Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], Vol.

1 (1): 43-54
DOI: https://doi.org/10.29244/jskpm.1.1.43-54
Copyright (c) 2017 Departemen SKPM
http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm
ISBN: 2338-8021; E-ISSN: 2338-8269

PARTISIPASI PETANI DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI


INFORMASI PADA PROGRAM AGROPOLITAN BELIMBING
DI BOJONEGORO

(Farmer’s Participation in Using Information Technology on Starfruit


Agropolitan Program in Bojonegoro)
Surya Kinanti1) dan Siti Amanah1)
1)
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor, Darmaga Bogor 16680, Indonesia
Email: suryakinanti10@gmail.com; siti_amanah@apps.ipb.ac.id

ABSTRACT
Information and Communication Technology (ICT) can be utilised to support agribusiness for farmers.
Agropolitan starfruit program in Bojonegoro provides ICT for farmers to be used in strengthening their starfruit
agribusiness. The research aims were to analyze farmer’s participation in the utilise of ICT. The research site
was in Ngringinrejo Starfruit Village, Kalitidu Sub District, Bojonegoro District, East Java. A number of 50
farmers were randomly selected as sample respondents from 104 farmers. The research results showed that the
farmers have not intensively used the ICT. This relates to the limited training and facilitation about ICT for
farmers. There is a significant positive correlation between level of farmer’s participation and the use of
information technology to support the starfruit agribusiness. Training on ICT for farming business followed by
appropriate facilitation need to be done to strengthen farmers knowledge and skills in ICT.

Keywords: support agribusiness, limited training, limited facilitation

ABSTRAK

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan salah satu aspek untuk mendukung agribisnis untuk
petani. Program Agropolitan belimbing di Bojonegoro menyediakan fasilitas TIK bagi petani untuk mendukung
usaha. Penelitian bertujuan menganalisis tingkat partisipasi petani dalam pemanfaatan TIK. Penelitian dengan
metode survei ini dilaksanakan di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur. Sebanyak
50 petani peserta program dipilih secara acak dari 104 petani. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa petani
tidak secara intensif menggunakan TIK. Hal ini berhubungan dengan terbatasnya pelatihan dan fasilitas tentang
TIK untuk petani. Hal ini terdapat korelasi positif yang nyata antara partisipasi petani terhadap program
agropolitan dengan tingkat pemanfaatan TIK. Diperlukan pelatihan TIK untuk usaha tani yang diikuti oleh
kebutuhan fasilitas yang memadai dalam memperkuat pengetahuan dan keterampilan dalam TIK.

Kata kunci: mendukung agribisnis, terbatasnya pelatihan, terbatasnya fasilitas

PENDAHULUAN Kabupaten Bojonegoro mempunyai potensi


hortikultura yang unggul yaitu Belimbing, Salak,
Program Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Bawang Merah. Belimbing merupakan salah
dari Dinas Pertanian Jawa Timur satu produk hortikultura yang spesifik dihasilkan
bertujuan memfasilitasi pengembangan dan di Kecamatan Kalitidu khususnya Desa
pemantapan kawasan agropolitan berbasis Ngringinrejo dan Mojo. Belimbing sudah
komoditas unggulan lokal yang dikembangkan dibudidayakan pada areal perkebunan khusus
melalui mata rantai agrobisnis hulu, on sehingga lebih berpotensi untuk dikembangkan
farm (budi daya), hilir (agroindustri), dan usaha menjadi kawasan wisata baru dengan design
jasa pendukungnya yang kuat dan terpadu. Agrowisata.

Juli 2018 43
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

Sesuai dengan visi Kabupaten Bojonegoro tahun pasar. Informasi pemasaran, peluang pasar dan
2009-2013 yaitu kebangkitan menuju harga pasar input maupun output pertanian
Bojonegoro yang sejahtera, madani dan berdaya sangat penting untuk efisiensi produksi secara
saing. (Perda No. 13 Tahun 2008). Didukung ekonomi sebagai upaya meningkatkan daya
oleh penetapan kawasan Agropolitan saing.
berdasarkan keputusan Bupati Bojonegoro No.
188/183A/KEP/412.12/2008 serta penetapan Desa Ngringinrejo merupakan salah satu desa di
lokasi kawasan Agropolitan sesuai keputusan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro
Gubernur No. 520/8821/202.2/2010. Pemerintah yang lokasinya merupakan tempat Agropolitan
Kabupaten Bojonegoro menetapkan 3 kecamatan belimbing yang baru saja diresmikan oleh
sebagai wilayah Agropolitan di Bojonegoro Pemerintah Bojonegoro. Desa yang memiliki
yaitu Kapas, Dander dan Kalitidu (KADEKA). potensi Agropolitan dengan berbasis teknologi
informasi (internet) memberikan daya tarik bagi
Selain mengembangkan keunggulan lokal peneliti untuk mengetahui dan menganalisis
program Agropolitan juga dapat didukung oleh lebih lanjut terkait tingkat partisipasi petani
perkembangan teknologi informasi dan belimbing dalam pemanfaatan teknologi
komunikasi yang sangat pesat dan perannya informasi dan komunikasi. Partisipasi petani
dalam kehidupan sehari-hari dapat dirasakan yang telah disebutkan diatas menjadi indikator
dalam berbagai bidang kegiatan kehidupan untuk mengukur keberhasilan rencana
manusia, termasuk pada bidang pertanian. pemerintah yang bertujuan untuk membuat desa
Pembangunan pertanian dan perdesaan mandiri dengan mengandalkan potensi yang
menyinergikan aplikasi teknologi informasi dan dimiliki wilayah. Oleh karena itu, diperlukan
komunikasi dengan kegiatan komunikasi inovasi penelitian untuk menganalisis “keterkaitan
pertanian akan membuka peluang yang seluas- partisipasi petani dalam pemanfaatan teknologi
luasnya dan meningkatkan akses petani terhadap informasi dan komunikasi pada Program
informasi inovasi pertanian yang dibutuhkannya Agropolitan Belimbing di Bojonegoro?”
untuk meningkatkan kualitas dan memperkuat
posisi dalam menjalankan usahatani. Teknologi informasi dan komunikasi belum
dapat dimanfaatkan oleh petani dalam
Berkembang pesatnya teknologi informasi dan mendukung kinerja agribisnis. Hal ini terlihat
komunikasi tidak sejalan dengan kemampuan dari banyaknya aspek yang disebabkan dari
dan partisipasi petani dalam kegiatan pertanian. dalam diri dan dari lingkungan sekitar petani
Partisipasi merupakan faktor penentu sekaligus sehingga perlu dianalisis faktor faktor apa saja
sebagai indikator keberhasilan pembangunan. yang berhubungan dengan keterlibatan petani
Seberapa kerasnya usaha pemerintah dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang
membangun, jika tidak melibatkan serta telah disediakan untuk mendukung kegiatan
menumbuhkan partisipasi serta tidak didukung usahatani serta apakah partisipasi petani pada
oleh petani, maka tingkat keberhasilan program Agropolitan sudah terwujud ?
pembangunan dan keberlanjutan program Secara rinci pertanyaan penelitian meliputi :
pembangunan akan berbeda dengan kondisi jika 1. Bagaimana hubungan karakteristik diri dan
petani ikut berpartisipasi. Hal ini terlihat dari sosial petani (umur, lama pendidikan, jenis
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Triani kelamin, kepemilikan sarana, motivasi,
(2011) yang menyatakan bahwa petani dalam tingkat kekosmopolitan dan keterlibatan
pemanfaatan sumber informasi relatif rendah petani dalam kelompok) dengan tingkat
sekitar 38,1% hanya mendapatkan informasi dari partisipasi petani pada program Agropolitan
petugas lapang saja dan tidak memanfaatkan di Desa Ngringinrejo ?
sumber informasi lain seperti media cetak, 2. Bagaimana hubungan karakteristik usahatani
elektronik atau tokoh masyarakat, sedangkan (luas penguasaan lahan dan kepemilikan
partisipasi petani dalam menyebarkan inovasi modal) dengan tingkat partisipasi petani pada
tergolong tinggi yaitu 52,38%. Memanfaatkan program Agropolitan di Desa Ngringinrejo ?
teknologi informasi yang tersedia, petani dapat 3. Bagaimana hubungan tingkat partisipasi
memutus hubungan dengan tengkulak yang dengan tingkat pemanfaatan teknologi
sering memberikan harga jauh di bawah harga informasi dan komunikasi petani

44 Juli 2017
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

(pengetahuan, penerimaan dan respon serta terhadap informasi melalui hubungan mereka
penerapan) pada program Agropolitan di dengan berbagai sumber informasi yang
Desa Ngringinrejo ? dibutuhkan. Menurut Mosher (1978) dalam
Mulyandari (2011), keterbukaan seseorang
PENDEKATAN TEORITIS berhubungan dengan penerimaan perubahan-
perubahan seseorang untuk meningkatkan
Agropolitan kualitas kegiatan usahatani mereka. Tingkat
kekosmopolitan dicirikan diantaranya dengan
Agropolitan berdasarkan Undang-Undang aktivitasnya ke luar sistem sosial, misalnya pergi
Nomor 26 Tahun 2007 pasal 1 ayat 24 tentang ke luar sistem sosial (ke luar desa), berinteraksi
Penataan Ruang, kawasan agropolitan adalah dengan pihak luar sistem sosial (tamu), atau
kawasan yang terdiri dari satu atau lebih pusat kontak dengan lembaga penelitian, keterdedahan
kegiatan pada wilayah pedesaan sebagai sistem terhadap teknologi informasi dan komunikasi,
produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik.
alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya
keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis. Komunikasi
Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA)
pada prinsipnya bukan merupakan kegiatan yang Kemampuan atau kecakapan mengetahui,
bersifat exclusive tetapi lebih bersifat mengerti, menggunakan, dan menganalisis
complement terhadap 3 (tiga) agenda prioritas sesuatu yang dipelajari, kemampuan
pembangunan di Jawa Timur, tahun 2009 – mengembangkan kreasi baru dan menilai setelah
2014, yaitu meningkatkan percepatan dan mempelajari sesuatu adalah termasuk dalam
pemerataan pertumbuhan ekonomi yang unsur perilaku yang berhubungan dengan
berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui mengingat suatu materi (Hickerson dan
pengembangan agroindustri/ agrobisnis, serta Midletonm 1975) dan kemampuan
pembangunan dan perbaikan infrastruktur mengembangkan intelegensia. Unsur-unsur
terutama pertanian di perdesaan, memperluas perilaku ini dapat dimasukkan dalam golongan
lapangan kerja, meningkatkan efektifitas asek perilaku pengetahuan (knowledge
penanggulangan kemiskinan, memberdayakan behavior). Unsur pengetahuan terdiri dari
ekonomi rakyat, terutama wong cilik dan knowledge (pengetahuan), comprehension
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan (pemahaman), application (aplikasi), analysis
memelihara kualitas dan fungsi lingkungan (analisis), syntesis (syntesis) dan evaluation
hidup serta meningkatkan perubahan (evaluasi).
pengelolaan sumber daya alam dan penataan
ruang (http://agropolitan-jatim.net.,2011). Unsur selanjutnya adalah afektif (sikap mental).
Sikap berhubungan dengan latar belakang dan
Karakteristik Diri dan Sosial Petani karakteristik individu yang bersangkutan. Lima
kategori diurutkan mulai dari perilaku yang
Faktor sosial ekonomi yang dipelajari dalam sederhana hingga yang paling kompleks.
penelitian ini dimasukkan dalam variabel • Receiving yaitu kemampuan untuk
karakteristik diri dan sosial yang terdiri atas menunjukkan atensi dan penghargaan
umur, pendidikan, kepemilikan sarana teknologi terhadap orang lain.
informasi dan komunikasi, lama menggunakan • Responding yaitu kemampuan berpartsipasi
sarana teknologi informasi, dan luas penguasaan aktif dalam pembelajaran dan selalu
lahan. termotivasi untuk segera bereaksi dan
mengambil tindakan atas suatu kejadian.
Dua indikator yang dapat menunjukkan • Valuing yaitu kemampuan menunjukkan
karakteristik individu yang berkaitan dengan nilai yang dianut untuk membedakan mana
interaksi dengan lingkungan sosial adalah yang baik dan kurang baik terhadap suatu
tingkat kekosmopolitan dan keterlibatannya obyek dan nilai tersebut diekspresikan dalam
dalam suatu kegiatan kelompok. Tingkat perilaku.
kekosmopolitan adalah keterbukaan petani

Juli 2017 45
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

• Organizing yaitu kemampuan membentuk Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (UU


sistem nilai dan budaya organisasi dengan SP3K) untuk memberdayakan pelaku utama
mengharmonisasikan perbedaan nilai. demi menciptakan lingkungan usaha yang
• Characteristic by value yaitu kemampuan kondusif dan meningkatkan kesadaran petani
mengendalikan perilaku berdasarkan nilai akan pentingnya informasi. Partisipasi
yang dianut dan memperbaiki hubungan merupakan faktor penentu sekaligus sebagai
intrapersonal,interpersonal dan sosial. indikator keberhasilan pembangunan. Seberapa
kerasnya usaha pemerintah membangun, jika
Winkel (1989) mengemukakan ranah tujuan tidak melibatkan serta menumbuhkan partisipasi
instruksional di bidang psikomotor ada tujuh serta tidak didukung oleh petani, maka tingkat
yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan yang keberhasilan pembangunan dan keberlanjutan
terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang program pembangunan akan berbeda dengan
kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kondisi jika petani ikut berpartisipasi.
kreativitas.

Partisipasi

Partisipasi masyarakat menurut Soemarto (2009)


adalah proses ketika warga sebagai individu
maupun kelompok sosial dan organisasi,
mengambil peran serta ikut mempengaruhi
proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan kebijakan yang langsung
mempengaruhi kehidupan mereka. Partisipasi
tidak hanya bagaimana petani bisa ikut serta
dalam penyuluhan, tetapi partisipasi adalah
bagaimana agar mereka dapat turut serta dalam
merancang kegiatan dan memiliki kesempatan
untuk mempengaruhi keputusan dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Cohen Gambar 1 Kerangka penelitian
dan Uphoff (1980) menyatakan bahwa
partisipasi yang diharapkan dari masyarakat Hipotesis Penelitian
dalam kegiatan pembangunan adalah partisipasi 1. Diduga terdapat hubungan antara
dalam pengambilan keputusan pada perencanaan karakteristik diri dan sosial petani dengan
kegiatan, pelaksanaan, memperoleh hasil dan tingkat partisipasi.
evaluasi kegiatan. 2. Diduga terdapat hubungan antara
karakteristik usahatani dengan tingkat
Kerangka Pemikiran partisipasi.
3. Diduga terdapat hubungan antara tingkat
Program Pengembangan Kawasan Agropolitan partisipasi dengan tingkat pemanfaatan
dari Dinas Pertanian Jawa Timur TIK.
bertujuan memfasilitasi pengembangan dan
pemantapan kawasan agropolitan berbasis
komoditas unggulan lokal. Sasaran METODE PENELITIAN
pengembangan kawasan agropolitan adalah
pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis, Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah
pengembangan komoditas unggulan pertanian, pendekatan kombinasi kuantitatif dan
pengembangan kelembagaan petani dan pendekatan kualitatif. Pengambilan data
penyedia jasa pertanian, serta pengembangan dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama
sarana dan prasarana penunjang. adalah pengambilan data melalui kuesioner yang
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor dibagikan kepada responden dan tahap kedua
16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan dengan indeep interview pada informan.
Penentuan responden dipilih menggunakan

46 Juli 2017
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

rumus Slovin dengan populasi petani sebanyak Populasi Desa Ngringinrejo pada tahun 2015
104 orang. Sehingga responden yang didapatkan sejumlah 1971 jiwa yang terdiri dari laki-laki
yaitu 50 orang. sebanyak 990 jiwa dan perempuan sebanyak 981
jiwa. Penduduk tersebut tersebar di 3 dusun,
Penelitian dilakukan di Desa Ngringinrejo, yakni Dusun Mejayan yang terdiri dari 5 RT dan
Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. 2 RW, Dusun Ngringin yang terdiri dari 4 RT
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan dan 2 RW, dan Dusun Margorejo yang terdiri
data sekunder. Data primer diperoleh melalui dari 2 RT dan 1 RW. Berdasarkan pendidikan,
pengamatan langsung di lapangan dan juga dapat dikatakan bahwa penduduk desa ini
melalui wawancara terstruktur dengan para memiliki tingkat pendidikan yang rendah karena
responden yang telah dipilih, sedangkan data masih banyaknya proporsi penduduk yang hanya
sekunder diperoleh dari berbagai literatur dan tamatan SD/sederajat.
sumber pustaka yang dapat digunakan untuk
berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan Kondisi wilayah di desa Ngringinrejo memang
masalah yang diteliti. sangat mendukung untuk mencari nafkah di
bidang swasta sebelum akhirnya dengan
Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya diresmikannya Agropolitan belimbing. Saat ini
diolah melalui proses pengolahan data. Proses mata pencaharian penduduk mulai beralih
pengolahan data ini meliputi proses pembuatan menjadi petani di tanahnya sendiri yang berada
kode, pemberian skor, dan memasukkan data di kawasan Agropolitan belimbing.
(entry) ke dalam Microsoft Excel 2007 dan
diolah menurut statistik deskriptif dan Karakteristik diri dan sosial petani
inferensial. Tabulasi Silang digunakan untuk
menyajikan data tentang karakteristik individu, Karakteristik diri dan sosial merupakan ciri
karakteristik usahatani, tingkat partisipasi dan seorang petani yang membedakan dirinya
tingkat pemanfaatan TIK. Uji Korelasi Rank dengan orang lain dalam berinteraksi dengan
Spearman dilakukan untuk menganalisis lingkungan sekitarnya. Umur responden berkisar
hubungan antara tingkat partisipasi petani dalam antara 15-64 tahun yang termasuk pada kategori
pemanfaatan TIK pada Program Agripolitan. produktif. Kisaran umur yang telah ditentukan
Analisis data secara kualitatif digunakan untuk berdasarkan kategori pemerintah (BPS 2010).
memaknai hasil olahan data kuantitatif. Umur seorang petani sangat menentukan
keterkaitannya dalam hal memanfaatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN teknologi informasi dan komunikasi untuk
mendukung adanya program Agropolitan yang
Gambaran Umum Wilayah Penelitian berada di Desa Ngringinrejo. Berikut disajikan
pada Tabel 1 mengenai karakteristik diri dan
Desa Nginginrejo merupakan salah satu desa sosial petani di Desa Ngringinrejo.
yang berada di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten
Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Secara Lama pendidikan yang telah ditempuh berupa
geografis Desa Ngiringinrejo memiliki luas tahun sukses pendidikan formal seorang petani.
wilayah sebesar 166.065 Ha dengan kondisi desa Lama pendidikan petani di kawasan Agropolitan
digunakan untuk perkebunan perorangan berupa belimbing sebanyak 44% petani memperoleh
kebun belimbing (Averhoa carambola L.) seluas pendidikan selama 7-12 tahun (SMP-SMA), lalu
20.4 Ha dan sawah irigasi seluas 80.3 Ha. Selain 32% petani memperoleh pendidikan selama 0-6
itu diperuntukkan sebagai lahan pekarangan tahun (SD) dan sisanya yaitu 24% telah
40.3 Ha, luas ladang 39.5 Ha, luas pemakaman memperoleh pendidikan lebih dari 12 tahun
1.7 Ha, luas prasarana umum lainnya sebesar 1.3 (Perguruan Tinggi). Data ini berbeda dengan
Ha. Adapun batas-batas geografisnya: sebelah data yang diberikan oleh desa dimana mayoritas
utara adalah Desa Mojo, sebelah selatan adalah penduduk hanya lulus Sekolah Dasar. Alasan
Desa Leran, sebelah barat adalah Desa yang ditemukan adalah sebagian besar petani
Pungpungan, dan sebelah timur adalah Desa berhenti sekolah pada masa Sekolah Dasar dan
Padang. langsung memutuskan bekerja.

Juli 2017 47
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

Tabel 1 Karakteristik diri dan sosial petani di Tingkat motivasi petani tinggi yaitu untuk
Desa Ngringinrejo Tahun 2015 memenuhi kebutuhan hidup dan menjalin
No Unsur Karakteristik Diri Jumlah Persentase kerjasama dengan pihak luar untuk
dan Sosial Petani (orang) (%) mempermudah promosi dan meningkatkan
1 Umur (tahun) penjualan. Tingkat kekosmopolitan petani tinggi
a.Poduktif 47 94 sehingga interaksi dapat terjadi baik dengan
(15- 64)
b.Non Produktif 3 6 pihak lain di luar sistem sosialnya maupun di
( <15 dan > 64 ) dalam sistem sosialnya. Aktivitas ke luar sistem
Total 50 100
sosial, seperti pergi ke luar sistem sosial (ke luar
2 Lama Pendidikan
a.Rendah (0-6 tahun) 16 32 desa), berinteraksi dengan pihak luar sistem
b.Sedang (7-12 tahun) 22 44 sosial (tamu), atau kontak dengan lembaga
c.Tinggi (> 12 tahun) 12 24
penelitian, keterdedahan terhadap teknologi
Total 50 100 informasi dan komunikasi baik.
3 Jenis Kelamin
a.laki-laki 32 64
b.Perempuan 18 36 Persebaran tingkat kekosmopolitan petani tinggi
Total 50 100 yaitu berada sebanyak 64%. Hal ini dibuktikan
4 Kepemilikan Sarana dengan seringnya petani keluar masuk desa
Teknologi Informasi
a.Sedikit 33 66 dalam sebulan, dan juga sering menerima tamu
(hanya TV dan HP) untuk membahas mengenai pemasaran dan
b.Sedang 12 24
(TV, HP, Smarthphone)
pemesanan produk terutama buah belimbing.
c.Banyak 5 10 Petani juga aktif mencari informasi baik pada
(> 3 Sarana) media, internet bahkan penyuluh. Keterlibatan
Total 50 100
5 Motivasi
petani dalam kelompok tergolong aktif dalam
a.Rendah (skor 9-20) 13 26 kelompok tani maupun kelompok sadar wisata.
b. Sedang (skor 21-32) 16 32
c. Tinggi (skor 33-45) 21 42
Partisipasi Petani
Total 50 100
6 Tingkat Kekosmopolitan Tipologi tangga partisipasi Arnstein (1969) yaitu
a.Rendah (skor <12) 14 28
b.Sedang (skor 12) 11 22 non-participation (rendah), degrees of tokenism
c.Tinggi (skor >12) 25 50 (sedang), degrees of citizen contro (tinggi).
Total 50 100 Berikut disajikan tingkat partisipasi petani pada
7 Keterlibatan Petani dalam setiap tahapan pada Gambar 2.
Kelompok 13 26
a.Tidak Aktif 37 74
b. Aktif
Total 50 100

Petani yang berjenis kelamin laki-laki lebih


mendominasi dalam menggunakan sarana dan
prasarana daripada petani berjenis kelamin
perempuan. Petani sudah lama menggunakan
sarana teknologi informasi dan komunikasi yaitu
dengan memiliki TV dan Handphone (HP)
biasa. Persebaran kepemilikan sarana teknologi Gambar 2 Tingkat partisipasi petani
informasi sebanyak 66% petani memiliki sarana
hanya handphone dan TV, 24% petani memiliki Berdasarkan Gambar 2, maka dapat diperoleh
sarana handphone, smart phone dan TV gambaran bahwa tingkat partisipasi petani pada
sedangkan sisanya yaitu 10% memiliki lebih dari tahap perencanaan sebesar 42% termasuk
tiga sarana informasi yaitu handphone, kategori sedang. Hal ini karena tidak semua
smartphone, TV dan Komputer. Hal ini karena petani ikut dalam kegiatan perencanaan hanya
sebagian besar petani hanya menggunakan HP beberapa orang saja yang menyusun
saja untuk berkomunikasi (sms dan telp). perencanaan pemerintah dengan beberapa aparat
desa dan penyuluh.

48 Juli 2017
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

Tahap pelaksanaan petani sebesar 36% telah didapat, modal yang dimiliki petani
berjumlah sama pada kategori sedang dan tinggi. mayoritas untuk membangun sarana kerja dan
Hal ini karena setiap dilakukan kegiatan rutin untuk mendukung fasilitas demi meningkatkan
hampir 50% yang ikut menghadirinya. Pada daya saing produknya. Persebaran modal petani
tahap menikmati hasil sebesar 42% petani berada pada sektor bidang produksi yaitu
memanfaatkan teknologi informasi dan sebanyak 44%. Petani di kawasan Agropolitan
komunikasi dengan tujuan untuk pengetahuan, belimbing pada umumnya memilih untuk
berbagi informasi dan hiburan. Selain itu juga menempatkan modal mereka pada sektor bidang
beberapa petani dapat mengaplikasikan ilmu dan produksi untuk memaksimalkan hasil produksi
informasi yang mereka dapatkan dari setiap demi meningkatkan daya saing dan pendapatan.
kegiatan yang bersumber dari media, bahkan Mereka mendapatkan modal dari penyisihan
lingkungan luar. Tahap evaluasi menunjukkan hasil kebun dan dari tabungan pribadi, mereka
hasil nilai tertinggi sebesar 40%. Pada tahap tidak mengandalkan bantuan ataupun pinjaman
evaluasi tingkat partisipasi petani tergolong dari bank maupun koperasi.
rendah karena hanya sedikit petani yang
menyampaikan bagaimana hasil yang mereka Lama berusahatani petani di Desa Ngringinrejo
telah capai setelah tahap menikmati hasil pada tergolong lama yaitu lebih dari 5 tahun.
pertemuan selanjutnya. Pengalaman berusahatani didapatkan secara
turun temurun dari orang tua terdahulu bahkan
Karakteristik Usahatani ada juga pengetahuan yang didapatkan melalui
internet kemudian di aplikasikan langsung pada
Karakteristik usahatani terdiri dari luas kebun sendiri setelah berhasil kemudian pada
penguasaan lahan petani tergolong sedang, saat ada kegiatan ilmu tersebut dibagikan kepada
ketersediaan modal rendah yaitu hanya pada petani lainnya hal ini sesuai dengan model
bidang produksi. Berikut disajikan karakteristik komunikasi dua tahap yang dikenal dengan two
usahatani luas lahan, ketersediaan modal dan step flow model of communication (Schiffman
lama berusahatani berdasarkan jumlah dan and Kanuk 2007) dimana penyebara informasi
persentase pada Gambar 3. yang disampaikan melalui media massa kepada
khalayaknya tidak terjadi secara langsung (satu
tahap) melainkan melalui perantara. Di kawasan
Agropolitan belimbing semua petani yang
memiliki lahan berperan juga sebagai penggarap.
Jadi petani yang memiliki lahan dan petani itu
juga yang megolah atau menggarap lahan
mereka untuk menghemat pengeluaran. Petani di
Desa Ngringinrejo melakukan studi banding di
daerah Siwalan, kemudian membudidayakan
G
bibit yang kemudian di tanam di kebun masing
masing. Kegiatan yang dilakukan dimulai dari
proses penanaman bibit kemudian
Gambar 3 Karakteristik usahatani Desa penyemprotan, pembungkusan, pemupukan dan
Ngringinrejo Tahun 2015 pengairan.
Penggunaan saprodi di Desa Ngringinrejo masih
Pada Gambar 3, maka dapat dilihat penguasaan cenderung tergantung pada bahan – bahan kimia
luas lahan petani di Desa Ngringinrejo adalah sintetik baik berupa pupuk maupun obat –
berada pada tingkat sedang yaitu seluas 600- obatan. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan
1000 m2 , Sebagian besar petani memiliki lahan yang telah terpola pada petani. Keinginan untuk
di kebun belimbing hasil dari warisan orang tua. mendapatkan hasil yang maksimal membuat
Selain warisan juga status kepemilikan lahan di petani tergantung menggunakan pupuk kimia
kebun belimbing juga sebagian besar milik sintetik, walaupun pada saat awal musim tanam
pribadi namun ada beberapa yang merupakan tetap menggunakan pupuk organik (pupuk
milik bengkok (sewa). Berdasarkan data yang kandang) yang menurut petani tidak cukup. Bila
mengandalkan pupuk organik saja hasil yang

Juli 2017 49
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

diinginkan menjadi tidak maksimal. Padahal


penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia Produktivitas tanaman belimbing teus meningkat
sintetik secara terus menerus dapat menurunkan dimana puncak panen setiap bulan April dan
kandungan hara tanah. Desember dan diperingati sebagai panen raya.
Jenis yang ditanam disebut dengan Belimbing
Pada umumnya penyemprotan dilakukan 2 kali Dewo (gede lan dowo—besar dan panjang)
dalam satu minggu atau bisa menyesuaikan dengan ukuran buah rata-rata 20-25 cm.
sesuai kebutuhan dan keadaan lingkungan Setahun, satu pohon belimbing dapat
tergantung petani masing masing kebun. Untuk menghasilkan 80-100 kg dan satu hektar lahan
masalah panen raya, biasanya satu tahun bisa ditanami sekitar 500 pohon. Selain buah yang
mencapai 3-4 kali panen raya, setiap hari dikonsumsi langsung, petani di Desa
pengunjung bisa memetik buah belimbing yang Ngringinrejo juga mebuat produk olahan dari
ada di kebun. buah belimbing seperti sirup belimbing, keripik
belimbing, kerupuk belimbing, selai belimbing,
Selain itu penggunaan pestisida dapat dodol belimbing, dan sari buah belimbing.
mengakibatkan resiko kesehatan, menurunnya Produk olahan tersebut dijual dengan berbagai
kepekaan hama, resurjensi hama, memicu macam harga mulai dari Rp 7000,00 hingga Rp
terjadinya ledakan hama, terbunuhnya musuh 40.000,00. Produk olahan tersebut tidak selalu
alami hama, keracunan/ kematian hewan dan tersedia karena proses pembuatan yang tidak
tanaman disekitarnya jika salah dalam menggunakan bahan pengawet maka harus
penggunaannya (Djojosumarto, 2008). Akan memesan terlebih dahulu jika ingin membeli
tetapi penggunaan pupuk organik juga produk olahan belimbing ini.
mempunyai kelemahan diantaranya yaitu
diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak Pendapatan ketika hari libur bisa berkali lipat
untuk memenuhi kebutuhan unsur hara, hara bahkan ketika hari hari tertentu bisa mencapai
yang dikandung bahan sejenis sangat bervariasi. Rp 5.000.000,00- Rp 6.000.000,00. Selain dijual
Kendala yang sering dialami adalah hama ulat di lapak lapak kebun. Biasanya buah belimbing
bulu, lalat buah dan masalah air. Ulat bulu sering diambil tengkulak dari luar kota yang sudah
mengganggu kebun mereka ketika musim menjadi langganan tetap atau bisa juga melayani
penghujan tiba maka dari itu setiap satu minggu pesanan pesanan lokal. Pada tahun baru 2014
sekali mereka melakukan penyemprotan untuk penghasilan mencapai Rp 72.000.000,00 per hari
menghilangkan ulat bulu di kebun mereka. sampai dengan pukul 12.00 WIB. Dan pada
Sebenarnya penyemprotan bukan hanya untuk tanggal merah petani dapat menjual sekitar 25 kg
menghilangkan ulat bulu saja, tetapi juga untuk sehingga penghasilan yang mereka dapatkan
merangsang bunga belimbing. Untuk sebesar Rp 25.875.000,00 sedangkan untuk hari
mengamankan buah dari hama lalat buah biasa sehari dapat menjual sekitar 10 kg dengan
biasanya petani melakukan upaya membungkus harga yang sama yaitu Rp 5000,00 sehingga
buah belimbing dengan plastik sejak buah masih penghasilan yang mereka raih sebesar Rp
berumur 1 minggu dengan tujuan agar buah 3.450.000,00. Penghasilan ini dalam tiga tahun
mereka tidak di hinggapi lalat buah. terakhir perekonomian penduduk di Desa
Masalah air terkadang merepotkan para petani. Ngringinrejo meningkat secara signifikan.
Ketika musim penghujan, air terlalu banyak
sehingga para petani harus membuat puritan Hasil kebun sebagian terjual di kebun kemudian
kecil di dalam kebun. Ketika musim kemarau sisanya biasa diambil tengkulak dari dalam kota
terkadang kekurangan air dan untuk Bojonegoro ataupun dari luar kota yang sudah
mendapatkan air, petani mengambil air dari menjadi langganan tetap. Selain dijual kepada
Sungai Bengawan Solo yang dipompa dan tengkulak, petani belimbing juga melayani
dialirkan ke dalam kebun mereka. Berhasil atau pesanan baik di dalam ataupun luar daerah.
tidaknya hasil kebun tergantung perawatan Kebun belimbing Desa Ngringinrejo merupakan
masing masing petani. Apabila kebun salah satu daerah tujuan wisata unggulan
diperlakukan secara baik pasti hasilnya akan Kabupaten Bojonegoro. Sarana dan prasarana
baik, namun apabila diperlakukan sebaliknya penunjang terus dikembangkan oleh Pemerintah
maka hasil kebun tidak maksimal. Kabupaten Bojonegoro agar menjadi Desa

50 Juli 2017
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

Wisata dan menjadi daerah tujuan wisata


domestik maupun mancanegara khususnya di
bidang agrowisata. Peluang kerjasama dengan
pihak – pihak lain terus ditingkatkan. Jalinan
kerjasama ini yang tetap dijaga oleh petani
dengan tetap konsisten memenuhi kesepakatan –
kesepakatan yang telah disusun bersama. Tidak
jarang para wisatawan yang datang langsung
memesan produk pertanian dalam jumlah yang
banyak untuk kembali diperjualbelikan di daerah
asal wisatawan sendiri.

Program Agropolitan dengan adanya jaringan


wifi yang bisa diakses siapa saja dan kapan saja Gambar 4 Tingkat pemanfaatan teknologi
jaringan tersebut dimanfaatkan oleh penduduk informasi dan komunikasi
Ngringinrejo yang sebagian besar adalah
pemuda. Hampir setiap malam mereka selalu Pada Gambar 4, terlihat bahwa pengetahuan
berkumupul di salah satu warung yang tidak jauh petani di kawasan Agropolitan belimbing Desa
dari Balai Desa untuk sekedar kumpul sambil Ngringinrejo berada pada tingkat rendah 36%.
bermain internet. Manfaat bagi pengunjung atau Namun di lapang ditemukan bahwa petani
wisatawan dengan adanya wifi di Desa mampu menganalisis bagaimana cara mencari
Ngringinrejo adalah menjadikan para pemecahan masalah dengan bertukar informasi
pengunjung semakin betah berada di lokasi dengan yang lebih mengetahui informasi.
agrowisata kebun belimbing, sehingga dengan
adanya wifi membuat agrowisata kebun Kemampuan atau kecakapan mengetahui,
belimbing Desa Ngringinrejo ini mempunyai mengerti, menggunakan dan menganalisis
nilai lebih. seseuatu yang dipelajari termasuk dalam unsur
pengetahuan. Unsur pengetahuan terdiri dari
Selain efek negatif yang ditimbulkan ada juga knowledge (pengetahuan), comprehansion
efek positif yang dirasakan oleh penduduk (pemahaman), analysis (analisis), syntesis
sekitar dengan adanya fasilitas wifi di desa (sintesis), dan evaluation (evaluasi). Penge-
mereka. Salah satunya ada warga yang berhasil tahuan petani pada tahap knowledge rendah,
memanfaatkan internet dengan menemukan yaitu sebesar 36%. Hal ini dilatarbelakangi oleh
temuan temuan yang akhirnya diterapkan atau lama pendidikan yang dilalui petani tergolong
dipakai sebagian besar petani diantaranya adalah masih rendah yaitu pada tingkat lulusan SD.
menemukan perekat bunga atau campuran bahan
organik yang disemprotkan agar bunga tidak Sikap seseorang terhadap suatu obyek berbeda-
rontok, pembasmi ulat bulu dari bahan bahan beda antara individu satu dan lainnya. Sikap
organik dan lain-lain. berhubungan dengan karakteristik individu yang
bersangkutan. Terdapat lima kategori yang
Tingkat Pemanfaatan Teknologi Informasi berurutan, yaitu receiving (penerimaan),
dan Komunikasi responding (respon), valuing (menilai),
organizing (mengorganisasikan), characteristics
Tingkat pemanfaatan teknologi informasi by valuing (karakterisasi). Sikap petani di Desa
dianalisis untuk melihat sejauh mana Ngringinrejo pada kategori penerimaan dan
pengetahuan, penerimaan dan respon serta respon petani di kawasan Agropolitan belimbing
penerapan petani dalam memanfaatkan fasilitas berada pada tingkat sedang yaitu 56%. Hal ini
yang disediakan berupa teknologi informasi di terbukti dengan salah satu responden dapat
Desa Ngringinrejo. Berikut disajikan tingkat menunjukkan kesukaan maupun ketidaksukaan
pemanfaatan teknologi informasi dan terhadap internet. Selain itu juga responden
komunikasi pada Gambar 4. mampu membentuk sebuah sistem nilai dan
budaya untuk membentuk kelompok tani dan
kelompok sadar wisata. Sama halnya dengan

Juli 2017 51
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

sikap petani dalam penerapan berdasarkan data petani dalam merencanakan dan menikmati hasil
yang diperoleh di lapang terlihat bahwa produksi dalam kegiatan berusahatani. Tingkat
penerapan petani di kawasan Agropolitan kekosmopolitan petani yang menyatakan bahwa
belimbing Desa Ngringinrejo berada pada keterdedahan informasi mengenai dunia luar
tingkat sedang, yaitu 48%. Terdapat beberapa berhubungan positif dengan tingkat partisipasi,
petani yang dapat mengaplikasikan komputer yaitu tahap pelaksanaan dan evaluasi. Petani
serta menggunakan internet sebagai media untuk dikatakan sering keluar desa dan menerima tamu
mengembangkan usahatani. serta mencari informasi secara aktif. Keterlibatan
petani dalam kelompok berhubungan positif
Perkembangan teknologi informasi dan dengan tingkat partisipasi pada tahap
komunikasi seperti internet, komputer dan HP, perencanaan dan evaluasi.
dapat digunakan sebagai media informasi dan
pengetahuan baik yang menguasai informasi dan Hubungan Karakteristik Usahatani dengan
yang tidak menguasai. Akses komunikasi digital Tingkat Partisipasi
dapat membantu meningkatkan akses terhadap
peluang pendidikan, memperbesar partisipasi Karakteristik usahatani dengan tingkat
secara langsung, meningkatkan peluang partisipasi memiliki hasil hubungan yang
perdagangan dan pemasaran, serta memperbesar beragam. Luas lahan dan kepemilikan modal
pemberdayaan petani melalui keberlanjutan tidak berhubungan dengan tingkat partisipasi
usahatani. Selain itu juga dapat memberi peluang hanya pada tahap perencanaan. Namun
yang lebih besar dan membuka selebar-lebarnya berhubungan dengan ketiga indikator tingkat
kesempatan bagi para pelaku pembangunan partisipasi yaitu pelaksanaan, menikmati hasil
pertanian, khususnya petani untuk mengakses dan evaluasi. Menjadi pemilik lahan, petani akan
informasi yang dibutuhkannya. Integrasi yang dapat berpartisipasi dalam kegiatan pelaksanaan
efektif antara teknologi informasi dan dan dapat menikmati hasil dari hasil pelaksanaan
komunikasi dalam sektor pertanian akan menuju kegiatan usahatani dengan didukung oleh
pada pertanian berkelanjutan melalui penyiapan evaluasi. Adanya lahan dan modal, petani dapat
informasi pertanian yang tepat waktu serta bertukar informasi bagaimana mengembangkan
relevan. Hal ini memberikan informasi yang usahatani mereka pada tahap pelaksanaan. Selain
tepat kepada petani pada proses pengambilan itu juga dengan adanya program Agropolitan dan
keputusan untuk meningkatkan tersedianya sarana dan prasarana teknologi
produktivitasnya. informasi berupa jaringan internet dan wifi dapat
membantu petani di kebun belimbing untuk
Hubungan Karakteristik Diri dan Sosial melakukan pemasaran pada tahap menikmati
dengan Tingkat Partisipasi hasil.

Karakteristik diri dan sosial petani dengan Luas penguasaan lahan merupakan lahan yang
tingkat partisipasi berhubungan positif namun dimiliki petani dan digunakan dalam kegiatan
tidak pada semua indikator. Baik umur dan usahatani, sehingga tidak berhubungan dengan
motivasi tidak berhubungan dengan tingkat tahap perencanaan dalam partisipasi. Modal
partisipasi. Umur seorang petani tidak berusahatani adalah barang yang digunakan
menentukan tingkat partisipasi dalam setiap sebagai dasar atau bekal untuk berusahatani
kegiatan. Semua anggota berhak mengikuti sehingga tidak berhubungan dengan tahap
kegiatan sehingga tidak berhubungan dengan perencanaan.
tingkat partisipasi.
Hubungan Tingkat Partisipasi dengan
Semakin lama tahun pendidikan yang ditempuh Tingkat Pemanfaatan Teknologi Informasi
petani maka akan semakin memperkaya ilmu dan Komunikasi
yang akan dibagikan dengan yang lainnya.
Kepemilikan sarana memiliki hubungan positif Tingkat partisipasi dengan tingkat pemanfaatan
pada tahap perencanaan dan menikmati hasil, hal teknologi informasi berhubungan positif.
ini karena dengan memiliki sarana teknologi Partisipasi petani dapat dilihat dari semua tahap
informasi dan komunikasi akan mempermudah

52 Juli 2017
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

mulai dari perencanaan, pelaksanaan, menikmati yaitu pada tahap pelaksanaan, menikmati hasil
hasil, dan evaluasi dalam sebuah program. dan evaluasi.

Tahap perencanaan dan menikmati hasil Pelaksanaan Program Agropolitan di Desa


berhubungan positif dengan tingkat pemanfaatan Ngringinrejo cukup aktif. Tergambar dari
(pengetahuan, penerimaan dan respon serta partisipasi petani dalam tahap perencanaan yang
penerapan). Hal ini karena pengetahuan sangat tergolong sedang, tahap pelaksanaan dan
penting dimiliki seorang petani agar dapat menikmati hasil yang tergolong tinggi, serta
berpartisipasi dalam semua tahapan. Pada tahap tahap evaluasi yang tergolong rendah. Dapat
pelaksanaan berhubungan positif dengan dikatakan partisipasi petani pada Program
pengetahuan, penerimaan dan respon. Agropolitan cukup beragam.
Sebaliknya pada tahapan evaluasi hanya
berhubungan positif dengan pengetahuan petani. Hubungan partisipasi petani pada Program
Agropolitan dengan tingkat pemanfaatan TIK,
SIMPULAN DAN SARAN yaitu:
a. Tahap perencanaan berhubungan dengan
Simpulan tingkat pemanfaatan TIK yaitu pengetahuan,
penerimaan dan respon serta penerapan.
Karakteristik diri dan sosial petani di Desa b. Tahap pelaksanaan dengan tingkat
Ngringinrejo mayoritas berada pada umur pemanfaatan yaitu pengetahuan dan
produktif (15-64 tahun) dan tingkat motivasi penerimaan respon.
dalam berusahatani tergolong tinggi. Laki-laki c. Tahap menikmati hasil dengan tingkat
lebih aktif menggunakan sarana TIK daripada pemanfaatan teknologi informasi yaitu
perempuan. Lama pendidikan petani berada pengetahuan, penerimaan dan respon serta
diantara 7-12 tahun. Kepemilikan sarana yang penerapan.
dimiliki petani hanya TV dan handphone.
Saran
Hubungan karakteristik diri dan sosial petani
dengan partisipasi pada Program Agropolitan, Merujuk kepada tujuan penelitian dan hasil
yaitu: penelitian serta memperhatikan faktor-faktor
a. Umur dan motivasi petani tidak berhubungan yang berhubungan dengan Program Agropolitan
dengan tingkat partisipasi dalam program disarankan agar
agropolitan. 1. Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro
b. Tingkat kekosmopolitan petani berhubungan perlu mengembangkan program promosi
positif dengan tingkat partisipasi dalam atau penyebarluasan informasi mengenai
program yaitu tahap pelaksanaan dan Program Agropolitan, disertai penyuluhan
evaluasi. mengenai peningkatan kapasitas petani dan
c. Keterlibatan petani dalam kelompok cukup fasilitator program tersebut, terutama terkait
aktif dan berhubungan dengan partisipasi TIK di Desa Ngringinrejo.
pada tahap perencanaan dan evaluasi. 2. Dinas KOMINFO perlu memastikan
d. Tingkat kepemilikan sarana TIK keteraksesan dan kemanfaatan infrastruktur
berhubungan positif dengan partisipasi petani TIK oleh petani dan memberikan
pada tahap perencanaan, pemanfaatan hasil pendampingan yang relevan dalam konteks
dan evaluasi. agribisnis belimbing. Pendampingan tersebut
e. Tingkat kekosmopolitan berhubungan dengan perlu diikuti oleh evaluasi dan tindaklanjut.
partisipasi pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi. 3. Pemerintah Daerah melalui Dinas UMKM
perlu mengembangkan pasar hasil agribisnis
Karakteristik usahatani yaitu luas penguasaan belimbing di daerah sekitar untuk menjamin
lahan petani yaitu seluas 600-1000 m2. Tingkat terserapnya hasil panen belimbing dan
kepemilikan modal berada pada sektor produksi produk olahannya.
dapat berhubungan positif dengan partisipasi

Juli 2017 53
Kinanti & Amanah / JSKPM 1(1): 43-54

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Jumlah


Penduduk di Indonesia [Internet]. Diakses
pada tanggal 16 September 2014. Tersedia
pada: http://www.bps.go.id/tab_sub view.
php?tabel=1&id_subyek=12
Djojosumarto, P. 2008. Teknik Aplikasi
Pestisida Pertanian. Yogyakarta (ID):
Kanisius.
Heckerson Francine J dan John Middleton. 1975.
Helping People Learn: A Module for
Trainers. Hawai: East West Center.
Kementerian Pertanian. 2010. Program
Dukungan Pengembangan Kawasan
Agribisnis Hortikultura. [internet].
Diakses pada tanggal 8 Mei2015.Tersedia
pada: http://hortikultura.litbang.pertanian.
go.id
Sumarto, Hetifah Sj. 2009. Inovasi, Partisipasi,
dan Good Governance: 20 Prakarsa
Inovatif dan Partisipatif di Indonesia.
Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia
Triani EN. 2011. Analisis Hubungan
Karakteristik Sosial Ekonomi
dengan Tingkat Adopsi Petani Dalam
Meng-gunakan Pupuk Organik Pada
Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.) di
Kabupaten Sumenep (Kasus Kelompok
Tani Harapan Baru di Desa Tambaagung
Tengah, Kecamatan Ambunten).
[Internet]. (diunduh pada tanggal 22
Oktober).
Winkel WS. 1989. Psikologi Pengajaran.
Jakarta (ID): Gramedia.

54 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai