Telah disetujui laporan kunjungan ini guna memenuhi syarat mengikuti Ujian
Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Mekanika Fluida, yang telah disusun oleh:
Pada :
HARI :
TANGGAL :
Laporan ini dibuat sebagai tugas Mata Kuliah Mekanika Fluida pada Departemen
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Mengetahui,
Dosen
Pembimbing
RENI ARTATI
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………….. 1
Daftar Isi…………………………………………………………... 2
Daftar Gambar…………………………………………………….. 3
Daftar Tabel……………………………………………………….. 4
I. Tujuan Penelitian
a. Waduk Diponegoro……………………………. 5
b. Dusun Thekelan……………………………….. 6
II. Tinjauan Pustaka……………………………………7
III. Metodologi Penelitian
a. Waduk Diponegoro……………………………. 8
b. Dusun Thekelan……………………………….. 9
IV. Data Pengamatan
a. Waduk Diponegoro……………………………. 10
b. Dusun Thekelan……………………………….. 11
V. Analisis Data
a. Waduk Diponegoro……………………………. 12
b. Dusun Thekelan………………………………... 13
VI. Kesimpulan………………………………………… 14
Lampiran…………………………………………………………… 15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zat cair dapat diangkut dari suatu tempat ke tempat lain melalui
bangunan pembawa alamiah ataupun buatan manusia. Bangunan pembawa
ini dapat terbuka maupun tertutup. Saluran yang tertutup disebut saluran
tertutup (closed conduits), sedangkan yang terbuka disebut saluran terbuka
(open channels). Sungai, saluran irigasi, selokan, estuari merupakan
contoh saluran terbuka, sedangkan terowongan, pipa, aquaduct, gorong-
gorong, dan siphon merupakan contoh saluran tertutup.
Dalam laporan ini, akan dibahas tentang daya turbin dengan data
pipa, beda tinggi elevasi muka air dan tail race, mengevaluasi debit pipa
(debit inflow, jenis pipa, panjang pipa, diameter pipa) serta beda tinggi
sumber air dengan daerah layanan.
Definisi
2.2 Saluran
Saluran dapat alamiah atau buatan. Ada beberapa macam sebutan
untuk saluran alamiah yaitu saluran panjang dengan kemiringan sedang
yang dibuat dengan menggali tanah disebut kanal (canal). Saluran yang
disangga di atas permukaan tanah dan terbuat dari kayu, beton, atau logam
disebut flum (flume). Saluran yang sangat curam dengan dinding hampir
vertikal disebut chute. Terowongan (tunnel) adalah saluran yang digali
melalui bukit atau gunung. Saluran tertutup pendek yang mengalir tidak
penuh disebut culvert. Potongan yang diambil tegak lurus arah aliran
disebut potongan melintang (cross section), sedangkan potongan yang
diambil searah aliran disebut potongan memanjang. Adapun klasifikasi
dari saluran terbuka dapat dilihat dibawah ini :
1. Saluran prismatis (prismatic channel) adalah saluran yang mempunyai
penampang dan kemiringan tetap.
2. Non prismatis (non prismatic), apabila penampang atau kemiringan
berubah-ubah sepanjang saluran.
3. Saluran bertepi kukuh (rigid boundary channel) saluran dengan dasar dan
sisinya tidak bergerak, misalnya saluran beton.
4. Saluran batas bergerak (mobile boundary channel), batas saluran terdiri
dari partikel sedimen lepas yang bergerak pengaruh air yang bergerak.
5. Saluran aluvial (alluvial channel), adalah saluran batas bergerak yang
mengangkut jenis material yang sama, batas saluran terdiri dari material
yang sama.
gambar 3 Definsi potongan melintang dan memanjang saluran
Keterangan Gambar.
H : kedalaman aliran vertikal, adalah jarak vertikal antara titik terendah pada
dasar saluran dan permukaan air (m)
D : kedalaman air normal, adalah kedalaman yang diukur tegak lurus terhadap
garis aliran (m)
Z : adalah elevasi atau jarak vertikal antara permukaan air dan garis referensi
tertentu (m)
T : lebar potongan melintang pada permukaan air (m)
A : luas penampang basah yang diukur tegak lurus arah aliran (m2)
P : keliling basah, yaitu panjang garis persinggungan antara air dan dinding
dan atau dasar saluran yang diukur tegak lurus arah aliran
R : jari-jari hidraulik, R = A/P (m)
D : kedalaman hidraulik, D = A/T (m).
dengan
V : kecepatan aliran (m/det)
H : kedalaman aliran (m),
G : percepatan gravitasi (m/det2)
= kecepatan gelombang dangkal
Aliran disebut kritis apabila F=1.
Aliran disebut Sub kritis apabila F<1.
Aliran disebut Superkritis apabila F>1
Berdasarkan bilangan Reynold dan Froude aliran digolongkan menjadi
o Laminar subkritis F < 1, Re < 500.
o Laminar superkritis F>1, Re < 500.
o Turbulen subkritis F<1, Re > 2000.
o Turbulen superkritis F>1, Re > 2000
o Aliran kritis bila F=1 dan aliran dalam keadaan peralihan apabila
500 < Re < 2000
2) Aliran turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak
laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu
dengan yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya
keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida
tinggi, panjang skala aliran besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran
turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang
menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh
penampang aliran.
Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka
tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini
dihitung dengan persamaan reaksi tersebut.
Re = (4 v R)/ϑ
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
ϑ = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
3) Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Aliran berdasarkan bisa tidaknya dicompres :
a. Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu mampat.
b. Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat.
Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
1. Kecepatan fluida
2. Friksi/gesekan fluida dengan pipa
3. Viskositas/kekentalan fluida
4. Densitas/kerapatan fluida
BAB 4
4.1
4.2 Lokasi Waduk:
kanDukuh :
Kelurahan :
Kecamatan : Tembalang
Kabupaten : Semarang
Propinsi : Jawa Tengah