta.
menjadi sektor yang dapat diharapkan Robert E. Baldwin, 1986. Pembangunan dan
dimasa yang akan datang dengan hasil Pertumbuhan Ekonomi di
Analisis DLQ sebesar 1,056 dan 1,007. Negaranegara Berkembang. PT. Bina
2. Rata - rata Laju Pertumbuhan di Aksara. Jakarta.
Kabupaten Pelalawan, dari kelima sektor Saharudin, Syahrul, 2006. Analisis Ekonomi
unggulan memiliki rata-rata Laju Regional Sulawesi Selatan. Skripsi
Pertumbuhan sebesar 4,87 % Mahasiswa Fakultas Ekonomi.
Universitas Hasanudin Makasar.
DAFTAR PUSTAKA Shofwan Thohir dalam Arsyad. 2010.
Anonim, 2016. Panduan Penulisan Skripsi. Ekonomi Pembangunan. Bagian
Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta. Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Badan Pusat Statistik (BPS), 2015. Yogyakarta.
Kabupaten Pelalawan dalam Angka ( Sukirno, Sadono, 1985. Ekonomi
Pelalawan Regency in Figures) 2015. Pembangunan. LPEF-UI Bima
BPS Kabupaten Pelalawan.Riau. Grafika. Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS), 2015. Provinsi Tarigan, R, 2005. Ekonomi Regional. Bumi
Riau dalam Angka ( Riau Regency in Aksara. Jakarta.
Figures) 2015. BPS Provinsi Riau. Widodo, Tri. 2006. Perencanaan
Eprinna, 2010. Analisis Identifikasi peranan Pembangunan: Aplikasi Komputer
Sektor dalam Pembangunan Wilayah (Era Otonomi Daerah). UPP STIM
di Kabupaten Serdang Bedagai. YKPN. Yogyakarta
Skripsi S-1 Pertanian Universitas Soeharto Prawirokusumo. 2001. Ekonomi
Sebelas Maret. Surakarta. Rakyat (Konsep, Kebjikan, dan
Jhingan, M. L, 1999. Ekonomi Strategi). Universitas Gajah Mada.
Pembangunan dan Perencanaan, Yogyakarta.
Terjemahan D. Guritno. Raja Grafindo Suherman Rosyidi. 2001. Pengantar Teori
Persada. Jakarta. Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori
Lutfi Muta’ali, 2015. Teknik Analisis Ekonomi Mikro dan Makro. Raja
Regional Untuk Perencanaan Grafindo Persada. Jakarta.
Wilayah,Tata Ruang dan Lingkungan.
Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai