Anda di halaman 1dari 5

zulfam90

PELAKSANAAN ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


zulfamidwifery zulfamidwifery
6 tahun yang lalu
PELAKSANAAN ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

A. Pengertian
Etika berasal dari Bahasa Yunani dari kata Ethos yang berarti kebiasaan atau tingkah laku. Dalam
Bahasa Inggris disebut Ethis yang mempunyai pengertian tingkah laku atau perilaku manusia yang
baik, yakni tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada
umumnya (IBI,2006).
Etika dalam sejarah Yunani adalah tentang apa yang sebenarnya baik/ dikehendaki oleh manusia
dan apa yang buruk yang harus dihindari. Segala hal yang secara sadar dipilih atau tidak dipilih
untuk mencapai tujuan tersembunyi baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain (Aristotelian).
Etika sebagai kajian tentang sesuatu yang dapat dijadikan rujukan (reference) bagi seseorang atau
sekelompok orang untuk bertindak, serta dijadikan sebagai ukuran perilaku (performance index)
dan sistem kontrol (Martin, 1993).
Etika membahas baik-buruk dan benar tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia, serta
sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Etika tidak mempersoalkan siapa manusia,
tetapi bagaimana seharusnya manusia berbuat (Sokrates, 470-399 SM).
Etika adalah: a) studi dan filosofis tentang pedoman bagi manusia dengan menekankan pada
pertimbangan benar dan salah. b) studi tentang pedoman yang baik, karakter dan motif. c) cabang
filsafat yang mengkaji norma-norma atau nilai-nilai (Potter dan Perry, 1993).
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan
berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak
dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya (Sujiyatini,2011).

B. Jenis – Jenis Etika


1. Etika Deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku manusia
ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma
etis yang dianut oleh masyarakat.
2. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik-buruk tindakan manusia, yang biasanya
dikelompokkan menjadi:
a. Etika umum, yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia untuk
bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
b. Etika khusus, terdiri dari:
1) Etika sosial, menekankan tanggung jawab sosial dan hubungan antar sesama manusia dalam
aktivitasnya,
2) Etika individu, lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi,
3) Etika terapan, adalah etika yang diterapkan pada profesi (Sujiyatini,2011).

C. Etika Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari pelayanan kesehatan secara
umum. Pelayanan kebidanan tergantung kepada sikap dan kondisi sosial ekonomi masyarakat
dimana bidan bekerja.
Indikator kemajuan sosial ekonomi dalam pelayanan kebidanan adalah:
1. Perbaikan status gizi ibu dan bayi
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
4. Menurunnya angka kematian neonatal
5. Cakupan penanganan resiko tinggi
6. Meningkatnya cakupan pemeriksaan antenatal
Dengan meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat akan mempengaruhi pemanfaatan
pertolongan persalinan dengan pilihan utama bidan sebagai penolong persalinan. Bidan sebagai
pemberi pelayanan kebidanan dan keluarga berencana serta pelayanan kesehatan pada masyarakat
luas harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan dan tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan kebidanan. Di samping itu keadilan dalam memberikan pelayanan juga merupakan
aspek pokok dalam pelayanan bidan di Indonesia. Pelayanan yang adil bagi masyarakat diawali
dengan pemenuhan kebutuhan yang sesuai bagi klien, keberadaan sumber daya kebidanan yang
selalu siap untuk melayani dan diimbangi dengan penelitian untuk meningkatkan atau
mengembangkan pelayanan serta akses yang mudah ke tempat pelayanan.
Pelayanan kebidanan diberikan secara komprehenshif dengan memperhatikan aspek bio, psiko,
sosio, kultural yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat dengan tujuan untuk
kehidupan dan kelangsungan pelayanan. Untuk dapat memenuhi tuntutan ini maka diperlukan
provider yang memiliki ciri sebagai berikut:
1. Semangat untuk melayani
2. Simpati
3. Empati
4. Tulus ikhlas
5. Memberikan kepuasan
Disamping itu bidan juga harus memperhatikan rasa aman, kenyamanan, privacy, alami dan tepat.
Agar dapat memberikan pelayanan yang baik maka bidan harus memiliki metode pelayanan yang
sistematis, terarah, terukur yang disebut dengan manajemen kebidanan yang diawali dengan
mengumpulkan data atau pengkajian, interpretasi data, identifikasi masalah potensial atau
antisipasi tindakan segera baik secara mandiri, kolaborasi atau rujukan, selanjutnya membuat
rencana tindakan, melaksanakan tindakan serta evaluasi yang berkesinambungan terhadap
keberhasilan pelayanan yang telah diberikan.
Manajemen kebidanan merupakan hal yang memiliki keterkaitan, oleh sebab itu seluruh rangkaian
kegiatan harus terdokumentasi dengan baik sebagai aspek legal dan informasi dalam asuhan
kebidanan. Dokumentasi yang telah dibuat juga memiki kegunaan sebagai berikut:
1. Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk mendukung ilmu pengetahuan
2. Merupakan alat untuk membuat keputusan, perencanaan dan sebagai kontrol terhadap suatu
masalah
3. Sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan terpelihara dengan baik.
Dokumentasi bersifat tertutup dsan terbuka. Tertutup apabila didalamnya terdapat rahasia yang
tidak boleh diperlihatkan, diungkapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat. Bersifat terbuka
artinya dokumentasi selalu berinteraksi dengan lingkungan untuk menerima dan menyimpan
informasi. Format dokumentasi kebidanan telah dirancang sesuai dengan jenis pelayanan yang
diberikan oleh bidan disemua tempat pelayana kebidanan baik rumah sakit, puskesmas maupun
bidan praktik swasta.

D. Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan budaya yang unik. Setiap institusi
pelayanan memiliki norma sendiri dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari beberapa
praktisi atau profesi kesehatan. Walaupun demikian subjek pelayanan hanya satu, yaitu manusia
dan individu. Sehingga setiap individu harus jelas batas wewenangnya. Area kewenangan bidan
tertuang dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan.
Mengenai kejelasan peran bidan diatur dalam standar praktik kebidanan dan standar pelayanan
kebidanan.
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi
karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan
adalah proses dari berbagai dimensi. Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu
dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu
sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada
neonatal, dan pengakhiran kehamilan. Mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan
dirumah, kelahiran seksio sesaria dan sebagainya.
Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang profesional dan akuntabilitas
serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga
perkembangan praktik berdasarkan evidense based. Sehingga disini berbagai dimensi etik dan
bagaimana pendekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami (Heni
Puji,2008).
1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah merundingkan dengan suami dan telah
menetapkan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk memilih
kontrasepsi, merupakan hak klien dan berada diluar kompetensi bidan. Jika klien belum
mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien tentang kontrasepsi, maka menjadi
kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien,
dengan memberikan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi dan beberapa alternatif
sehingga klien dapat memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya.
Untuk menjadi konselor yang baik maka bidan harus memiliki karakter sebagai berikut:
a. Adanya minat untuk menolong orang lain
b. Mampu untuk empati
c. Mampu untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif
d. Mempunyai daya pengamatan yang tajam
e. Terbuka terhadap pendapat orang lain
f. Mampu mengenali hambatan psikologis, sosial, budaya.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam konseling adalah:
a. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya
b. Mengenali permasalahan yang dihadapi oleh klien
c. Memberikan penjelasan disertai petunjuk alat-alat kontrasepsi
d. Membantu klien untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya sendiri.
2. Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa bidan seharusnya meningkatkan
pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan dan dari
riset kebidanan. Riset dan diseminasinya menjadi tanggung jawab bidan. Tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan kebidanan makin tinggi karena semakin majunya jaman, dan kita
memasuki era globalisasi, dimana akses informasi bagi masyarakat juga semakin meningkat.
Beberapa waktu yang lalu praktik kebidanan masih banyak berdasarkan kebiasaan. Tetapi
sekarang dituntut praktik profesional berdasarkan evidence based atau hasil penelitian. Bidan
mungkin banyak terlibat dalam penelitian baik sebagai subjek maupun objek penelitian. Sehingga
bidan perlu tahu mengenai etika penelitian, demi kepentingan melindungi pasien, institusi tempat
praktik dan diri sendiri. Bidan wajib mendukung penelitian yang bertujuan memajukan ilmu
pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap untuk mengadakan penelitian dan siap untuk
memberikan pelayanan berdasarkan hasil penelitian.
Jika penelitian yang dilakukan menggunakan manusia sebagai objek maka semua peneliti harus
mamatuhi kesepakatan yang telah dibuat secara universal pada tahun 1964 yang dikenal dengan
Deklarasi Helsinki, yaitu:
a. Bermanfaat bagi umat manusia
b. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan oleh pengetahuan yang cukup dari
dukungan keputusan ilmiah.
c. Tidak membahayakan objek (manusia) penelitian itu (diatas kepentingan lain)
d. Tidak merugikan atau menjadi beban baik waktu, materi maupun secara emosi atau psikologis
e. Harus selalu dibandingkan ratio untung rugi dan resiko, maka penelitian tidak boleh ada faktor
eksploitasi atau merugikan nama baik objek penelitian

Syarat-syarat penelitian:
a. Suka rela / Voluntary
Penelitian harus bersifat suka rela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan baik langsung
maupun tidak langsung atau adanya unsur ingin menyenangkan atau ketergantungan baik
financial, hubungan tidak setara seperti bawahan-atasan.
b. Informed Consent
Dalam penelitian, peneliti wajib memberikan informasi yang menyangkut objek/orang yang akan
diteliti juga wajib mendapatkan azin dari objek yang diteliti. Informed consent artinya persetujuan
setelah mendapat penjelasan tentang maksud, cara pelaksanaan, dan efek dari penelitian tersebut.
Informasi yang diberikan harus diyakini bahwa informasi tersebut telah difahami oleh objek
penelitian sehingga objek penelitian mengetahui tentang apa yang akan diteliti, siapa yang akan
melakukan dan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan, siapa yang mebiayai penelitian
tersebut, mengapa penelitian dilakukan, apa untung rugi serta konsekuensi dan bagaimana hasil
penelitian akan disebarluaskan.
c. Anonimitas dan Kerahasiaan
Peneliti tidak boleh membuka identitas objek penelitian baik individu maupun kelompok atau
institusi. Jaminan kerahasiaan akan memberikan rasa aman dan akan meningkatkan keabsahan
data yang diberikan karena terbebas dari rasa malu dan rasa takut.
d. Privacy
Keleluasaan diri/privacy dalam hal rasa hormat, harga diri, praktek budaya dan tidak mengganggu
ketenangan hidup merupakan hal penting dalam penelitian.
e. Kelompok rawan/rentan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah wanita hamil, janin, bayi, anak kecil, orang tua, orang
sakit berat, sakit mental, orang cacat serta yang tidak kompeten untuk membuta keputusan
termasuk orang minoritas dalam suatu masyarakat, untuk penelitian masalah etik harus benar-
benar diperhatikan sehingga tidak melanggar hak objek penelitian.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah:
a. Masalah sensitif
Informasi yang dicari oleh peneliti bisa sangat sensitif dan sangat pribadi, dapat menyangkut
perilaku yang menyimpang dari norma masyarakat dan hukum dan ingi dirahasiakan oleh yang
bersangkutan, seperti: penderita AIDS/HIV positif, penyakit menular seksual dan kekerasan dalam
rumah tangga. Penelitian beresiko untuk mebuka rahasia dari objek penelitian maka informed
consent sangat diperlukan.
b. Keahlian peneliti
Penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh ada unsur coba-coba, diperlukan dasar
keilmuan yang kuat dan dilakukan oleh orang yang kompeten dan diakui secara akademik dan
didukung oleh prinsip ilmiah serta kepustakaan ilmiah yang adekuat.
c. Pemakaian rekam medik
Penelitian yang memerlukan catatan/ rekam medik maka harus seizin oleh pihak terkait seperti
pimpinan rumah sakit.

Share this:
Kategori: Uncategorized
Berikan Komentar
zulfam90
Kembali ke atas

Anda mungkin juga menyukai