Anda di halaman 1dari 4

Jenis Teknik Pengambilan Sampel

Secara umum, teknik pengambilan sampel dibagi menjadi probability


sampling  dan non probability sampling. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut
mengenai penjabaran kedua teknik tersebut.

Probability Sampling
Probability Sampling  adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang
sama untuk terpilih menjadi sampel. Pada probability samping,  derajat
keterwakilan dapat diperhitungkan melalui peluang tertentu. Oleh karena itu,
sampel yang diambil menggunakan teknik probability sampling dapat
digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi. Macam-macam
teknik sampling  ini meliputi :

 Simple Random Sampling


Teknik  random sampling  sederhana adalah pengambilan sampel yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Teknik random sampling  sederhana akan memberikan data perkiraan yang
dapat mewakili populasi (representatif) jika populasinya relatif homogen.
Teknik random sampling  sederhana dipilih apabila syarat-syarat berikut
terpenuhi :

 Sampling frame (kerangka sampel) tersedia


 Populasi homogen
 Keadaan populasi tidak tersebar secara geografis
Cara pengambilan sampel dengan teknik random sampling  sederhana dapat
dilakukan dengan undian, acak sistematis maupun tabel bilangan random.
Berikut adalah langkah-langkah teknik random sampling  sederhana
menggunakan sistem undian :

 Mendaftarkan setiap anggota populasi beserta nomor urutnya.

 Nomor setiap anggota populasi ditulis pada sepotong kertas kecil


kemudian digulung. Dengan demikian, terdapat gulungan kertas yang
jumlahnya sama dengan jumlah anggota populasi.

 Seluruh gulungan kertas dikocok. Lalu ditarik satu per satu sebagai
anggota sampel sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan. Penarikan
dapat dilakukan dengan pengembalian atau tanpa pengembalian.
 Stratified Random Sampling
Stratified random sampling digunakan apabila populasi tidak homogen dan
berstrata. Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada tiap-tiap strata.
Strata dibentuk berdasarkan karakteristik yang diyakini akan berpengaruh
terhadap variabel yang akan diteliti.

Salah satu contoh teknik sampling  ini yaitu peneliti ingin mengetahui


insidensi penyakit jantung koroner di suatu daerah. Dari penelitian terdahulu,
diketahui bahwa insidensi penyakit jantung koroner pada usia muda lebih
sedikit daripada usia dewasa. Untuk mendapatkan sampel yang
representatif, maka populasi dibagi ke dalam strata menurut kelompok
umur. Misalkan dibentuk strata 1 (usia <15 tahun), strata 2 (usia 15-44
tahun), strata 3 (usia 45-64 tahun) dan strata 4 (usia >64 tahun).
Selanjutnya dari masing-masing strata diambil sampel secara acak.
Pengambilan sampel pada setiap strata dapat dilakukan secara proporsional
maupun tidak.

 Cluster Sampling
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, tetapi
terdiri dari kelompok-kelompok individu atau klaster. Berbeda
dengan stratified random sampling yang setiap stratanya memiliki anggota
yang relatif homogen, kelompok pada cluster sampling  memiliki anggota
yang bersifat heterogen.

Contoh teknik sampling  ini adalah seorang peneliti ingin mengetahui rata-


rata pengeluaran pembelian barang konsumsi tertentu per rumah tangga di
suatu kota besar. Peneliti memilih cluster sampling dengan blok sebagai
klasternya, dengan alasan tidak terdapat daftar alamat rumah tangga. Kota
tersebut dibagi menjadi 50 blok. Kemudian dipilih 10 blok secara acak
sebagai sampel dan dilakukan wawancara untuk mengetahui banyaknya
pengeluaran bulanan untuk pembelian barang konsumsi tersebut.

Dalam cluster sampling, elemen dalam kelompok yang terpilih sebagai


sampel diteliti satu per satu secara menyeluruh. Jika elemen dalam
kelompok terpilih sebagai sampel tidak diteliti secara menyeluruh, tetapi
diambil sampel saja, maka pengambilan sampel dengan teknik tersebut
disebut two stage sampling.

Non Probability Sampling


Non Probability Sampling  adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi tidak memiliki peluang
yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Berbeda dengan
teknik sampling  sebelumnya, teknik non probability sampling  lebih
bergantung pada kemampuan dan batasan peneliti dalam mengambil
sampel. Macam-macam teknik sampling  ini meliputi :

 Quota Sampling
Quota sampling  adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu sampai dengan jumlah (kuota) yang diinginkan.
Salah satu contoh teknik sampling  ini adalah seorang peneliti ingin
mengetahui pendapat mahasiswa terhadap suatu isu. Jumlah sampel yang
ditentukan adalah 100 orang. Apabila pengumpulan data belum didasarkan
pada 100 mahasiswa tersebut maka penelitian dipandang belum selesai
karena belum memenuhi kuota yang diinginkan.

 Accidental Sampling
Teknik sampling  ini adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan. Ini berarti siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel dengan catatan orang yang
kebetulan ditemui itu dipandang cocok sebagai sumber data.

Contoh teknik sampling ini yaitu seorang peneliti ingin mengetahui kepuasan


pelanggan terhadap pelayanan Supermarket C. Sampel ditentukan
berdasarkan ciri-ciri usia di atas 14 tahun dan baru pertama kali
mengunjungi supermarket tersebut. Jadi, siapa saja yang sesuai dengan ciri-
ciri tersebut dan kebetulan bertemu dengan peneliti di Supermarket C maka
dapat dijadikan sebagai sampel.

 Purposive/Judgmental Sampling
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada
kriteria yang dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Anggota populasi yang
dijadikan sampel adalah anggota populasi yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, supaya tidak menjadi subjektif, peneliti harus
mempunyai latar belakang pengetahuan terkait kriteria sampel yang diambil
agar tujuan penelitian dapat tercapai. Teknik sampling  ini cocok digunakan
untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan
generalisasi.

Salah satu contoh teknik sampling  ini adalah seorang peneliti ingin meneliti
efek samping jangka panjang yang terjadi akibat bekerja sebagai buruh di
pabrik asbes. Peneliti menentukan kriteria bahwa orang yang dijadikan
sampel adalah orang yang bekerja sebagai buruh pabrik asbes selama 20
tahun atau lebih. Dengan demikian apabila anggota populasi memenuhi
kriteria tersebut, maka ia dapat dijadikan sebagai sampel.
 Saturation Sampling/Sampling Jenuh
Sampling jenuh merupakan teknik pengambilan sampel di mana semua
anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Teknik ini biasa digunakan jika
populasinya relatif kecil atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang kecil. Sampling  jenuh disebut juga sebagai sensus yang
menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel.

Sebagai contoh, misalkan peneliti ingin mengetahui kinerja guru dari SD X.


Karena jumlah guru di sekolah tersebut sebanyak 32 guru, maka peneliti
mengambil keseluruhan anggota populasi (semua guru di sekolah tersebut)
untuk dijadikan sampel.

 Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mengidentifikasi,
memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan
yang terus menerus. Teknik ini disebut sebagai snowball karena jumlahnya
sedikit di awal namun semakin lama semakin membesar seperti bola salju
yang menggelinding.

Dengan teknik snowball sampling, identifikasi awal dimulai dari seseorang


atau kasus yang masuk dalam kriteria penelitian. Lalu berdasarkan
hubungan keterkaitan langsung maupun tidak langsung dalam suatu
jaringan, dapat ditemukan responden (sampel) berikutnya. Demikian
seterusnya sampai diperoleh informasi yang cukup dan jumlah sampel yang
memadai dan akurat untuk dianalisis.

Anda mungkin juga menyukai