LAPORAN ANALISIS LAPANGAN MEKFLU Fasw
LAPORAN ANALISIS LAPANGAN MEKFLU Fasw
KELOMPOK :1
KELAS :A
DISUSUN OLEH:
i
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan Tugas Besar ini guna memenuhi syarat mengikuti Ujian
Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Mekanika Fluida, yang telah disusun oleh :
NIM : 21080117140045
Tugas Besar ini dibuat sebagai tugas Mata Kuliah Mekanika Fluida pada Departemen Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
ii
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya,
Laporan Analisi Lapangan Waduk Diponegoro dan Dusun Thekelan dapat diselesaikan tepat
waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Anik... dan Bapak Endro...atas bimbingannya dalam mata kuliah Mekanika
Fluida
2. Pengelola Waduk Universitas Diponegoro dan warga dusun serta perangkat dusun
Thekelan karena telah memberikan kesempatan untuk melakukan pengamatan dan
analisis di Waduk Undip dan Dusun Thekelan.
3. Orang tua yang telah memberikan banyak dukungan dan doa dalam penyusunan
laporan ini.
4. Teman-teman Teknik Lingkungan angkatan 2017 yang telah mendukung dalam
penyusunan laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya,
kami berharap laporan ini akan bermanfaat bagi para pembaca di masa yang akan datang.
iii
Daftar Isi
Halaman Judul.............................................................................................................................i
Lembar Pengesahan...................................................................................................................ii
Kata Pengantar..........................................................................................................................iii
Daftar Isi...................................................................................................................................iv
Daftar Gambar............................................................................................................................v
Daftar Tabel..............................................................................................................................vi
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Tujuan Penelitian.........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
2.1 Saluran Terbuka...........................................................................................................2
2.2 Saluran Tertutup..........................................................................................................4
2.3 Hukum-hukum yang digunakan..................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................9
3.1 Waduk Diponegoro.....................................................................................................9
3.2 Dusun Thekelan.........................................................................................................10
BAB IV....................................................................................................................................12
4.1 Waduk Diponegoro...................................................................................................12
4.2 Dusun Thekelan.........................................................................................................12
BAB V......................................................................................................................................13
5.1 Waduk Diponegoro...................................................................................................13
BAB VI....................................................................................................................................16
6.1 Kesimpulan................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
LAMPIRAN.............................................................................................................................18
iv
Daftar Gambar
v
Daftar Tabel
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
b. Aliran tak tunak (unsteady flow) merupakan aliran dalam saluran terbuka
yang memiliki kedalaman aliran berubah sesuai dengan waktu.
2. Ruang sebagai kiteria :
a. Aliran seragam (uniform flow) merupakan aliran dalam saluran terbuka
yang memiliki kedalaman aliran sama pada setiap penampang saluran.
b. Aliran berubah (non-uniform flow/varied flow) merupakan aliran dalam
saluran terbuka yang memiliki kedalaman aliran berubah sepanjang
saluran.
c. Berubah tiba-tiba (rapidly varied) aliran yang kedalaman alirannya
berubah tiba-tiba pada jarak yang cukup pendek.
d. Berubah lambat laun (gradually varied) aliran yang kedalaman alirannya
berubah lambat laun pada jarak yang relatif panjang
Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan satu (Fr=1) dan gangguan
permukaan misal, akibat riak yang terjadi akibat batu yang di lempar ke
dalam sungai tidak akan bergerak menyebar melawan arah arus
Aliran subkritis, jika bilangan Froude lebih kecil dari satu (Fr<1).
Untuk aliran subkritis, kedalaman biasanya lebih besar dan
kecepatan aliran rendah (semua riak yang timbul dapat bergerak
melawan arus).
Aliran superkritis, jika bilangan Froude lebih besar dari satu
(Fr>1). Untuk aliran superkritis, kedalaman aliran relatif lebih
kecil dan kecepatan relatif tinggi (segala riak yang di timbulkan
dari suatu gangguan adalah mengikuti arah arus).
v
Fr = √ y g
Dimana:
3
Fr = bilangan Froude
v = kecepatan aliran (m/dtk)
g = percepatan gravitasi
y = kedalaman aliran
4
akan diam (kecepatan nol) sedang yang terletak pada suatu jarak tertentu dari
dinding akan bergerak
2.2.1 Aliran Laminer dan Turbulen
Aliran viskos dapat dibedakan menjadi 2 (dua) tipe yaitu aliran
laminer dan turbulen. Dalam aliran laminer partikel-partikel zat cair bergerak
secara teratur mengikuti lintasan yang saling sejajar. Aliran ini terjadi apabila
kecepatan kecil atau kekentalan besar.
Pengaruh kekentalan sangat besar sehingga dapat meredam gangguan
yang dapat menyebabkan aliran menjadi turbulen. Dengan berkurangnya
kekentalan dan bertambahnya kecepatan aliran maka daya redam terhadap
gangguan akan berukurang sampai pada suatu batas tertentu akan
menyebabkan terjadinya perubahan aliran dari laminer ke turbulen. Pada aliran
turbulen gerak partikel zat cair tidak teratur. Aliran turbulen terjadi apabila
kecepatan besar dan kekentalan zat kecil.
Gambar 2.1 Aliran Laminer (a), Aliran Kritis (b), Aliran Turbulen (c)
2.3 Hukum-hukum yang digunakan
5
v : kecepatan aliran fluida
Konsep dasar hukum Bernoulli ini berlaku pada fluida aliran termampatkan
(compressible flow) dan juga pada fluida dengan aliran tak termampatkan
(incompressible flow). Hukum Bernoulli sebenarnya dapat dikatakan sebagai
bentuk khusus dari konsep dari mekanika fluida secara umum, yang dikenal
dengan persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa pada suatu
aliran fluida yang tertutup, banyaknya energi suatu fluida di suatu titik sama
dengan banyaknya energi di titik lain.
2.3.2 Persamaan Kontinuitas
dimana :
m = massa(kg)
v = volume
Dimana :
ΔV= perubahan volume
Δt = perubahan waktu
Debit
Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat
mengalir atau dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satuan waktu. Satuan
debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m 3/s). Debit aliran juga
dapat dinyatakan dalam persamaan Q= A × v, dimana A adalah luas
6
penampang (m2) dan v adalah kecepatan aliran (m/s). Lebih jelasnya untuk
mengetahui besarnya debit air, dapat dirumuskan sebagai berikut:
V
Q=
∆t
Atau
di mana: Q= A × v
Q= debit air (m3/s atau l/s)
V= volume air (m3 atau liter)
∆t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)
Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat
dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada
gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik
dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi.
2.3.3 Persamaan Energi
Persamaan Energi menunjukkan keseimbangan energi yaitu energy
masuk sama dengan energi keluar dan dinyatakan dalam persamaan
E1 = E2
Daya
P = η ρ g h i
Dimana :
P = Daya (J/s or watts)
η = efisiensi turbin
ρ = massa jenis air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
h = head (m).
Persamaan momentum
7
Persamaan momentum mengganbarkan tahan pipa terhadap beban
dinamik yang disebabakan oleh aliran bertekanan. untuk fluida inkompresibel
momentum M (N) dirumuskan :
M = ρQv
Dimana :
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai dibangun pada tahun 2013 dengan dana hibah dari Kementerian
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, waduk dengan luas daerah
tangkapan air mencapai 10,24 kilometer persegi memiliki kedalaman sekitar 15
meter dan dapat menampung genangan air normal hingga 13.500 meter kubik.
Lokasi waduk ini dari Patung Kuda terus saja. Sampai di traffic light Jl
Sirojudin lurus saja terus dan kurang dari 1 KM jalan lurus, waduk akan terlihat di
sebelah kiri.
9
1. Mahasiswa Berkunjung Ke Waduk Diponegoro dengan bimbingan
Dari dosen Mata Kuliah yang berkaitan.
2. Mahasiswa mengamati semua bangunan yang ada di Waduk
3. Mahasiswa Menacatat Semua data yang telah didapatkan di Waduk
Diponegoro.
4. Mahasiswa membuat laporan hasil Penelitian.
5. Mahasiswa menganalisis Data penelitian.
Kondisi topografi desa Batur yaitu curah hujan 2500 mm dan suhu rata-rata
25-27oC. Desa Batur berjarak sekitar 15 Km dari kota Salatiga, 30 Km dari Ungaran,
dan 36 Km dari Magelang. Batas wilayah Kecamatan Getasan adalah sebagai berikut
10
G
11
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Tinggi Air
Bangunan Tinggi (m) Lebar (m) Panjang (m) Elevasi
(cm)
Spillway 6 1 10,6 - -
BPT - - - - + 183 m
Kolam
10 6,67 - 13, 139 +1, 75 m
Olak
+631
Intake 10,2 - - -
+ 193
Turbin - 5 4.15 - +581
BAB V
ANALISIS DATA
5.1 Waduk Diponegoro
5.1.1 Saluran Terbuka
12
Menghitung debit di atas ambang Pelimpah
Dari data yang telah di ketahui maka kita dapat menghitug debit di atas ambang
pelimpah (qc).
Diketahui :
Tinngi spillway : 1 meter
Tinggi air (Yn) : 6 cm
Lebar Spillway : 10,6 meter
Penyelesaian
Untuk menghitung qc maka pertama-tama kita menentukan Q dengan rumus :
Q = C x L x H 1,5
Dengan C dapat dihitung :
C = 2/31,5x g0,5
C = 2/31,5x 9,810,5
C = 1,703
Maka didapat :
Q = C x L x H 1,5
Q = 1,703 x 10,6 x 1
Q = 18,06 m3/s
Maka untuk menghitung debit di atas ambang maka dapat menggunakan
persamaan :
Q
qc=
B
18,06
qc =
10,6
qc =1,703 m3/ s
jadi, debit di atas ambang pada spillway adalah 1,703 m3/s
Yc = 0, 67 m
Yc =
√ 9,81
Yc = 67 cm
Yc > Yn merupakan aliran superkritis
13
Untuk menentukan tipe aliran kita menggunakan prinsip bilangan Froude
dimana :
Fr < 1 merupakan tipe aliran kritis
Fr = 1 merupakan tipe aliran subkritis
Fr > 1 merupakan tipe aliran superkritis
Untuk mendapatkan nilai Fr maka gunakan Persamaan :
v
Fr = √ y g
Dikarenakan kecepatan nya belum diketahui maka kita cari terdahulu
menggunakan persamaan :
Q =AxV
Q
V=
A
Q
V=
BXY
18,06
V=
10 ,6 X 0,06
V = 28,4 m2/s
Sehingga nilai Fr nya dapat dicari :
v
Fr =
√y g
28,4
Fr =
√ 0,06 x 9,81
Fr = 36, 88
Dikarenakan, nilai Fr nya > 1 maka aliran disekitar ambang batas adalah
aliran superkritis hal ini juga dibuktikan dengan nilai Yc > Yn
14
Q = 893,078 m3/s
Jadi, debit yang ,mengalir di turbin adalah sebesar 893,078 m3/s
-
b. Dusun Thekelan
- Saluran Tertutup
1.
15
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Debit yang mengalir pada Waduk Diponegoro adalah sebesar 1,703 m3/s
6.1.2 Hukum-hukum yang digunakan dalam perhitungan Hukum Bilangan Fraud
yang digunakan untuk menghitung tipe aliran, lalu menggunakan persamaan
q xq
debit Q = C x L x H 1,5 dan juga menggunakan peramaan Yc =
g
untuk
6.1.3 Aliran yang terjadi di waduk Diponegoro adalah aliran superkritis karena
Yc>Yn
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17