Anda di halaman 1dari 9

BAB 11

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Keperawatan Pendidikan Kesehatan Pada Hipertensi Dengan

Kurang Pengetahuan

2.1.1 Pengkajian

Data yang diperoleh penulis pada pengkajian pendidikan kesehatan pada

hipertensi menurut Doengoes, et al (2001) adalah

1. Aktivitas istirahat

Gejala : Kelelahan umum, kelemahan , letih,nafas pendek, gaya hidup

Tanda : a) Frekuensi jantung meningkat

b) Perubahan trauma

2. Integritas ego

Gejala : Riwayat perubahan keperbadian, ansietas, defresi eufuria atau

jarah kronis ( dapat mengindentifikasi kerusakan serebral) hubungan

keuagan yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian,

tangisan yang meledak, gerak tangan empeti otot tengang ( khususnya

sekitar mata).

3. Makanan/Cairan

Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi

garam , tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat

badan (meningkatkan/ menurut riwayat pengguna diuretic

6
7

Tanda : Berat Badan normal atau obesitas

4. Pembelajaran/ penyebab

Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi, arteoporosis, penyakit jantung

atau DM

2.1.2 Diagnosa keperrawatan

Diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi yaitu: Kurangnya

pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana

pengobatan berhubungan dengan pengetahuan daya ingat dan

menyatakan masalah menerima informasi menurut (Doengoes, 2000)

2.1.3 Perencanaan

Menurut (Doengoes, 2000) pada klien hipertensi ditemukan

intervensi dan rasional sebagai berikut:

Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi

rencana pengobatan berhubungan dengan pengetahuan daya ingat dan

menyatakan masalah menerima informasi.

Tujuan: Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan

pengobaatnya

Kriteria hasil:

a. Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi dan

program pengobatan

b. Pasien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara

benar.

Intervensi:
8

a. Kaji kesiapan dan hambatan belajar

Rasional : Untuk mengetahui sajauh mana pasien paham tentang

penyakitnya

b. Tetapkan dan nyatakan batas TD normal, menjelaskan tentang

hipertensi dan efek pencegahan terjadinya stroke

Rasional : Untuk menunjukkan hubungan dalam menunjang

hipertensi untuk mengurangi stroke.

c. Berikan pendidikan kesehatan untuk pasien mengidentifikasi cara

perubahan gaya hidup dan membahas bahayanya merokok.

Rasional : Membantu mengarahkan pola hidup yang lebih sehat.

2.1.4 Implementasi

Adapun pelaksanaan tindakan tentang pengetahuan menurut

(Doengoes, 2000) adalah :

1. Mengkaji kesiapan dan hambatan dalam belajar

2. Menetapkan dan nyatakan batas TD normal, menjelaskan tentang

hipertensi dan efek pencegahan stroke

3. Bahas pentingnya menghentikan merokok

2.1.5 Evaluasi

Adapun evaluasi yang diharapkan menurut Doengoes, 2000) adalah :

a. Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam belajar

b. Pasien mampu menjelaskan tentang hipertensi dan gaya hidup untuk

mencegah stroke

c. Pasien mampu menyatakan pemahaman bahaya dari rokok


9

2.1 Pendidikan Kesehatan Hipertensi

2.2.1 Pengertian

Pendidikan kesehatan adalah serangkai upaya yang ditujukan

untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, keluarga,

maupun masyarakat, agar terlaksananya perilaku hidup sehat (widi

yanto, 2014). Pendidikan kesehatan merupakan prioritas utama dan

merupakan salah satu intervensi keperawatan yang efektif untuk

meningkatkan tingkat kesadaran pasien akan penting nya pemahaman

yang benar mengenai hipertensi dalam mencegah terjadinya stroke.

Namun demikian efektifitas pendidikan kesehatan belum sepenuh nya

diketahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat terutama dalam

merawat anggota keluarga dengan hipertensi (Friedman, 2010).

2.2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan Pada Hipertensi

Tujuan pendidikan kesehatan bagi hipertensi yaitu untuk

mengubah perilaku pasien dalam upaya mencegah terjadinya stroke dan

meningkatkan pengetahuan terhadap cara pengobatan, yang disebabkan

oleh perubahan gaya hidup dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan

terhadap penyakit berkurang (Notoadmojo, 2012). Tujuan utama

pendidikan kesehatan adalah agar pasien hipertensi mampu menerapkan

masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang

dapat mereka lakukan terhadap masalah nya, dengan sumber daya yang

ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu
10

memutuskan kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup

sehat (Mubarak,2009).

2.2.3 Manfaat Pendidikan Kesehatan hipertensi

Manfaat pendidikan kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan

sehingga penderita dapat waspada yang akan ditimbulkan dari penyakit

misalnya stroke, tekanan darah tak terkendali,.Sehingga dengan

memberikan pengertian pada penderita hipertensi diharapkan akan

sadar akan pentingnya perawatan hipertensi, yang sangat menakutkan,

bila terjadi stroke maka kemungkinan besar akan menyebabkan

kecacatan (Sari, 2005).

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan

1. Disebabkan tingkat pendidikan yang rendah dan juga pemahaman

mereka yang salah tentang makanan.

2. Kondisi ekonomi seperti kemiskinan, biaya hidup yang tinggi, cara

pengolahan makanan yang tidak baik.

3. Pendidkan atau pekerjaan yang rendah akan berakibat pada pola

makan yang buruk.

4. TIdak menjalankan pola hidup sehat, seperti diet yang tepat,

olahraga, berhenti merokok, mengurangi alcohol atau kafein, serta

mengurangi stress.

Faktor-faktor tersebut adalah pendapat dari (Ari, 2013).


11

2.2.5 Upaya-Upaya Pencegahan Stroke Pada Hipertensi

a. Olahraga yang teratur

Yaitu olahraga yang tidak mengeluarkan banyak tenaga misalnya

jalan kaki dengan cepat, jogging, dan bersepeda. Dengan melakukan

olahraga yang teratur dan dinamis dapat memperbaiki aliran darah

ke otot-otot dan memperbaiki metabolisme otot itu sendiri. Hal ini

akan membantu terjadinya pelebaran pembuluh darah sehingga tensi

menjadi turun. Kecuali itu olahraga juga menambah kesegaran dan

kebugaran jasmani yang pada gilirannya nanti akan meningkatkan

daya tahan tubuh penderita menghadapi serangan komplikasi

penyakit hipertensi antara lain stroke.

b. Diet yang rendah garam

Kemungkinan terjadi stroke pada penderita hipertensi sangat tinggi

bila penderita mengkonsumsi garam dapur terlalu banyak. Orang

yang normal mengkonsumsi garam dapur antara lain 5-15 gram

perhari. Pada penderita hipertensi juga dianjurkan makan garam

seminimal mungkin sekitar 2-3 gram perhari. Mengurangi

penggunaan garam baik dari garam dapur maupun bahan adiptif

seperti monosodium glutamat, natrium, benzoat, dan natrium

bikarbonat dapat mencegah terjadinya stroke karena bahan-bahan

tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang

menyebabkan terganggunya aliran darah dalam otak dan dapat

mengakibatkan stroke.
12

c. Perubahan pola hidup

1. Mengurangi kegemukan

Orang yang gemuk yang banyak mengkonsumsi kalori tinggi

mempunyai resiko besar terjadinya hipertensi dan akhirnya

biasanya terjadi stroke. Dengan mengurangi berat badan dapat

menurunkan tekanan darah dengan jalan mengurangi asupan

kalori dengan makanan dengan kandungan lemak nya rendah.

2. Hentikan kebiasaan merokok

Pengapuran atau pengerasan pembuluh darah yang disebut

arterosklerosis, merupakan akibat pertama kali dari merokok,

dan juga terjadi berkurang nya volume pasca darah, rokok dapat

menyebabkan kenaikan tekanan darah 2-10 menit setelah

dihisap, karena merangsang saraf mengeluarkan hormon yang

bisa menyebabkan pengerutan pembuluh darah sehingga tensi

menjadi naik dan menyebabkan faktor resiko terjadi stroke.

3. Menghindari stress

Perubahan pola hidup yang serba otomatis menyebabkan tubuh

yang kurang gerak dan perubahan yang meliputi lingkungan,

fisik, dan sosial mempengaruhi manusia menimbulkan stress

dengan berbagai manifestasi diantaranya hipertensi dan dapat

menyebabkan stroke. Hal ini dapat dicegah dengan cara

berusaha relaksasi dalam menghadapi masalah, melakukan


13

reflesing dan dapat juga dengan mendalami agama dan berusaha

menciptakan keluarga bahagia.

Upaya tersebut adalah pendapat dari (Arcole margattan, 2012).

2.2.6 Cara Memberikan Pendidikan Kesehatan Hipertensi

Dalam laporam penulisan ini penulis menggunakan metode studi

kasus dengan menggunakan metode wawancara, atau kegiatan

komunikasi yang direncanakan untuk mengajak klien bertukar pikiran

serta perasaan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien

dengan cara bertanya atau tanya jawaab untuk mendapatkan data dan

informasi yang jelas . Metode observasi adalah metode yang dilakukan

dengan pengamatan secara langsung pada klien untuk mengetahui

perkembangan yang ada pada keadaan klien (Warjana, 2016). Oleh

karena itu dalam kasus ini penderita memiliki pengetahuan kurang

tentang penyakit hipertensi, maka dalam pengumpulan data ditambah

dengan pendidikan kesehatan tentang hipertensi untuk mencegah

terjadinya stroke.

1. Wawancara

Data-data yang dikumpulkan dengan cara langsung melakukan

wawancara kepada klien, keluarga yang mengerti berbagai informasi

mengenai klien.

2. Observasi

Dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik kepada pasien yang

umum seperti tanda-tanda vital yang meliputi tekanan darah, suhu,


14

pernafasan, dan nadi serta dilakukan pemeriksaan fisik head to toe

atau pemeriksaan keseluruh dari kepala sampai kaki untuk

mengetahui kondisi klien secara spesifik

3. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pendidikan kesehatan

berupa media leafleat.

Anda mungkin juga menyukai