Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

.4 ANALISIS SPECIFIC GRAVITY DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

Disusun Oleh : Rizka Mardiana 1707111289


Praktikan : Agus Dedi Yaman 1707122566
Hikmah Amalika 1707111369
Karina Aprisindy 1707111316
Reza Arisandy Nasution 1707113929
Rezha Yaren 1707114525
Rian Hariadi 1707123027
Rizka Mardiana 1707111289
Syahvira Julisia Putri 1707111126
Taufik Hidayat 1707111103

2.4.1 STANDAR REFERENSI


1) SNI-1970-2008 ; cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
2) ASTM C 128-07A; test method for density, relative density ( spesific gravity ),
and absorption of fine aggregate.
3) Nugraha, Paul. Antoni. 2007.Teknologi Beton Dari Material Pembuatan ke
Beton Kinerja Tinggi. Yogyakarta: civi ANDI OFFSET.

2.4.2 TUJUAN PERCOBAAN


Menentukan “Bulk dan Apparent” specific gravity dan penyerapan (absorption)
dari agregat halus. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume
agregat dalam adukan beton.

2.4.3 DASAR TEORI


Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita
uji.Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap
air. Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut porositas. Air yang
terkandung dalam agregat akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan dalam
campuran (mix). Agregat yang basah akan membuat campuran lebih basah dan
meningkatkan faktor air semen (w/c), dan sebaliknya agregat yang kering akan menyerap
air campuran dan menurunkan kelecakan beton. Jadi kandungan air harus diketahui,

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
perubahan kadar air tidak hanya tergantung pada pengiriman, tapi juga pengaruh dari cuaca
seperti hujan, kemarau, ataupun panas terikdan lamanyapenyimpanan.
Pasir yang ditumpuk akan diberi kesempatan untuk mengeringkan selama 16 jam
dan mempunya kadar air ±5%, keadaan suatu pasir bisa dilihat dari kadar air yang
terkandung didalamnya antara lain ; keadaan basah mempunyai kadar air 7-10 %, kadang
sampai 15%. Pasir lembab agak basah tetapi tidak meninggalkan kebasahan ditangan
memiliki kadar air 2% berat. Pasir terasa basah dan sedikit membasahi tangan memiliki
kadar air sekitar 4% berat, airnya menetes ketika diangkut, semakin membasahi tangan dan
mengkilat.
Macam-macam kondisi berat jenis berdasarkan penyerapannya :
1. Berat Jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada
suhu tertentu.
2. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu, ini merupakan keadaan teoritis ideal
karena kebasahan yang hampir sama dengan agregat dalam beton, sehingga agregat
tidak akan menambah maupun mengurangi air dari pastanya, keadaan air di
lapangan lebih banyak mendekati SSD , dan kondisi ini dipakai sebagai dasar
perhitungan mix design.
3. Berat jenis semu (apparent specivic gravity) ialah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu.
4. Penyerapan ialah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.
Jumlah air total adalah sepuluh kali air yang ada, baik yang ada didalam pori
maupun yang diluar butir. Kadar air total adalah persentase jumlah air tersebut terhadap
berat agregat kering . kadar air bebas adalah persentase jumlah air yang diluar butir saja.

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
2.4.3 PERALATAN
a) Piknometer
Gambar 2.4.1 Piknometer
Merk : Pyrex
Terdiri dari 3 bagian(Tutup
piknometer, lubang piknometer,
tabung piknometer) .
Tutup piknometer
digunakan untuk mempertahankan
suhu dalam tabung, lubang
digunakan untuk benda uji yang
menuju tabung, gelas atau tabung piknometer digunakan untuk mengukur
benda uji yang dimasukkan kedalam piknometer terbuat dari kaca dengan
kapasitas 600ml.

b) Timbangan

Gambar 2.4.2 Timbangan


Digunakan untuk menimbang berat uji, bermerek : Excellent, timbangan
terbuat dari stanless yang memiliki kapasitas 10kg dengan ketelitian 0,1 %
dari berat contoh.

c) Tongkat Pemadat

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

Gambar 2.4.3 Tongkat Pemadat


Digunakan untuk memadatkan bahan contoh dalam cetakan kerucut pasir,
terbuat dari bahan logam, lapisan bawah berbentuk lingkaran, ukuran diameter
tongkat pemadat sekitar 3cm, tongkat pemadat memiliki tinggi sekitar 15 cm.

d) Cetakan Kerucut Pasir

Gambar 2.4.4 Cetakan Kerucut Pasir


Digunakan untuk mengetahui kondisi agregat halus sudah atau tidaknya
SSD, kerucut pasir berbentuk kerucut yang terbuat dari bahan logam,
memiliki tinggi sekitar 7 cm, alasnya berbentuk lingkaran.

e) Oven

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

Gambar 2.4.5 Oven


Oven digunakan untuk mengeringkan agregat halus, bermerek : controls
(milano – italy ), oven memiliki bentuk kubus dengan luasan dimensi
59cm×59cm, dan memiliki pengaturan suhu (110±5)˚C, diimpor dari Los
Angeles, oven memiliki sifat tahan panas dalam jangka waktu lama.

e) Wadah

Gambar 2.4.6 Talam


Wadah atau talam digunakan untuk menampung agregat halus,terbuat dari
bahan logam yang tahan panas dan tahan karat,alas talam berbetuk persegi.

2.4.4 BAHAN UJI


1. Pasir 1

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

Gambar 2.4.7 Pasir


2. Pasir 2

Gambar 2.4.8 Pasir 2

2.4.5 PROSEDUR PRAKTIKUM


a) Mengeringkan agregat halus yang jenuh air sampai memperoleh kondisi
kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik.Memasukkan pada contoh
pada “metal sand cone mold”. Memadatkan benda uji dengan tongkat pemadat
(temper). Jumlah tumpukan adalah 25 kali. SSD diperoleh, jika cetakan
diangkat, butiran-butiran pasir longsor atau runtuh.
b) Memasukkan contoh agregat halus sebanyak 500 gram kedalam piknometer.
Mengisi piknometer dengan air sampai 90% penuh. Membebaskan
gelembung-gelembung udara dengan cara menggoyang-goyangkan
piknometer. Merendam piknometer dengan temperatur air 25C selama 24 jam.
Menimbang berat piknometer yang berisi contoh dan air=C.
c) Memisahkan contoh benda uji dari piknometer dan mengeringkannya pada
suhu( 110+5) C (Menyelesaikan langkah ini harus dalam waktu 24 jam atau 1
hari), kemudian menimbang benda uji setelah dingin=E.
d) Menimbang berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi
pada temperatur 25˚C dengan ketelitian 0,1 gram=D.

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

2.4.6 PERHITUNGAN

E
Apparent Spesific Gravity =
(E+ D−C)
E
Bulk Spesific Gravity Kondisi Kering =
(B+ D−C )
B
Bulk Spesific Gravity Kondisi SSD =
(B+ D−C )
(B−E)
Persentase (%) penyerapan (absorption) = x 100%
E
Dimana :
A= Berat piknometer
B= Berat contoh kondisi SSD (500 gram)
C= Berat piknometer + contoh + air
D= Berat piknometer + air
E= Berat contoh kering

Keterangan :
Spesific Gravity = Berat jenis
Apparent Spesific Gravity = Berat jenis semu
Bulk Specific Gravity = Berat jenis curah

Diketahui :

Contoh 1
A=162 gram
B=500 gram
C=968 gram
D=660 gram
E=490 gram
 Apparent Spefic Gravity (Berat jenis semu)
E
=
(E+ D−C)
490
= = 2,692
(490+660−968)
 Bulk Spesific Gravity Kondisi Kering (Berat jenis curah kondisi kering)

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
E
=
(B+ D−C )
490
= = 2,5
(500+660−968)
 Bulk Spesific Gravity Kondisi SSD (Berat jenis curah kondisi SSD)

B
=
(B+ D−C )
500
= = 2,6
(500+660−968)
 Persentase Absorbsi Air (Penyerapan air)

(B−E)
= × 100 %
E
(500−490)
= ×100 % = 0,8%
490
Contoh 2

A=162 gram
B=500 gram
C=972 gram
D=660 gram
E=498 gram
 Apparent Spefic Gravity (Berat jenis semu)

E
=
(E+ D−C)
498
= = 2,677
(498+660−972)
 Bulk Spesific Gravity Kondisi Kering (Berat jenis curah kondisi kering)

E
=
(B+ D−C )
498
= = 2,6
(500+660−972)
 Bulk Spesific Gravity Kondisi SSD (Berat jenis curah kondisi SSD)
B
=
(B+ D−C )

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
500
= = 2,7
(500+660−972)
 Persentase Absorbsi Air

(B−E)
= × 100 %
E
(500−498)
= ×100 % = 0,41%
498
2.4.7 PENGAMATAN
Berat jenis adalah rasio antara padat, dan massa air dengan yang sama pada yang
sama suhu pula. Agregat dibedakan menjadi 3 yaitu agregat normal yang berat jenisnya 2,5
sampai 2,7, agregat berat yang berat jenisnya ≥2,8, berat jenis ringan yang berat jenisnya
kurang dari 2.
Pada praktikum analisis spesific gravity dan penyerapan agregat halus memerlukan
bahan agregat halus sebanyak 500 gram untuk 1 sampel, dan memerlukan alat ( timbangan,
piknometer, cetakan kerucut pasir, dan tongkat pemadat ). Tongkat pemadat dan cetakan
kerucut pasir ( metal sand and cone mold) digunakan untuk mengetahui keadaan agregat
halu sudah SSD atau tidaknya dengan cara memasukkan bahan uji atau agregat halus dan
mengisinya dimulai dari 1/3,kemudian 2/3, dan 3/3 dengan memadatkannya setiap lapisan
dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali agar tidak ada rongga didalam metal sand cone
jika bahan uji sudah masuk semua dalam metal sand cone , kemudian alat cetakan kerucut
diangkat terlihat ada pasir yang runtuh ini menandakan bahwa pasir dalam keadaan SSD.
Piknometer digunakan untuk membebaskan gelembung-gelembung udara , timbangan
digunakan untuk menimbang atau mengukur berat piknometer, berat agregat halus SSD,
berat piknometer + air + berat contoh, berat piknometer+air. Semakin banyak jumlah
agregat halus yang SSD dibanding yang kering, semakin besar persentase penyerapan
absorbsi air. Dalam menganalisis spesific gravity dan penyerapan agregat halus memiliki
standar ketentuannya. Sesuai dengan ketentuan ACI EI-99 yaitu nilai spesific gravity 2,3-
2,9 dan persentase penyerapan air 0-8%.
Dalam analisa pengujian spesifik gravity ada kemungkinan kesalahan terjadi yang
disebabkan oleh alat maupun praktikan yaitu jumlah pasir yang terbuang.

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

2.4.7 KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan dan penyerapan agregat halus rata-rata diperoleh :
Apparent Spesific Gravity 2,68
Bulk Spesific Gravity Kondisi Kering 2,55
Bulk Spesific Gravity Kondisi SSD 2,65
Persentase (%) penyerapan (absorption) 0,61%
Dari penelitian, diketahui apparent spesific gravity benilai 2,68 memenuhi syarat
SNI, Bulk Spesific Gravity Kondisi Kering bernilai 2,55 , Bulk Spesific Gravity Kondisi
SSD bernilai 2,65 , Persentase (%) penyerapan (absorption) 0,61 % sesuai dengan SNI dan
ACI EI-99 yaitu nilai spesifik gravity 2,3-2,9 dan persentase absorbsi air 0-8%. Dan tujuan
analisa spesific gravity dan penyerapan untuk menentukan “Bulk dan Apparent” specific
gravity dan penyerapan (absorption) dari agregat halus. Nilai ini diperlukan untuk
menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam adukan beton. Semakin rendah
nilai spersific gravity agregat halus akan membuat banyak pori pada beton , dan semakin
tinggi akan membuat beban mati besar dengan pori sedikit.

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

ANALISIS SPESIFIC GRAVITY AGREGAT HALUS

2. Uji SSD dengan


1. Menghamparkan menumbukkan
pasir untuk
metal sand cone
mendampatkan
kondisi SSD mould sebanyak
25 kali tiap 1/3
lapisannya.

4. memasukkan
3. Menimbang benda
benda uji kedalam
uji.
piknometer.

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

5. Masukkan air dan


menggoyangkan
piknometer untuk
melepaskan
gelembung udara.

6. Mengeringkan
7. Menimbang pasir
pasir dengan suhu
yang sudah oven.
110˚C

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
DAFTAR PUSTAKA

SNI-1970.,2008; cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.,BSN

ASTM C 128-07A; test method for density, relative density ( spesific gravity ), and
absorption of fine aggregate.

Nugraha, Paul. Antoni. 2007.Teknologi Beton Dari Material Pembuatan ke Beton Kinerja
Tinggi. Yogyakarta: civi ANDI OFFSET.

KELOMPOK 9 KELAS C

Anda mungkin juga menyukai