RS GRAHA JUANDA
terselesaikan pada waktunya, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktek
Laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan Laporan
Akhir kata, semoga apa yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya.
2.1 DEFINISI
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya
konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).
Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi, disebut
pneumonia. (Sylvia)
Penumonia adalah inflasi parenkim
paru, biasanya berhubungan dengan pengisian
cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi
akibat adanya invaksi agen atau infeksius
adalah adanya kondisi yang mengganggu
tahanan saluran. Trakhabrnkialis, adalah
beberapa keadaan yang mengganggu
mekanisme pertahanan sehingga timbul
infeksi paru misalnya, kesadaran menurun,
umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen
yang menjadi pathogen ketika memasuki saluran pernapasan. (Ngasriyal,
PerawatanAnakSakit, 1997)
2.2 ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
1. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus aureus,
streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza, eneterobacter.
Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat, setelah system
pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri tersebut segera
memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.
2. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini menyerang saluran
pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat memicu pneumonia, terutama
pada anak-anak.
3. Organisme mirip bakteri yaitu Micoplasma pneumonia. Pneumonia jenis ini
berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia yang diduga
disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut pneumonia yang
tidak tipikal. Miko plasma ini menyerang segala jenis usia.
4. Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans
2.3 KLASIFIKASI
Secara garis besar pneumonia dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Aspirasi pneumonia
Terjadi bila bayi tersedak dan ada cairan /makanan masuk keparu-paru.
Pada bayi barulahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau ASI.
2. Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur
Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri seperti
streptococcus pneumonia dan haemo phylusinfluenzae. Gejala akan muncul 1-2
hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul mulai dari demam, batuk lalu sesak
nafas.
3. Pneumonia akibat factor lingkungan
Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi. Bila
tidak segera dilakukan pengobatan maka akan mengakibatkan bronchitis dan
selanjutnya menjadi pneumonia.
2.4 PATOFISIOLOGI
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif seperti
menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal
melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan
dibersihkan oleh mucus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat
mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofagal veoler, dan
juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral.
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut
yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di
alveoli yang diikuti infitrasimakrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan
konsolidasil obaris yang khas pada fototoraks.Virus, mikoplasma, dan klamidia
menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrate mononuclear pada struktur submukosa
dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel kedalam saluran napas,
seperti yang terjadi pada bronkiolitis.
Pohon Masalah
Micoplasma
virus Bakteri (miripbakteri) jamur
Masuksasaluranpernafasan
Paru-paru
Bronkus& alveoli
Reseptorperadangan
Mengganggukrjmakrof
ag hipothalamus
Hipertermi
Resikopenyebaraninfeksi infeksi
Kringatbe
rlebih
kelelahan Gangguanpolana
pas Gangguanpertukaran
gas
Nadilemah
Bersihanjlnnapastdkef
ektif Pnekanandiafragma
Petekanan Intra
abdomen
Anureksia Sarafpusat
Nutrisiberkurang
PeningkatanMeta Ristiterhadapgangg
bolisme uannutrisi
2.9 PENATALAKSANAAN
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Umur : 46 Thn
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT (iburumahtangga)
Lama Belerja :-
6. Pola nutrisi :
Berat badan : 50 kg
7. PolaEliminasi
a. Buang air besar
Frekwensi : 1x sehari
Warna : warnakuning
Konsintesi : padat
Bau : Amoniak
Frekwensi : 1x sehari
IV.Riwayat keluarga
Genogram :
Keterangan :
: Perempuan
: Laki –laki
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal 1
rumah
V. Riwayat Lingkungan
VI.Aspek Psikososial
[x ] kaca mata
[x ] alat bantu pendengaran
[ ] mambaca/menulis
2.Persepsi diri
Hal yang dipkiri saat ini: Cemas dan ingin segera pulang
4.Hubungan/komunikasi : Baik
[ √] releven
[√ ] mampu mengekspresikan
[√ ] mampu mengerti orang lain
b. Tempat tinggal
[ ] sendiri
c. Kehidupan keluarga
- Adat istiadat yang dianut : Betawi
- Pembuatan keputusan dalam keluarga : Suami
- Pola komunikasi : Cukup baik..
- Keuangan [√ ] memadai
[ ] kurang
6. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan
[ ] sendiri
[√ ] pemecahan masalah
[ ] makan
[√] tidur
[ ] makan obat
[ ] cari pertolongan
[√] ya [ ] tidak
Bentuk : Bulat
Konjungtiva : Anemis
Fungsi penglihatan
- bentuk : Bulat
NadiPerifer : 89x/m
Intake cairan : -
Data Laboratorium
Hasil Hasil Satuan Nilai
Pemeriksaan Normal
Hematologi
Hemoglobin 13,1 g/dl 12,0 –
Lekosit 13,3 10mm3 16,0
Trombosit 415 10mm3 5 – 10
%
Hematokrit 41,0 150 – 440
%
Lk: 40-52
%
Pr : 36-
%
47
%
Hitung Jenis
- Basofil 0 %
- Eosinofil 0 %
- Netrofil 1 0–1
Batang 0–3
- Netrofil 86 1–6
Segmen
- Limfosit 11 50 – 70
- monosit
2
20 – 40
2-8
Pengobatan : Ranitidine : 2 x 50 mg
Ondansentron : 3 x 4 mg
Ceftriaxone : 1 × 2 gr
NAC : 3 x 200 mg
Ambroxol :3x1
ANALISA DATA
D0 :
- Pasien tampak batuk bedahak
- Suara pasien terdengar serak
- Tanda – tanda vital :
S : 37,3°C
N : 89 x/menit
RR : - 25 x/menit
Lekosit 13,3 mm3
DO :
- Pasien tampak sesak
- Tanda – tanda vital :
S : 37,3°C
N : 89 x/menit
RR : - 25x/menit
- Terpasang nasaakanul 3lt/menit
DO :
- Pasien tampak hanya
menghabiskan 4 sendok
makanannya
- Pasien tampak mual dan mutah
- Pasien tampak lemah
- Lidah pasien tampak
kemerahan
- BB 50kg
RENCANA
KEPERAWATAN
28
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen
Pola Nafas asuhan jalan nafas 1. Untuk
b/d keperawatan 1. Berikan mengurangi
Abses selama x jam posisi semi sesak
Pneumatocele diharapkan nutrisi fowler 2. Untuk
(kerusakan pasien dapat 2. Buka jalan memastikan ada
Jaringan Parut) terpenuhi dan tidak nafas tidaknya
terjadi penurunan 3. Auskultasi sumbatan jalan
BB dengan criteria suara nafas, nafas
hasil : catatan 3. Untuk
1. Pasien tidak adanya mengetahui
mual & Suara nafas adanya suara
muntah tambahan nafas tambahan
2. Terjadi 4. Monitor 4. Untuk
peningkatan TTV dan mengetahui
nafsu status kondisi
makan pernafasa pernafasan
5. Lakukan pasien
fisioterapi 5. Membantu
dada jika mengeluarkan
diperlukan sekret
Resiko Setelah dilakukan Monitor nutrisi
Ketidakseimba asuhan 1. Monitor 1. Untuk
ngan keperawatan adanya mengurangi
Nutrisi selama x jam mual dan mual dan
Kurang Dari diharapkan nutrisi muntah muntah
Kebutuhan pasien dapat 2. Tentukan 2. Untuk
Tubuh b/d terpenuhi dan tidak pola meningkatkan
Mual terjadi penurunan makan Nafsu makan
Muntah BB dengan criteria (mis.
hasil : Makanan 3. Untuk
1. Pasien tidak yg membantu
29
mual & disukai pemenuhan
muntah atau yg nutrisi
2. Terjadi tidak 4. Untuk
peningkatan disukai) mengetahui ada
nafsu makan 3. Anjurkan tidaknya
makan penurunan BB
dengan 5. Untuk
porsi mengurangi
sedikit mual dan
tapi muntah
sering
4. Kaji
kecender
ungan
turun dan
naiknya
BB
1. Kolaborasi
kan
pemberian
obat seperti
:rantidine,
Ondansentron
dll.
30
31
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
seperti:
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalamjilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi, EGC, Jakarta
35