“Amplifier”
Disusun oleh :
NIM : 021600473
YOGYAKARTA
2019
I. Tujuan
1. Komponen Elektronik
2. Amplifier
3. Multimeter
4. Osciloscope
5. Kabel konektor
6. Pulser
Dalam pembentukan pulsa, keluaran dari penguat awal yang berupa pulsa ekor akan
menghasilkan suatu pulsa yang mempunyai bagian di bawah garis nol (zero cross over).
Pergeseran ini jika terlalu besar tidak dikehendaki karena akan memberikan kesalahan dalam
pengukuran tinggi pulsa yang dating dibelakangnya. Maka dari itu perlu sebuah rangkaian
pole-zero concelation yang dapat mereduksi pergeseran tersebut, dimana seperti tampak pada
Gambar 1
Gambar 1 Kompensasi pole-zero (Wisnu Susetyo, 1988)
Diketahui dari data sheet, besar waktu jatuh (lebar pulsa) keluaran penguat awal
τ = R1’. C (3.1)
Rf . Cf = R1’. C (3.2)
R '1 . R2 . C
'
τpz = R1 +R 2 (3.3)
R2 = 300 Ω
R3
'
Setting penguatan 2 kali, maka : 2= R 1 + R2 (3.4)
R3
2 = 10 .103 +300
R3 = 20. 103 Ω
Rangkaian differensiator terdiri dari komponen resistor dan kapasitor. Jika Vi(t)
adalah tegangan yang tergantung dari waktu yang diberikan suatu rangkaian seperti pada
gambar, maka hubungan dari nilai –nilai tegangannya adalah :
q(t ) q (t ) dq ( t )
RI = + =
C + C dt Vi(t) (3.5)
yang mana q(t) adalah muatan kapasitor pada saat t. jika sinyal masukan adalah fungsi undak,
maka fungsi tegangan keluaran adalah :
dq(t )
=
Vo(t)=R dt Vie–t/RC (3.6)
Gambar 3. menunjukkan tegangan keluaran jika sinyal masukan adalah pulsa undak dengan
tinggi masukan pulsa Vi dengan periode T. jika nilai RC< T maka representasi dari sinyal
keluaran adalah derevatif dari masukan, sehingga diperoleh fungsi tegangan keluaran,
dV i
RC
Vo = dt (3.9)
Berdasarkan alasan tersebut, rangkaian in disebut differentiator. Jika Vi (T) adalah pulsa dari
detector maka pengaruh dari deferensiasi adalah agar kekuatan pulsa dapat berkurang secara
cepat. (Tsoulfanidis,1983).
Rangkaian integrator juga terdiri dari resistor dan kapasitor, tetapi sinyal keluaran
dari rangkaian ini melintang pada kapasitor seperti pada Gambar 3., untuk sinyal keluaran
dari rangkaian pengintegral sebagai hasil dari masukan undak diberikan oleh persamaan :
q(t )
=
Vo(t) = C Vi (1-e-t/RC) (3.10)
Jika RC >T maka sinyal keluarannya tampak seperti integral dari masukannya. Yang mana
untuk tegangan keluarannya,
V i dq
=
I = R dt maka dq = I dt
q= ∫ Idt (3.11)
q 1
=− ∫ Idt
Vo = C C (3.12) V o =
1
CR i
∫ V dt (3.13)
Agar pulsa dapat dibaca oleh penganalisa tinggi pulsa, maka haruslah pulsa tersebut dibentuk
sesuai setting yang dikehendaki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 5 :
τ pz = τ ps = 3. 10-6 s (3.14)
τ ps = R6 . C3 (3.15)
R6 = 64. 103 Ω
64
Setting penguatan 25 kali, maka : 25 =
R5 (3.16)
R5 = 2,5. 103 Ω
Pada rangkaian BLR untuk cacah radiasi yang cukup besar, BLR masih mempunyai
bagian pulsa negative sedikit dan juga ada efek penyearahan derau yang akan terkumpul
sehingga mengurangi resolusi sistem spektroskopi. Untuk mengatasi hal ini digunakan
rangkaian gate base line stabilization,yang mana kerjanya selalu mengembalikan garis aras ke
level nol.
Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi rangkaian BLR dari sebuah blok rangkaian
dalam instrument Diskriminator Bias Modulation, yang mana prinsip kerjanya adalah sama
dengan BLR yang terangkai dalam berbagai instrument. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam Gambar 7
Untuk mendapatkan posisi pulsa pada aras nol, maka untuk keseimbangannya nilai V b
harus setara dengan tegangan supply pada transistor. Yang mana dapat diselesaikan dengan
persamaan :
(V k . R 9 )+(V l . R 7 )
Vb = R7 +R 9 (3.17)
(24 . 243)+(−24 . 82 )
= 82+243
= 12 V
Dalam rangkaian penguat ini terdiri dari sebuah IC Op-Amp dan resistor, dimana
rangkaian tersebut dikonfigurasikan sebagai penguat. Tampak seperti pada Gambar. 8 maka
berlaku persamaan sebagai berikut :
Rf
Vo = - R Vi (3.18)
R 13
16 = R 12 (3.19)
3
5.10
16 = R12
R12 = 300 Ω
1. Berikan Masukan pulsa positif (lihat keluaran jangan sampai jenuh), ukur berapa
amplitudonya.
V. Data Percobaan
Terlampir.