Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui laporan kunjungan ini guna memenuhi syarat mengikuti Ujian
Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Mekanika Fluida, yang telah disusun oleh:

NAMA : RENI ARTATI


NIM : 21080117120003

Pada :
HARI :
TANGGAL :

Laporan ini dibuat sebagai tugas Mata Kuliah Mekanika Fluida pada Departemen
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.

Mengetahui,
Dosen
Pembimbing

Ir. Endro Sutrisno, M.S


NIP.195708311986021002
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunianya-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan
Lapangan Bendungan Logung Mekanika Fluida. Laporan ini disusun sebagai
persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Mekanika Fluida serta memenuhi
persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) pada program studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat saran,


dorongan, bimbingan, serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang
membantu terselesaikannya laporan kunjungan ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan


karunia-Nya
2. Kedua orang tua yang memberikan dukungan moril dan materiil
3. Bapak Ir. Endro Sutrisno, M.S serta Ir. Anik Sarminingsih, M.T
selaku
dosen pengampu mata kuliah Mekanika Fluida atas materi yang
diberikan
4. Teman-teman satu kelompok Laporan Mekanika Fluida atas
kerja sama dan bantuan yang diberikan
5. Teman-teman satu angkatan, Teknik Lingkungan 2017 yang telah
Memberikan motivasi dan semangat
6. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu
Dalam penyusunan Laporan ini, penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan
tersebut tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan
yang membangun.
Semarang, 6 Juni
2018

RENI ARTATI
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………….. 1
Daftar Isi…………………………………………………………... 2
Daftar Gambar…………………………………………………….. 3
Daftar Tabel……………………………………………………….. 4
I. Tujuan Penelitian
a. Waduk Diponegoro……………………………. 5
b. Dusun Thekelan……………………………….. 6
II. Tinjauan Pustaka……………………………………7
III. Metodologi Penelitian
a. Waduk Diponegoro……………………………. 8
b. Dusun Thekelan……………………………….. 9
IV. Data Pengamatan
a. Waduk Diponegoro……………………………. 10
b. Dusun Thekelan……………………………….. 11
V. Analisis Data
a. Waduk Diponegoro……………………………. 12
b. Dusun Thekelan………………………………... 13
VI. Kesimpulan………………………………………… 14
Lampiran…………………………………………………………… 15
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Zat cair dapat diangkut dari suatu tempat ke tempat lain melalui
bangunan pembawa alamiah ataupun buatan manusia. Bangunan pembawa
ini dapat terbuka maupun tertutup. Saluran yang tertutup disebut saluran
tertutup (closed conduits), sedangkan yang terbuka disebut saluran terbuka
(open channels). Sungai, saluran irigasi, selokan,  estuari merupakan
contoh saluran terbuka, sedangkan terowongan, pipa, aquaduct, gorong-
gorong, dan siphon merupakan contoh saluran tertutup.

Dalam laporan ini, akan dibahas tentang daya turbin dengan data
pipa, beda tinggi elevasi muka air dan tail race, mengevaluasi debit pipa
(debit inflow, jenis pipa, panjang pipa, diameter pipa) serta beda tinggi
sumber air dengan daerah layanan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan saluran terbuka dan saluran tertutup
2. Apa saja tipe – tipe atau klasifikasi dan tipe – tipe aliran ?
3. Apa saja persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan kasus-kasus
aliran ?
1.3      Tujuan
1. Untuk mengerti perbedaan antara open channel dengan closed conduit.
2. Untuk mengerti klasifikasi dan tipe – tipe aliran.
3. Untuk mengetahui cara menyelesaikan kasus-kasus dalam aliran.

1.4 Metode Penelitian


Dalam penyusunan makalah ini metode yang digunakan adalah
Deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
cara studi lapangan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah saluran di mana air mengalir dengan muka air
bebas. Kajian tentang perilaku aliran dikenal dengan mekanika fluida (fluid
mechanis). Hal ini menyangkut sifat-sifat fluida dan pengaruhnya terhadap
pola aliran dan gaya yang akan timbul di antara fluida dan pembatas
(dinding). Telah diketahui secara umum bahwa akibat adanya perilaku
terhadap aliran untuk memenuhi kebutuhan manusia, menyebabkan
terjadinya perubahan alur aliran dalam arah hozintal maupun vertical (Lalu
Makruf, 2001).

Definisi

Aliran dalam saluran terbuka maupun saluran tertutup yang


mempunyai permukaan bebas disebut aliran permukaan bebas (free
surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel flow). Permukaan
bebas mempunyai tekanan sama dengan tekanan atmosfir. Jika pada aliran
tidak terdapat permukaan bebas dan aliran dalam saluran penuh, aliran
yang terjadi disebut aliran dalam pipa (pipe flow) atau aliran tertekan
(pressurized flow). Aliran dalam pipa tidak mempunyai tekanan atmosfir
akan tetapi tekanan hidraulik.
gambar 1 Aliran permukaan bebas pada saluran terbuka (a), aliran permukaan bebas pada saluran
tertutup (b), dan aliran tertekan atau dalam pipa (c).

Zat cair yang mengalir pada saluran terbuka mempunyai bidang


kontak hanya pada dinding dan dasar saluran. Saluran terbuka dapat
berupa
1. Saluran alamiah atau buatan.
2. Galian tanah dengan atau tanpa lapisan penahan
3. Terbuat dari pipa, beton, batu, bata, atau material lain
4. Dapat berbentuk persegi, segitiga, trapesium, lingkaran, tapal
kuda, atau tidak beraturan.
Bentuk-bentuk saluran terbuka, baik saluran buatan maupun alamiah,
yang dapat kita jumpai diperlihatkan pada gambar berikut.

gambar 2 Bentuk-bentuk potongan melintang saluran terbuka

2.2 Saluran
Saluran dapat alamiah atau buatan. Ada beberapa macam sebutan
untuk saluran alamiah yaitu saluran panjang dengan kemiringan sedang
yang dibuat dengan menggali tanah disebut kanal (canal). Saluran yang
disangga di atas permukaan tanah dan terbuat dari kayu, beton, atau logam
disebut flum (flume). Saluran yang sangat curam dengan dinding hampir
vertikal disebut chute. Terowongan (tunnel) adalah saluran yang digali
melalui bukit atau gunung. Saluran tertutup pendek yang mengalir tidak
penuh disebut culvert. Potongan yang diambil tegak lurus arah aliran
disebut potongan melintang (cross section), sedangkan potongan yang
diambil searah aliran disebut potongan memanjang. Adapun klasifikasi
dari saluran terbuka dapat dilihat dibawah ini :
1. Saluran prismatis (prismatic channel) adalah saluran yang mempunyai
penampang dan kemiringan tetap.
2. Non prismatis (non prismatic), apabila penampang atau kemiringan
berubah-ubah sepanjang saluran.
3. Saluran bertepi kukuh (rigid boundary channel) saluran dengan dasar dan
sisinya tidak bergerak, misalnya saluran beton.
4. Saluran batas bergerak (mobile boundary channel), batas saluran terdiri
dari partikel sedimen lepas yang bergerak pengaruh air yang bergerak.
5. Saluran aluvial (alluvial channel), adalah saluran batas bergerak yang
mengangkut jenis material yang sama, batas saluran terdiri dari material
yang sama.
gambar 3 Definsi potongan melintang dan memanjang saluran

Keterangan  Gambar.
H : kedalaman aliran vertikal, adalah jarak vertikal antara titik terendah pada
dasar saluran dan permukaan air (m)
D : kedalaman air normal, adalah kedalaman yang diukur tegak lurus terhadap
garis aliran (m)
Z : adalah elevasi atau jarak vertikal antara permukaan air dan garis referensi
tertentu (m)
T : lebar potongan melintang pada permukaan air (m)
A : luas penampang basah yang diukur tegak lurus arah aliran (m2)
P : keliling basah, yaitu panjang garis persinggungan antara air dan dinding
dan atau dasar saluran yang diukur tegak lurus arah aliran
R       : jari-jari hidraulik, R = A/P (m)
D       : kedalaman hidraulik, D = A/T (m).

2.3 Tipe – Tipe dan Klasifikasi Aliran


2.3.1 Aliran Permukaan Bebas
Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe
tergantung kriteria yang digunakan. Berdasarkan perubahan kedalaman dan/atau
kecepatan mengikuti fungsi waktu, aliran dibedakan menjadi aliran permanen
(steady) dan tidak permanen (unsteady), sedangkan berdasarkan fungsi ruang, aliran
dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam (non-uniform).
Namun secara garis besar dapat dibedakan atau dikelompokkan jenis aliran adalah
sebagai berikut :
1. Aliran tunak (steady): suatu aliran dimana kecepatannya tidak
terpengaruhi oleh perubahan waktu, sehingga kecepatan konstan pada
setiap titik (tidak mernpunyai percepatan)
2. Aliran seragam (uniform): suatu aliran yang tidak terjadi perubahan baik
besar maupun arah, dengan kata lain tidak terjadi perubahan kecepatan dan
penampang Iintasan.
3. Tidak tunak : suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap
waktu.
4. Aliran tidak seragam (nonuniform) : suatu aliran yang dalam kondisi
berubah baik kecepatan maupun penampang berubah.

2.3.2 Aliran Subkritis, Kritis, dan Superkritis


Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan
kecepatan gelombang gravitasi dengan amplitudo kecil. Gelombang
gravitasi dapat dibangkitkan dengan merubah kedalaman. Jika
kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis, maka alirannya
disebut subkritis, dan jika kecepatan alirannya lebih besar daripada
kecepatan kritis, alirannya disebut superkritis.
Parameter yang menentukan ketiga jenis aliran tersebut adalah
nisbah antara gaya gravitasi dan gaya inertia, yang dinyatakan dengan
bilangan Froude (Fr). Untuk saluran berbentuk persegi, bilangan
Froude didefinisikan sebagai 

dengan           
V : kecepatan aliran (m/det)
H : kedalaman aliran (m),
G : percepatan gravitasi (m/det2)
= kecepatan gelombang dangkal
 Aliran disebut kritis apabila F=1.
 Aliran disebut Sub kritis apabila F<1.
 Aliran disebut Superkritis apabila F>1
Berdasarkan bilangan Reynold dan Froude aliran digolongkan menjadi
o Laminar subkritis F < 1, Re < 500.
o Laminar superkritis F>1, Re < 500.
o Turbulen subkritis F<1, Re > 2000.
o Turbulen superkritis F>1, Re > 2000
o Aliran kritis bila F=1 dan aliran dalam keadaan peralihan apabila
500 < Re < 2000

2.3.2 Aliran Dalam Pipa (Permukaan Tertutup)


1) Aliran laminar
Aliran laminar adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-
partikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,
partikel-partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang
halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang
bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair berperan penting dalam pembentukan
aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady maksudnya alirannya tetap. “Tetap”
menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan
aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi
turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang
viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk
sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran
laminar tidak stabil dan berubah menjadi aliran turbulen. Bisa diambil kesimpulan

gambar 4 Aliran laminer


mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu: fluida bergerak mengikuti garis lurus,
kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida teratur
antara satu dengan yang lain.

2) Aliran turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak
laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu
dengan yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya
keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida
tinggi, panjang skala aliran besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran
turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang
menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh
penampang aliran.

gambar 5 Aliran turbulen

Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka
tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini
dihitung dengan persamaan reaksi tersebut.

Re = (4 v R)/ϑ
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
ϑ = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)

Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang


daripada 2000, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold
lebih besar daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000
dan 4000 aliran dapat laminer atau turbulen tergantung pada faktor-faktor lain
yang mempengaruhi.

3) Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Aliran berdasarkan bisa tidaknya dicompres :
a.       Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu mampat.
b.      Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat. 
Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
1.      Kecepatan fluida
2.      Friksi/gesekan fluida dengan pipa
3.      Viskositas/kekentalan fluida
4.      Densitas/kerapatan fluida
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1
4.2 Lokasi Waduk:
 kanDukuh :
 Kelurahan :
 Kecamatan : Tembalang
 Kabupaten : Semarang
 Propinsi : Jawa Tengah

Waduk Pendidikan Universitas Diponegoro


1) Nama sungai : Kali Krengseng / Seketak
2) Luas Daerah Tangkapan Sungai Air (DTA) : 10,24 km2
3) Panjang sungai sampai lokasi waduk : 7,52 km
4) Kemiringan rata-rata sungai : 0,0174
5) Elevasi muka air normal : +174,00 m
6) Luas genangan pada muka air normal : 13.500 m2
7) Volume genangan pada muka air normal : 102.860 m3
8) Elevasi muka air banjir (0,5 PMF) : +175,96 m
9) Luas genangan pada muka air banjir : 21.522 m2
10) Volume genangan pada muka air banjir : 122.000 m3
11) Debit banjir rencana (0,5 PMF) : 146,77m3/det

Anda mungkin juga menyukai